Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kecacingan merupakan penyakit yang diabaikan sehingga kurang
diperhatikan baik pencegahan maupun penanggulangannya. Meskipun kecacingan
cenderung tidak mematikan namun dapat menurunkan kondisi gizi yang
mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan mental anak-anak, sedangkan
pada orang dewasa menyebabkan turunnya produktivitas kerja. Oleh karena itu,
sangat penting dilakukan upaya-upaya yang komprehensif untuk dijadikan data
dasar

dalam

kebijakan

strategis

pencegahan

dan

penetapan

program

penanggulangan kecacingan yang tepat guna.


Antelmintik atau obat cacing adalah obat yang digunakan untuk
memberantas atau mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh.
Sebagian besar obat cacing efektif terhadap satu macam kelompok cacing,
sehingga diperlukan diagnosis yang tepat sebelum menggunakan obat tertentu.
Diagnosis dilakukan dengan menemukan cacing, telur cacing dan larva dalam
tinja, urin, sputum, darah atau jaringan lain penderita. Sebagian besar obat cacing
diberikan secara oral yaitu pada saat makan atau sesudah makan dan beberapa
obat cacing perlu diberikan bersama pencahar.
Penularan penyakit cacing umumnya terjadi melalui mulut, meskipun ada
juga yang melalui luka dikulit. Larva dan telur cacing ada di mana-mana di atas
tanah, terutama bila sistim pembuangan kotoran belum memenuhi syarat-syarat
hygiene. Gejala penyakit cacing sering kali tidak nyata. Umumnya merupakan

gangguan lambung usus seperti mulas, kejang-kejang kehilangan nafsu makanan


pucat (anemia) dan lain lain. Pencegahannya sebenarnya mudah sekali yaitu :
Menjaga kebersihan baik tubuh maupun makanan
Mengkomsumsi makanan yang telah di masak dengan benar (daging, ikan)
Mencuci tangan sebelum makanan.
Di indonesia masih banyak penyakit yang menjadi masalah kesehatan, salah
satunya diantaranya ialah disebabkan oleh cacing. Cacingan ini dapat
mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktivitas
penderitanya sehingga secara ekonomi banyak menyebabkan kerugian, karena
menyebabkan kehilangan karbohidrat dan protein serta kehilangan darah dan
menurunkan kualitas sumber daya manusia. Prevalensi cacingan di indonesia pada
umumnya masih sangat tinggi, terutama pada golongan penduduk yang kurang
mampu yang mempunyai resiko tinggi terjangkit penyakit ini. Oleh karena itu,
diperlukan pengetahuan mengenai penggolangan cacing yang dapat menyebabkan
penyakit dan cara pengobatannya.
B. TUJUAN
Untuk mengetahui dan memahami tentang jenis-jenis cacing yang
menyebabkan cacingan, gejala-gejala pada manusia jika mengidap penyakit
cacingan, mengetahui cara pencegahan untuk menghindari penyakit cacingan, dan
mengetahui mana obat yang efektif untuk pengobatan cacingan.

BAB II
SPESIALITE OBAT ANTI CACING
2.1.

PENGGOLONGAN CACING
Berdasarkan bentuknya, cacing dibedakan menjadi platyhelmintes dan

nemanthelmintes. Platyhelminthes dibagi menjadi kelas Trematoda (cacing daun)


dan kelas Cestoda (cacing pita). Cacing Trematoda berbentuk daun, badannya
tidak bersegmen, mempunyai alat pencernaan. Cacing Cestoda mempunyai badan
yang berbentuk pita dan terdiri dari skoleks, leher dan badan (strobila) yang
bersegmen (proglotid), makanan diserap melalui kulit (kutikulum).
2.1.1. Nematoda
Nematoda merupakan salah satu jenis cacing parasit yang paling sering
ditemukan pada tubuh manusia. Nematoda yang hidup dalam usus manusia
disebut dengan nematode usus. Nematoda usus terdiri dari beberapa spesies, yang
banyak ditemukan di daerah tropis dan tersebar diseluruh dunia. Spesies tersebut
diantaranya Enterobius vermiculis (cacing kremi), Ascaris lumbricoides (cacing
gelang), Ancylostoma duodenale dan Necator americanus (cacing tambang).
1. Cacing Kremi (Enterobius vermiculis)
Termasuk golongan cacing bulat, masa hidup cacing dewasa tidak lebih
dari 6 minggu. Cacing betina menempatkan telurnya disekitar anus pada
malam hari sehingga menyebabkan rasa gatal. Dengan garukan, telur cacing
akan pindah ke tangan dan dapat tertelan kembali. Obat yang sesuai adalah
mebendazol (obat pilihan untuk semua pasien diatas 2 tahun) dan piperazin.

2. Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)


Termasuk cacing bulat yang dapat mencapai ukuran cukup besar dan
cukup berbahaya karena dapat keluar dari usus, menjalar ke organ-organ lain
bila tidak diobati dengan tepat. Obat pilihan efektif adalah Levamisol.
3. Cacing Tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator Americanus)
Dua cacing tambang yang menginfeksi manusia, penularannya melalui
larva yang masuk ke dalam kulit kaki yang terluka cacing tambang hidup pada
usus halus bagian atas dan menghisap darah pada tempat dia menempelkan
dirinya di mukosa usus. Obat pilihan adalah Mebendazol yang memiliki
spectrum luas dan efektif terhadap cacing tambang.
4. Cacing Benang (Strongiloidesis stercoralis)
Cacing benang yang hidup dalam usus, ditularkan melalui kulit oleh larva
yang berbentuk benang. Larva yang dihasilkan dapat menembus dinding usus
dan menyusup ke jaringan. Obat pilihan : Tiabendazol, Obat alternatif :
Albendazol. Invermectin
2.1.2. Trematoda
Trematoda merupakan cacing pipih yang berbentuk seperti daun,
dilengkapi dengan alat-alat ekskresi, ala tpencernaan, alat reproduksi jantan dan
betina yang menjadi satu (hermafrodit) kecuali pada Trematoda darah
(Schistosoma). Mempunyai batil isap kepala di bagian anterior tubuh dan batil
isap perut di bagian posterior tubuh. Berdasarkan tempat hidupnya, trematode
dibagi menjadi trematode hati, usus, paru, dan darah. Obat pilihan yang digunakan
untuk mencegah dan mengobati infeksi oleh cacing adalah prazikuantel.

2.1.3. Cestoda
Cestoda adalah salah satu contoh kelas dari Phyllum Platyhelminthes.
Cacing dalam klas cestoda disebut juga cacing pita karena bentuk tubuhnya yang
panjang dan pipih menyerupai pita. Cacing ini tidak mempunyai saluran
pencernaan ataupun pembuluh darah. Tubuhnya memanjang terbagi atas segmensegmen yang disebut proglotida dan segmen ini bila sudah dewasa berisi alat
reproduksi jantan dan betina.
Contoh cacing golongan Cestoda
1. Golongan Cyclophyllidea (Taenia saginata / Taenia solium / Taenia lata)
Merupakan caning pipih beruas ruas, yang penularannya lewat
daging yang mengandung telur cacing pita karena kurang lama dimasak.
Taenia saginata terdapat dalam daging sapi.

Taenia sodium terdapat

dalam daging babi. Taenia lata terdapat didalam daging ikan.Obat yang
paling banyak digunakan untk cacing pita adalah niklosamid.
2. Golongan Pseudophyllidea (Diphyllobotrium latum & Diphyllobotrium
mansoni)
Merupakan cacing pita besar dengan panjang bisa mencapai 10
meter, serta tersusun oleh 4000 proglotid dan tubuh rata rata 2 cm per
hari. Cacing tinggal di usus halus pada anjing, kucing, dan manusia. Obat
yang sering digunakan untuk pengobatan adalah niklosamid.
2.2.
No

SPESIALITE OBAT ANTI CACING

Nama Generik

Dosis

Nama

Bentuk Sediaan

Pabrik

1.

Mebendazol

2.

Piperazin

3.

Albendazol

4.

Dietilkarbamazin

5.

Pirantelpamoat

Cacing kremi:
1 dd 100 mg, jika
terjadi infeksi
ulangi 2 s.d. 3
minggu kemudian
Cacing tambang:
2 dd 100 mg selama
3 hari
Cacing gelang:
1 dd 125 mg 150
mg
1 dd 2,25 g- 3 g/15
mL selama 7 hari
Umur<2th: 1 dd 0,3
0,5 mL/
kgBBselama 7 hari
Umur 2- 3th: 1 dd 5
mL selama 7 hari
Umur 7-12th: 1 dd
10 mL selama 7
hari
2 dd 400 mg selama
3 hari, dapat
diulangi setelah 3
minggu
Pemula: 1 mg/ kg
BB, kemudian 6
mg/ kg BB/ hari
selama 3 hari
1 dd 10 mg/ kg BB

Dagang
Vermox

Tablet kunyah
500 mg

Janssen

Piperacyl

Sirup 1 g/5 mL

Tempo Scan
Pacific

Helben

Tablet 400 mg
Suspensi 200
mg/5 mL

Mecosin

Filarzan

Tablet 100 mg

Mecosin

Pantril

Sirup 250 mg/5


mL
Tablet 125 mg
Tablet 250 mg
Tablet 125 mg
Tablet 250 mg
Sirup 125 mg/5
mL
Sirup 250 mg/ 5
mL
Tablet 125 mg

Harsen

Konvermex

Combantrin

Konimex

Pfizer

6.

Tiabendazol

25 mg/kg BB
(maksimal 1,5 g)
tiap 12 jam selama
3 hari

Mintezol

Levamisol

1 dd 125- 150 mg

Ascaridil
Kam Cek San

Ivermektin

Niklosamid

10.

Prazikuantel

2.3.

1 dd 150 mg/kg
BB/ oral, dengan
interval 6- 12 bulan
Orang dewasa dan
anak-anak dari 6
tahun ke atas - 4
tablet
Anak-anak 2-6
tahun - 2 tablet
Anak-anak di
bawah 2 tahun - 1
tablet
1 dd 10- 20
mg/kgBB

Tablet 250 mg
Suspensi 25
mg/mL
Suspensi 50
mg/M
Tablet kunyah
500 mg
Suspensi 500mg/
5 mL
Tablet 25 mg
Tablet 50 mg
Serbuk 50 mg

Johnson n
Johnson
BintangToedj
oe
Merck &
Co.,Inc.,

Stromectol

Yomesan

Tablet 500 mg

Bayer

Biltricide

Tablet 600 mg

Bayer

INDIKASI, KONTRA INDIKASI DAN EFEK SAMPING


1. Mebendazol

Merck &
Co.,Inc.,

Indikasi

Infeksi

tunggal

maupun

campuran

yang

disebabkan cacing kremi, cacing tambang, cacing gelang.


KontraIndikasi

: Kehamilan (efekteratogenik) dan ibu menyusui.

EfekSamping

: Gangguan Saluran Pencernaan

Peringatan

:Tidak dianjurkan untuk anak <2 thn, kadang-

kadang cacing askaris akan bermigrasi keluar melalui hidung / mulut


selama pengobatan terutama pada anak dengan infeksi berat
2. Piperazin
Indikasi

: Cacing kremi dan cacing gelang

Kontra Indikasi

: Gangguan fungsi hati, ginjal, epilepsi.

Efek Samping

:Ganggungan saluran cerna, sakit kepala, pusing,

gangguan penglihatan, reaksi hipersensitif.


Peringatan

: Tidak dianjurkan dipakai terus menerus pada anak-

anak
3. Pirantel Pamoat
Indikasi

: Infeksi tunggal/campuran cacing gelang, cacing

kremi, cacing tambang. Obat pilihan untuk cacing gelang dan kremi.
Kontra Indikasi : Efek Samping

: Tidak ada nafsu makan, kejang perut, mual muntah

dan diare, sakit kepala, pusing, rasa mengantuk, ruam kulit


Peringatan

: Tidak untuk anak <2 tahun.

4. Levamisol
Indikasi

: Untuk pemberantasan cacing gelang

(Ascarislumbriboides) dan cacing tambang (Ancylostomaduodenale)


pada anak-anak dan orang dewasa.
Kontra Indikasi

: Penyakit ginjal atau hati tingkat lanjut, sebelumnya

terdapat kelainan perdarahan


Efek samping

: Gangguan pada saluran pencernaan, pusing, sakit

kepala.
5. Albendazol
Indikasi

: Infeksi tunggal atau campuran dari cacing benang,

cacing gelang, cacing tambang, cacing kremi.


Kontra Indikasi

: Kehamilan

Efek Samping

: Gangguan saluran cerna, sakit kepala, gangguan

darah
Peringatan
6. Niklosamid
Indikasi

::Infeksi oleh Taenia saginata, Taenia solium,

Diphyllobothrium latum
Kontra indikasi
: Hypersensitivitas niklosamid, Yomesan dapat
diberikan dengan aman setelah tiga bulan pertama kehamilan, dan
untuk pasien dengan hati, empedu dan ginjal penyakit.
Efek samping : Dapat menyebabkan gangguan pada saluran gastrointestinal seperti mual, muntah dan sakit perut. Tidak ada alkohol harus
diambil selama pengobatan.
7. Prazikuantel
Indikasi
: Infeksi oleh semua golongan Schistosoma
Kontra indikasi : Pada pasien yang sebelumnya telah menunjukkan
hipersensitivitas terhadap obat atau salah satu eksipien.

Efek samping

: Efek samping biasanya ringan dan sementara dan

tidak memerlukan pengobatan. Berikut yang diamati secara umum


yaitu malaise, sakit kepala, pusing, perut tidak nyaman dengan atau
tanpa mual, meningkatnya suhu.
8. Tiambedazole
Indikasi
: Strongyloidiasis, Cutaneous larva migrans, larva
migrans viseral
Kontra indikasi

Hipersensitivitas

terhadap

produk

ini.

Thiabendazole
merupakan kontraindikasi sebagai pengobatan profilaksis untuk cacing
kremi kutu.
Efek samping
: anoreksia, mual, muntah, diare, epigastric distress
sakit perut, sakit kuning, kolestasis, kerusakan parenkim hati dan gagal
hati.
9. Invermektin
Indikasi
: Untuk pengobatan strongyloidiasis dari saluran
usus
(Strongyloides stercoralis)
Kontra indikasi : Stromectol merupakan kontraindikasi pada pasien
yang hipersensitif terhadap komponen produk ini.
Efek samping
: Kelelahan, nyeri perut, anoreksia, sembelit, diare,
mual, muntah, pusing tremor, dan ruam.
10. Dietilkarbamazin
Indikasi
:
Filariasis,
onkoseriasis,
askariasis,
dan
ankilostomasis
Kontra indikasi
Efek samping

:: Sakit kepala, mual, muntah, pusing, ngantuk, nyeri

otot, ruam pada kulit, ngantuk, edema limfatik dan limfadenitis.

DAFTAR PUSTAKA
1. MIMS. Edisi 115. Jakarta: PT Medidata Indonesia; 2010
2. Departemen

Kesehatan

Republik

Indonesia

Direktorat

Jenderal

Pengawasan Obat dan Makanan. Informatorium Obat Nasional Indonesia.


Jakarta: CV Sagung Seto; 2008
3. Penerbit Ikatan Apoteker Indonesia. Informasi Spesialite Obat Indonesia.
Volume 46. Jakarta: PT ISFI Penerbitan; 2011

Anda mungkin juga menyukai