1. Sputum adalah sekret mukus yang dihasilkan dari paru-paru, bronkus dan trakea.Individu
yang sehat tidak memproduksi sputum.Klien perlu batuk untuk memdorong sputum dari
paru-paru, bronkus dan trakea ke mulut dan mengeluarkan ke wadah penampung
c. Sensitifitas :
Pemeriksaan sensitivitas berfungsi sebagai pedoman terapi antibiotik dengan
mengidentifikasi antibiotik yang mencegah pertumbuhan organisme yang terdapat
dalam sputum.
d. Basil tahan asam (BTA) :
Pemeriksaan BTA dilakukan untuk menentukan adanya Mycobacterium tuberculosa,
yang setelah dilakukan pewarnaan bakteri ini tidak mengalami perubahan warna oleh
alkohol asam.
e. Sitologi :
Pemeriksaan sitologi ditujukan untuk mengidentifikasi adanya keganasan (karsinoma)
pada paru-paru. Sputum mengandung runtuhan sel dari percabangan
trakheobronkhial; sehingga mungkin saja terdapat sel-sel malignan. Sel-sel malignan
menunjukkan adanya karsinoma, tidak terdapatnya sel ini bukan berarti tidak adanya
tumor atau tumor yang terdapat tidak meruntuhkan sel.
f. Tes Kuantitatif :
Pengumpulan sputum selama 24 sampai 72 jam. Pemeriksaan kualitatif harus sering
dilakukan untuk menentukan apakah sekresi merupakan saliva, lendir, pus, atau
bukan. Jika bahan yang diekspektorat berwarna kuning-hijau biasanya menandakan
infeksi parenkim paru (pneumonia). Untuk pemeriksaan kualitatif, klien diberikan
wadah khusus untuk mengeluarkan sekret. Wadah ini ditimbang pada akhir 24 jam.
Jumlah serta karakter isinya dicatat dan diuraikan.
Perlengkapan :
d. Handuk kertas,
e. Label yang berisi lengkap,
g. Obat kumur.
Persiapan
Pelaksanaan
a. Jelaskan kepada klien apa yang akan Anda lakukan, mengapa hal tersebut perlu
dilakukan dan bagaimana klien dapat bekerja sama. Diskusikan bagaimana hasilnya
akan digunakan untuk perawatan atau terapi selanjutnya. Berikan informasi dan
instruksi berikut pada klien:
a. Tujuan pemeriksaan, perbedaan antara sputum dan saliva, dan cara mendapatkan
spesimen sputum,
b. Jangan menyentuh bagaian dalam wadah spesimen,
c. Untuk mengeluarkan sputum langsung ke dalam wadah sputum,
d. Untuk menjaga bagian luar wadah tidak terkena sputum, bila memungkinkan,
e. Cara memeluk bantal secara kuat pada insisi abdomen bila klien merasa nyeri saat
batuk,
f. Jumlah sputum yang diperlukan (biasanya 1-2 sendok the (5-10 ml) sputum cukup
analisis),
g. Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi lain yang sesuai
7. Pemeriksaan makroskopi
a. Banyaknya
Jumalah yang besar yaitu lebih dari 100 ml per 24 jam, munhkin melebihi 500 ml
ditemukan pada edema pulmonum, abces paru-paru, bronchictasi, tuberculosis
pulmonum yang lanjut dan pada abces yang pecah menembus paru-paru.
b. Bau
Bau busuk dalam sputum segar didapat pada gangrene dan abces pulmonum, pada
tumor yang mengalami necrosis dan pada empyma yang menembus ke bronchi.
c. Warna
Mungkin sangat berbeda-beda, juga pada seseorang penderita karena ikut ditentukan
oleh stadium penyakitnya. Warna yang abu-abu atau kuning biasanya disebabkan oleh
pus dan sel epitel, warna merah oleh perdarahan segar, merah-coklat disebabkan oleh
darah tua dan didapat pada permulaan pneumonia lobaris, pada gangrene dll, hitam
oleh debu hitam yang masuk dalam jalan pernapasan
d. Konsitensi
Ciri-ciri ini juga dipengaruhi oleh macam-macam penyakit dan stadiumnya. Sputum
sereus didapat pada edema pulmonum, dahak mucoid pada bronchitis, asthma,
pneumonia lobaris pada stadium tertentu dll. Mungkin juga dapat dilihat dari
konsistensi campuran seperti seropurulent, mecopurulent, serohemoragik.
e. Unsur-unsur khusus
Untuk mencari unsur-unsur khususdalam sputum, tuanglah sputum itu kedalam
cawan petri hingga menyusun lapisan tipis yang diteliti terhadap latar belakang hitam
dengan memakan lensa pembesar. Perhatikan adanya butir keju, uliran curschmann,
tuangan bronchi, sumber dittrich.
8. Pemeriksaan Mikroskopi
a. Sediaan natif
Pilihlah sebagian dari sputum yang mengandung unsur-unsur, taruhlah diatas kaca
objek dan tutuplah dengan kaca penutup. Gunakanlah objektif kecil (10x) dan yang
besar (40x) untuk pemeriksaan ini dan perhatikan :
1) Leukosit dan eritrosit
2) Sel-sel yang mengandung pigmen (Heart failure cells dan sel-sel yang berisi
karbon berbutir-butir)
3) Serat elastic
4) Uliran Curschmann
5) Kristal-kristal
6) Fungi
7) Sel epitel, leukosit, dan sel eosinofil
b. Sediaan Pulasan
Pulasan yang diapakai ialah menurut Wright atau Giemsa. Pulasan gram dan pulasan
terhadap kuman tahan asam. Yang penting ialah pulasan Ziehl-Neelsen dan pulasan
Gram. Cara pemekatan sebagai berikut :
1) Taruhlah 2-4 ml dalam tabung sentrifuge dan tambahkanlah sama banyaknya
larutan NaOH 4%
2) Kocoklah tabung 5-10 menit atau saat sputum telah mencair sempurna
3) Usinglah tabung itu 15-30 menit bada 3000 rpm.
4) Buanglah cairan atas dan tambahlah 1 tetes indicator fenol-merah kepada sedimen
yang masih ada dalam tabung itu : warna menjadi merah
5) Netralkanlah reaksi sedimen dengan berhati-hati meneteskan larutan HCL 2 n
kedalam tabung sampai tercapainya warna merah jambu kekuning-kuningan
6) Sediment ini selanjutnya dipakai untuk membuat sediaan pulasan (boleh dipakai
juga untuk biakan M. tubercolosis dan untuk percobaan marmot)
Sputum yang dikeluarkan oleh seorang pasien hendaknya dapat dievaluasi sumber,
warna, volume, dan konsistensinya karena kondisi sputum biasanya memperlihatkan
secara spesifik proses kejadian patologik pada pembentukan sputum itu sendiri.
Sedangkan bagi interpretasi untuk penyakit TBC, berdasar hasil pemeriksaan dahak
(BTA), TB paru dibagi atas: