PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kecacingan merupakan penyakit yang diabaikan sehingga kurang
diperhatikan baik pencegahan maupun penanggulangannya. Meskipun kecacingan
cenderung tidak mematikan namun dapat menurunkan kondisi gizi yang
mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan mental anak-anak, sedangkan
pada orang dewasa menyebabkan turunnya produktivitas kerja. Oleh karena itu,
sangat penting dilakukan upaya-upaya yang komprehensif untuk dijadikan data
dasar
dalam
kebijakan
strategis
pencegahan
dan
penetapan
program
BAB II
SPESIALITE OBAT ANTI CACING
2.1.
PENGGOLONGAN CACING
Berdasarkan bentuknya, cacing dibedakan menjadi platyhelmintes dan
2.1.3. Cestoda
Cestoda adalah salah satu contoh kelas dari Phyllum Platyhelminthes.
Cacing dalam klas cestoda disebut juga cacing pita karena bentuk tubuhnya yang
panjang dan pipih menyerupai pita. Cacing ini tidak mempunyai saluran
pencernaan ataupun pembuluh darah. Tubuhnya memanjang terbagi atas segmensegmen yang disebut proglotida dan segmen ini bila sudah dewasa berisi alat
reproduksi jantan dan betina.
Contoh cacing golongan Cestoda
1. Golongan Cyclophyllidea (Taenia saginata / Taenia solium / Taenia lata)
Merupakan caning pipih beruas ruas, yang penularannya lewat
daging yang mengandung telur cacing pita karena kurang lama dimasak.
Taenia saginata terdapat dalam daging sapi.
dalam daging babi. Taenia lata terdapat didalam daging ikan.Obat yang
paling banyak digunakan untk cacing pita adalah niklosamid.
2. Golongan Pseudophyllidea (Diphyllobotrium latum & Diphyllobotrium
mansoni)
Merupakan cacing pita besar dengan panjang bisa mencapai 10
meter, serta tersusun oleh 4000 proglotid dan tubuh rata rata 2 cm per
hari. Cacing tinggal di usus halus pada anjing, kucing, dan manusia. Obat
yang sering digunakan untuk pengobatan adalah niklosamid.
2.2.
No
Nama Generik
Dosis
Nama
Bentuk Sediaan
Pabrik
1.
Mebendazol
2.
Piperazin
3.
Albendazol
4.
Dietilkarbamazin
5.
Pirantelpamoat
Cacing kremi:
1 dd 100 mg, jika
terjadi infeksi
ulangi 2 s.d. 3
minggu kemudian
Cacing tambang:
2 dd 100 mg selama
3 hari
Cacing gelang:
1 dd 125 mg 150
mg
1 dd 2,25 g- 3 g/15
mL selama 7 hari
Umur<2th: 1 dd 0,3
0,5 mL/
kgBBselama 7 hari
Umur 2- 3th: 1 dd 5
mL selama 7 hari
Umur 7-12th: 1 dd
10 mL selama 7
hari
2 dd 400 mg selama
3 hari, dapat
diulangi setelah 3
minggu
Pemula: 1 mg/ kg
BB, kemudian 6
mg/ kg BB/ hari
selama 3 hari
1 dd 10 mg/ kg BB
Dagang
Vermox
Tablet kunyah
500 mg
Janssen
Piperacyl
Sirup 1 g/5 mL
Tempo Scan
Pacific
Helben
Tablet 400 mg
Suspensi 200
mg/5 mL
Mecosin
Filarzan
Tablet 100 mg
Mecosin
Pantril
Harsen
Konvermex
Combantrin
Konimex
Pfizer
6.
Tiabendazol
25 mg/kg BB
(maksimal 1,5 g)
tiap 12 jam selama
3 hari
Mintezol
Levamisol
1 dd 125- 150 mg
Ascaridil
Kam Cek San
Ivermektin
Niklosamid
10.
Prazikuantel
2.3.
1 dd 150 mg/kg
BB/ oral, dengan
interval 6- 12 bulan
Orang dewasa dan
anak-anak dari 6
tahun ke atas - 4
tablet
Anak-anak 2-6
tahun - 2 tablet
Anak-anak di
bawah 2 tahun - 1
tablet
1 dd 10- 20
mg/kgBB
Tablet 250 mg
Suspensi 25
mg/mL
Suspensi 50
mg/M
Tablet kunyah
500 mg
Suspensi 500mg/
5 mL
Tablet 25 mg
Tablet 50 mg
Serbuk 50 mg
Johnson n
Johnson
BintangToedj
oe
Merck &
Co.,Inc.,
Stromectol
Yomesan
Tablet 500 mg
Bayer
Biltricide
Tablet 600 mg
Bayer
Merck &
Co.,Inc.,
Indikasi
Infeksi
tunggal
maupun
campuran
yang
EfekSamping
Peringatan
Kontra Indikasi
Efek Samping
anak
3. Pirantel Pamoat
Indikasi
kremi, cacing tambang. Obat pilihan untuk cacing gelang dan kremi.
Kontra Indikasi : Efek Samping
4. Levamisol
Indikasi
kepala.
5. Albendazol
Indikasi
: Kehamilan
Efek Samping
darah
Peringatan
6. Niklosamid
Indikasi
Diphyllobothrium latum
Kontra indikasi
: Hypersensitivitas niklosamid, Yomesan dapat
diberikan dengan aman setelah tiga bulan pertama kehamilan, dan
untuk pasien dengan hati, empedu dan ginjal penyakit.
Efek samping : Dapat menyebabkan gangguan pada saluran gastrointestinal seperti mual, muntah dan sakit perut. Tidak ada alkohol harus
diambil selama pengobatan.
7. Prazikuantel
Indikasi
: Infeksi oleh semua golongan Schistosoma
Kontra indikasi : Pada pasien yang sebelumnya telah menunjukkan
hipersensitivitas terhadap obat atau salah satu eksipien.
Efek samping
Hipersensitivitas
terhadap
produk
ini.
Thiabendazole
merupakan kontraindikasi sebagai pengobatan profilaksis untuk cacing
kremi kutu.
Efek samping
: anoreksia, mual, muntah, diare, epigastric distress
sakit perut, sakit kuning, kolestasis, kerusakan parenkim hati dan gagal
hati.
9. Invermektin
Indikasi
: Untuk pengobatan strongyloidiasis dari saluran
usus
(Strongyloides stercoralis)
Kontra indikasi : Stromectol merupakan kontraindikasi pada pasien
yang hipersensitif terhadap komponen produk ini.
Efek samping
: Kelelahan, nyeri perut, anoreksia, sembelit, diare,
mual, muntah, pusing tremor, dan ruam.
10. Dietilkarbamazin
Indikasi
:
Filariasis,
onkoseriasis,
askariasis,
dan
ankilostomasis
Kontra indikasi
Efek samping
DAFTAR PUSTAKA
1. MIMS. Edisi 115. Jakarta: PT Medidata Indonesia; 2010
2. Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia
Direktorat
Jenderal