Anda di halaman 1dari 26

STANDAR DIAGNOSIS

KEPERAWATAN INDONESIA
(SDKI)
Oleh: NS. EMI ELIYA A.,M.KEP

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DR SOEBANDI JEMBER

1
SDKI
• Launching 29 Desember 2016, di Park Hotel, Jl. D.I Panjaitan, Cawang,
Jakarta
• Telah disetujui oleh PP PPNI
• Belum disahkan oleh Pemerintah Indonesia (Proses pengajuan)
• Latar Belakang pembuatan SDKI:
• Tuntutan kemajuan teknologi kesehatan
• UU Keperawatan No. 38 tahun 2014
• Tuntutan adanya bahasa standard dalam penulisan diagnosa kep di Indonesia
• Standar yg diakui secara Internasional dinilai kurang sesuai utk diterapkan di
Indonesia.
2
Landasan Hukum
• UU No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
• UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
• UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
• UU No. 4 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
• PP No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
• Peraturan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/MENKES/148/I/2010
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat

3
TUJUAN PENYUSUNAN SDKI
• Bagi Pelayanan Keperawatan:
• Menjadi acuan dalam menegakkan diagnosis kep
• Meningkatkan otonomi perawat
• Memudahkan komunikasi intraprofessional
• Meningkatkan mutu asuhan keperawatan
• Mengukur beban kerja dan reward perawat

4
TUJUAN PENYUSUNAN SDKI (lanjutan)
• Bagi Pendidikan Keperawatan:
• Mengarahkan dan menguatkan proses pembelajaran pada pendidikan
keperawatan
• Diagnosis keperawatan merupakan kumpulan konsep inti dalam praktik kep
 focus pembelajaran
• Diagnosis keperawatan mengarahkan peserta didik dan pendidik kep dalam
mempelajari konsep2 dasar untuk dapat memahami konsep inti.

5
TUJUAN PENYUSUNAN SDKI (lanjutan)
• Bagi Penelitian Keperawatan
• Memperluas area penelitian keperawatan
• Diagnosis kep merupakan kumpulan fenomena kep yang dapat menjadi focus
penelitian
• Dapat dikembangkan penelitian:
• Penelitian epidemiologis
• Uji validitas dan uji sensitivitas/spesifisitas
• Penelitian eskperimental

6
Acuan Pembuatan SDKI  Based on References
International Classification for Nursing Practice
ICNP

Critical Care Classification


OMAHA CCC
OMAHA System

North American Nursing


Diagnoses Association
ZEFP SDKI NANDA

Nursing Diagnostic System of the Centre


for Nursing Development and Research
Home Health Care Classification
ICF HHCC

Disability and Health SNOMED


CT Systematized Nomenclature of Medicine Clinical Terms
7
Penyusunan Diagnosis Kep dalam SDKI
berdasarkan HIERARKI
SDKI

Kategori 5 kategori

Sub 14 sub kategori


kategori

Diagnosis 149 NDx


Kep

8
Klasifikasi Diagnosis Keperawatan  ICNP
Fisiologis Psikologis Perilaku Relasional Lingkungan

Nyeri & Keamanan &


Respirasi Kebersihan diri Interaksi social
kenyamanan proteksi

Penyuluhan &
Sirkulasi Integritas ego
pembelajaran

Pertumbuhan
Nutisi & cairan &
perkembangan

Eliminasi

Aktifitas &
istirahat

Neurosensori

Reproduksi &
seksualitas 9
Jenis Diagnosis Keperawatan

Aktual
Negatif
Diagnosis Risiko
Keperawatan
Promosi
Positif
Kesehatan
10
Komponen Diagnosis Keperawatan
Masalah
Etiology
(problem)
Diagnosis
Keperawatan
Indikator Sign &
diagnostik symptom

No. Jenis Diagnosis Kep. Komponen & Penulisan Diagnosis Faktor risiko
1. Diagnosis actual Masalah b.d penyebab d.d. tanda/gejala
2. Diagnosis risiko Masalah b.d. factor risiko
3. Diagnosis promkes Masalah d.d. tanda/gejala
b.d.  berhubungan dengan
d.d.  dibuktikan dengan
11
Kategori: Fisiologis
Sub kategori: Respirasi
• 0001  Bersihan jalan napas tidak efektif
• 0002  Gangguan penyapihan ventilator
• 0003  Gg pertukaran gas
• 0004  Gg ventilasi spontan
• 0005  Pola napas tidak efektif
• 0006  Risiko aspirasi

12
Kategori: Fisiologis
Sub kategori: Sirkulasi
• 0007  Gangguan sirkulasi spontan
• 0008  Penurunan curah jantung
• 0009  Perfusi perifer tidak efektif
• 0010  Risiko Gangguan sirkulasi spontan
• 0011  Risiko penurunan curah jantung
• 0012  Risiko perdarahan
• 0013  Risiko perfusi GI tidak efektif
• 0014  Risiko perfusi miokard tidak efektif
• 0015 Risiko perfusi perifer tidak efektif
• 0016  Risiko perfusi renal tidak efektif
• 0017  Risiko perfusi serebral tidak efektif

13
Kategori: Fisiologis
Sub kategori: Nutrisi & Cairan
• 0018  Berat badan lebih • 0028  Menyusui efektif
• 0019  Defisit nutrisi • 0029  Menyusui tidak efektif
• 0020  Diare • 0030  Obesitas
• 0021  Disfungsi motilitas GI • 0031  Risiko berat badan berlebih
• 0022  Hipervolemia • 0032  Risiko defisit nutrisi
• 0023  Hipovolemia • 0033  Risiko disfungsi motilitas GI
• 0024  Ikterik neonates • 0034  Risiko hipovolemia
• 0025  Kesiapan peningkatan keseimbangan • 0035  Risiko ikterik neonatus
cairan • 0036  Risiko ketidakseimbangan cairan
• 0026  Kesiapan peningkatan nutrisi
• 0037  Risiko ketidakseimbangan elektrolit
• 0027  Ketidakstabilan kadar glukosa darah • 0038  Risiko ketidakseimbangan kadar glukosa darah
• 0039  Risiko syok
14
Kategori: Fisiologis
Sub kategori: Eliminasi
• 0040  Gg eliminasi urin • 0049  Konstipasi
• 0041  Inkontinensia fekal • 0050 Retensi urin
• 0042  Inkontinensia urin berlanjut
• 0051  Risiko inkontinensia urin urgensi
• 0043  Inkontinensia urin berlebih
• 0052  Risiko konstipasi
• 0044  Inkontinensia urin fungsional
• 0045  Inkontinensia urin reflex
• 0046  Inkontinensia urin stress
• 0047  Inkontinensia urin urgensi
• 0048  Kesiapan peningkatan eliminasi
urin
15
Kategori: Fisiologis
Sub kategori: Aktifitas dan Istirahat
• 0053  Disorganisasi perilaku bayi
• 0054  Gg mobilitas fisik
• 0055  Gg pola tidur
• 0056  Intoleransi aktifitas
• 0057  Keletihan
• 0058  Kesiapan peningkatan tidur
• 0059  Risiko disorganisasi perilaku bayi
• 0060  Risiko intoleransi aktifitas
16
Kategori: Fisiologis
Sub kategori: Neurosensori
• 0061  Disrefleksia otonom
• 0062  Gg memori
• 0063  Gg menelan
• 0064  Konfusi akut
• 0065  Konfusi kronis
• 0066  Penurunan kapasitas adaptif intrakranial
• 0067  Risiko disfungsi neurovascular perifer
• 0068  Risiko konfusi akut
17
Kategori: Fisiologis
Sub kategori: Reproduksi dan Seksualitas
• 0069  Disfungsi seksual
• 0070  Kesiapan persalinan
• 0071  Pola seksual tidak efektif
• 0072  Risiko disfungsi seksual
• 0073  Risiko kehamilan tidak dikehendaki

18
Kategori: Psikologis
Sub kategori: Nyeri dan Kenyamanan
• 0074  Gg rasa nyaman
• 0075  Ketidaknyamanan pasca partum
• 0076  Nausea
• 0077  Nyeri akut
• 0078  Nyeri kronis
• 0079  Nyeri melahirkan

19
Kategori: Psikologis
Sub kategori: Integritas Ego
• 0080  Ansietas • 0093  Ketidakmampuan koping keluarga
• 0081  Berduka • 0094  Koping defensif
• 0082  Distres spiritual • 0095  Koping komunitas tidak efektif
• 0083  Gg citra tubuh • 0096  Koping tidak efektif
• 0084  Gg identitas diri • 0097  Penurunan koping keluarga
• 0085  Gg persepsi sensori • 0098  Penyangkalan tidak efektif
• 0086  HDR kronis • 0099  Perilaku kesehatan cenderung beresiko
• 0087  HDR situasional • 0100  Risiko distress spiritual
• 0088  Keputusasaan • 0101  Risiko HDR kronis
• 0089  Kesiapan peningkatan konsep diri • 0102  Risiko HDR situasional
• 0090  Kesiapan peningkatan koping keluarga • 0103  Risiko ketidakberdayaan
• 0091  Kesiapan peningkatan koping komunitas • 0104 Sindrom pasca trauma
• 0092  Ketidakberdayaan • 0105  Waham
20
Kategori: Psikologis
Sub kategori: Pertumbuhan dan Perkembangan
• 0106  Gg tumbuh kembang
• 0107  Risiko Gg perkembangan
• 0108  Risiko Gg pertumbuhan

21
Kategori: Perilaku
Sub kategori: Kebersihan Diri
• 0109  Defisit perawatan diri

22
Kategori: Perilaku
Sub kategori: Penyuluhan dan Pembelajaran
• 0110  Defisit kesehatan komunitas
• 0111  Defisit pengetahuan
• 0112  Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan
• 0113  Kesiapan peningkatan pengetahuan
• 0114  Ketidakpatuhan
• 0115  Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
• 0116  Manajemen kesehatan tidak efektif
• 0117  Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

23
Kategori: Relasional
Sub kategori: Interaksi Sosial
• 0118  Gg interaksi sosial
• 0119  Gg komunikasi verbal
• 0120  Gg proses keluarga
• 0121  Isolasi sosial
• 0122  Kesiapan peningkatan menjadi orang tua
• 0123  Kesiapan peningkatan proses keluarga
• 0124  Ketegangan peran pemberi asuhan
• 0125  Penampilan peran tidak efektif
• 0126  Pencapaian peran menjadi orang tua
• 0127  Risiko Gg perlekatan
• 0128  Risiko proses pengasuhan tidak efektif

24
Kategori: Lingkungan
Sub kategori: Keamanan dan Proteksi
• 0129  Gg integritas kulit/ jaringan • 0141  Risiko hipotermia perioperatif
• 0130  Hipertermia • 0142  Risiko infeksi
• 0131  Hipotermia
• 0143  Risiko jatuh
• 0132  Perilaku kekerasan
• 0133  Perlambatan pemulihan pasca bedah
• 0144 Risiko luka tekan
• 0134  Risiko alergi • 0145 Risiko mutilasi diri
• 0135  Risiko bunuh diri • 0146  Risiko perilaku kekerasan
• 0136  Risiko cedera • 0147  Risiko perlambatan pemulihan
• 0137  Risiko cedera pada ibu pasca bedah
• 0138  Risiko cedera pada janin • 0148  Risiko termoregulasi tidak efektif
• 0139  Risiko Gg integritas kulit/ jaringan • 0149  Termoregulasi tidak efektif
• 0140  Risiko hipotermia
25
Perbedaan SDKI dan NANDA 2015-2017
• SDKI menuliskan kategori & sub kategori gantinya domain & kelas dari
NANDA
• Kode Diagnosis di SDKI dibuat berurutan, tidak mengikuti NANDA
• SDKI menggunakan data mayor dan minor utk tanda dan gejala
• Kriteria NIC dan NOC tidak terdapat dalam SDKI
• SDKI mencantumkan kondisi klinis & diagnose medis sebagai etiologi dari
masalah keperawatan.
• SDKI memiliki 5 kategori, sedangkan NANDA punya 13 kategori 
perbedaan jumlah NDx
• NDx di SDKI dibuat berdasarkan pengkajian & studi literature, sedangkan
NANDA based on research.
26

Anda mungkin juga menyukai