Nama Kelompok : 1. Ibkhamilah Khamzah (181303012) 2. Mareta Rosatama (181303016) A. PENGERTIAN SPUTUM
Sputum (Dahak) adalah bahan yang dikeluarkan dari paru-paru dan
trackea melalui mulut. Sputum,dahak,atau riak adalah sekresi yang dibutuhkan dan berasal dari tenggorokan,hidung atau mulut. Indikasi pemeriksaan sputum adalah untuk mengetahui adanya infeksi penyakit tertentu seperti pneumonia dan Tuberculosis Paru. B. MANFAAT PEMERIKSAAN SPUTUM
1. Untuk diagnose etiologi berbagai penyakit pernapasan
2. Untuk pemeriksaan dalam,mengidentifikasi organisme patogenik dan menentukan apakah terdapat sel-sel maligna atau tidak 3. Untuk mengkaji sensitivitas (dimana terdapat peningkatan eosinofil) Sebelum dilakukan pemeriksaan sputum,sebaiknya klien diinformasikan tentang pemeriksaan ini,sehingga dikumpulkan sputum yang sesuai dengan pemeriksaan. Instruksikan klien untuk mengumpulkan sputum yang benar-benar dari dalam paru-paru terutama yang timbul pagi hari. C. JENIS PEMERIKSAAN SPUTUM 1) Pewarna gram: Pemeriksaaan dengan pewarnaan gram dapat memberikan informasi tentang jenis mikroorganisme untuk menegakkan diagnosis presumatif. 2) Kultur Sputum: Pemeriksaan kultur sputum dilakukan untuk mengidentifikasi organisme spesifik guna menegakkan diagnosis definitif. 3) Sensitivitas: Pemeriksaan sensitivitas berfungsi sebagai pedoman terapi antibiotik dengan mengidentifikasi antibiotik yang mencegah pertumbuhan organisme yang terdapat dalam sputum. 4) Basil tahan asam (BTA): Pemeriksaan BTA dilakukan untuk menentukan adanya Mycobacterium tuberculosa yang setelah dilakukan pewarnaan bakteri ini tidak mengalami perubahan warna oleh alkohol asam. 5) Sitologi: Pemeriksaan sitologi ditunjukan untuk mengidentifikasi adanya keganasan (karsinoma) pada paru-paru. 6) Tes Kuantitatif : Pengumpulan sputum selama 24 sampai 72 jam pemeriksaan kualitatif harus sering dilakukan untuk menentukan apakah sekresi merupakan saliva, lendir, pus atau bukan. Jika bahan yang dikeluarkan berwarna kuning-hijau biasanya menandakan infeksi parenkim paru (pneumonia). D. CARA PEMERIKSAAN SPUTUM 1) Persiapan • Wadah specimen steril dengan penutup (sputum pot) • Sarung tangan disposable (bila membantu klien), • Disinfektan dan alat pengusap, atau sabun cair dan air, • Handuk kertas, • Label yang berisi lengkap, • Slip permintaan laboratorium yang terisi lengkap, • Obat kumur. 2. Pelaksanaan Jelaskan kepada klien apa yang akan Anda lakukan, mengapa hal tersebut perlu dilakukan dan bagaimana klien dapat bekerja sama. Diskusikan bagaimana hasilnya akan digunakan untuk perawatan atau terapi selanjutnya. a) Bantu klien mengambil posisi berdiri atau duduk (mis.posisi Fowler atau- semi atau pada tepi tempat tidur atau kursi). Posisi ini memungkinkan ventilasi dan ekspansi paru yang maksimum. b) Minta klien untuk memegang bagian luar wadah sputum, atau, untuk klien yang tidak dapat melakukannya, pasang sarung tangan dan pegang bagian luar wadah tersebut untuk klien. c) Minta klien untuk bernapas dalam dan kemudian membatukan sekresi. Inhalasi yang dalam memberikan udara yang cukup untuk mendorong sekresi keluar dari jalan udara ke dalam faring. d) Pegang wadah sputum sehingga klien dapat mengeluarkan sputum ke dalamnya, pastikan sputum tidak kontak dengan bagian luar wadah. Memasukan sputum ke dalam wadah akan mencegah penyebaran mikroorganisme ke tempat lain. e) Bantu klien untuk mengulang batuk sampai terkumpul jumlah sputum yang cukup biasanya 1-2 sendok teh (5-10 ml) f) Tutup wadah segera setelah sputum berada di dalam wadah. Menutup wadah akan mencegah penyebaran mikroorganisme secara tidak sengaja ke tempat lain. g) Bila sputum mengenai bagian luar wadah, bersihkan bagian luar dengan disinfektan. Beberapa institusi menganjurkan untuk membersihkan seluruh bagian luar wadah dengan sabun cair dan air dan kemudian mengeringkannya dengan handuk kertas. h) Bantu klien untuk membersihkan mulutnya dengan obat kumur, bila dibutuhkan. i) Lepas dan buang sarung tangan. Kemudian cuci tangan j) Beri label sebelum spesimen dibawa ke laboratorium. k) Dokumentasi Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemeriksaan Sputum Pengambilan sputum sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dimana kemungkinan untuk mendapat sputum bagian dalam lebih besar. Atau juga bisa diambil sputum sewaktu. Waktu yang diperlukan untuk pengambilan sputum adalah 3 kali pengambilan sputum dalam 2 kali kunjungan, yaitu Sputum sewaktu (S), yaitu ketika penderita pertama kali datang; Sputum pagi (P) , keesokan harinya ketika penderita datang lagi dengan membawa sputum pagi ( sputum pertama setelah bangun tidur), Sputum sewaktu (S), yaitu saat penderita tiba di laboratorium, penderita diminta mengeluarkan sputumnya lagi. Pengambilan sputum pada pasien tidak boleh menyikat gigi. Agar sputum mudah dikeluarkan, dianjurkan pasien mengonsumsi air yang banyak pada malam sebelum pengambilan sputum. Sebelum mengeluarkan sputum, pasien disuruh untuk berkumur-kumur dengan air dan pasien harus melepas gigi palsu (bila ada). Sputum diambil dari batukkan pertama (first cough). Kuantitas sputum menurut Depkes RI, 2005: • Baik: Volume 3–5 ml tiap pengambilan • Tidak baik: Volume tiap pengambilan kurang dari 3 ml. Kondisi sputum yang baik ada 5 kriteria yang didapatkan ketika menerima spesimen sputum yaitu :
a. Purulen yaitu kondisi sputum dalam keadaan
kental dan lengket. b. Mukopurulen yaitu kondisi sputum dalam keadaan kental, berwarna kuning kehijauan. c. Mukoid yaitu kondisi sputum dalam keadaan berlendir dan kental. d. Hemoptisis yaitu kondisi sputum dalam keadaan bercampur darah. e. Saliva yaitu Air liur. E. WARNA SPUTUM Warna sputum berbeda-beda tergantung stadium penyakit yang diderita oleh pasien: 1. Abu-abu atau kuning; pus dan sel epitel. 2. Merah; perdarahan segar. 3. Merah coklat; darah tua dan didapat pada permulaan pneumonia lobaris, pada gangren dll. 4. Hitam; debu yang masuk jalan pernapasan. Jika ada warna merah yang melapisi darah perhatikan juga pada darah itu bercampur baur dengan sputum atau hanya melapisi secara tidak merata ada bagian luarnya saja dan apakah darah tersebut berbusa dan muda warnanya, ciri-ciri itu mungkin memberi petunjuk kepada loklisasi perdarahan.