Anda di halaman 1dari 20

Nama Kelompok

Dewa Ayu Sri Purniati (18.321.2865)


I Made Adi Mulya Rusmawan (18.321.2868)
Ni kadek ayu mirnayanti (18.321.2878)
Ni kadek risky dwiyanti (18.321.2883)
Ni kadek widya antari (18.321.2884)
Ni komang suryantini (18.321.2890)
Ni luh putu dita puspita sari (18.321.2896)
Pengertian Pemeriksaan Sputum

Pengertian pemeriksaa Sputum adalah pemeriksaan lendir dan materi lainnya yang
dibawa dari paru-paru, bronkus dan trakea yang mungkin dibatukkan dan dimuntahkan
atau ditelan.Pemeriksaan Sputum (dahak) adalah bahan yang dikeluarkan dari paru dan
trakea melalui mulut biasanya juga disebut dengan ecpectoratorian.
Indikasi pemeriksaan sputum

 Indikasi pemeriksaan sputum adalah untuk mengetahui adanya


infeksi penyakit tertentu seperti pneumonia dan Tuberculosis
Paru. Manfaat Pemeriksaan Sputum Pemeriksaan sputum bersifat
mikroskopik dan penting untuk diagnosis etiologi berbagai
penyakit pernapasan. Pemeriksaan mikroskopik dapat
menjelaskan organisme penyebab penyakit pada berbagai
pneumonia bacterial, tuberkulosa serta berbagai jenis infeksi
jamur. Pemeriksaan sitologi eksfoliatif pada sputum dapat
membantu diagnosis karsinoma paru-paru.
Jenis Pemeriksaan Sputum

• Kultur Sputum: Pemeriksaan kultur sputum


dilakukan untuk mengidentifikasi organisme
spesifik guna menegakkan diagnosis definitif.
• Pewarna gram: Pemeriksaaan dengan pewarnaan
gram dapat memberikan informasi tentang jenis
mikroorganisme untuk menegakkan diagnosis
presumatif.
• Sensitivitas: Pemeriksaan sensitivitas berfungsi
sebagai pedoman terapi antibiotik dengan
mengidentifikasi antibiotik yang mencegah
pertumbuhan organisme yang terdapat dalam
sputum.
• Sitologi: Pemeriksaan sitologi ditunjukan untuk
mengidentifikasi adanya keganasan (karsinoma)
pada paru-paru.
• Tes Kuantitatif : Pengumpulan sputum selama 24
sampai 72 jam pemeriksaan kualitatif harus
sering dilakukan untuk menentukan apakah
sekresi merupakan saliva, lendir, pus atau bukan.
• Basil tahan asam (BTA): Pemeriksaan BTA
dilakukan untuk menentukan adanya
Mycobacterium tuberculosa yang setelah
dilakukan pewarnaan bakteri ini tidak mengalami
perubahan warna oleh alkohol asam.
Konsistensi Ciri-ciri ini juga dipengaruhi oleh penyakit
dan stadiumnya.
1. Sediaan Natif
Pilihlahs sebagian dari sputum yang mengandung unsur-unsur, taruhlah
diatas objek dan tutuplah dengan kaca penutup.
2. Sediaan pulasan
Pulasan yang dipakai ialah menurut Wright atau Giemsa, pulasan Gram
dan pulasan terhadap kuman tahan asam yang penting ialah pulasan
Ziehl-nelsen dan pulasan Gram. Agar pemeriksaan gram bermakna,
sebaiknya sputum yang diperoleh dicuci beberapa kali dengan larutan
garam steril supaya kuman yang hanya melekat pada unsur-unsur sputum
dan yang tidak berasal dari bronchi menjadi hanyut. Hanya pada pulasan
gram dilihat satu-dua macam kuman saja hasil pemeriksaan bakterioskopi
itu mempunyai makna. Jika tidak hendak memakai sputum yang
dipekatkan terlebih dulu untuk mencari batang tahan asam carilah
sebagian dari sputum itu yang berkeju atau yang purullent untuk
dijadikan sediaan tipis.
Persiapan yang dilakukan pada pemeriksaan
sputum

Persiapan tindakan
• Cuci kedua tangan
• Siapkan 3 buah pot sputum yang ideal
• Berikan lebel identitas pasien yang jelas pada dinding pot
sputum, yaitu nama, jenis kelamin, umur. Tempelkan label
pada dinding pot sputum, jangan pada tutupnya.
Persiapan pasien

• Ssapa pasien dengan ramah dengan perkenalkan diri pada pasien


Persihlakan pasien untuk duduk
• Berikan informasi pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
dan minta persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan
• Jelaskan kepada pasien bahwa sputum akan diambil sebanyak 3 kali
(SPS), sesuai dengan jumlah tabung yang disiapkan
• Jelaskan kepada pasien untuk tidak makan, minum atau merokok
sebelum sputum besok pagi (P) di batukkan
• Jelaskan tentang kemungkinan hasi yang akan diperoleh
Persiapan pasien

• Paki handscon dan masker


• Minta pasien untuk membatukan sputum di ruang terbuka dan
mendapat sinar matahari langsung atau ruang engan pentilasi
yang baik, dan berada jauh dari orang sekitar untuk mencegah
penularan TB
Beri petunjuk pada pasien untuk:

• Berkumur dengan air (jangan ditelan) sebelum sputum


dikumpulkan untuk meminimalisir kontaminasi spesimen oleh sisa
makanan atau kotoran lain di dalam mulut.
• Bila pasien memakai gigi palsu minta pasien untuk memintanya
• Menarik nafas panjang dan dam sabanyak 2-3 kali dan setiap kali
menghenbuskan nafas dengan kuat.
• Membuka penutup pot sputum lalu dekatkan pada mulut
• Batuk secara dalam untuk mengeluarkan sputum (buka air liur)
dari dalam dada ke dalam pot sputum.
• Mengulangi sampai mendapatkan sputum yang berkualitas baik dan
volume yang cukup (3-5 ml/1 sendok teh)
• Segera tutup rapat tabung dengan cara memutar tutupnya,
kemudian masukan kedalam pembungkus atau kantong plastik.
• Jika sputum sulit dikeluarkan pasien di berikan petunjuk untuk:
Melakukan olahraga ringan kemudian menarik nafas dalam
beberapa kali. Apabila pasien merasa akan batuk, nafas ditahan
selama mungkin lalu meminta pasien utnutk batuk.
Apabila spesimen jelek, pemeriksaan tetap dilakukan
dengan:

• Mengambil bangian yang paling mukopurulen/ kental kuning


kehijauan
• Memberi catatan bahwa spesimen tidak memenuhi syarat / air
liur
• Mengulang pengumpulan sputum apabila spesimen jelas air
liur.
• Mengambil bangian yang paling mukopurulen/
kental kuning kehijauan

• Memberi catatan bahwa spesimen tidak memenuhi


syarat / air liur
Mengulang pengumpulan sputum apabila spesimen
jelas air liur.
Pengiriman sputum

• Patikan pot sputum sudah memiliki label nama.


• Pastikan sputum segera dikirim setelah pengumpulan sputum
(sebaiknya tidak lebih dari 24 jam) selama pengiriman, sputum
disimpan dalam cool box
• Beri parafilem (selotif pada pingir tutuppot untuk mencegah dahak
keluar dari celah-celah tutup ulir
• Masukan kedalam plastik kotak
• Masukan kedalam cool box yang sudah berisi ice gel tau es batu
• Pastikan spesimen dalam posisi tegak tidak terbalik kemudian
menutup cool box
• Lepaskan sarung tangan dan masker dan membuangnya pada tempat
yang telah di sediakan.
• Cuci kembali kedua tangan
Pelaksanaan yang dilakukan setelah di lakukan
prosedur
• Cuci tangan
• Jelaskan pada pasien mengani prosedur yang akan
dilaksanakan
• Miringkan pasien kekiri (untuk membersihkan bagian paru-paru
kanan)
• Miringkan pasien ke kanan (untuk membersihkan bagian paru-
paru kiri)
• Miringkan pasien kekiri dengan tubuh bagian belakang di
sokong 1 batal (untuk membersihkan bagian lobus setengah)
• Lakukan postural dranage kurang lebih 10 sampai 15 menit
• Observasi tanda tanda
• Setelah pelaksanaan prostural dranage, dilakukan dapping,
vibrating, dan suction
• Laukan hinga lendir bersih
• Catat respon yang terjadi
• Cuci tangan.
Penilaian Pada Pemeriksaan Sputum

• Sediaan dahak yang telah diwarnai dapat dilihat baik atau


jelek dengan memperhatikan beberapa hal secara makroskopis
dan mikroskopis diantaranya:
• Kualitas dahak: ditemukan adanya makrofag atau leukosit >25
LP dengan pembesaran 100x
• Ukuran sedian: 2x3 cm
• Kerataan: sedian tampak rata atau tidak berkelupas
• Ketebalaan sedian: seluruh bagian sediaan dapat dilihat
dengan jelas pada setiap lapang pandang
• Kualitas pewarnaan: BTA dan latar belakang dpat dibedakan
dengan jelas
• Kebersihan sediaan: adanya sisa zat warna, kotoran harus
digindaran agar tidak menggangu pembacaan Interpretasi BTA
Hasil dilihat dibawah lensa objektif 100x (+minyak
mersi). Minuman siperiksa sebanyak 300 LP, sebelum
dinyatakan negatif (-) Interpretasi BTA (quantitative
report 1 menurut kemenkes/union agens
tubercolusisan lung diseases (IUATLD):

• Tidak ada BTA: 0/100 LP


• Meragukan=1-9/100 LP
• 1+ =10-9/100 LP
• 2+1=1-10/LP
• 3+=>10 BTA dalam 1 LP, periksa minimal 20 LP
Kewaspadaan perawat dalam pemeriksan sputum .
• Perlunya memakai Alat Pelindung Diri ( APD) yang sesui SOP untuk
meminimalisir terjadinya penularan virus,bakteri dan kuman yang terdapat
pada saat pemeriksaan sputum.
• Mencuci tangan dengan efektif sebelum dan sesudah melakukan
pemeriksaan sputum untuk mencegah penularan virus,bakteri dan kuman
di lingkungan rumah sakit.
• Menghidari kontak langsung dengan sputum karena dapat menularkan
virus,kuman dan bakteri.
• Menganjurkan pasien untuk mengeluarkan sputum di tengah
lapang atau tempat khusu untuk mengeluarkan sputum, agar
bakterinya tidak mudah menular di lingkungan rumah sakit.

• Pada saat memberikan edukasi pemeriksaan sputum petugas


kesehatan disarankan untuk mencari posisi yang tepat agar
tidak mudah tertular.
OM SHANTI SHANTI SHANTI OM

Anda mungkin juga menyukai