Anda di halaman 1dari 5

PENGAMBILAN SPECIMEN UNTUK PEMERIKSAAN URINALISIS

Oleh
Firdha Novitasari

a. Definisi
Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan
dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang
molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga
homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju
kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
b. Komposisi urin
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam
terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau
cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul
yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui
molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan
berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh.
Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang
dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan
dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos
c. Fungsi Urin
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan
dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal
ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran
kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika
urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya
cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa
diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril.
Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan
urin berwarna kuning pekat atau cokelat. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat
dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang
tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat
d. Jenis pengambilan specimen urin
1. Urin bersih (clean voided urine spesimen).Urin bersih diperlukan untuk
pemeriksaan urinalisa rutin
2. Urin tengah (clean-catch or midstream urin spesimen). Urin tengah
merupakan cara pengambilan spesiman untuk pemeriksaan kultur urin yaitu
untuk mengetahui mikroorganisme yang menyebabkan infeksi saluran
kemih. Sekalipun ada kemungkinan kontaminasi dari bakteri di permukaan
kulit, namun pengambilan dengan menggunakan kateter lebih berisiko
menyebabkan infeksi.Perlu mekanisme khusus agar spesimen yang didapat
tidak terkontaminasi.
3. Urin tampung (timed urin specimen/waktu tertentu). Beberapa pemeriksaan
urin memerlukan seluruh produksi urin yang dikeluarkan dalam jangka
waktu tertentu, rentangnya berkisar 1-2 jam – 24 jam. Urin tampung ini
biasanya disimpan di lemari pendingin atau diberi preservatif (zat aktif
tertentu) yang mencegah pertumbuhan bakteri atau mencegah
perubahan/kerusakan struktur urin.Biasanya urin ditampung di tempat kecil
lalu dipindahkan segera ke penampungan yang lebih besar.
4. Urin acak. Pengambilan urin secara acak tanpa memperhatikan waktu dan
kandungan urin
5. Kateter indwelling. Urin steril dapat diperoleh dengan mengambil urin
melalui area kateter yang khusus disiapkan untuk pengambilan urin dengan
jarum suntik.Klem kateter selama kurang lebih 30 menit jika tidak
diperoleh urin waktu pengambilan. Untuk kultur urin diperlukan 3 mL, dan
30 mL untuk urinalisa rutin. Untuk kultur urin, hati-hati dalam
pengambilan agar tidak terkontaminasi
PENGAMBILAN SPECIMEN UNTUK PEMERIKSAAN
URINALISIS
NO.DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

PROSEDUR
TETAP TGL TERBIT
STIKES dr.SOEBANDI

PENGERTIAN Suatu tindakan mengambil sejumlah urine sebagai sampel untuk pemeriksaan
laboratorium.
TUJUAN a. Mengambil sampel urine yang tidak terkontaminasi untuk menganalisa
urine rutin atau test diagnostik yang meliputi test kultur dan sensitivitas.
b. Mengetahui adanya mikroorganisme dalam urine.
INDIKASI a. Klien dengan kebutuhan pemeriksaan urinalisis dan kultur urin

KONTRAINDIKA -
SI
PERSIAPAN a. Pastikan identitas klien
KLIEN b. Kaji intake dan pola eliminasi klien
c. Jelasakan prosedur yang akan dilakukan
d. Beri kesempatan pasien bertanya
PERSIAPAN a. Bokal/botol/wadah tempat sampel urine.
ALAT 1) Bokal/botol/wadah steril untuk pemeriksaan urine kultur dan
sensitivitas.
2) Bokal/botol/wadah bersih untuk pemeriksaan urine rutin atau urine
lengkap.
b. Handscoen bersih.
c. Pot/urinal.
d. Nierbeken/bengkok.
e. Perlak/alas.
f. Etiket.
g. Formulir pemeriksaan.(jika ada)
h. Phantom pemsangan kateter
i. Menurut cara pengambilan sampel urine :
1) Melalui kateter
a) Spuit 10 cc bila kateter mempunyai port menggunakan jarum no
21 G atau 22 G.
b) Klem penjepit.
c) Kapas alkohol 70%
d) Kateter urin
2) Dengan cara mid stream
a) Baskom berisi air hangat, sabun, washlap dan handuk.
b) Pinset steril dan kapas betadine
j.
PERSIAPAN a. Melakukan inform consent: memberi tahu dan menjelaskan pada
PEERAWAT klien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
b. Mengkaji instruksi / pesanan medik untuk pemeriksaan diagnostic
c. Menyiapkan alat
d. Mencuci tangan

PROSEDUR 1. Menutup sampiran.


2. Mencuci tangan.
3. Memakai handscoen bersih.
4. Melakukan pengambilan sampel urine :
a. Melalui Kateter :
1) Mengklem selang urine bag selama kurang lebih 30 menit.
2) Meletakkan perlak/pengalas dibawah tempat pengambilan urine.
3) Melakukan pengambilan urine :
b. Kateter dengan port :
1) Mendesinfeksi lokasi penusukan dengan kapas alkohol 70%.
2) padaport.
3) Melakukan aspirasi urine sebanyak ± 3 – 5 cc untuk pemeriksaan
kultur urine, atau ± 10 – 20 cc untuk pemeriksaan urine lengkap.
4) Memindahkan urine dari spuit kedalam bokal/botol steril.
c. Kateter tanpa port :
1) Membuka tutup bokal/botol urine dan meletakkannya diatas
perlak/pengalas.
2) Mendesinfeksi sambungan kateter – selang urine bag dengan kapas
alkohol 70%.
3) Membuka sambungan tersebut dengan hati-hati, pegang selang
diatas sambungan ± 5 c, jaga jarak agar tidak terkontaminasi.
4) Memasukkan urine kedalam bokal/botol urine (jangan sampai
bersentuhan dengan ujung kateter).
5) Mendesinfeksi selang kateter dengan kapas alkohol 70% kemudian
sambungkan kembali urine bag dengan kateter.
6) Membuka klem penjepit.
d. Dengan Cara Mid Stream :
1) Meletakkan perlak/pengalas dibawah bokong klien, lepaskan
pakaian bawah klien dan atur posisi yang sama seperti saat
membersihkan vulva/perineum (bila klien harus dibantu).
2) Membersihkan daerah perineum dan alat genitalia dengan
menggunakan air hangat + sabun dan washlap, kemudian keringkan
dengan handuk.
3) Membersihkan daerah meatus urethra eksternus dengan
menggunakan kasssa steril dan pinset steril.
4) Menganjurkan kepada klien untuk berkemih dan tampung urine yang
pertama keluar dalam pot/urinal, kemudian tampung urine yang
keluar selanjutnya kedalam bokal/botol urine sampai 10 – 20 cc dan
anjurkan klien untuk menuntaskan berkemihnya kedalam pot/urinal.
5. Menempatkan bokal/botol urine ditempat yang aman, setelah urine untuk
pemeriksaan ditampung.
6. Menutup bokal/botol urine.
7. Merapihkan klien dan alat.
8. Melepaskan handscoen.
9. Menempelkan etiket pemeriksaan urine pada bokal/botol urine, dan
buatkan formulir pemeriksaannya.
10. Membuat formulir pemerikasaan.
11. Membawa sampel urine beserta formulir pemeriksaannya ke laboratorium
EVALUASI 1. Mengevaluasi hasil pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui hasil
test.
2. Mengevaluasi respon klien selama pelaksanaan prosedur.
3. Mengobservasi karakteristik urine : warna, kepekatan dan bau.
DOKUMENTASI 1. Mencatat jumlah, warna, baud an konsistensi urine.
2. Mencatat waktu dan cara pengambilan sampel urine.
3. Mencatat respon klien selama prosedur

Anda mungkin juga menyukai