1 Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum biasanya diperlukan jika diduga adanya penyakit paru.
Membran mukosa saluran pernafasan merespons terhadap inflamasi dengan
meningkatkan keluaran sekresi yang sering mengandung organisme. Dalam melakukan
pemeriksaan sputum perlu diperhatikan dan dicatat volume, konsistensi, warna dan bau
sputum. Pemeriksaan sputum meliputi:
1) Pewarnaan gram, biasanya pemeriksaan ini memberikan cukup informasi
tentang organisme yang cukup untuk menegakkan diagnosis presumtif.
2) Kultur sputum, mengidentifikasi organisme spesifik untuk menegakkan
diagnosis definitif. Untuk keperluan pemeriksaan ini, sputum harus
dikumpulkan sebelum dilakukan terapi antibiotik dan setelahnya untuk
menentukan kemanjuran terapi.
3) Basil Tahan Asam (BTA), menentukan adanya Mycobacterium tuberculosa
yang setelah dilakukan pewarnaan bakteri ini tidak mengalami perubahan warna
oleh alkohol asam.
2.2 Jenis Pemeriksaan Sputum
1) Pewarna gram
Pemeriksaan dengan pewarnaan gram dapat memberikan infotmasi tentang jenis
mikroorganisme untuk menegakkan diagnosis presumatif.
2) Kultur sputum
Pemeriksaan kultur sputum dilakukan untuk mengidentifikasi organisme spesifik
guna menegakkan diagnosis definitif.
3) Sensitifitas
Pemeriksaan sensitifitas berfungsi sebagai pedoman terapi antibiotik dengan
mengidentifikasi antibiotik yang mencegah pertumbuhan organisme yang
terdapat dalam sputum.
4) Basil Tahan Asam (BTA)
Pemeriksaan dilakukan untuk menentukan adanya Mycobacterium tuberculosa,
yang setelah dilakukan pewarnaan bakteri ini tidak mengalami perubahan warna
oleh alkohol asam.
5) Sitologi
Pemeriksaan sitologi ditujukan untuk mengidentifikasi adanya keganasan
(karsinoma) pada paru-paru. Sputum mengandung runtuhan sel dari
percabangan trakheobronkhial, sehingga mungkin saja terdapat sel-sel
malignan. Sel-sel malignan menunjukkan adanya karsinoma, tidak terdapatnya
sel ini bukan berarti tidak adanya tumor atau tumor yang terdapat tidak
meruntuhkan sel.
6) Tes kuantitatif
Pengumpulan sputum selama 24 sampai 72 jam. Pemeriksaan kualitatif harus
sering dilakukan untuk menentukan apakah sekresi merupakan saliva, lendir,
pus, atau bukan. Jika bahan yang diekspektorat berwarna kuning-hijau biasanya
menandakan infeksi parenkim paru (pneumonia). Untuk pemeriksaan kualitatif,
klien diberikan wadah khusus untuk mengeluarkan sekret. Wadah ini ditimbang
pada akhir 24 jam. Jumlah serta karakter isinya dicatat dan diuraikan.
2) Melakukan persiapan
Menentukan metode pengumpulan dan menyiapkan peralatan yang akan
digunakan.
3) Melakukan pelaksanaan
Menjelaskan kepada klien apa yang akan kita lakukan, mengapa hal tersebut
perlu dilakukan dan bagaimana klien dapat bekerja sama. Mendiskusikan
bagaimana hasilnya adakan digunakan untuk perawatan atau terapi selanjutnya.
Memberikan informasi dan menginstruksikan pada klien.
a. Tujuan pemeriksaan, perbedaan antara sputum dan salva, serta cara
mendapatkan spesimen sputum.
b. Jangan menyentuh bagian dalam wadah spesimen.
c. Untuk mengeluarkan sputum langsung ke dalam wadah sputum.
d. Untuk menjaga bagian luar wadah agar tidak terkena sputum.
e. Cara memeluk bantal secara kuat pada insisi abdomen bila klien merasa
nyeri saat batuk.
f. Jumlah sputum yang diperlukan (biasanya 1-2 sendok teh 5-10 ml).
g. Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi lain yang sesuai.