Anda di halaman 1dari 9

PEMERIKSAAN FESES

Menyiapkan feses untuk pemeriksaan laboratorium dengan cara pengambilan


tertentu.
Tujuan:
a. Menentukan darah samar karena adanya ulkus, inflamasi dan tumor
menggunakan kertas guaiac
b. Mengetahui adanya gangguan pada gastrointestinal. Adanya lemak pada
feses akibat kerusakan pada intestinal.
c. Mendeteksi telur dan parasit.
d. Mendeteksi adanya virus dan bakteri dengan kultur (pembiakan).

Pemeriksaan tinja untuk klien dewasa:


Pemeriksaan lengkap meliputi warna, bau, konsistensi, lendir, darah, dan telur cacing. Tinja
yang diambil adalah tinja segar.

Persiapan alat:
Sarung tangan bersih, vasseline, botol bersih dengan penutup, lidi dengan kapas
lembab dalam tempatnya, bengkok, perlak pengalas, tissue, empat bahan
pemeriksaan, sampiran
Prosedur tindakan
a. Mencuci tangan
b. Memasang perlak pengalas dan sampiran
c. Melepas pakaian bawah klien
d. Mengatur posisi dorsal recumbent
e. Memakan sarung tangan
f. Telunjuk diberi vaselin lalu dimasukkan ke dalam anus dengan arah keatas kemudian
diputar kekiri dan ke kanan sampai teraba tinja
g. Setelah dapat dikeluarkan perlahan–lahan lalu dimasukkan ke dalam tempatnya.
h. Anus dibersihkan dengan kapas lembab dan keringkan dengan tissue.
i. Melepas sarung tangan
j. Merapikan klien
k. Mencuci tangan

Pemeriksaan kultur (pembiakan) pengambilan tinja dengan cara steril. Gunakan swab yang
steril, lalu dimasukkan dalam kantung steril. Pemeriksaan dengan tes guaiac, pulaskan feses
pada kertas dan teteskan reagen ke pulasan tadi.
Pemeriksaan hematest dengan memulaskan feses pada kertas saring dan beri tablet pada
tengah spesimen dan tambahkan air. Pemeriksaan hemoccult dengan memulaskan feses diatas
lingkaran dan teteskan reagen.
PEMERIKSAAN URINE

Pemeriksaan urin yang dilakukan adalah urin bersih untuk urinalisis rutin, urin
tampung bersih atau pancar tengah untuk kultur dan specimen urin sewaktu
untuk pemeriksaan berbagai masalah kesehatan.
Jenis-jenis pemeriksaan urine :
a. Urine rutin (pagi)
Pada pemeriksaan urine rutin maka urine yang diambil adalah urin yang
pertama dikeluarkan saat klien bangun tidur pagi hari, hal ini disebabkan
konsentrasi urin lebih tinggi dan memiliki pH yang lebih asam, biasanya
volume urine yang dibutuhkan sebesar 120 ml. Urine harus segera
diperiksa karena kristal urin dan eritrosit akan lisis jika dalam waktu lama.
b. Urine sewaktu
Pengambilan seluruh urine yang dikeluarkan dalam waktu tertentu (1–2 jam hingga 24
jam) bilamana diperlukan pemeriksaan, selanjutnya urin kemudian dibekukan dan
dimasukkan dalam botol pengawet untuk mencegah kolonisasi bakteri.Pada botol
spesimen, diberikan label tanggal, waktu pengambilan spesimen, dan urutan spesimen.
Tujuan pengumpulan spesimen urin sewaktu untuk menentukan kemampuan ginjal,
menentukan gangguan metabolism glukosa dan menentukan kadar tertentu dalam urin.
c. Urin pancar tengah atau tampung bersih
Urine ini digunakan untuk pemeriksaan kultur urin, bertujuan menentukan
adanya mikroorganisme yang menginfeksi saluran kemih, tipe organisme dan antibiotik
yang sensitive terhadap organisme tersebut. Urine harus dimasukan ke dalam botol
tertutup dan steril.
Caranya adalah:
1. Lakukan desinfeksi menggunakan antiseptic pada area perineum (pada klien wanita)
atau daerah meatus urinaria dan distal penis (pada klien laki-laki).
2. Biarkan urine pertama terbuang lalu letakkan botol pada urin tengah dan hindari
jangan sampai menyentuh permukaan perineum.
3. Volume urine yang dibutuhkan sebanyak 30–60 ml.
Persiapan alat
a. Formulir khusus untuk pemeriksaan urine
b. Tempat /botol urine dengan tutupnya
c. Sarung tangan
d. Kertas etiket
e. Bengkok
f. Buku ekspedisi untuk pemeriksaan laboratorium

Prosedur tindakan
1. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
2. Mengisi formulir dan memberikan etiket pada botol
3. Menuangkan 100 cc urine dari bengkok ke dalam tempat khusus/botol kemudian
ditutup rapat.
4. Menyesuaikan data formulir dengan data pada etiket
5. Menuliskan data dari formulir ke dalam buku ekspedisi
6. Meletakkan botol ke dalam bengkok atau tempat khusus bertutup.
7. Membereskan dan merapikan alat
8. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
PEMERIKSAAN SPUTUM TENGGOROKAN

Sputum atau dahak adalah bahan yang keluar dari bronchus atau trakhea, bukan ludah atau
lendir yang keluar dari mulut, hidung atau tenggorokan.
Tujuan:
Untuk mengetahui basil tahan asam dan mikroorganisme (seperti, tuberkulosis pulmonal,
pneumonia bakteri, bronkhitis kronis, bronkhietaksis) yang ada dalam tubuh klien, dilakukan
pada klien yang mengalami infeksi/peradangan saluran pernafasan.

Persiapan alat:
a. Sputum pot (tempat ludah) yang bertutup
b. Botol bersih dengan penutup
c. Sarung tangan
d. Formulir dan etiket
e. Perlak pengalas
f. Bengkok
g. Tissue

Prosedur tindakan
a. Mencuci tangan
b. Mengatur posisi duduk
c. Memasang perlak pengalas dibawah dagu dan menyiapkan bengkok.
d. Memakai sarung tangan
e. Meminta klien membatukkan dahaknya ke dalam tempat yang sudah disiapkan
(sputum pot)
f. Mengambil 5cc bahan, lalu masukkan ke dalam botol
g. Membersihkan mulut klien
h. Merapikan klien dan alat
i. Melepas sarung tangan
j. Mencuci tangan

Cara pengambilan sputum secara umum:


a. Pengambilan sputum sebaiknya dilakukan pada pagi hari, karena
kemungkinan akan mendapatkan sputum bagian dalam lebih besar. Atau
bisa diambil sputum sewaktu, pengambilan sputum harus dilakukan
sebelum klien menyikat gigi.
b. Agar sputum mudah dikeluarkan, maka dianjurkan klien mengonsumsi air
yang banyak pada malam sebelum pengambilan sputum.
c. Jelaskan pada kliententang pengertian sputum agar yang dibatukkan benar-
benar merupakan sputum, bukan air liur/saliva ataupun campuran antara
sputum dan saliva dan jelaskan cara mengeluarkan sputum.
d. Sebelum mengeluarkan sputum, gigi palsu harus dilepaskan apabila ada,
klien diminta untuk berkumur-kumur dengan air.
e. Sputum diambil dari batuk yang dibatukkan pertama (firstcough).

Cara membatukkan sputum:


a. Tarik nafas dalam dan kuat (dengan pernafasan dada) batukkan kuat sputum
dari bronkus/trakea.
b. Masukkan sputum pada tempat penampung berupa pot steril bermulut
besar dan berpenutup ( Screw Cap Medium).
c. Periksa sputum yang dibatukkan, bila ternyata yang dibatukkan adalah air
liur/saliva, maka klien harus mengulangi membatukkan sputum kembali.
d. Pilih sputum yang mengandung unsur-unsur khusus, seperti, butir keju,
darah dan unsur-unsur lain.
e. Bila sputum susah keluar maka lakukan perawatan mulut, yaitu: perawatan
mulut dilakukan dengan obat glyseril guayakolat (expectorant) 200 mg atau dengan
mengonsumsi air teh manis saat malam sebelum pengambilan sputum.

Apabila sputum juga tidak bisa didahakkan, sputum dapat diambil secara: aspirasi
transtracheal, bronchial lavage atau lung biopsy.
PENGUJIAN SENYAWA MAKRO NUTRIEN DENGAN REAKSI KIMIA

Alat dan Bahan


Alat:
a. Mortar dan pistil
b. Tabung reaksi
c. Rak tabung reaksi
d. Pipet tetes
Bahan
a. Tahu
b. Tempe
c. Minyak
d. Nasi
e. Pisang
f. Larutan yodium
g. Larutan biuret
h. Ethanol
i. Kertas sampul

Cara Kerja
1. Uji karbohidrat
a. Haluskan bahan makanan yang akan diuji di lumpang porselin, lalu tetesi dengan air.
b. Kemudian bahan makanan tersebut ditetesi reagen yodium sebanyak 10 tetes
c. Amati perubahan warna yang terjadi (apabila berubah menjadi biru kehitaman, maka
bahan makanan tersebut mengandung amilum).
2. Uji protein
a. Haluskan bahan makanan yang akan diuji, lalu tetesi dengan air.
b. Masukkan masing-masing bahan makanan kurang lebih 2 ml ke dalam tabung reaksi
c. Tambahkan setetes demi setetes larutan biuret ke dalam tabung reaksi, sambil dikocok
hingga tercapai warna maksimal (tidak terjadi perubahan warna lagi)
d. Amati perubahan warna yang terjadi (apabila berubah menjadi ungu makan bahan
makanan tersebut mengandung protein)
3. Uji lemak
Cara 1
a. Tuangkan ethanol absolut ke dalam tabung reaksi
b. Tambahkan satu atau dua teta minyak goreng ke dalam tabung reaksi
c. Kocok tabung reaksi
d. Jika terbentuk endapan putih keabu-abuan, maka makanan yang diuji menganduk
lemak
Cara 2
a. Sediakan kertas sampul (warna cokelat)
b. Oleskan bahan makanan yang akan diuji pada kertas sampul tersebut
c. Arahkan kertas sampul tersebut ke sinar matahari atau lampu
d. Amati perubahan yang terjadi (apabila kertas sampul tampak transparan, maka bahan
makanan tersebut mengandung lemak)

HASIL PENGAMATAN

Bahan Hasil Percobaan Keterangan


makanan Yodium Biuret Uji lemak
Tahu

Tempe

Minyak

Nasi

Pisang
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN DENGAN METODE SAHLI

PENGERTIAN PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN


Mengukur kadar hemoglobin berdasarkan warna yang terjadi akibat perubahan Hb yang
menjadi asam hematin oleh adanya HCL 0,1 N

TUJUAN PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN


Pemeriksaan hemoglobin dilakukan untuk mendeteksi adanya anemia dan penyakit ginjal.
Peningkatan hemoglobin dapat menunjukan indikasi adanya dehidrasi, penyakit paru-paru
obstruksi menahun, gagal jantung kongestif dan lain-lain

BAHAN PEMERIKSAAN
Darah kapiler atau darah vena dan darah tepi.

PRINSIP PEMERIKSAAN
Mengukur kadar HB berdasarkan warna yang terjadi akibat perubahan Hb yang menjadi asam
hematin oleh adanya HCl 0,1N

ALAT DAN BAHAN


1. Haemometer set terdiri dari :
a. Tabung pengukur
b. 2 tabung standar warna
c. Pipet Hb dengan pipa karetnya
d. Pipet HCl
e. Batang pengaduk
f. Botol tempat HCl dan aquadest
g. Sikat pembersih
2. Sarung tangan
3. Perlak kecil dan pengalas
4. Kapas alkohol 70%
5. Jarum/Lancet
6. Handscoon steril
7. Kapas kering
8. Bengkok
9. Alat tulis

PROSEDUR KERJA
1. Mengatur posisi klien senyaman mungkin
2. Memberitahu pasien dan menjelaskan tujuan dan langkah prosedur pemeriksaan
3. Membawa alat-alat ke dekat pasien
4. Mencuci tangan
5. Memasang perlak dan pengalas dibawah tangan pasien yang akan diambil darahnya
6. Menyiapkan bengkok
7. Memakai handscoon steril
8. Masukan larutan HCl 0,1N dengan pipet HCl kedalam tabung pengencer sampai pada
angka 2 (sampai batas yang ada)
9. Menyiapkan jari klien dan mengumpulkan darah ke bagian jari tangan dengan cara
memijat
10. Menghapus hamakan ujung jari yang akan diambil darahnya dengan alkohol
11. Menusukan jarum pada ujung jari sebelah tepi sampai darah keluar
12. Menghapus darah yang pertama kali keluar dengan kapas kering
13. Menekan ujung jari agar darah lebih banyak yang keluar
14. Dengan pipet Hb menghisap darah sampai angka 20 cm, jangan sampai ada gelembung
udara yang sampai ikut terhisap
15. Hapus darah yang melekat pada ujung pipet dengan menggunakan kapas kering
16. Menuangkan darah tersebut ke dalam tabung pengencer yang sudah berisi HCl 0,1 N
dengan posisi tegak lurus dan hindarkan darah mengenai dinding tabung
17. Sisa darah yang mungkin masih melekat di dalam lumen pipet Hb di bilas dengan jalan
meniup dan menyedotnya.
18. Mengaduk darah dalam larutan HCl sampai benar-benar homogeny.
19. Tunggu sampai 1-3 menit
20. Tambahkan aquadest sedikit demi sedikit, pada setiap kali penambahan warna dari
larutan asam hematin yang terjadi, bandingkan dengan warna dari larutan standar
21. Pada saat warna tersebut sama, maka penambahan aquadest dihentikan dan kadar Hb
dibaca skala itu dengan satuan pembacaan gr %
22. Mengambil perlak dan pengalas, merapikan alat-alat
23. Melepaskan handscoon
24. Mencuci tangan
25. Pendokumentasian

Anda mungkin juga menyukai