PENDAHULUAN
Karbohidrat merupakan komponen
bahan pangan yang merupakan sumber
energi utama dan serat makanan yang
memengaruhi proses fisiologis tubuh.
Karbohidrat memiliki sifat fungsional yang
penting dalam proses pengolahan makanan,
seperti sebagai bahan pengisi, pengental,
penstabil emulsi, pengikat air, pembentuk
flavor, aroma, dan tekstur. Karbohidrat juga
penting sebagai sumber pemanis alami,
bahan baku proses fermentasi, berperan
dalam menentukan karakteristik reologi
dari berbagai jenis bahan atau produk
pangan, serta terlibat dalam reaksi
pencoklatan yang umum terjadi dalam
proses pengolahan pangan (Andarwulan,
2011).
Percobaan kali ini mengenai
pengujian kadar gula pereduksi, gula total
dan pati. Gula pereduksi merupakan
golongan gula (karbohidrat) yang dapat
mereduksi senyawa-senyawa penerima
elektron, contohnya adalah glukosa dan
fruktosa. Ujung dari suatu gula pereduksi
adalah ujung yang mengandung gugus
aldehida atau keton bebas. Semua
Sampel
Analisis
Gula
b fb
100
W sampel
V blankoVsampel
N
0,1
Dimana a =
b fb 0,9
100
W sampel
V blankoVsampel
N
0,1
Cu2O
+ R-COOH
CuSO4 + H2O
CuI2 + K2SO4
Cu2I2 + I2
Na2S4O6 + NaI
RataRata
(%)
10,023
0,448
42,808
Sampel
11
16
13
17
15
19
Coca Cola
Coca Cola
Teh Botol
Teh Botol
Sirup
Sirup
Wsampe
l
(gr)
2,5727
2,5372
2,5945
2,5730
2,5500
2,5200
N Natio
0,09531
VNaTio
(ml)
23,9
23,9
24,1
24,1
24,2
24,2
RataRata
(%)
5,730
10,006
93,840
Kel
Sampel
12
18
14
20
Tepung
Ketan
Tepung
Pisang
Wsampel
(gr)
3,0091
3,0096
3,0068
3,0137
VNatio
Kadar
% pati
RataRata
(%)
Berdasarkan hasil
pengamatan
pada
65,92
67,025
tabel
3,
terlihat
0,095 68,15
bahwa rata-rata kadar
31
32,15
40,632
% pati yang paling
49,11
besar adalah pada
sampel tepung ketan yaitu sebesar
67,025%. Sementara berdasarkan hasil
penelitian Immaningsih (2012) menyatakan
bahwa kadar pati tepung ketan adalah
sebesar 63,31%. Tepung ketan memiliki
viskositas yang tinggi dikarenakan
kandungan pati nya yang tinggi.( Widian,
Harijono, 2015). Pati dominan yang
terkandung pada tepung beras adalah
amilopektin. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Briggs (2007), tepung ketan
memiliki kandungan amilopektin yang
lebih besar dibandingkan dengan tepungtepung lainnya sehingga lebih pulen. Kadar
pati hasil penelitian dengan literatur tidak
jauh berbeda. Perbedaan diperkirakan
dipengaruhi oleh jenis sampel yang
digunakan
serta
ketelitian
dalam
menimbang dan titrasi.
Berdasarkan hasil pengamatan
pada tabel 3, sampel tepung pisang
memiliki kadar pati 40,632%. Sementara
berdasarkan hasil penelitian Betty, dkk
(2012) Kadar pati tepung pisang perlakuan
tanpa pemanasan otoklaf yaitu 65,98 70,29% . Berdasarkan hasil penelitian
Triono (2010), kadar pati tepung pisang
adalah sebesar 73,57%. Berdasarkan hasil
penelitian Histifarina, dkk (2012), kadar
pati tepung pisang nangka adalah 50,25%.
Tepung pisang yang digunakan adalah
tepung pisang nangka. Perbedaan antara
hasil dengan literature dikarenakan
perbedaan jenis tepung pisang yang
digunakan, tingkat kematangan pisang yang
digunakan,
serta
ketelitian
dalam
menimbang dan titrasi.
(ml)
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil
praktikum
didapat rata-rata kadar gula pereduksi
adalah 10,023% pada sampel coca cola,
0,448% pada sampel teh botol, dan
Pangan.
N. L.
dan S.
Pangan.