Anda di halaman 1dari 16

Percobaan ke-8

Tanggal percobaan

: Senin, 03 Mei 2016

Tanggal pengumpulan : Senin, 16 Mei 2016


PROTEIN DAN KARBOHIDRAT:
Isolasi Kasein dan Laktosa dari Susu
I.

Tujuan Percobaan
a. Menentukan isolasi kasein dari susu bubuk low fat dan menghitung % rendemennya.
b. Menentukan isolasi laktosa dari hasil isolasi kasein dan menghitung % rendemennya.
c. Mengidentifikasi gugus hidroksifenolik melalui uji Millon (Tyrosin)
d. Mengidentifikasi adanya asam amino dan protein yang mengandung gugus amina
bebas melalui uji nynhidrin.
e. Mengidentifikasi adanya belerang dalam asam amino melalui uji sulfur (sistein).
f. Mengidentifikasi adanya protein melalui uji biuret dan xanthoproteat.
g. Mengidentifikasi adanya karbohidrat pada sampel maltosa, sukrosa dan laktosa
melalui uji molisch, benedict dan uji barfoed.

II.

Prinsip Percobaan
Susu manusia maupun hewan mengandung vitamin, mineral, protein, karbohidrat
dan lemak. Kasein yang merupakan protein utama dalam susu keberadaanya dalam
bentuk kalsium kaseinat. Isolasi kasein dilakukan pada susu bubuk pada suasana asam.
Pada protein dilakukan beberapa uji,yaitu:
a. Uji Millon, dilakukan untuk mengetahui adanya gugus hidroksifenolik dari larutan
kasein yang direaksikan dengan reagen Millon agar terjadi perubahan warna.
b. Uji nynhidrin, dilakukan dengan membandungkan hasil larutan kasein dan larutan
glysin, yang keduanya direaksikan dengan larutan nynhidrin. Uji positif adalah terjadi
perubahan warna larutan menjadi biru atau ungu.
c. Uji sulfur, dilakukan pada larutan kasein yang direaksikan dengan timbal asetat dalam
suasana basa (NaOH), hasil psitif terbentuk endapan berwarna hitam timbal sulfide.
d. Uji biuret dilakukan dnegan mencampurkan kasein dan pereaksi CuSO 4 dalam
suasana basa kuat (NaOH).

e. Uji xanthoproteat dilakukan untuk menentukan adanya gugus benzene pada asam
amino, uji ini dilakukan dengan melarutkan kasein dalam larutan asam yang
kemudian dinetralkan dan pengamatan dilakukan pada keadaan sedikit basa.
Setelah lemak dan protein telah dihilangkan dari susu, maka karbohidrat
tertinggal dalam dadih dan terlarut dalam larutan. Karbohidrat utama dalam susu
adalah laktosa, dengan struktur kimia:

Untuk mengetahui adanya karbohidrat dalam susu, dilakukan uji sebagai berikut:
a. Uji molisch, dilakukan dengan menambahkan alfa-naftol pada larutan gula yang
diamati, uji positif menunjukan perubahan warna menjadi ungu pada larutan.
b. Uji benedict, untuk menunjukan adanya gula pereduksi pada karbohidrat setelah
direaksikan dengan CuSO4.
c. Uji barfoed mennetukan jenis karbohidrat yang direaksikan dengan reagen barfoed,
uji positif menghasilkan endapan tembaga (I) oksida.
III.

Sifat Fisika dan Kimia Bahan


Bahan
Susu

Sifat kimia
bubuk

tropikana slim low


fat
Asam

Sifat fisika
Serbuk berwarna putih, sedikit
lengket, berbau khas.

asetat Asam lemah, dapat bercampur Tidak berwarna, berbau khas, Td

(CH3COOH)
dengan, higroskopis.
= 118C, Tb = 16.7C
Kalsium karbonat Bahan aktif di dalam kapur Mr = 100.0860 g/mol, = 2.71
(CaCO3)

pertanian, terbentuk apabila ion g/cm3, serbuk putih halus, rasa


Ca dalam air keras bereaksi kekapuran, berbau.
dengan ion karbonat.

Dietileter
(C2H5O C2H5)

Sangan mudah terbakar, dapat Mr = 74.1216 g/mol, = 0.7134


dilarutkan dalam air, isomer g/ml,
butanol,

NaOH

digunakan

cairan

tidak

berwarna,

sebagai mudah menguap, berbau khas.

pelarut

biasa

dan

anestesi

umum.
Sangat

basa,

mudah

larut Berbau, padatan berwarna putih,

(dalam air, etanol), tidak larut Td = 1388C, Tl = 323C


Etanol

dalam eter
Mudah
menguap,
terbakar,

HCl

mudah Cairan tidak berwarna, = 0.7893

memiliki

gugus g/ml, Tl = -114.3C, Td = 78.32C.

fungsi -OH
pH asam, larut dalam air dan Cairan tidak berwarna, berbau
dietil eter, terdispersi pada dan menyengat, Mr = 36.49 g/mol, Td
dietil eter, bersifat korosif

CuSO4

= 100.5C, Tb = -62.25C.
Larutan berwarna biru, Mr =
159.62 g/mol, = 3,603 g/cm3
(anhidrat) Tl = 10C (4 H2O)

-naftol

Termasuk

dalam

150C (5 H2O)
golongan berwujud kristal padat berwarna

asam organik naftalein alcohol, putih, berbau seperti etanol,


sangat

mudah

larut

dalam

alkohol, mengiritasi mata &


saluran pernapasan.

IV.

Alat dan Bahan


Alat
Gelas kimia 250 ml
Pipet tetes
Batang pengaduk
Gelas kimia 500 ml
Gelas kimia 100 ml
Corong Buchner
Corong
Labu Erlenmeyer 125 ml

Jumlah
2 buah
15 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
2 buah

Bahan
Susu bubuk low fat
Asam Asetat 10%
CaCO3
n-heksana
Etanol 95%
NaOH 1M
NaOH 10%
Reagen Millon

Jumlah
25 gram
10 mL
5 gram
10 mL
5 mL
50 mL
50 mL
10 mL

Tabung reaksi
Burner
Kaki 3
Botol semprot 500 ml
Gelas ukur 10 ml
Kertas saring
Kertas lakmus universal

10 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Secukupnya
Secukupnya

Reagen Benedict
Reagen Barfoed
-naftol 1,5 M
Ninhidrin 0,1%
Pb-asetat 10%
HCl 10%
NaNO2 5%
Urea
CuSO4 2%
HNO3 pekat
H2SO4 pekat
Aquades
Karbon Aktif
Kertas Saring
Batu Didih

10 mL
10 mL
5 mL
5 mL
20 mL
50 mL
10 mL
1 gram
15 mL
25 mL
25 mL
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
3 buah

V. Prosedur Percobaan
A. Isolasi kasein dan Laktosa dari susu
1. Isolasi kasein
25 g susu bubuk tropikana slim low fat dimasukan kedalam gelas kimia 250 ml
(gelas kimia 1) untuk dilarutkan dengan 100 mL air hangat, pada larutan campuran
tersebut ditambah setetes demi setetes asam asetat 10% kemudian diaduk dengan
cepat agar larutan homogen. Ditambah kembali asam asetat sampai volume 2 ml yang
dilakukan didalam penangas air panas, terus dilakukan pengadukan sampai terbentuk
gumpalan. Gumpalan yang dilhasilkan dipindahkan ke gelas kimia yang lain (gelas
kimia 2).
Gumpalan yang telah dipisahkan kemudian disaring dengan corong Buchner,
padatan yang diperoleh (kasein) disimpan dalam gelas kimia 100 ml dan ditambah 5
ml larutan campuran (n-heksana : entanol = 1 :1) penambahan dilakukan dalam
suasana tidak boleh ada api, larutan kemudian diaduk beberapa menit selanjutnya
didekantasi. Pada larutan hasil dekantasi kemudian ditambah dengan 5 ml larutan nheksana, disaring dengan corong dan dicuci n-heksana. Selanjutnya kasein
dikeringkan dengan berlapis-lapis kertas isap, padatan yang diperoleh dibagi 2.
Bagian 1 dikeringkan dan ditimbang agar dapat dihitung persen rendemenya. Bagian

2 ditimbang kemudian ditambah 35 ml aquadest dan 0.5 nl NaOH 1M, ditutup


kemudian dikocok agar banyak kasein yang larut sehingga menjadi larutan kasein
yang akan digunakan pada uji protein.
2. Isolasi Laktosa
Cairan dalam gelas kimia 1 pada isolasi kasein ditambahkan CaCO 3 dengan
segera dan dipanaskan secara perlahan sambil diaduk teratur untuk menghindari
bumping kemudian disaring. Filtrate yang panas kemudian dipekatkan sampai dengan
V = 5 ml, selanjutnya ditambah dengan25 ml etanol 95% dan ditambah karbon aktif.
Larutan campuran dipanaskan kembali, ditambah 1 ml aquadest, lalu disaring.
Filtratyangdiperoleh dipanaskan dan selanjutnya didinginkan hingga terbentuk
Kristal. Sehingga dapat dihitung persen rendemennya.
B. Uji kimia proteindan asam amino
1. Uji Millon
1 ml larutan kasein hasil isolasi dimasukan kedalam tabung reaksi dan direaksikan
dengan 3 tetes reagen Millon, kemudian dipanaskan selama 5 menit terakhir
didinginkan. Untuk mendapatkan hasil uji, diamati perubahan warna yang terjadi.
2. Uji nynhidrin
Uji ini dilakukan dengan cara 1 ml larutan kasein dalam tabung reaksi dicampur
dengan 4 teteslarutan nynhidrin 0,1% dimasukan batu didih lalu dipanaskan. Diamati
perubahan warna larutan.
3. Uji Sulfur
1 ml kasein dimasukan kedalam tabung reaksi, ditambah 2 ml NaOH 10% dan 5
tetes

Pb-asetat

10%.

Larutan

kemudian

dikocok,

dipanaskan

dan

dididnginkan.diamati perubahan warna larutang yang terjadi.


4. Uji Biuret
0,5 gram urea dimasukkan dalam tabung reaksi dan dipanaskan perlahan. Dicatat
bau gas yang dihasilkan kemudian diuji dengan kertas lakmus. Kemudian didinginkan
dan dilarutukan dalam 3 mL aquades panas dan disaring. Filtrat yang dihasilkan
ditambah dengan 2 mL larutan NaOH 10% dan 2-3 tetes CuSO 4 2%. Diaduk dan
diamati hasilnya. Sebagai pembanding 5 gram urea ditambahkan dengan 3 mL
aquades, 2 mL NaOH 10%, dan 2 tetes CuSO4 2%.
Sedangkan untuk sampel, 2 mL larutan kasein ditambahkan dengan 2 mL larutan
kasein ditambahkan dengan 2 mL aquades dan 2 tetes CuSO 4 2% kemudian diaduk
dan diamati perubahannya.

5. Uji Xanthoproteat
Pada 0.1 g kasein yang telah kering ditambah 2 ml HNO 3 pekat, kemudian
dipanaskan. Pada larutan panas ditambah NaOH 10%, dilakukan penambahan NaOH
berlebih sampai terjadi perubahan warna larutan.
C. Uji karbohidrat
1. Uji Molisch
Sampel yang digunakan adalah maltosa, sukrosa dan laktosa hasil isolasi.
Sebanyak 2 tetes masing-masing sampel dimasukan pada tabung reaksi yang berbeda
kemudian ditambah 2 tetes larutan -naftol 1,5 M dalam larutan etanol. Hasil uji
dilihat dari perubahan warna yang terjadi.
Pada 3 tabung reaksi yang lain, dimasukan 2 ml H2SO4 pekat kemudian ditambah
2 ml masing-masing larutan sampel.
2. Uji Benedict
15 tetes larutan maltosa, sukrosa, laktosa dan aquadest dimasukan kedalam tabung
reaksi yang berbeda-beda, pada masing-masing tabung ditambah 1 ml reagen
benedict kemudian dipanaskan. Hasil uji diamati dari perubahan warna.
3. Uji Xanthoproteat
15 tetes sampel maltosa, sukrosa dan laktosa dimasukan kedalam tabung reaksi
yang berbeda kemudian ditambah 1 ml larutan Barfoed pada semua tabung lalu
dipanaskan. Diamati perubahan warna yang terjadi.
VI.

Data dan Hasil Pengamatan


A. Pembuatan larutan
1. Larutan Asam Asetat 10% 10 mL
Perlakuan
1 mL asam asetat
+ 10 mL aquades
diaduk

Pengamatan
Larutan tidak berwarna
Larutan tidak berwarna
Larutan homogen, larutan tidak berwarna

2. Larutan NaOH 1 M 50 mL
Perlakuan
2 gram NaOH
+ 50 mL aquades
diaduk

Pengamatan
Kristal berwarna putih
Larutan tidak berwarna
Larutan homogen, larutan tidak berwarna

3. Larutan HCl 10% 50 ml


Perlakuan
13,8 mL HCl
+ 36,12 mL Aquades
dihomogenkan

Pengamatan
Larutan berwarna kuning (++)
Larutan tidak berwarna
Larutan homogen, larutan tidak berwarna

4. Pembuatan Larutan Pb-Asetat 10% 20 mL


Perlakuan
2 gram Pb-asetat
+ 20 mL aquades
Dihomogenkan

Pengamatan
Serbuk berwarna putih
Larutan tidak berwarna
Larutan tidak berwarna

5. Pembuatan Larutan NaOH 10% 50 mL


Perlakuan
5 gram NaOH
+ 50 mL aquades
Diaduk

Pengamatan
Kristal berwarna putih
Larutan tidak berwarna
Larutan homogen, larutan tidak berwarna

6. Pembuatan Larutan CuSO4 2% 15 mL


Perlakuan
0,3 gram CuSO4.5H2O
+ 15 mL aquades
dikocok

Pengamatan
Padatan berwara biru
Larutan berwarna biru
Larutan berwarna biru

7. Pembuatan Larutan NaNO2 5% 10 mL


Perlakuan
0,5 gram NaNO2
+ 10 mL aquades
Dikocok

Pengamatan
Serbuk berwarna putih
Larutan tidak berwarna
Larutan tidak berwarna

B. Isolasi kasein dan Laktosa dari susu


1. Isolasi kasein
Perlakuan
Pengamatan
25 gram susu bubuk tropicana slim low Serbuk halus berwarna putih, berbau wangi,
fat
berasa manis.
+ 100 mL air hangat
Larutan berwarna putih
+ 4 mL asam asetat 10% (tetes demi tetes) Larutan berwarna putih
sambil dipanaskan
Disaring

dan

gumpalan putih.
Terpisah antara filtrat & residu.

terdapat

Filtrat: larutan berwarna kuning


Residu: gumpalan berwarna putih
Residu (endapan kasein)
Padatan putih
+ 5 mL campuran n-heksana dgn etanol Padatan tidak larut, dan larutan tidak
(1:1)
Disaring
Residu
+ n-heksana
didekantasi
Disaring
Residu
Dikeringkan dengan kertas isap 2 lapis
Dibagi 2
Ditimbang
Bagian 1
+ 30 mL air
+ 0,5 mL NaOH 1 M

berwarna
Terpisah antara filtrat & residu
Filtrat: tidak berwarna
Residu: padatan putih
Padatan putih
Padatan tidak larut
Padatan tidak larut
Terpisah antara filtrat & residu.
Filtrat: tidak berwarna
Residu: padatan putih
Padatan putih
Padatan/gumpalan putih kering
Gumpalan putih
Bagian 1 = 2,9727 gram
Bagian 2 = 4,7230 gram
Larutan putih, gumpalan tidak larut
Larutan putih, gumpalan tidak larut, berbuih
& endoterm
Larutan keruh, gumpalann tidak larut

Dikocok
Bagian 2
Dikeringkan

Gumpalan kering berwarna putih.

2. Isolasi laktosa

Filtrat
+ CaCO3

Perlakuan

Pengamatan
Larutan kuning keruh (+ +)
Serbuk CaCO3 larut, campuran homogen,

Dipanaskan

dan larutan berwarna kuning keruh (+ +)


Protein sisa mengendap. Larutan berwarna

Filtrat panas
Dipekatkan s/d v = 5 mL

kuning keruh (+ +) dengan bau khas gula.


Terpisah antara filtrat & residu
Residu: padatan putih
Filtrat: larutan kuning keruh (+)
Larutan kuning keruh (+)
Larutan pekat (5 mL) berwarna putih

+ 25 mL etanol 95% panas

kekuningan
Larutan berwarna putih keruh

Disaring

+ karbon aktif
Dipanaskan

Larutan sedikit lebih jernih


Larutan berubah menjadi kuning. Terbentuk
2 fasa.
Fasa atas: larutan kuning jernih, terdapat

Filtrat dipanaskan

busa.
Fasa bawah: residu berwarna putih
Tidak terjadi perubahan
Terpisah antara filtrat dengan residu
Filtrat: kuning, berbusa, jernih
Residu: putih, basah, tercium bau khas gula.
Busa hilang, larutan kuning mendidih, bau

Didinginkan dlm es

khas gula.
Larutan
tidak

+ 1 mL aquades
Disaring

membentuk

kristal.

Dilanjutkan untuk pengujian selanjutnya.


C. Uji kimia protein dan asam amino
1. Uji Millon
Perlakuan
1 mL kasein
+ 3 tetes reagen millon
Dipanaskan 5 menit
Didinginkan

Pengamatan
Larutan keruh
Larutan putih & endapan putih
Larutan kuning (+ +)
Larutan kuning (+ +)

Hasil uji
() Negatif
Tidak
kompleks
merah

2. Uji Ninhidrin
Perlakuan
1 mL kasein
+ 4 tetes Lar. Ninhidrin 0,1%
+ batu didih, dipanaskan

Pengamatan
Larutan keruh
Larutan kuning (+)
Larutan ungu (+)

Hasil uji
(+) Positif
warna Ungu

3. Uji sulfur
Perlakuan
1 mL kasein
+ 2 mL NaOH 10%
+ 5 tetes Pb-asetat 10%
Dikocok, dipanaskan
Didinginkan

Pengamatan
Larutan putih keruh
Larutan keruh
Larutan berwarna putih
Larutan keruh
Larutan kuning (+)

Hasil uji
() Negatif
Tidak ada
endapan
hitam

4. Uji Biuret
Perlakuan
0,5 gram urea
Dipanaskan

Pengamatan
Serbuk berwarna putih
Urea meleleh, terbentuk gas N2 &

Di uji lakmus
Dipanaskan

larutan tidak berwarna


Lakmus merah menjadi biru (basa)
Tidak terbentuk gas N2 & larutan

Didinginkan

tidak berwarna
Larutan tidak berwarna, terbentuk

+ aquades panas
Disaring
Filtrat
+ 2 mL NaOH 10%
+ 2-3 tetes CuSO4 2%
Pembanding

endapan putih
Larutan tidak berwarna
Terpisah antara filtrat & residu
Filtrat: tidak berwarna
Residu: -

Hasil uji

(+) Positif
Warna Ungu

Larutan tidak berwarna


Larutan ungu (+)

Perlakuan
5 gram urea
+ 3 mL air
+ 2 mL NaOH 10%
+ 2 tetes CuSO4 2%
Larutan kasein

Pengamatan
Sebuk berwarna putih
Larutan tidak berwarna
Larutan tidak berwarna
Larutan biru (+)

Hasil uji

Perlakuan
2 mL kasein
+ 2 mL aqudes
+ 2 tetes CuSO4 2%
diaduk

Pengamatan
Larutan keruh
Larutan keruh
Larutan biru (+)
Larutan biru (+) dengan endapan

() Negatif

Hasil uji

() Negatif

biru (+ +)

5. Uji Xanthoproteat
Perlakuan
0,1 gram kasein
+ 2 mL HNO3 pekat

Pengamatan
Gumpalan putih
Larutan jingga (+) dan terdapat

Dipanaskan

endapan jingga (+)


Larutan jingga (+),

endapan

Hasil uji
(+) Positif
Warna
Jingga/Orang

+ NaOH 10%

berkurang berwarna jingga (+ +)


Larutan jingga (+) terbentuk

+ NaOH berlebih

endapan kuning
Larutan jingga (+ +)

D. Uji karbohidrat
1. Uji Benedict
Pengamatan
Maltosa
Sukrosa
Laktosa
Larutan
tidak Larutan
tidak Larutan kuning (+)

Perlakuan
2 tetes gula

berwarna
+ 2 tetes -naftol Larutan kuning (+)
1,5 M dalam etanol
Hasil uji
Tabung

(-) negatif
Larutan
berwarna

reaksi 2
2 ml H2SO4
+ 2 ml larutan gula

berwarna
Larutan keunguan

(+) positif
tidak Larutan

(-) negatif
tidak Larutan

berwarna

Larutan

putih, Larutan

endapan

hitam eksoterm

Larutan kuning
(+ +)
tidak

berwarna
jingga, Larutan hitam

mengapung,
eksoterm
(-) negatif

Hasil uji

(-) negatif

(+) positif

2. Uji Benedict
Pengamatan
Maltosa
Sukrosa
Laktosa
Aquadest
15 tetes larutan Larutan
tidak Larutan
tidak Larutan kuning Larutan tidak
Perlakuan

gula
+
1
benedict
dipanaskan

berwarna
ml Larutan biru
(+ +)

Hasil uji
3. Uji Barfoed

Larutan
kebiruan
(-) negatif

berwarna
Larutan biru
(+ +)
hijau Larutan biru (+)
(-) negatif

(+)
Larutan

berwarna
biru Larutan biru
(+ +)

kehijauan
Larutan coklat Larutan biru
(+ +)
(+)
(-) negatif
(-) negatif

Pengamatan
Maltosa
Sukrosa
Laktosa
larutan Larutan
tidak Larutan
tidak Larutan berwarna

Perlakuan
15

tetes

gula
+ 1

ml

berwarna
reagen Larutan biru (+ +)

Barfoed
Dipanaskan

10 Larutan biru (+)

menit
Hasil uji
VII.

(-) negatif

berwarna
Larutan biru (+ +)

kuning (+)
Larutan

biru

Larutan biru (+)

kehijauan
Larutan

biru

(-) negatif

kehijauan
(-) negatif

Pengolahan Data dan Persamaan Reaksi


A. Perhitungan
1. Asam asetat 10% 10 mL
M V =M V
1

98% V1 = 10% 10 mL
100
=1,00204
V1 = 98
mL
Vaquades = 10 mL 1,00204 mL = 8,99796 mL
2. NaOH 1 M 50 mL
massa 1000

M=
Mr
V (mL)
g
50 mL
mol
1000

1 M 40
Massa =

= 2 gram
3. Pb-asetat 10% 20 mL
10
20 mL=2 gram
Massa = 100
4. NaOH 10% 50 mL
10
50 mL=5 gram
Massa = 100
5. NaNO2 5% 10 mL
5
10 mL=0,5 gram
Massa = 100
6. HCl 10% 50 mL
M V =M
1

V2

36% V1 = 10% 50 mL
500
=13,89
V1 = 36
mL
Vaquades = 50 mL 13,89 mL = 36,11 mL
7. CuSO4.5H2O 2% 15 mL
2
15 mL=0,3 gram
Massa = 100
8. Rendemen Kasein Bagian 1
Massa percobaan = 2,9727 gram
Massa sampel = 25 gram
massa percobaan
100
% Rendemen =
massa sampel
=

2,9727 gram
100
= 11,8908%
25 gram

9. Rendemen Kasein Bagian 2


Massa percobaan = 4,7230 gram
Massa sampel = 25 gram
massa percobaan
100
% Rendemen =
massa sampel
=
VIII.

4,7230 gram
100
25 gram

= 18,8920%

Pembahasan
Dalam kehidupan, protein memegang peranan yang penting, proses kimia dalam
tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi
sebagai biokatalisator. Protein merupakan salah satu unsur terpenting penyusun makhluk
hidup, protein juga memiliki sifat dan fungsi. Sifat-sifat dan fungsi protein ditentukan
oleh jenis dan urutan asam amino, beberapa fungsi utama protein dalam organisme
kehidupan antara lain; sebagai bahan penyusun selaput sel dan dinding sel, jaringan
pengikat, pembentuk membran sel, mengangkut molekul-molekul lain (hemoglobin) dan
sebagai zat antibodi, sebagai zat pembangun dan pengatur.
Protein adalah sumber-sumber asam-asam amino yang mempunyai struktur C, H,
O, N, yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein mengandung pula
posfor, belerang, dan ada jenis protein yang mengandung unsure logam seperti besi dan
tembaga. Bila suatu protein dihidrolisis oleh asam, alkali, atau enzim, akan dihasilkan
campuran asam-asam amino. Sebuah asam amino terdiri dari sebuah gugus amino,

sebuah gugus karboksil, sebuah gugus amino, sebuah gugus hydrogen, dan gugus R yang
teikat pada sebuah atom C yang dikenal sebagai karbon alfa, serta gugus R merupakan
rantai cabang. Protein juga merupakan senyawa polimer yang tersusun atas satuan-satuan
asam-asam amino sebagai monomernya. Asam-asam amino terikat satu sama lain melalui
ikatan peptide, yaitu ikatan antara gugus karboksil (-COOH) asam amino yang satu
dengan gugus amino (-NH2) dari asam amino yang lain dengan melepaskan satu molekul
air.
Pada percobaan ini dilakukan isolasi kasein an laktosa dari susu, sampel susu
yang digunakan adalah susu tropikana slim low fat. Isolasi kasein dan laktosa yang
terdapat dalam sampel susu dapat dilakukan secar organik. Tujuan digunakannya sampel
susu low-fat adalah agar kasein dan laktosa dapat dipisahkan dengan baik karena
kandungan lemak dalam susu low-fat cukup kecil. Ada tiga protein utama yang
terkandung dalam susu, yaitu kasein, laktoglobumin dan laktalbumin. Sementara itu, ada
satu kaarbohidrat utama yang terkandung dalam susu, yaitu laktosa.
Langkah awal yang dilakukan adalah isolasi kasein dari sampel susu dengan cara
pengendapan. Penambahan larutan asam asetat ke dalam reaksi yang mengandung garam
kalsium kaseinat bertujuan agar terjadi protonasi ion H+ oleh kasein. Penambahan asam
ini dilakukan secara tetes demi tetes agar tidak terjadi hidrolisis. Solvasi yang disebabkan
oleh substitusi ion H+ yang dihasilkan oleh larutan asam asetat mengakibatkan terjadinya
transfer elektron terhadap struktur garam tersebut. Perbedaan jumlah elektron yang
terlibat dalam reaksi tersebut mengakibatkan proses solvasi dapat dengan mudah terjadi
terhadap garam kalsium kaseinat. Larutan yang diperoleh kemudian disaring dengan
corong Buchner, selanjutnya agar kristal kasein yang diperoleh lebih murni, pada residu
ditambahkan n-heksana:etanol (1:1) agar dapat mengikat lemak dan dapat dihilangkan
dalam proses dekantasi menghasilkan larutan keruh dan gumpalan berwarna putih.
Selanjutnya dicuci dengan n-heksana disaring dan dikeringkan dengan kertas isap.
Padatan yang diperoleh dibagi 2 dan ditimbang, padatan ke 1 seberat 2,9727 gram dan
padatang yang kedua seberat 4,7230 gram. Pada kasein ini dilakukan uji selanjutnya
sehingga pada padatan ke-1 dilarutkan kembali dalam aquadest dan NaOH menghasilkan
larutan berwarna putih. Rendemen yang dihasilkan adalah 18,8923%.
Isolasi laktosa dilakukan pada filtrat hasil penyaringan dari isolasi kasein, pada
isolasi ini filtrate ditambahkan CaCO3 bertujuan agar terjadi peristiwa salting out yaitu

penurunan kelarutan protein akibat penambahan garam dengan konsentrasi yang tinggi.
Selanjutnya dipanaskan dan ditambah larutan etanol 95% menghasilkan larutan berwarna
putih. Pada percobaan ini tidak diperoleh kristal maka tidak dapat dihitung % rendemen.
Kasein yang diperoleh dari isolasi kasein kemudian diuji protein. Uji pertama kali
dengan uji Millon, pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam
nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan
endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi
ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus
hidroksifenil yang berwarna. Hasil uji ini menunjukan endapan berwarna putih kemudian
setelah dipanaskan larutan berwarna kuning kemerahan, dengan perubahan warna
tersebut maka dapat dikatakan uji ini (-) negative karena tidak membentuk kompleks
larutan berwarna merah.
Uji kedua adalah uji ninhidrin, dilakukan dengan 1 ml kasein direaksikan dengan
reagen ninhidrin dan dipanaskan, ninhidrin merupakan reagen pengoksidasi kuat yang
bereaksi dengan seluruh asam amino. Ninhidrin merupakan oksidator yang
menyebabkan dekarboksilasi oksidatif dari asam amino yang menghasilkan CO 2, NH3,
dan aldehid yang rantainya lebih pendek 1 C dari asam amino asalnya. Ninhydrin yang
tereduksi akan bereaksi dengan NH3 sehingga membentuk senyawa kompleks berwarna
biru atau ungu reaksi ini bereaksi positif hampir dengan semua jenis protein. Uji ini
menghasilkan reaksi positif mengandung protein karena menghasilkan larutan warna
ungu.
Uji ketiga adalah uji sulfur atau belerang, protein mengandung inti benzena,
reaksi ini dapat dilakukan dengan penambahan timbal-asetat dan basa. Reaksi Pb-asetat
dengan asam-asam amino tersebut akan membentuk endapan berwarna kelabu, yaitu
garam PbS. Penambahan NaOH dalam hal ini adalah untuk mendenaturasikan protein
sehingga ikatan yang menghubungkan atom S dapat terputus oleh Pb-asetat membentuk
PbS. Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa kaseintidak mengandung unsur S
karena tidak membentuk endapan berwarna hitam.
Uji keempat pada uji protein metode biuret, biuret adalah senyawa dengan dua
ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua mulekul urea. Ion Cu 2+ dari preaksi
Biuret dalam suasana basa akan berekasi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida
yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet.

Reaksi ini positif terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam
amino bebas atau dipeptida. Tujuan dari pengujian biuret ini adalah untuk mengetahui
adanya ikatan peptide. Adapun prosedurnya yaitu pertama tama, protein bereaksi
dengan NaOH dan CuSO4. Fungsi dari NaOH itu adalah mencegah endapan Cu(OH)2,
dan memecah ikatan protein menjadi urea, sebagai katalisator. Adapun fungsi CuSO 4
adalah sebagai pendonor Cu2+, seperti yang telah diuraikan sebelumnya reaksi positif
ditandai dengan terjadinya warna ungu karena adanya kompleks yang terjadi antara
ikatan peptida dengan O dari air. Reaksi ini disebut reaksi biuret karena positif terhadap
kondensasi 2 molekul urea. Pada larutan urea positif mengandung protein karena
terbentuk larutan berwarna ungu, sedangkan pada kasein hasilnya adalah negatif karena
tidak terbentuk larutan berwarna ungu.
Uji terakhir pada protein adalah uji xanthoproteat, larutan asam nitrat pekat
ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan kasein. Setelah dicampur terjadi
perubahan warna larutan menjadi jingga dan terbentuk endapan jingga pula setelah
dipanaskan, reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti Benzen yang terdapat pada molekul
protein. Jadi, reaksi ini positif untuk protein karena terbentu larutan wanra orange.

Anda mungkin juga menyukai