Anda di halaman 1dari 4

Analisa Kualitatif dan Kuantitatif MSG

a) Uji Kuliatatif MSG

Spot Test

 1 mL larutan sampel (± 1 dari 30 bagian)


 Tambahkan 1 mL Triktohidindena hidrat TS dan 100 mg Natrium Asetat
 Masukkan ke dalam Waterbath selama 10 menit
 Bila timbul warna ungu maka + MSG

Uji kualitatif dengan kromatografi kertas berdasarkan pengujian mutu MSG menurut
standar SII (standar industri Indonesia)

Pereaksi :

 Larutan contoh

0,5±0,05 gram contoh dilarutkan dalam air hingga 1 liter.

 Larutan standar

0,393±0,001 gram asam glutamat (kemurnian tidak kurang dari 99,5%) dinetralkan dengan
NaOH p.a dan diencerkan.

 Pelarut

Campuran butanol asam asetat pekat dan air dalam perbandingan volume 4:2:1.

 Pembangkit warna

Larutan 0,2% ninhidrin dalam alcohol 95% v/v.

 Kertas kromatografi

Digunakan kertas whatmen no 1 atau kertas lain yang sesuai dengan ukuran 250×250 mm.

Cara Kerja :

Isikan pelarut kedalam wadahnya dalam bak kromatografi dan dibiarkan 12 jam. Pada kertas
kromatografi dibuat garis pada jarak 25 mm dari tepi dengan pensil. Teteskan 0,025 ml contoh
dan larutan standar pada garis tersebut dengan jarak masing-masing 10 mm dan 25 mm, dan
biarkan hingga kering. Kromatografi dilakukan dengan cara decending, yaitu pelarut bergerak
dari bawah keatas. Tepi yang diletakkan di bagian bawah dan ujungnya dicelupkan dalam larutan
(10 mm), selama 8 jam. Kertas kemudian diangkat dan digantung sehingga semua pelarut
menguap. Seluruh kertas kemudian disemprotkan dengan larutan nihidrasin dan setelah beberapa
menit dikeringkan dalam oven 105 sampai 1100 C selam 5 menit. Pada kertas akan tampak spot
biru dan tampak pula batas akhir pelarut. Pada pusat tiap spot diberi tanda jarak antara titik awal
dengan pusat spot dan dengan batas akhir pelarut di ukur dengan teliti. Harus hanya ada satu spot
biru dari larutan contoh dan nilai Rf contoh harus sama nilai Rf standar.

Kolorimetri

Klorida

Larutan yang diperlukan

Larutan klorida standar. Larutan 165 mg NaCl dalam air dan tepatkan hingga 100 ml. Encerkan
10 ml larutan tersebut menjadi 1 liter. Larutan ini mengandung 10 ppm klorida.

Cara Kerja

Larutkan 50 mg MSG-Monohidrat dalam 40 ml air. Tambah 1 ml asam nitrat dan 1 ml 0,1 N


perak nitrat. Encerkan hingga 50 ml biarkan dalam ruang gelap selama 5 menit. Bandingkan
kekeruhanya dengan larutan yang di buat dari 10 ml larutan klorida standar yang diberi
perlakuan yang sama. Kekeruhan MSG Monohidrat tidak boleh lebih keruh dari pada larutan
standar.

Logam-logam Berat

Larutan yang diperlukan dan pembuatannya

Larutan sodium sulfide. Larutkan 5 gram sodium sulfide dalam 10 ml air dan 30 ml Glycerine.
Simpan larutan ini dalam tempat gelap.

Cara kerja

Masukkan 2,0 gram MSG dalam tabung Nessler. Tambahkan 40 ml air dan 2 ml asam asetat
10% (v/v). Bila larutan tidak jernih, maka disaring dan jadikan 50 ml dengan air. Tambahkan 2
tetes larutan sodium sulfide, aduk dan diamkan 5 menit. Bandingkan warna dengan yang
diperoleh dari 8 ml larutan standar Pb. Warna tidak boleh lebih gelap dari larutan standar
tersebut.
Uji Kualitatif menggunakan HPLC

Sporn melakukan penentuan MSG dalam sup dan kecap. Glutamat diekstraksi dengan aseton.
Ekstrak dimasukkan ke kolom penukar anion (Partisil SAX: 250 x 4,6 mm) dan dielusi dengan
RI (inframerah) detector. Metode ini kemudian dimodifikasi lagi oleh Nguyen dan Sporn, di
mana mereka juga menggunakan kolom Partisil SAX, tetapi eluenya Potassium dihidrogen fosfat
(17 mM, pH 4). Penentuan konsentrasi kemudian dilakukan dengan kombinasi RI dan UV
detektor.

Glutamat, asam aspartat, asam piro glutamine, dan klorida ditentukan dengan RI detektor,
sedangkan 5’-IMP dan 5”-GMP ditentukan dengan UV pada 254 nm. Beberapa penelitian juga
meneliti pengaruh pengalengan, didapati selama pengalengan glutamat stabil, namun nukleotida
mengalami degradasi sampai 50% atau lebih akibat hidrolisis. Untuk menentukan konsentrasi
glutamat pada konsentrasi rendah, William dan Winfield mendidihkan larutan buffer sodium
bikarbonat (pH 10,5) dan dansil klorida dalam gelap. Hasilnya dipindahkan ke kolom C18
(125×4,6 mm) dan dielusi dengan air : methanol, asam asetat (55:45:1, v/v/v), kemudian
dilakukan penentuan konsentrasi dengan fluoresensi (530 nm-328 nm).

b) Uji Kuantitatif MSG

Titrasi bebas air

 timbang 250 mg sampel secara seksama


 basahkan dengan air, larutkan dalam asam asetat glasial 100 mL,
 titrasi dengan Asam perklorat 0,1 N . Tiap 0,1 N asam perklorat setara dengan 9,356 mg
Monosodium glutamat.

Reaksi :

MSG + CH3COOH → Asam Glutamat + CH3COONa

Asam Glutamat + HClO4 → Monochlorida glutamat + H2O

Titrasi presipitasi

10 mL larutan sampel (± 1 dari 10 bagian) + 5,6 mL HCl 1N, terdapat endapan asam glutamat.

Timbang gravimetris secara kuantitatif


Reaksi :

MSG + HCl –> asam glutamat + NaCl

Ket: Endapan asam glutamat yang terbentuk diukur secara gravimetris

Kadar MSG

0,4 gram contoh MSG dipanasi dalam labu kjedhal dengan 0,5 gram Cu-sulfat, 4,5 gram kalium
sulfat dan 20 ml H2SO4 (p) samapai cairan menjadi jernih. Pemanasan dilanjutkan hingga 3 jam,
lalu dinginkan. Larutan dipindahkan ke dalam labu destilasi, cuci dengan air suling dan encerkan
hingga volume 200 ml, tambahkan 80 ml NaOH 30 %, kemudian amonia yang terdestilasi
ditampung dalam 25 ml H2SO4 0,1 N dan indikator merah metil. Bila 2/3 volume larutan telah
terdestilasi, titer kelebihan H2SO4 dengan NaOH 0,1 N. dan hitung kadar kemurnian MSG.

Kemurniaan MSG % :

(25 x N as sulfat) – (V NaOH x N NaOH) x 0,1 x 0,187 x 100%

berat MSG (mg)

Analisis Penyedap Rasa

Salah satu penyedap rasa yang paling sering dgunakan dalam kehidupan sehari – hari
masyarakat adalah MSG. Analisis MSG dapat dilakukan secara kualitatif, yaitu: Kedalam 10 ml
larutan MSG (1 : 10) tambahkan 5,6 mL HCl 1 N. Saat didiamkan terbentuk endapan kristal
putih Asam glutamate. Bila kedalam larutan keruh tersebut ditambah HCl 1 N Asam glutamate
larut dalam pengocokan.

Anda mungkin juga menyukai