Anda di halaman 1dari 11

SPUTUM

1. Sputum adalah sekret mukus yang dihasilkan dari paru-paru, bronkus dan trakea.Individu
yang sehat tidak memproduksi sputum.Klien perlu batuk untuk memdorong sputum dari
paru-paru, bronkus dan trakea ke mulut dan mengeluarkan ke wadah penampung

2. Pemeriksaan sputum dilakukan untuk:


kultur (menentukan jenis mikroorganisme) dan tes sensitivitas terhadap obat untuk
sitologi dalam mengidentifikasi asal, struktur, fungsi dan patologi sel. Spesimen untuk
sitologi (mengidentifikasi kanker paru-paru dan jenis selnya) seringkali dilakukan secara
serial 3 kali dari sputum yang diambil di pagi hari. pemeriksaan bakteri tahan asam, juga
diperlukan serial 3 hari berturut-turut di pagi hari, untuk mengidentifikasi ada tidaknya
kuman tuberkulosis. Beberapa rumah sakit, menggunakan wadah penampung khusus
untuk pemeriksaan ini.menilai keberhasilan terapi.

3. Waktu pengambilan : Pada dasarnya setiap saat boleh diambil


Cara pengambilan:
Sputum dapat dikeluarkan oleh penderita sendiri. Spitim adalah secret dari paru-paru
bukan ludah.
Dikenal ada tiga jenis sputum
Sputum pagi : sptum yang dikeluarkan oleh penderita pada wkatu pagi bangun tidur
Spot sputum: sputum yang dikeluarkan pada saat itu
Collection sputum: sputum yang keluar dan ditampung selama 24 jam.
Sputum yang keluar ditampung dalam pot atau botol yang bersih atau streril. Jumlah yang
diambil dan penanganannya. Sputum diambil 1-2 ml dimasukan kedalam botol steril.
Penyimpanan untuk specimen yang ditampung didlam botol steril bisa disimpan dalam
lemari es selama seminggu, sedangkan yang ada didalam tranpot media bisa selama 2
minggu.

4. Jenis Pemeriksaan Sputum


a. Pewarna gram :
Pemeriksaaan dengan pewarnaan gram dapat memberikan informasi tentang jenis
mikroorganisme untuk menegakkan diagnosis presumatif.
b. Kultur Sputum :
Pemeriksaan kultur sputum dilakukan untuk mengidentifikasi organisme spesifik
guna menegakkan diagnosis definitif.

c. Sensitifitas :
Pemeriksaan sensitivitas berfungsi sebagai pedoman terapi antibiotik dengan
mengidentifikasi antibiotik yang mencegah pertumbuhan organisme yang terdapat
dalam sputum.
d. Basil tahan asam (BTA) :
Pemeriksaan BTA dilakukan untuk menentukan adanya Mycobacterium tuberculosa,
yang setelah dilakukan pewarnaan bakteri ini tidak mengalami perubahan warna oleh
alkohol asam.
e. Sitologi :
Pemeriksaan sitologi ditujukan untuk mengidentifikasi adanya keganasan (karsinoma)
pada paru-paru. Sputum mengandung runtuhan sel dari percabangan
trakheobronkhial; sehingga mungkin saja terdapat sel-sel malignan. Sel-sel malignan
menunjukkan adanya karsinoma, tidak terdapatnya sel ini bukan berarti tidak adanya
tumor atau tumor yang terdapat tidak meruntuhkan sel.
f. Tes Kuantitatif :
Pengumpulan sputum selama 24 sampai 72 jam. Pemeriksaan kualitatif harus sering
dilakukan untuk menentukan apakah sekresi merupakan saliva, lendir, pus, atau
bukan. Jika bahan yang diekspektorat berwarna kuning-hijau biasanya menandakan
infeksi parenkim paru (pneumonia). Untuk pemeriksaan kualitatif, klien diberikan
wadah khusus untuk mengeluarkan sekret. Wadah ini ditimbang pada akhir 24 jam.
Jumlah serta karakter isinya dicatat dan diuraikan.

5. Cara Pemeriksaan Sputum

Perlengkapan :

a. Wadah spesimen steril dengan penutup,

b. Sarung tangan disposable (bila membantu klien),

c. Disinfektan dan alat pengusap, atau sabun cair dan air,

d. Handuk kertas,
e. Label yang berisi lengkap,

f. Slip permintaan laboratorium yang terisi lengkap,

g. Obat kumur.

Persiapan

Tentukan metode pengumpulan dan kumpulkan peralatan yang sesuai.

Pelaksanaan

a. Jelaskan kepada klien apa yang akan Anda lakukan, mengapa hal tersebut perlu
dilakukan dan bagaimana klien dapat bekerja sama. Diskusikan bagaimana hasilnya
akan digunakan untuk perawatan atau terapi selanjutnya. Berikan informasi dan
instruksi berikut pada klien:
a. Tujuan pemeriksaan, perbedaan antara sputum dan saliva, dan cara mendapatkan
spesimen sputum,
b. Jangan menyentuh bagaian dalam wadah spesimen,
c. Untuk mengeluarkan sputum langsung ke dalam wadah sputum,
d. Untuk menjaga bagian luar wadah tidak terkena sputum, bila memungkinkan,
e. Cara memeluk bantal secara kuat pada insisi abdomen bila klien merasa nyeri saat
batuk,
f. Jumlah sputum yang diperlukan (biasanya 1-2 sendok the (5-10 ml) sputum cukup
analisis),
g. Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi lain yang sesuai

b. Berikan privasi klien.


Berikan bantuan yang diperlukan untuk mengumpulkan spesimen :
Bantu klien mengambil posisi berdiri atau duduk (mis., posisi Fowler-tinggi atau-
semi atau pada tepi tempat tidur atau kursi). Posisi ini memungkinkan ventilasi
dan ekspansi paru yang maksimum.
Minta klien untuk memegang bagian luar wadah sputum, atau, untuk klien yang
tidak dapat melakukannya, pasang sarung tangan dan pegang bagian luar wadah
tersebut untuk klien.
Minta klien untuk bernapas dalam dan kemudian membatukan sekresi. Inhalasi
yang dalam memberikan udara yang cukup untuk mendorong sekresi keluar dari
jalan udara ke dalam faring.
Pegang wadah sputum sehingga klien dapat mengeluarkan sputum ke dalamnya,
pastikan sputum tidak kontak dengan bagian luar wadah. Memasukan sputum ke
dalam wadah akan mencegah penyebaran mikroorganisme ke tempat lain.
Bantu klien untuk mengulang batuksampai terkumpul jumlah sputum yang cukup.
Tutup wadah segera setelah sputum berada di dalam wadah. Menutup wadah akan
mencegah penyebaran mikroorganisme secara tidak sengaja ke tempat lain.
Bila sputum mengenai bagian luar wadah, bersihkan bagian luar dengan
disinfektan. Beberapa institusi menganjurkan untuk membersihkan seluruh bagian
luar wadah dengan sabun cair dan air dan kemudian mengeringkannya dengan
handuk kertas.
Lepas dan buang sraung tangan

c. Pastikan klien merasa nyaman :


Bantu klien untuk membersihkan mulutnya dengan obat kumur, bila dibutuhkan.
Bantu klien mengambil posisi nyaman yang memungkinkan ekspansi paru secara
maksimal, bila diperlukan.

d. Beri label dan bawa spesimen ke laboratorium.


Pastikan informasi yang benar tertulis pada label dan slip permintaan
laboratorium. Tempelkan label dan lampirkan perimintaan laboratorium pada
wadah spesimen. Identifikasi dan/atau informasi yang tidak akurat pada wadah
spesimen dapat membuat kesalahan diagnosis atau terapi.
Atur agar spesimen dikirim segera ke laboratorium atau di dinginkan. Kultur
bakteri harus segera dimulai sebelum organisme yang mengkontaminasi tumbuh
dan berkembang baik sehingga memberikan hasil positif palsu.

e. Dokumentasikan semua informasi yang relevan.


Dokumentasikan pengumpulan spesimen sputum pada catatan klien.
Pendokumentasian meliputi jumlah, warna, konsistensi (kental, lengket, atau encer),
adanya hemoptisis (darah pada sputum), bau sputum, tibdakan yang perlu dilakukan
untuk mendapatkan sputum (mis., drainase postural), jumlah sputum yang dihasilkan
secara umum, adanya ketidaknyamanan yang dialami klien.

6. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemeriksaan Sputum


Pengambilan sputum sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dimana kemungkinan untuk
mendapat sputum bagian dalam lebih besar.
Waktu yang diperlukan untuk pengambilan sputum adalah 3 kali pengambilan sputum
dalam 2 kali kunjungan, yaitu Sputum sewaktu (S), yaitu ketika penderita pertama
kali datang; Sputum pagi (P), keesokan harinya ketika penderita datang lagi dengan
membawa sputum pagi (sputum pertama setelah bangun tidur), Sputum sewaktu (S),
yaitu saat penderita tiba di laboratorium, penderita diminta mengeluarkan sputumnya
lagi.
Pengambilan sputum pada pasien tidak boleh menyikat gigi. Agar sputum mudah
dikeluarkan, dianjurkan pasien mengonsumsi air yang banyak pada malam sebelum
pengambilan sputum. Sebelum mengeluarkan sputum, pasien disuruh untuk
berkumur-kumur dengan air dan pasien harus melepas gigi palsu (bila ada). Sputum
diambil dari batukkan pertama (first cough). Cara membatukkan sputum dengan Tarik
nafas dalam dan kuat (dengan pernafasan dada) batukkan kuat sputum dari bronkus
trakea mulut wadah penampung. Wadah penampung berupa pot steril bermulut besar
dan berpenutup (Screw Cap Medium).
Periksa sputum yang dibatukkan, bila ternyata yang dibatukkan adalah air liur/saliva,
maka pasien harus mengulangi membatukkan sputum. Sebaiknya, pilih sputum yang
mengandung unsur-unsur khusus seperti : darah dan unsur-unsur lain. Bila sputum
susah keluarkan lakukan perawatan mulut Perawatan mulut dilakukan dengan obat
glyseril guayakolat (expectorant) 200 mg atau dengan mengonsumsi air teh manis
saat malam sebelum pengambilan sputum.
Teknik lain untuk mengeluarkan sputum bila sputum juga tidak bisa didahakkan,
sputum dapat diambil secara:
a. Aspirasi transtracheal (transtracheal aspirasi atau cuci transtracheal).
Teknik untuk mengumpulkan sampel dari eksudat bronkial untuk pemeriksaan
histologis dan mikrobiologi. Sebuah jarum dimasukkan melalui kulit di atasnya
trakea dan melalui ligamentum krikotiroid. Sebuah kateter dimasukkan ke dalam
trakea dan diteruskan ke tingkat bifurkasi trakea. Indikasi :
Injeksi Transtracheal dilakukan untuk memblokir saraf laring berulang untuk
laringoskopi terjaga, serat optik dan atau intubasi retrograd. Penghapusan
tanggapan gag refleks atau hemodinamik untuk laringoskopi atau bronkoskopi.
Digunakan untuk membantu menghindari Valsava seperti tegang yang dapat
mengikuti yang lain "terjaga" intubasi (pasien dibius dan ventilasi spontan).
b. Bronchial lavage (Bronchoalveolar lavage)
Bronchoalveolar lavage (BAL) merupakan prosedur medis dimana bronkoskop
dilewatkan melalui mulut atau hidung ke paru-paru dan cairan yang disemprotkan
ke bagian kecil dari paru-paru. Biasanya dilakukan untuk mendiagnosa penyakit
paru- paru. Secara khusus, umumnya digunakan untuk mendiagnosa infeksi pada
orang dengan masalah sistem kekebalan tubuh, pneumonia pada orang pada
ventilator, beberapa jenis kanker paru-paru, dan jaringan parut pada paru-paru
(penyakit paru interstitial). cara paling umum untuk sampel komponen cairan
lapisan epitel (ELF) dan untuk menentukan komposisi protein saluran udara paru,
dan sering digunakan dalam penelitian imunologi sebagai sarana sel sampling
atau tingkat patogen di paru-paru. Contoh ini termasuk sel T dan tingkat populasi
virus influenza.
c. Lung biopsy
Biopsi paru adalah prosedur untuk mendapatkan sampel kecil jaringan paru-paru
untuk pemeriksaan. Jaringan biasanya diperiksa di bawah mikroskop, dan dapat
dikirim ke laboratorium mikrobiologi untuk kultur. Pemeriksaan mikroskopis
dilakukan oleh ahli patologi. Biopsi adalah pengambilan jaringan tubuh untuk
pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan jaringan tersebut bertujuan untuk
mendeteksi adanya penyakit atau mencocokkan jaringan organ sebelum
melakukan transplantasi organ. Resiko yang dapat ditimpulkan oleh kesalahan
proses biopsi adalah infeksi dan pendarahan. Jaringan yang akan diambil untuk
biopsi dapat berasal dari bagian tubuh manapun, di antaranya kulit, perut, ginjal,
hati , dan paru- paru.

7. Pemeriksaan makroskopi
a. Banyaknya
Jumalah yang besar yaitu lebih dari 100 ml per 24 jam, munhkin melebihi 500 ml
ditemukan pada edema pulmonum, abces paru-paru, bronchictasi, tuberculosis
pulmonum yang lanjut dan pada abces yang pecah menembus paru-paru.
b. Bau
Bau busuk dalam sputum segar didapat pada gangrene dan abces pulmonum, pada
tumor yang mengalami necrosis dan pada empyma yang menembus ke bronchi.
c. Warna
Mungkin sangat berbeda-beda, juga pada seseorang penderita karena ikut ditentukan
oleh stadium penyakitnya. Warna yang abu-abu atau kuning biasanya disebabkan oleh
pus dan sel epitel, warna merah oleh perdarahan segar, merah-coklat disebabkan oleh
darah tua dan didapat pada permulaan pneumonia lobaris, pada gangrene dll, hitam
oleh debu hitam yang masuk dalam jalan pernapasan
d. Konsitensi
Ciri-ciri ini juga dipengaruhi oleh macam-macam penyakit dan stadiumnya. Sputum
sereus didapat pada edema pulmonum, dahak mucoid pada bronchitis, asthma,
pneumonia lobaris pada stadium tertentu dll. Mungkin juga dapat dilihat dari
konsistensi campuran seperti seropurulent, mecopurulent, serohemoragik.
e. Unsur-unsur khusus
Untuk mencari unsur-unsur khususdalam sputum, tuanglah sputum itu kedalam
cawan petri hingga menyusun lapisan tipis yang diteliti terhadap latar belakang hitam
dengan memakan lensa pembesar. Perhatikan adanya butir keju, uliran curschmann,
tuangan bronchi, sumber dittrich.

8. Pemeriksaan Mikroskopi
a. Sediaan natif
Pilihlah sebagian dari sputum yang mengandung unsur-unsur, taruhlah diatas kaca
objek dan tutuplah dengan kaca penutup. Gunakanlah objektif kecil (10x) dan yang
besar (40x) untuk pemeriksaan ini dan perhatikan :
1) Leukosit dan eritrosit
2) Sel-sel yang mengandung pigmen (Heart failure cells dan sel-sel yang berisi
karbon berbutir-butir)
3) Serat elastic
4) Uliran Curschmann
5) Kristal-kristal
6) Fungi
7) Sel epitel, leukosit, dan sel eosinofil
b. Sediaan Pulasan
Pulasan yang diapakai ialah menurut Wright atau Giemsa. Pulasan gram dan pulasan
terhadap kuman tahan asam. Yang penting ialah pulasan Ziehl-Neelsen dan pulasan
Gram. Cara pemekatan sebagai berikut :
1) Taruhlah 2-4 ml dalam tabung sentrifuge dan tambahkanlah sama banyaknya
larutan NaOH 4%
2) Kocoklah tabung 5-10 menit atau saat sputum telah mencair sempurna
3) Usinglah tabung itu 15-30 menit bada 3000 rpm.
4) Buanglah cairan atas dan tambahlah 1 tetes indicator fenol-merah kepada sedimen
yang masih ada dalam tabung itu : warna menjadi merah
5) Netralkanlah reaksi sedimen dengan berhati-hati meneteskan larutan HCL 2 n
kedalam tabung sampai tercapainya warna merah jambu kekuning-kuningan
6) Sediment ini selanjutnya dipakai untuk membuat sediaan pulasan (boleh dipakai
juga untuk biakan M. tubercolosis dan untuk percobaan marmot)

9. Interpretasi Pemeriksaan Sputum

Sputum yang dikeluarkan oleh seorang pasien hendaknya dapat dievaluasi sumber,
warna, volume, dan konsistensinya karena kondisi sputum biasanya memperlihatkan
secara spesifik proses kejadian patologik pada pembentukan sputum itu sendiri.

Klasifikasi bentukan sputum dan kemungkinan penyebabnya :

Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan, kemungkinan berasal


dari sinus, atau saluran hidung, bukan berasal dari saluran napas bagian bawah.
Sputum yg terbentuk perlahan & terus meningkat tanda bronkhitis/ bronkhiektasis
Sputum kekuning-kuningan proses infeksi.
Sputum hijau proses penimbunan nanah. Warna hijau ini dikarenakan adanya
verdoperoksidase yg dihasikan oleh PMN dalam sputum. Sputum hijau ini sering
ditemukan pada penderita bronkhiektasis karena penimbunan sputum dalam bronkus
yang melebar dan terinfeksi.
Sputum merah muda&berbusa tanda edema paru akut.
Sputum berlendir, lekat, abu-abu/putih tanda bronkitis kronik.
Sputum berbau busuk tanda abses paru/ bronkhiektasis.

Sedangkan bagi interpretasi untuk penyakit TBC, berdasar hasil pemeriksaan dahak
(BTA), TB paru dibagi atas:

1. Tuberkulosis paru BTA (+) adalah:


Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan hasil BTA positif
Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan kelainan
radiologik menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif
Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan biakan positif
2. Tuberkulosis paru BTA (-)
Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif, gambaran klinik dan
kelainan radiologik menunjukkan tuberkulosis aktif.
Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif dan biakan M. tuberculosis
positif
Bakteri yang ditemukan dalam pemeriksaan sputum

No. Organisme Keadaan klinik Apusan sputum yang


diwarnai Gram
1. Mycobacterium tuberculosa Penyakit TBC Gram (-) batang
2. Streptococcus pneumoniae Penyakit kardiopulmuoner kronik Gram (+) diplcoccus
setelah Infeksi Saluran Pernafasan
Atas dan merupakan bagian dari
flora normal
3. Haemophilus influenzae Penyakit kardiopulmuoner kronik Gram (-) coccobasil kecil
setelah Infeksi Saluran Pernafasan
Atas
4. Staphylococcus aureus Penyakit epidemic, influenza, Gram (+) coccus dalam
nosokomial bentuk gumpalan
5. Klebsiella pneumoniae Pecandu alcohol, diabetes Gram (-) batang yang
mellitus, nosokomial berenkapsulasi
6. Escherichia coli Nosokomial Gram (-) batang
7. Pseudomonas aeroginusae Nosokomial, fibrosis kistik Gram (-) batang
8. Neisseria non patogen Merupakan flora normal
nasofaring
9. Streptococcus alfa hemolitik Merupakan flora normal
nasofaring
10. Staphylococcus epidermidis Merupakan flora normal
nasofaring
11. Streptococcus non hemolitik Merupakan flora normal
nasofaring
12. Bateroides sp Merupakan flora normal
nasofaring
13. Fusobakterium sp Merupakan flora normal
nasofaring
14. Moraxella cataarrhalis Penyakit paru-paru yang tidak
nyata, pada manula, tetapi
kartikosteroid/imunosuprosif
15. Pneumocytis carini AIDS, tetapi
(Mikrobiologi kedoktetan)

Anda mungkin juga menyukai