Anda di halaman 1dari 11

Makalah Kandungan Makanan dan

Prosedurnya
PENDAHULUAN

Dewasa ini banyak sekali ditemukan zat-zat aditif pada makanan. Makanan
tradisionaldan lokal yang dulunya lezat oleh ramuan rempah atau bumbu rempah,
sekarang sudah dicemaridengan berbagai zat aditif. Penambahan zat aditif dalam masakan
atau makanan dimaksudkanuntuk menambah cita rasa dan kelezatan dari makanan tersebut.
Zat-zat aditif tersebutdiantaranya pemanis buatan, pengawet buatan, pewarna buatan serta
penyedap rasa dan aroma.Penyedap rasa dan aroma atau yang dikenal dengan
vetsin/moto/MonosodiumGlutamat/MSG merupakan zat aditif .
Dalam beberapa dekade terakhir ini, penggunaan MSG atau monosodium
glutamat sangat meningkat pesat dikalangan konsumen maupun produsen makanan. Setiap
makanan yang kita jumpai hampir semuanya memiliki kandungan MSG. Fungsi dari MSG
ini sendiri adalah sebagai penyedap rasa. Penyedap rasa yang dimaksudkan dalam hal ini
bukanlah bahan yang dapat membuat makanan yang tidak enak menjadi enak. Penyedap
rasa yang dimaksudkan sebenarnya adalah bahan tambahan pangan yang dapat
memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan aroma dari makanan itu sendiri,
sehingga penyedap makanan sering juga disebut dengan penguat citarasa. Penyedap rasa
sendiri tidak memiliki rasa apapun dan dapat digolongkan sebagai bahan alami dan
sintetik, karena penyedap rasa berupa MSG merupakan asam amino esensial yang dapat
diproduksi oleh tubuh.
MSG yang diproduksi secara sintesis adalah MSG yang dibuat dengan
menggunakan bahan-bahan kimia. Namun, banyak masyarakat yang tidak menyadari hal
tersebut. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan MSG yang berlebihan bahkan tanpa
takaran tertentu pada makanan. Meskipun MSG dapat menambah citarasa makanan dan
membuat rasa makanan menjadi gurih, namun pemberian MSG pada dosis yang
berlebihan dapat berakibat buruk bagi kesehatan tubuh. Belum lagi limbah yang
dihasilkan dari produksi MSG itu sendiri, apakah akan membahayakan lingkungan, atau
dapat di-recycle dan dimanfaatkan kembali. Oleh sebab itu, melalui makalah ini akan
dibahas mengenai bahaya MSG bagi tubuh dan manfaatnya serta pengolahan limbah yang
dihasilkan industri MSG.
TELAAH MSG

a. Proses Pembuatan MSG


Pembuatan MSG dapat dilakukan dengan berbagai cara. MSG dibuat pertama kali
dengan menggunakan cara klasik yaitu dengan melakukan tahap ekstraksi tepung gandum
yang akan menghasilkan gluten gandum. Gluten gandum selanjutnya dihidrolisis dengan
HCl agar didapatkan L-asam glutamat hidroklorida. Selanjutnya larutan difiltrasi dan
dilarutkan dalam air sehingga terbentuk asam glutamat yang nantinya akan dikristalisasi
dengan menggunakan NaOH sehingga terbentuk mononatrium glutamat atau
monosodium glutamat.
Pembuatan MSG dengan cara klasik hanya bertahan hingga tahun 1962 karena
pabrik yang memproduksi MSG seperti PT Ajinomoto tidak mendapatkan keuntungan
dari hasil penjualan MSG. Oleh sebab itu, setelah tahun 1962 perusahaan pembuat MSG
menggunakan proses sintesis kimia dan fermentasi. Pada proses sintesis kimia, akrilonitril
sebagai bahan baku utama, ditambahkan dengan H2 dan CO akan menghasilkan senyawa
aldehid.
Senyawa aldehid kemudian ditambahkan ammonium sianida dan dihidrolisis
dengan menggunakan larutan asam sulfat akan menghasilkan D,L-asam glutamat. D,L-
asam glutamat kemudian ditambahkan Na2SO4 sehingga diperoleh bentuk D-asam
glutamat dan L-asam glutamat. L-asam glutamat digunakan sebagai bahan pembentuk
MSG dengan cara kristalisasi menggunakan larutan NaOH.
Pembuatan MSG dengan cara sintesis kimia juga hanya bertahan hingga tahun
1973 karena limbah yang dihasilkan sangat berbahaya bagi lingkungan. Setelah tahun
1973 hingga sekarang semua pabrik pembuatan MSG memproduksi dengan
menggunakan cara fermentasi.

Pada pembuatan MSG dengan menggunakan proses fermentasi dilakukan beberapa tahap,
antara lain :
1. Tahap fermentasi
Bahan baku yang digunakan pada proses fermentasi adalah tetes tebu atau yang
disebut dengan molase. Tetes tebu mengandung glukosa yang memiliki rumus molekul
C6H12O6. Molase ini akan difermentasikan menjadi asam glutamat dengan
menggunakan bantuan NH3 dan mikroba sebagai pengatalisnya. Proses fermentasi
berlangsung dalam kondisi aerobik sehingga secara kimia proses pembentukan asam
glutamat dapat dilihat dari reaksi sebagai berikut :

C 6 H 1 2 O 6 + NH 3 + 1,5 O 2  C 5 H 9 NO 4 + CO 2 + 3 H 2 O
glukosa asam glutamat
2. Tahap pembentukan MSG
Setelah didapatkan asam glutamat, proses selanjutnya adalah membentuk monosodium
glutamat dengan menghidrolisis asam glutamat dengan NaOH. Secara kimia proses
pembentukan monosodium glutamat atau mononatrium glutamat adalah sebagai
berikut :

C5H9NO4 + NaOH  C5H8NO4Na + H2O

Karena asam glutamat merupakan asam lemah dan NaOH merupakan basa kuat, jadi
hasil hidrolisis yang dibentuk adalah garam C5H8NO4Na (MSG) yang bersifat basa
dan H2O (air).

3. Tahap kristalisasi
Asam glutamat yang sudah dihidrolisis kemudian membentuk mononatrium glutamat
yang sudah berbentuk kristal endapan. Kristal endapan tersebut selanjutnya dilarutkan
dengan air dan diturunkan suhunya pada pH 6.6 – 7 . Namun, bentuk MSG ini masih
berwarna keruh sehingga perlu didekolorasi menggunakan karbon aktif sehingga
terbentuk warna putih. MSG yang sudah berwarna putih ini pun dimasukkan ke dalam
mesin untuk dipack dan siap dipasarkan pada masyarakat.

b. Analisa Kualitatif dan Kuantitatif MSG


1) Uji Kuliatatif MSG

 Spot test
 1 mL larutan sampel (± 1 dari 30 bagian)
 Tambahkan 1 mL Triktohidindena hidrat TS dan 100 mg Natrium Asetat
 Masukkan ke dalam Waterbath selama 10 menit
 Bila timbul warna ungu maka + MSG

Uji kualitatif dengan kromatografi kertas berdasarkan pengujian mutu MSG menurut
standar SII (standar industri Indonesia)

Pereaksi :

 Larutan contoh : 0,5±0,05 gram contoh dilarutkan dalam air hingga 1 liter.
 Larutan standar : 0,393±0,001 gram asam glutamat (kemurnian tidak kurang dari
99,5%) dinetralkan dengan NaOH p.a dan diencerkan.
 Pelarut : Campuran butanol asam asetat pekat dan air dalam perbandingan volume
4:2:1.
 Pembangkit warna : Larutan 0,2% ninhidrin dalam alcohol 95% v/v.
 Kertas kromatografi : Digunakan kertas whatmen no 1 atau kertas lain yang sesuai
dengan ukuran 250×250 mm.
 Cara Kerja :
Isikan pelarut kedalam wadahnya dalam bak kromatografi dan dibiarkan 12 jam. Pada
kertas kromatografi dibuat garis pada jarak 25 mm dari tepi dengan pensil. Teteskan
0,025 ml contoh dan larutan standar pada garis tersebut dengan jarak masing-masing
10 mm dan 25 mm, dan biarkan hingga kering. Kromatografi dilakukan dengan
cara decending, yaitu pelarut bergerak dari bawah keatas. Tepi yang diletakkan di
bagian bawah dan ujungnya dicelupkan dalam larutan (10 mm), selama 8 jam. Kertas
kemudian diangkat dan digantung sehingga semua pelarut menguap. Seluruh kertas
kemudian disemprotkan dengan larutan nihidrasin dan setelah beberapa menit
dikeringkan dalam oven 105 sampai 1100 C selam 5 menit. Pada kertas akan tampak
spot biru dan tampak pula batas akhir pelarut. Pada pusat tiap spot diberi tanda jarak
antara titik awal dengan pusat spot dan dengan batas akhir pelarut di ukur dengan
teliti. Harus hanya ada satu spot biru dari larutan contoh dan nilai Rf contoh harus
sama nilai Rf standar.

 Kolorimetri

 Larutan yang diperlukan


Larutan klorida standar. Larutan 165 mg NaCl dalam air dan tepatkan hingga 100 ml.
Encerkan 10 ml larutan tersebut menjadi 1 liter. Larutan ini mengandung 10 ppm klorida.

 Cara Kerja
Larutkan 50 mg MSG-Monohidrat dalam 40 ml air. Tambah 1 ml asam nitrat dan 1 ml
0,1 N perak nitrat. Encerkan hingga 50 ml biarkan dalam ruang gelap selama 5 menit.
Bandingkan kekeruhanya dengan larutan yang di buat dari 10 ml larutan klorida standar
yang diberi perlakuan yang sama. Kekeruhan MSG Monohidrat tidak boleh lebih keruh
dari pada larutan standar.

 Logam-logam Berat

 Larutan yang diperlukan dan pembuatannya


Larutan sodium sulfide. Larutkan 5 gram sodium sulfide dalam 10 ml air dan 30 ml
Glycerine. Simpan larutan ini dalam tempat gelap.

 Cara kerja
Masukkan 2,0 gram MSG dalam tabung Nessler. Tambahkan 40 ml air dan 2 ml asam
asetat 10% (v/v). Bila larutan tidak jernih, maka disaring dan jadikan 50 ml dengan air.
Tambahkan 2 tetes larutan sodium sulfide, aduk dan diamkan 5 menit. Bandingkan warna
dengan yang diperoleh dari 8 ml larutan standar Pb. Warna tidak boleh lebih gelap dari
larutan standar tersebut.

 Uji Kualitatif menggunakan HPLC

Sporn melakukan penentuan MSG dalam sup dan kecap. Glutamat diekstraksi dengan
aseton. Ekstrak dimasukkan ke kolom penukar anion (Partisil SAX: 250 x 4,6 mm) dan
dielusi dengan RI (inframerah) detector. Metode ini kemudian dimodifikasi lagi oleh
Nguyen dan Sporn, di mana mereka juga menggunakan kolom Partisil SAX, tetapi
eluenya Potassium dihidrogen fosfat (17 mM, pH 4). Penentuan konsentrasi kemudian
dilakukan dengan kombinasi RI dan UV detektor.
Glutamat, asam aspartat, asam piro glutamine, dan klorida ditentukan dengan RI detektor,
sedangkan 5’-IMP dan 5”-GMP ditentukan dengan UV pada 254 nm. Beberapa penelitian
juga meneliti pengaruh pengalengan, didapati selama pengalengan glutamat stabil, namun
nukleotida mengalami degradasi sampai 50% atau lebih akibat hidrolisis. Untuk
menentukan konsentrasi glutamat pada konsentrasi rendah, William dan Winfield
mendidihkan larutan buffer sodium bikarbonat (pH 10,5) dan dansil klorida dalam gelap.
Hasilnya dipindahkan ke kolom C18 (125×4,6 mm) dan dielusi dengan air : methanol,
asam asetat (55:45:1, v/v/v), kemudian dilakukan penentuan konsentrasi dengan
fluoresensi (530 nm-328 nm).

b) Uji Kuantitatif MSG

 Titrasi bebas air


- timbang 250 mg sampel secara seksama
-basahkan dengan air, larutkan dalam asam asetat glasial 100 mL
-titrasi dengan Asam perklorat 0,1 N . Tiap 0,1 N asam perklorat setara dengan
9,356 mg Monosodium glutamat.

 Reaksi :
MSG + CH3COOH → Asam Glutamat + CH3COONa
Asam Glutamat + HClO4 → Monochlorida glutamat + H2O

 Titrasi presipitasi
-10 mL larutan sampel (± 1 dari 10 bagian) + 5,6 mL HCl 1N, terdapat endapan
asam glutamat.
-Timbang gravimetris secara kuantitatif

 Reaksi :
MSG + HCl –> asam glutamat + NaCl

Ket: Endapan asam glutamat yang terbentuk diukur secara gravimetris

Kadar MSG

0,4 gram contoh MSG dipanasi dalam labu kjedhal dengan 0,5 gram Cu-sulfat, 4,5 gram
kalium sulfat dan 20 ml H2SO4 (p) samapai cairan menjadi jernih. Pemanasan dilanjutkan
hingga 3 jam, lalu dinginkan. Larutan dipindahkan ke dalam labu destilasi, cuci dengan air
suling dan encerkan hingga volume 200 ml, tambahkan 80 ml NaOH 30 %, kemudian
amonia yang terdestilasi ditampung dalam 25 ml H2SO4 0,1 N dan indikator merah metil.
Bila 2/3 volume larutan telah terdestilasi, titer kelebihan H2SO4 dengan NaOH 0,1 N. dan
hitung kadar kemurnian MSG.
Kemurniaan MSG % :

(25 x N as sulfat) – (V NaOH x N NaOH) x 0,1 x 0,187 x 100%


berat MSG (mg)
c. Proses Monitoring Industri MSG
Dalam sebuah industri kimia, terdapat sebuah proses untuk monitoring. Proses
monitoring berhubungan dengan alat-alat yang terintegrasi dengan beberapa jenis
software. Software yang biasa digunakan adalah software yang bersifat sebagai simulator
program yang menjalankan instruksi melalui sebuah diagram alir yang dibuat. Software
ini menggunakan sebuah algoritma untuk melaksanakan perintah.
Contoh dari software-software yang berhubungan dengan industri kimia antara
lain chemced, aspen hysys, aspen One, OTS, dan masih banyak lagi. Dalam industri
pembuatan MSG sendiri, digunakan beberapa software untuk membuat sebuah reaksi
kimia larutan dan memonitoring kualitas produk. Alat-alat monitoring yang dipasang
dalam industri kimia sendiri bertujuan untuk :
1. Menjaga keselamatan kerja dan keamanan
Keselamatan dan keamanan di suatu ppabrik merupakan kebutuhan yang utama untuk
pekerja dan perusahan. Kondisi operasi pabrik yang biasa dipantau antara lain seperti
tekanan, temperatur, konsentrasi bahan kimia yang harus dijaga agar tetap pada batas
tertentu yang diizinkan dalam pabrik.

2. Memenuhi spesifikasi produk


Pabrik biasanya harus membuat barang dalam kuantitas yang besar tanpa mengurangi
kualitas yang diproduksi untuk memenuhi spesifikasi produk. Agar memenuhi kondisi
ini, dibutukan sebuah mesin yang dapat bekerja secara fungsional dan efisien. Mesin
tersebut harus dapat melakukan sebuah reaksi untuk menghasilkan produk. Oleh
karena itu, simulator sangat dibutuhkan pada proses produksi.

3. Menjaga peralatan proses dapat berfungsi sesuai yang diinginkan


Peralatan yang digunakan dalam produksi kimia biasanya mengalami kendala-kendala,
untuk itu dilakukan monitoring dalam alat-alat agar tetap berfungsi sesuai yang
diiinginkan.

4. Menjaga operasi pabrik tetap ekonomis


Dalam operasi pabrik dilakukan agar menggunakan bahan yang ekonomis untuk
mendapat untung yang sebesar-besarnya.

5. Memenuhi persyaratan lingkungan


Dalam operasi pabrik memiliki syarat dalam pembuangan untuk itu dilakukan
monitoring agar pembuangan yang dilakukan dapat tetap memenuhi persyaratan
lingkungan.

Oleh sebab itu, peranan teknologi komputerisasi sangat dibutuhkan dalam industri
pembuatan MSG maupun industri kimia lainnya agar produk dihasilkan dengan kualitas
tinggi dan dapat melakukan efisiensi waktu dengan baik sehingga tercapai jumlah atau
kuantitas produk yang akan dijual di pasaran.
d. Keuntungan dan Kerugian MSG

1. Keurugian / Bahaya MSG


MSG sendiri merupakan gabungan dari sodium/natrium (garam), asam amino
glutamat, dan air. Penegas cita rasa ini dibuat melalui proses fermentasi tetes tebu
oleh bakteri Brevi-bacterium lactofrementum yang menghasilkan asam glutamat.
Kemudian dilakukan penambahan garam sehingga mengkristal.
Asam glutamat dalam MSG adalah zat yang menyebabkan meningkatnya
transmisi signal di otak, sedangkan gamma-asam aminobutrat menurunkan transmisi
tersebut. Hal ini berarti konsumsi MSG secara berlebih dapat menyebabkan
terganggunya kesetimbangan antara peningkatan dan penurunan signal di otak yang
selanjutnya dapat merusak otak.
Glutamat pada pada MSG membentuk pirolisis akibat pemanasan dengan suhu
tinggi. Pirolisis adalah zat yang sangat karsogenik (menyebabkan kanker). Padahal
zat makanan lain yang mengandung protein dan tidak diberi MSG pun jika
dipanaskan dengan suhu terlalu tinggi bisa bersifat karsinogenik. Jadi jelaslah bahwa
MSG meningkatkan resiko kanker yang memang sudah ada pada zat-zat makanan.
Penggunaan MSG dalam dosis tinggi dapat menyebabkan epilepsi pada
beberapa konsumen. Keluhan lain yang dirasakan oleh beberapa orang yang
menkonsumsi MSG selama terus-menerus adalah sakit kepala, mual, mati rasa,
kelelahan, berkeringat, dan jantung berdebar-debar.
Orang yang terlalu sering mengonsumsi MSG akan lebih berisiko mengalami
gangguan pernafasan, khususnya ashma, mengalami gangguan tidur, dan daya
ingatnya menurun. Hal lain yang dapat terjadi adalah rasa ketagihan untuk terus-
menerus mengonsumsi makanan yang mengandung MSG dikarenakan indera perasa
yang telah kebal.
Efek samping mengonsumsi MSG bisa terjadi kapan saja, mulai dari sesaat
setelah mengonsumsi, sehari setelahnya, atau bahkan bertahun-tahun kemudian.

2. Keuntungan / Manfaat MSG


Selain efek buruk bagi konsumennya, MSG ternyata memiliki manfaat. MSG
sendiri merupakan gabungan dari sodium/natrium (garam), asam amino glutamat,
dan air. Penegas cita rasa ini dibuat melalui proses fermentasi tetes tebu oleh
bakteri Brevi-bacterium lactofrementum yang menghasilkan asam glutamat.
Kemudian dilakukan penambahan garam sehingga mengkristal.
Natrium memiliki manfaat sebagai zat gizi yang mengatur elektrolit dalam
tubuh. Jika kekerungan natrium kerja otot akan melemah, sedangkan jika kelebihan
akan menyebabkan tekanan darah tinggi. Glutamate memiliki fungsi sebagai gula
yang dapat dipecah dalam tubuh dan sebagai antioksidan alami yang penting lagi
berperan bagi neuro. Glutamate dibutuuhkan oleh kalium untuk membentuk
keseimbangan sehingga otak dapat bekerja dengan baik.
Penelitin telah membuktikan bahwa makanan yang enak karena glutamate
keberadaan Glutamat secara fisiologis sangat penting bagi bagian reseptor lidah dan
lambung manusia. Glutamate yang berasal dari makanan akan menstimulasi otak
agar mendorong lambung dan pancreas memproduksi cairan pencernaan yang akan
membuat pencernaan manusia lebih lancar dan tubuh mendapat nutrisi yang
diperlukan setiap harinya. Di dalam usus halus, glutamate berfungsi sebagai sumber
tenaga bagi absorbs unsur-unsur nutrisi dalam darah. Glutamate memainkan peran
sentral dalam metabolism tubuh manusia, yaitu metabolisme protein, karbohidrat,
dan lemak.
Seorang dokter dari Institute for Innovation Jepang, Dr. Kunio Torii,
mengungkapkan bahwa selain memberi rasa umami (gurih) glutamate juga memiliki
beberapa peranan penting bagi tubuh. Beberapa uji klinis yang dilakukan
menunjukkan bahwa glutamate dapat meningkatkan sekresi saliva, menekan obesitas,
dan mendukung kesehatan otak.

e. Kualitas Limbah Industri MSG

Limbah yang diakibatkan dari pengolahan pabrik vetsin ini berupa limbah cair.
Limbah cair ini penyebab utama pencemaran air karena limbah yang dibuang ini terdiri
dari bahan organik dan anorganik.
Ukuran limbah cair tersebut terdiri dari tiga bagian yaitu ukuran bahan organik,
sifat fisik, dan beberapa bahan yang telah terkontaminasi. Untuk mengetahui bagaimana
ukuran kualitas limbah tersebut, dilakukan pengolahan terlebih dahulu agar limbah cair
tersebut tidak seutuhnya mengeluarkan polusi yang berlebihan. Biasanya pengolahan
limbah pabrik ini dilakukan percobaan terlebih dahulu ke dalam aliran kolam yang berisi
ikan. Bila ikan tersebut tidak mati, maka limbah tersebut selanjutnya dibuang ke sungai.
Karena bila ikan-ikan yang ada di kolam tersebut mati, berarti polusi yang dikeluarkan
cukup banyak dan sangat berbahaya bagi kesehatan lingkungan sekitarnya akibat
pencemaran air.
Kualitas-kualitas limbah tersebut akan diukur terlebih dahulu kualitasnya. Hal itu
dikarenakan agar diketahui berapa pH dari limbah-limbah tersebut. Ukuran limbah cair
adalah 6-9 pH, pH meter yang digunakan ada tiga jenis yaitu sebagai berikut:
1. DO (Disolved Oxygen)
Dengan ukuran 4-9 ppm, DO digunakan untuk pengukuran oksigen yang berasal dari
udara melalui fotosintesis tumbuhan air dalam waktu 1 jam.
2. BOD (Biochemical Oxygent Demand)
Dengan ukuran ≤ 10 ppm, BOD dilakukan oleh reaksi bakteri dalam waktu 5 hari.
3. COD (Chemical Oxygen Demand)
Dengan ukuran ≤ 30 ppm, COD digunakan untuk mengoksidasi zat-zat organik dengan
1 liter sampel air dalam waktu 2 jam.

Akibat yang ditimbulkan dari polusi limbah dalam kehidupan sehari-hari diantaranya
sebagai berikut:
1. Dapat merusak drainase tanah.
Karena limbah dapat terserap ke dalam tanah sehingga dapat merusak drainase tanah.
2. Dapat merusak biota air.
Karena limbah yang dialirkan ke dalam sungai dengan ukuran kualitas limbah yang
tidak sesuai akan merusak kehidupan di dalam air sungai.
3. Dapat mengurangi kualitas air bersih.
Karena jika ukuran kualitas limbah berlebihan, akan mengakibatkan air di sungai
tercemar.
4. Dapat menimbulkan penyakit bagi lingkungan sekitarnya.
Air sungai yang terlalu banyak mengandung limbah, tidak baik untuk melakukan
aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.

f. Pengolahan Limbah Industri MSG

1. Pengolahan Limbah MSG agar tidak mencemari Lingkungan


Limbah hasil pengolahan MSG dapat membahayakan hewan dan mencemari
lingkungan sekitar, oleh karena itu untuk menanggulangi hal tersebut dilakukan
beberapa cara untuk menjadikan limbah MSG menjadi sesuatu yang justru berguna
bagi manusia.

Pengolahan limbah MSG dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu Pengolahan Air
Limbah, Pengubahan limbah MSG menjadi Arang Aktif, Pembuatan pupuk cair MSG.
 Pengolahan Air Limbah menjadi endapan
Limbah MSG yang dbuang ke sungai atau laut akan berdampak buruk bagi
lingkungan. Hal ini akan menyebabkan hewan laut tercemar dan mati. Oleh
karena itu dilakukan pengolahan air limbah dengan cara melakukan proses
pengendapan terhadap limbah MSG. Cara ini diawali dengan mengubah limbah
MSG menjadi lumpur aktif yang kemudian dilakukan berbagai macam proses agar
keaktifan lumpur tersebut berkurang dan menjadi suatu endapan sehingga tidak
akan mencemari lingkungan. Setelah itu, barulah endapan limbah MSG tersebut
dibuang ke tempat tertentu.

 Pengubahan Limbah MSG menjadi Arang Aktif


Limbah MSG mengandung sisa karbon aktif yang menghasilkan kalori yang
cukup besar sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar yaitu arang. Dalam
proses pembuatan arang, hanya dibutuhkan limbah MSG yang dicampur dengan
sedikit tepung kanji, yang kemudian dilakukan pencetakan dan pengeringan.
Setelah kering, limbah MSG tersebuat telah menjadi arang yang sudah siap
digunakan untuk membantu proses pembakaran.

 Pembuatan Pupuk Cair MSG


Proses fermentasi MSG menghasilkan cairan yang jika dicampurkan dengan NH3
akan menghasilkan pupuk cair. Pupuk ini dapat digunakan tanaman tertentu.
Pupuk cair MSG ini dapat mempercepat pertumbuhan tanaman tersebut. Selain itu,
karena pupuk cair ini terbuat dari hasil limbah MSG sehingga lebih ekonomis dan
praktis. Air limbah MSG dapat meningkatkan berat tanaman dan memperbanyak
jumlah daun dalam tanaman tersebut.
Daftar Pustaka :

- Lestari,Ery. 2007. Mengenal Bahaya MSG (Monosodium Glutamat) Terhadap Kesehatan


Masyarakat
- Budiarso,Iwan T. Monosodium Glutamat dan Pemakaiannya di masyarakat.
- Cahyadi,Wisnu. 2006. Bahan Tambahan Makanan. Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai