Anda di halaman 1dari 10

PENGAMBILAN

SPESIMEN SPUTUM

Di susun oleh :
Nur Aida
Elina Fitasari
Pengertian
Sputum adalah bahan yang dikeluarkan dari
paru, bronkus, dan trakea melalui mulut.
Biasanya juga disebut dengan expectoratorian.
Orang dewasa normal bisa memproduksi mucus
(sekret jaringan) sejumlah 100 ml dalam saluran
napas setiap hari.
Sputum, dahak, atau riak adalah sekret yang
dibatukkan dan berasal dari tenggorokan, hidung
atau mulut. Perbedaan ini hendaknya dijelaskan
kepada pasien yang dahaknya akan diperiksa.
Jenis pemeriksaan sputum
1. Pewarna gram
Pemeriksaan dengan pewarnaan gram dapat memberikan informasi tentang jenis mikroorganisme untuk
menegakkan diagnosis presumatif.
2. Kultur sputum
Pemeriksaan kultur sputum dilakukan untuk mengidentifikasi spesifik guna menegakkan diagnosis definitive.
3. Sensitivitas
Pemeriksaan sensitivitas berfungsi sebagai pedoman terapi antibiotik dengan mengidentifikasi antibiotik
yang mencegah pertumbuhan organisme yang terdapat pada sputum.
4. Basil tahan asam (BTA)
Pemeriksaan BTA dilakukan untuk menentukan adanya Mycobacterium tuberculosa, yang setelah dilakukan
pewarnaan bakteri ini tidak mengalami perubahan warna oleh alkohol asam.
5. Sitologi
Pemeriksaan sitologi ditujukan untuk mengidentifikasi adanya keganasan (karsinoma) pada paru-paru.
Sputum mengandung runtuhan sel dari percabangan trakheobronkhial; sehingga mungkin saja terdapat sel-
sel malignan. Sel-sel manignan menunjukan adanya karsinoma, tidak terdapatnya sel ini bukan berarti tidak
adanya tumor atau tumor yang terdapat tidak meruntuhkan sel.
6. Tes kuantitatif
Pengumpulan spatum selama 24 sampai 72 jam. Pemeriksaan kualitatif harus sering dilakukan untuk
menentukan apakah sekresi merupakan saliva, lender, pus atau bukan.
Jika bahan yang di eksporat berwarna kuning-hijau biasanya menandakan infeksi parenkim paru
(pneumonia). Untuk pemeriksaan kualitatif, klien diberikan wadah khusus untuk mengeluarkan sekret .
Wadah ini ditimbang pada akhir 24 jam, jumlah serta karakter isinya dicatat dan diuraikan.
 
Manfaat pemeriksaan sputum
Sputum dikumpulkan untuk pemeriksaan dalam
mengidentifikasi organisme patogenik dan menentukan
apakah terdapat sel-sel malignan atau tidak. Aktifitas ini
juga digunakan untuk mengkaji sensitivitas (di mana
terdapat peningkatan eosinofil). Pemeriksaan sputum
secara periodic mungkin diperlukan untuk klien yang
mendapat antibiotik, kortikosteroid, dan medikasi
imunosupresif dalam jangka panjang, karena preparat ini
dapat menimbulkan infeksi oportunistik. Secara umum,
kultur sputum digunakan dalam mendiagnosis untuk
pemeriksaan sensitivitas obat dan sebagai pedoman
pengobatan
Cara pengambilan sputum
• Persiapan alat
a.Sputum pot (tempat lidah) yang tertutup.
b.Botol bersih dengan penutup.
c.Hand scoon.
d.Formulir dan etiket.
e.Perlak.
f. Pengalas.
g. Bengkok.
h. Tissue
• Persiapan pasien
Jelaskan pada pasien apa yang dimaksud dengan sputum agar yang dibatukkan
benar-benar merupakan sputum, bukan air liur/saliva ataupun campuran antara
sputum dan saliva. Selanjutnya, jelaskan cara mengeluarkan sputum.
Lanjut..
• Prosedur tindakan
a. Menyiapkan alat.
b. Memberitahu pasien.
c. Mencuci tangan.
d. Mengatur posisi duduk (fowler).
e. Memasang perlak pengalas dibawah dagu dan menyiapkan bengkok.
f. Memakai hand scoon.
h. Meminta pasien membatukkan dahaknya ke dalam tempat yang sudah
disiapkan (sputum botol).
i. Mengambil 5cc bahan, lalu memasukkan ke dalam botol.
j. Membersihkan mulut pasien.
k. Merapikan pasien dan alat.
l. Melepas hand scoon.
m.Mencuci tangan.
Peran perawat dalam pemeriksaan
sputum
• Perawat mempunyai kontribusi dalam pengkajian status
kesehatan klien dengan menyimpulan spesimen cairan tubuh.
Semua klien rawat inap menjalani paling sedikit satu kali
pengumpulan spesimen laboratorium selama di rawat di
fasilitas pelayanan kesehatan. Pemeriksaan laboratorium
pada spesiemen seperti urine, darah, feses, sputum, dan
drainase luka memberikan informasi tambahan yang penting
untuk mendiknosis maslah kesehatan dan mengukur respons
terhadap terapi.
• Perawat sering di berikan tanggung jawab untuk
mengungkumpulkan spesimen. Tergantung pada jenis
spesimen dan keterampilan yang di perlukan, perawat dapat
mendelekasikan tugas ini kepada UAP di bawah pengawsan
perawat professional.
Tanggung jawab perawat dalam
pengumpulan spesimen
• Berikan kenyamanan, prifasi,dan keamanan bagi klien.
• Jelaskan tujuan pengumpulan spesimen dan prosedur
pengambilan spesimen.
• Gunakan prosedur yang benar untuk mendapatkan spsimen
atau pastikan klien atau staf mengikuti prosedur yang benar.
• Perhatian informasi yabg relevan pada slip permintaan
laboratorium, contohnys, pengobatan yang sedang digunakan
klien yang dapat memengaruhi hasil pemeriksaan.
• Bawa spesimen ke laboratorium dengan segera. Spesimen
yang segar memberikan hasil yang lebih akurat.
• Laporkan hasil pemeriksaan laboratorium yan abnormal
kepada tenaga kesehatan pada waktunya sesuai dengan
tingkat kelaparan hasil abnormal.
Kesimpulan
• Sputum (dahak) adalah bahan yang dikeluarkan dari paru dan
trakea melalui  mulut. Biasanya juga disebut dengan
ecpectoratorian. Pemeriksaan sputum diperlukan jika diduga
terdapat penyakit paru-paru. Membran mukosa saluran
pernafasan berespons terhadap inflamasi
dengan  meningkatkan keluaran sekresi yang sering
mengandung mikroorganisme penyebab  penyakit.
• Pengambilan sputum sebaiknya dilakukan pada pagi hari,
dimana kemungkinan untuk mendapat sputum bagian dalam
lebih besar. Sputum yang dikeluarkan oleh seorang pasien
hendaknya dapat dievaluasi sumber, warna, volume, dan
konsistensinya karena kondisi sputum biasanya
memperlihatkan secara spesifik proses kejadian patologik
pada pembentukan sputum itu sendiri.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai