kosmetik
Ine Suharyani, M. Si
• Analisis karbohidrat, protein, lemak dan bahan
aditif
• Analisis formalin
• Analisis natrium nitrit
• Analisis merkuri
Yang harus diperhatikan pada makanan
Glikoprotein
glikolipid
Klasifikasi Karbohidrat
• water-soluble crystalline compounds
• 5 atau 6 C
Monosakarida • Mengandung gugus eldehid atau keton dengan 1
gugus karbonil dan 1/lebih gugus -OH
Rasa : manis
Satu monomer
Satu jenis struktur cincin
Disakarida
Struktur bercabang/tidak
Dua monomer 2 struktur cincin
Rasa manis
Contoh :
Susu
Gula
Polisakarida
Contoh :
Nasi, kentang, jagung, gandum
Analisis Kualitatif
kelarutan Molisch
Fehling Benedict
Tollen Iodine
Analisis Kualitatif
manis
penampilan
texture
• Karena struktur monosakarida hydroxyaldehida
atau ketone terbuka maka monosakarida sangat
reaktif.
• Monosakarida maupun oligosakarida dengan
demikian mudah mengalami ENOLISASI
sehingga dapat mereduksi
Cu2+ dan Fe(CN)63- GULA
PEREDUKSI.
• Polisakarida (KH) bila dihidrolisis akan
menghasilkan:
– MONOSAKARIDA
– HIDROKSI ALDEHIDE
– HIDROKSI KETONE
• Konsentrasi KH total dalam suatu
makanan dapat dihitung dg persamaan
berikut :
Copyright
Dr. Joko Santoso
Untuk analisis gula dapat digunakan
berbagai metode:
1. Metode Reduksi:
(a). LANE-EYNON
(b). MUNSEN-WALKER
(c). NELSON-SOMOGYI
(d). ALKALINE-FERRICYANIDE
(e). PHENOL-SULFURIC
(f). ANTHRONE
(g). COLORIMETRY
Copyright
Dr. Joko Santoso
Untuk analisis gula dapat digunakan berbagai
metode:
2. Polarimetri
Metode FISIK
3. Densimetri
4. Refraktometri
5. Lain-lain (Enzimatik, Kromatografi,
Instrument).
Copyright
Dr. Joko Santoso
Klasifikasi Karbohidrat
Rumus Umum : Cm(H2O)n
Monosakarida
Contoh :
Buah
Sayur
Madu
Kacang-kacangan
Rasa : manis
Satu monomer
Satu jenis struktur cincin
Disakarida
Struktur bercabang/tidak
Dua monomer 2 struktur cincin
Rasa manis
Contoh :
Susu
Gula
Polisakarida
Contoh :
Nasi, kentang, jagung, gandum
Analisis Kualitatif
kelarutan Molisch
Fehling Benedict
Tollen Iodine
Analisis Kualitatif
Copyright
Dr. Joko Santoso
METODE REDUKSI
Analisis dengan:
Gravimetri
Titrasi/Volumetri
Spektrofotometri
Copyright
Dr. Joko Santoso
Persiapan sampel:
• Sampel dalam bentuk cair dibuat basa + CaCO3
agar asam-asam yang terdapat dalam
sampel tidak menghidrolisis gula yang ada selama
pemanasan.
Pemanasan menginaktivasi enzim-enzim
penghidrolisa gula.
• Untuk menghilangkan pigmen, SENYAWA
BERWARNA dan SENYAWA KOLOID + Pb-asetat
basa.
Kelebihan Pb-asetat dihilangkan dengan
penambahan Na/K-OKSALAT
Copyright
Dr. Joko Santoso
Persiapan sampel:
Copyright
Dr. Joko Santoso
METODE NELSON-SOMOGYI
adalah modifikasi dari Metode
MUNSON-WALKER
Prinsip:
• Reaksi antara Cu2O dengan Arseno-molybdate
(Ammonium molybdate = ((NH4)6Mo7O24) + Sodium
Arsenate Na2HAsO7 didalam H2SO4.
• Menghasilkan warna biru, ukur λ 500-520 nm.
Pereaksi:
(i) Pereaksi tembaga sulfat
(ii) Pereaksi arsenomolibdat
(iii) Larutan glukosa standar
Copyright
Dr. Joko Santoso
METODE FERISIANIDA BASA
Prinsip :
Pada pH>10.5, gula akan mereduksi FERISIANIDA
FEROSIANIDA yang akan bereaksi dengan ion feri
membentuk senyawa biru Prussian yang dapat
diukur intensitasnya λ 700 nm.
Pereaksi:
1. Larutan Sianida basa
2. Larutan Pottasium ferisianida 0.05% (w/v) dalam
air
3. Larutan feriamonium sulfat.
Copyright
Dr. Joko Santoso
PHENOL SULFURIC ACID
Metode ini:
- sederhana
- cepat
- Universal
Untuk total KH dalam pangan baik
untuk gula pereduksi dan non-
pereduksi
Copyright
Dr. Joko Santoso
• Prinsip:
Reaksi KH dengan phenol dalam keadaan asam
kuat, menghasilkan panas, diikuti pemanasan
25-30oC selama 20 menit
Terjadi dehidrasi KH sehingga terbentuk
FURFURAL dan HYDROXYMETHYL
FURFURAL, produk ini berkondensasi dengan
PHENOL muncul warna YELLOW-
ORANGE
λ 480 nm = PENTOSE
λ 490 NM = HEXOSE
Copyright
Dr. Joko Santoso
Metode VOLUMETRIK (MUNSON- WALKER)
Copyright
Dr. Joko Santoso
Pereduksi:
(i) Larutan tembaga sulfat
(ii) Larutan tartrat basa
(iii) Larutan Fehling
(iv) Larutan Dekstrosa standar
(v) Larutan Metilen Blue 0,2% dalam air
Copyright
Dr. Joko Santoso
COLORIMETRI
• Gula pereduksi bereaksi dengan 2.3.5 Triphenyl
Tetrazolium Bromide atau Chloride > pH 12.5
yang menghasilkan warna kompleks TRIPHENYL
FORMAZON (Pink-Violet-Blue) λ 485 nm.
• Gula pereduksi bereaksi dengan 3.5-
Dinitrosalicylate dalam keadaan basa
menghasilkan warna Red-Brown.
• Karbohidrat dapat bereaksi dengan Resorcinol
warna kompleks
• Karbohidrat dapat bereaksi dengan Orcinol
warna kompleks
Copyright
Dr. Joko Santoso
METODE SHAFFER-SOMOGYI
Copyright
Dr. Joko Santoso
Pereaksi:
(1) Larutan Tembaga sulfat
(2) Larutan Kalium Iodat 0.1 N
(3) Pereaksi Shaffer-Somogyi
(4) Larutan Iodida-kalium oksalat
(5) Larutan Natrium tiosulfat standar
(6) Larutan asam sulfat
(7) Larutan pati untuk indikator
Copyright
Dr. Joko Santoso
METODE ANTHRONE
• Prinsip:
– Anthrone (9,10-dihydro-9-oxanthra-cene)
merupakan hasil reduksi anthraquinone
– Anthrone bereaksi secara spesifik dengan KH
dalam asam sulfat pekat menghasilkan warna
biru kehijauan khas
Copyright
Dr. Joko Santoso
METODE CLEG-ANTHRONE untuk TOTAL
AVAILABLE CARBOHYDRATE
Prinsip:
Bahan di-digest dengan menggunakan asam
perklorat, pati yang terhidrolisa bersama-sama
dengan gula yang larut dapat bereaksi dengan
anthrone membentuk warna biru kehijauan dan
dapat ditentukan jumlahnya secara kolorimetrik
(dinyatakan sebagai persen glukosa).
Copyright
Dr. Joko Santoso
METODE DNS
Prinsip:
Dalam suasana alkali gula pereduksi akan
mereduksi 3,5-dinitrosolisilat (DNS) membentuk
senyawa yang dapat diukur absorbannya pada λ
550nm
Copyright
Dr. Joko Santoso
METODE ENZIMATIS
1. Metode D-Sorbitol
2. Metode Lactose-D-galactose
– Lactose β-galactose
D-Galactose + D-Glucose
– D-Galactose β-galactose
Dehydrogenase
Copyright
Dr. Joko Santoso
4. Metode Raffinose
– Raffinose + H2O α-galactosidase D-galactose +
Sucrose
– D-galactose + NAD+ galactose
dehydrogenase
Galactonolactone + NADH + H+
Copyright
Dr. Joko Santoso
PENETAPAN SERAT KASAR
Copyright
Dr. Joko Santoso
PENETAPAN DIETERY FIBER
Copyright
Dr. Joko Santoso
Berdasarkan fungsinya dalam tanaman DF dibagi
menjadi 3 fraksi utama:
1. POLISAKARIDA STRUKTURAL: terdapat dalam
dinding sel dan terdiri dari selulosa dan
polisakarida non-selulosa (hemiselulosa dan
substansi pektat).
2. NON POLISAKARIDA STRUKTURAL: lignin.
3. POLISAKARIDA NON STRUKTURAL: termasuk
gum dan mucilage serta polisakarida lain
seperti karagenan dan agar.
Copyright
Dr. Joko Santoso
METODE VAN SOEST dan modifikasinya
Masih banyak digunakan (mudah dan relatif cepat).
Kadar ADF (Acid Detergent Fiber)
Kadar NDF (Neutral Detergent Fiber)
Penetapan komponen dietery fiber lainnya dapat
ditentukan dengan metode lain.
METODE KLASON Penetapan lignin
METODE SPEKTROFOTOMETRI Substansi
pelarut
Kadar Hemiselulosa selisih Kadar NDF
dengan ADF
Kadar Selulosa selisih kadar NDF dengan
lignin
Total DF Kadar NDF + Substansi Pektat.
Copyright
Dr. Joko Santoso
PENETAPAN ADF
Prinsip:
• Sampel diekstrak dengan larutan ADF (Setiltrimetil
ammonium bromide dalam H2SO4 1 N) sehingga
seluruh komponen selain komponen ADF larut.
• Komponen yang tidak larut disaring, dikeringkan,
ditimbang, dan dikoreksi dengan kandungan mineral
yang ada dalam komponen tersebut dengan cara
menyabunkan sehingga yang tinggal hanya mineral
saja.
Pereaksi:
i. Larutan ADF (20 g setil trimetil ammonium bromide
dalam 1 lt H2SO4 1 N)
ii. Aseton
Copyright
Dr. Joko Santoso
PENETAPAN NDF
Prinsip:
• Sampel diekstrak dengan larutan NDF sehingga seluruh
komponen selain komponen NDF larut.
• Komponen yang tidak larut disaring, dikeringkan, ditimbang
dan dikoreksi dengan kandungan mineral.
• Untuk sampel yang mengandung pati, maka patinya harus
dihidrolisa dengan enzim α-amilose, jika tidak pati tersebut
akan menyulitkan dalam pengeringan.
Pereaksi:
1. Larutan NDF
(18,61 g EDTA-2Na, 6.81 g Na2B4O7.10H2O, 30 g Sodium
Lauril Sulfat, 4.56 g Na2HPO4 dan 10 ml 2-etoksi-etanol
dilarutkan sampai 1 liter sehingga pH 6,4-7,1).
2. Larutan α-amilase
(1 g α-amilase dimasukkan dalam 1 liter buffer phospat).
3. Aseton
Copyright
Dr. Joko Santoso
PENETAPAN LIGNIN
Prinsip:
Mula-mula sampel diekstrak dengan larutan ADF
sehingga seluruh komponen selain selulosa dan
lignin larut. Selulosa yang ada dalam residu
diihidrolisa dengan H2SO4 72% sehingga yang
tertinggal hanya residu lignin.
Pereaksi:
(1). Larutan ADF
(2). Larutan H2SO4 72% (w/v)
(3). Aseton
Copyright
Dr. Joko Santoso
PENETAPAN SUBSTANSI PEKTAT
(a). Metode Kolorimetrik
– Mc. Cready dan Mc Comb (1952) yang
dimodifikasi oleh Blumenkrentz-dan Arboc
Hansen (1973).
– Penetapannya didasarkan pada reaksi antara o-
hidroksidifenil dengan anhidrogalakturonat yang
menghasilkan warna dan diukur pada λ 520 nm.
Pereaksi:
1. Larutan versen 0.5%
2. Larutan tetraborat dalam sulfat
3. Larutan o- hidroksidifenil
4. NaOH 0.05N
Copyright
Dr. Joko Santoso
(b). Metode Gravimetrik
– Pektin yang telah diekstrak disaponifikasi
dengan alkali dan diendapkan sebagai kalium
pektat dengan penambahan kalsium klorida
dalam suasana asam.
– Endapan kalsium pektat dicuci sampai bebas
klorida, dikeringkan dan ditimbang.
Pereaksi:
1. Asam asetat 1N
2. Kalsium klorida 1N
3. Perak nitrat 1%
4. HCl 0.05N
Copyright
Dr. Joko Santoso
Duplicate sample 2 g (wet sample)
• Dissolved in 30 mL water
Precipitation
•stand for 60 min
Washed Washed
•78% ethanol, 20 mL x 3 •78% ethanol, 20 mL x 3
•95% ethanol, 20 mL x 2 •95% ethanol, 20 mL x 2
•acetone, 10 mL x 2 •acetone, 10 mL x 2
Copyright
Dr. Joko Santoso
Insoluble Soluble
Copyright
Dr. Joko Santoso
Konsentrasi (%) absorban
0.1 0.205
0.25 0.317
0.5 0.521
0.75 0.716
1 0.998