TENTANG
BTP tidak dimaksudkan untuk dikonsumsi secara langsung dan/atau tidak diperlakukan
sebagai bahan baku pangan.
BTP dapat mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang sengaja ditambahkan ke dalam pangan untuk
tujuan teknologis pada pembuatan, pengolahan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, penyimpanan
dan/atau pengangkutan pangan untuk menghasilkan atau diharapkan menghasilkan suatu komponen atau
mempengaruhi sifat pangan tersebut, baik secara langsung atau tidak langsung.
BTP tidak termasuk cemaran atau bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk
mempertahankan atau meningkatkan nilai gizi.
PADA DASARNYA
Bahan tambahan pangan
ADALAH SEMUA BAHAN YANG
SENGAJA DITAMBAHKAN DAN
BUKAN
BAGIAN DARI BAHAN MAKANAN
YANG DIOLAH
BTP YANG DIGUNAKAN DALAM PANGAN TERDIRI ATAS BEBERAPA
GOLONGAN SEBAGAI BERIKUT:
Antibuih (Antifoaming agent) Pengembang (Raising agent);
Antikempal (Anticaking agent) Pengemulsi (Emulsifier);
Antioksidan (Antioxidant) Pengental (Thickener);
Bahan pengkarbonasi (Carbonating agent) Pengeras (Firming agent);
Garam pengemulsi (Emulsifying salt) Penguat rasa (Flavour enhancer);
Gas untuk kemasan (Packaging gas) Peningkat volume (Bulking agent);
Humektan (Humectant) Penstabil (Stabilizer);
Pelapis (Glazing agent) Peretensi warna (Colour retention agent);
Pemanis (Sweetener) Perisa (Flavouring);
Pembawa (Carrier) Perlakuan tepung (Flour treatment agent);
Pembentuk gel (Gelling agent) Pewarna (Colour);
Pembuih (Foaming agent); Propelan (Propellant); dan
Pengatur keasaman (Acidity regulator) Sekuestran (Sequestrant).
Pengawet (Preservative)
PENGAWET
PENGAWET (PRESERVATIVE) ADALAH BAHAN TAMBAHAN
PANGAN UNTUK MENCEGAH ATAU MENGHAMBAT
FERMENTASI, PENGASAMAN, PENGURAIAN, DAN
PERUSAKAN LAINNYA TERHADAP PANGAN YANG DISEBABKAN
OLEH MIKROORGANISME.
MACAM PENGAWET YANG DIIJINKAN
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2013
Asam benzoat dan garamnya digunakan untuk menghambat khamir dan bakteri,
tetapi tidak efektif untuk jamur.
Kelarutan dalam bentuk garamnya lebih besar, sehingga digunakan dalam bentuk
garam natrium benzoat.
Bila pH sitoplasma mikroba menjadi asam atau basa, maka akan terjadi
gangguan pada organ-organ sel sehingga metabolisme terhambat dan
akhirnya sel mati
Penentuan asam benzoat secara kuantitatif dapat
dilakukan secara spektrofotometri dan titrasi.
Acidify the food product with HCl (1:3) and extract with diethyl ether.
(dalam cawan porselin)
Evaporate the solvent on a hot water bath removing last traces of solvent
under a current of air.
Dissolve the residue in few ml of hot water and add few drops of 0.5% ferric
chloride solution FeCl3
Salmon colour precipitate ( Endapan Merah jingga) of ferric benzoate
indicates the presence of benzoic acid.
B. Modified Mohler’s Test
Cairan dari residu yang diperoleh sebagaimana diberikan dengan metode ‘A’ tambahkan satu atau dua tetes larutan NaOH
10% dan menguap sampai kering.
Untuk residu tambahkan 5-10 tetes H2SO4 dan kristal kecil potasium nitrat (KNO3). Panaskan selama 10 menit dalam mandi
gliserol pada 120 - 130 º C. Dingin, tambahkan 1 ml air dan buat jelas ammonical.
Panaskan larutan untuk menguraikan setiap amonium nitrit (NH4NO2) yang terbentuk.
Dinginkan dan tambahkan setetes larutan amonium sulfida segar ((NH4) 2S].
Larutan sulfida dapat dibuat dengan melewatkan H2S dalam 1 mL amonia. Hidari lapisannya bercampur. Cincin coklat merah
menunjukkan asam benzoat.
Pada pencampuran, warna berdifusi di seluruh cairan dan pemanasan akhirnya berubah menjadi kuning kehijauan.
Perubahan ini membedakan asam benzoat dari asam cinnamic asam salisilat.
Asam salisilat dan asam cinnamic membentuk senyawa berwarna yang dihancurkan pada pemanasan
Quantitative Methods:
(A) Titrimetric Method:
Principle:
Asam benzoat dipisahkan dari sampel dengan cara menjenuhkan dg NaCl dan
diasamkan dengan HCl encer dan diekstraksi dengan kloroform.
Lapisan kloroform dibuat bebas asam dan pelarut dihilangkan dengan cara
penguapan.
Residu dilarutkan dalam alkohol netral dan jumlah asam benzoat ditentukan
dengan dititrasi dengan alkali standar.
Reagents:
(i) Chloroform-distilled
(ii) HCl (1+3)
(iii) Sodium hydroxide (10%)
(iv) Standard NaOH solution (0.05N)
(v) Saturated Sodium Chloride solution.
PREPARATION OF SAMPLE:
(A) Beverages and liquid products:
Campur sampel secara homogen dan timbang 100 gram sampel dan masukkan
ke dalam 250 labu ukur, menggunakan larutan NaCl jenuh.
Buat larutan menjadi bsaa dengan larutan NaOH 10% dan buat volume hingga
larutan menjadi jenuh dengan NaCl.
Tambahkan 15 gram garam hingga 150 gram sampel yang ditimbang dengan seksama
dan pindahkan ke dalam labu ukur.
Bilas dengan larutan NaCl jenuh, tambahkan 15 gram NaCl serbuk dan tambahkan 10
ml larutan NaOH 10% dan buat volume hingga dengan jenuh dengan larutan NaCl.
Ekstrak encer ditotolkan pada plat TLC. Penampak noda menggunakan reagen U.V atau reagen
Denige (HgO 5gr dan asam sulfat 20 ml dan di tambahkan dengan aquades samapai 100ml.)
ALAT TLC
Silica gel G
2% solutions in diethyl ether (methyl, ethyl or propyl hydroxy benzoates and the free acid).
Denige's reagent: Mix 5 gm of yellow mercuric oxide with 40 ml water, cool in ice-salt and very slowly
add freezing cold H2SO4 (20 ml) with stirring. Add another 40 ml of water.
sebanyak 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, dan 5 ml larutan baku benzoate dengan konsentrasi 2mg/ml (dibuat dengan
melarutkan 200 mg natrium benzoate dalam 100 ml air) diambil lalu masing-masing dimasukkan ke dalam 5
labu ukur 100 ml dan ditambahkan dengan air sampai tanda batas.
Sebanyak 5 ml masing - masing aliquot dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml lalu ditambahkan 0,4 ml HCL
(1:1) dan petroleum eter sampai tanda batas.
Selanjutnya larutan dimasukkan dalam kuvet dan dilakukan scanning (perekaman) pada panjang gelombang
200-300 nm.
Asam benzoate dan asam sorbat diisolasi dari makanan dengan mengekstraknya menggunakan
eter dan dipartisi dengan larutan NaOH dan diklorometan.
Asam-asam ini diubah menjadi ester trimetilsilil (TMS) lalu ditetapkan kadarnya dengan
kromatografi gas.
Larutan baku internal disiapkan melarutkan 250 mg asam fenilasetat dan 250 mg asam kaproat
ke dalam 100 ml larutan KOH 3%.
(Ref:- A.O.A.C 17th edn, 2000 Official Method 975.32 Sulphurous Acid in
Food Qualitative Test)
Analisa Kuantitatif Dengan Metode DNTB
(5,5′-Dithiobis-2-nitro-benzoate)
Tiap sampel makanan ditimbang secara seksama (untuk padatan) atau dipipet (untuk sampel
cairan) lalu dimasukkan ke gelas beaker yang mana sebanyak 30mL air ditambahkan.
Campuran digojog dan diultrasonik selama 15 menit sebelum disaring melalui penyaring
membran 0,45 µm.
Filtrat diencerkan sampai 100 mL dengan air dan diukur sesuai dengan prosedur berikut.
Larutan DNTB disiapkan dengan melarutkan 0,060 g 5,5’-di tio bis (asam 2-aminobenzoat) dalam
10 mL etanol dan mengencerkannya sampai 100mL dengan Lar. bufer fosfat (PBS pH 7,2)
Analisis sulfit dengan metode DTNB:
Sejumlah tertentu larutan kerja sulfit atau larutan sampel
diletakkan dalam labu takar 10 mL dan diencerkan dengan
air sampai kurang lebih 8 mL,
Natrium dan garam kalium nitrat dan nitrit ditambahkan terutama untuk
mengawetkan daging dan produk daging seperti daging yang disimpan dan
acar daging.
Analisis sampel:
Labu piala dibilas dengan air panas lalu ditambahkan ke dalam labu takar.
Larutan selanjutnya ditambah dengan air bebas nitrit panas sampai volumenya
±300mL lalu memanaskannya diatas penangas air 80oC selama 2 jam sambil
sesekali digoyang.
LANJUTAN
Larutan selanjutnya ditambah dengan 5 mL HgCl2 jenuh, digoyangkan pada suhu
kamar, diencerkan sampai tanda batas, dikocok dan disaring.
Sejumlah larutan hasil penyaringan dipipet lalu dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL,
ditambah 2 mL pereaksi Griess, dan diencerkan dengan air bebas nitrit sampai tanda
batas.
Larutan di baca absorbansinya pada panjang gelombang 520nm terhadap blangko yang
terdiri atas air bebas nitrit dan pereaksi Griess (contains 0.2% naphthylethylenediamine
dihydrochloride, and 2% sulphanilamide in 5% phosphoric acid.
DAMPAK BAHAN PENGAWET BAGI KESEHATAN
Penderita asma dan urticaria sangat sensitif terhadap asam benzoat, jika
dikonsumsi dalam jumlah besar akan mengiritasi lambung.
DAMPAK BAHAN PENGAWET BAGI KESEHATAN
Asam sorbat dan garamnya
Kondisi yang ekstrim (suhu dan konsentrasi sorbat tinggi) asam sorbat
dapat bereaksi dengan nitrit membentuk produk mutagen yang tidak
terdeteksi di bawah kondisi normal penggunaan, bahkan dalam curing
asinan.
Sulfur Dioksida
Bahan pengawet ini juga banyak ditambahkan pada sari buah, buah
kering, kacang kering, sirup dan acar. Meski bermanfaat, penambahan
bahan pengawet tersebut beresiko menyebabkan luka pada lambung,
mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi
Bahan Pengawet Alami
Pengawet alami berarti bahan yang dapat mengawetkan bahan
makanan yang telah diolah, sehingga bahan makanan tersebut dapat
lebih tahan lama. Umumnya, pengawetan bahan-bahan makanan
dengan bahan pengawet alami dilakukan dengan tiga cara antara lain :
Pemanasan Pendinginan
Siklamat
Siklamat telah dilarang
penggunaannya oleh Pemerintah AS
sejak 1970, karena menurut
Siklamat penelitian, siklamat dapat
meyebabkan kanker.
Bahan Pemanis Buatan
Pemanis dibedakan menjadi PEMANIS
NUTRITIF
Artinya mengandung bahan kimia organik
KARBOHIDRAT yang mengandung nutrisi dan
menghasilkan KALORI
Contoh ??
Achmad Toto Poernomo - 2013
Bahan Pemanis Buatan
Contoh
Pemanis NUTRITIF adalah GULA (dari TEBU),
EKSTRAK BIT (dari Beta vulgaris)
Pemanis ini adalah ALAMI mempunyai kalori 0 –
20 %
MISALNYA :
Yang alami : pada tanaman STEVIA
Yang sintetik :
SAKARIN (OBAT GULA) kemanisannya 200-700 kali GULA
DAN SIKLAMAT kemanisannya 30 kali GULA
Achmad Toto Poernomo - 2013
SAKARIN
• Sakarin (orto-benzoat sulfamida atau C6 H4 COSO2NH)
ditemukan secara tidak sengaja oleh Remsen dan Fahlberg di
Univeristas Jhons Hopkins pada tahun 1879.
• Pemanis ini adalah yang paling awal ada di pasaran. Nilai
konsumsi harian yang diperbolehkan FAO (BPOMnya Amerika)
adalah antara 0 dan 5 mg/kg BB tiap hari.
• Kemanisan sacharin fsac,g(10) sebesar 450.
• Pemanis ini telah digunakan di 90 negara.
Qualitative methods:
Preparation of the test sample (EXTRACTION)
(Ref:- A.O.A.C 17th edn, 2000 Official Method 941.10 Saccharin in Food / Manual Methods of Analysis for
Adulterants and Contaminants in Foods, I.C.M.R 1990, Page 47):
(a) Non-alcoholic beverages:
• Add 3 ml HCl to about 25 ml of the sample in a separator. (Labu
pemisah)
• If vanillin is present remove it by extraction with several
portions of petroleum ether.
• Discard petroleum ether.
• Extract with 50, 25 and 25 ml portions of diethyl ether +
petroleum ether (1+1) and wash combined extracts with 5 ml
water and remove the solvent by evaporation.
(b) Semi-solid preparations:
Principle:
• Saccharin is extracted from a known quantity of acidified sample
with diethyl ether/ethanol.
• The solvent is removed and the residue is digested with HCl and
made to a known volume.
• An aliquot is treated with Nessler’s reagent K2HgI4 and the
absorbance of the coloured product is measured at 425 nm.
Procedure:
Note :- SO2 interferes with test. Verify its absence by qualitative test.
(B)Thin Layer chromatography Method for Beverages
Principle
• The beverage is extracted with ethyl acetate, the concentrated extract
subjected to TLC on silica gel and the spots visualized.
• Saccharin, cyclamate, 5 – nitro- 2 propoxyaniline ( P – 4000) and dulcin are
detected
Apparatus & Reagents
TLC Apparatus & UV lamp (short wave – 254nm)
Prepare solutions fresh on day of use
Developing solvent – n- butanol – alcohol – NH4OH – H2O ( 40 + 4 +1 + 9, by
volume ) & Chromogenic agents – :
• Bromine in CCl4, 5 % by volume
• 0.25 % fluoresein in dimethyl formamide – alcohol (1+ 1)
• 2 % N – 1 – Napthyl- ethylenediamine- 2 HCl in alcohol )
Analisis
Antioksidan
Definisi
Umum
Khusus
Metode Kuantitatif
• Metode ORAC (Oxygen Radical Absorbance
Capacity)
• Iodimetri dan iodometri
Uji Warna
• Merupakan suatu metode kualitatif
untuk menentukan keberadaan
suatu antioksidan dengan
mereaksikan suatu sampel dengan
reaktan tertentu sehingga
menunjukkan sifat fisik berupa
perubahan warna tertentu sebagai
indikator.
Uji Warna Pada Asam askorbat (Vitamin C)
• Asam Askorbat + Perak nitrat
(amoniakal ) 🡪 Hitam
• Asam Askorbat + Pereaksi
Benedict 🡪 Merah
• Asam Askorbat + Larutan Iodium
(coklat – ungu ) 🡪 Warna Hilang
(bening)
Spektroskopi IR (Infra Red)
• Merupakan metode analisis suatu
gugus fungsi dari suatu senyawa
berdasarkan serapannya terhadap sinar
infra merah yang diberikan.
• Cara kerja alat ini adalah dengan
mengukur serapan infra merah pada
suatu gugus fungsi, dimana tiap gugus
fungsi mempunyai daerah serapan yang
berbeda-beda.
Data Daerah Resapan IR
• Dari data tersebut kita dapat
mengdentifikasi gugus fungsi
yang terdapat dalam suatu
senyawa yang diuji.
Struktur Antioksidan
Metode ORAC
• Digunakan untuk menganalisis
kandungan suatu senyawa antioksidan
dari suatu benda, misalnya makanan.
• Pada metode ORAC, digunakan
fluorescent sebagai bahan uji selain
sampel yang digunakan.
• Metode ini menggunakan mesin azo-
intitiator, suatu alat yang berfungsi
untuk membuat radikal bebas, peroxyl.
• Fluorescent ditembakkan dengan peroxyl,
lalu dihitung intensitasnya selama selang
waktu tertentu.
• Lalu dibuatlah kurva intensitas vs waktu
( baik ataupun tanpa antioksidan), sehingga
kita dapat menghitung luasan daerah
diatara kedua kurva tersebut.
• Kadar antioksidan ditentukan dengan
standar TE, trolox equivalent, dengan trolox
sebagai standarnya.
• Perhitungan nilai ORAC dilakuakn
dengan rumus berikut:
• ORAC value (µM) = 20k (SSample -
SBlank) / (STrolox - SBlank)
• Dimana S merupakan daerah
dibawah kurva dan k adalah
konstanta peluruhan fluoescent.
Kelebihan ORAC dan
Kekurangannya
• ORAC merupakan metode yang sangat
akurat, karena metode menggunakan
pengukuran fluorescent, ehinga ketelitian
dari metode ini pn semakin baik
• Efisien
• Kekurangannya metode ini hanya
menunjukkan aktivitas teradap radikal
bebas tertentu, seperti peroxyl, serta
metode ini tidak dapat mnentukan sampel
yang teah rusak, entah apapun sebabnya.
Iodimetri
• Merupakan metode titrasi langsung
• Metode kuantitatif karena berdasarkan jumlah I2
yang dihasilkan antara sampel dengan ion iodida
• Perbedaan dengan iodometri
– Iodometri titrasi tidak langsung
– Iod yang dibebaskan dalam reaksi
kimia
Cont`d
• Dalam proses analitik, iodium digunakan sebagai pereaksi
oksidasi (iodimetri) dan ion iodida digunakan sebagai pereaksi
reduksi (iodometri).
• Ada beberapa zat merupakan pereaksi reduksi yang cukup kuat
untuk dititrasi secara langsung dengan iodium. Maka jumlah
penentuan iodimetrik adalah sedikit. Akan tetapi banyak pereaksi
oksidasi cukup kuat untuk bereaksi sempurna dengan ion iodida,
dan ada banyak penggunaan proses iodometrik.
Aplikasi Iodimetri
• Penetapan kadar vitamin C cara Iodimetri
• Dasar: Kadar vitamin C yang ditetapkan secara
iodimetri menggunakan iod sebagai penitar.
Vitamin C bersifat reduktor kuat akan
dioksidasikan oleh I2 dalam suasana asam dan I2
tereduksi menjadi ion iodide. Indikator yang
digunakan adalah kanji dengan titik akhir biru.
• Reaksi :
• Alat : Bahan :
a. Erlenmeyer Asah 250 ml a. Contoh Iberet Folic-
500
b. Gelas Ukur 100 ml b. H2SO4 10 %
c. Buret Scelbach 50 ml c. Larutan I2 0.05 M
d. Pipet Tetes d. Indikator Kanji
e. Statip e. Air Suling
f. Neraca Analitik
• Cara Kerja :
1) Ditimbang contoh sejumlah Y gram kedalam
Erlenmeyer asah.
2) Dilarutkan dengan air dan ditambahkan 25 ml
H2SO4 10 %.
3) Dititrasi dengan I2 0,05 M dengan indikator
kanji hingga titik akhir berwarna biru.
• Perhitungan :
Kadar Vit. C = Vp x Mp x BE Vit. C x 100
x Bobot rata –rata x 100%
TERIMA KASIH
Analytical methods for food additives
Roger Wood, Lucy Foster, Andrew Damant and Pauline Key