Anda di halaman 1dari 61

PENGENALAN

SDKI, SLKI, SIKI DALAM


KEPERAWATAN KRITIS

DIAN PRESTIYOWATI, S.Kep, Ners


CURRICULUM VITAE
• Nama : Dian Prestiyowati,S.Kep, Ners
• Alamat : Dukuh Klangsen Rt 03 / Rw 7 Desa Sumberejo Kec.
Kaliwungu Kab. Kendal
• Status : Menikah
• Pendidikan : DIII Keperawatan UMP
S1 Keperawatan UNIMUS
Ners Keperawatan UNIMUS
Pengalaman Kerja :
➢ RS Permata Bunda Tahun 2006 – 2007
➢ RS Permata Medika Tahun 2007 – 2013
➢ RSUD Tugurejo Tahun 2014 - Sekarang
Organisasi :
❖ PENGURUS PPNI RSUD TUGUREJO
❖ PENGURUS HIPERCCI JATENG
•SDKI, SLKI DAN
SIKI DALAM
KEPERAWATAN
KRITIS
nu • Nurs
yat
rsi• Valid ing
Ass Aler
NURSING
ng asi PROCESS diag
es gi nosis • Pend Co
sci data ampi ntiPenda
me • Asse Patient / Family /

• Nurs
Group /
en Community

• Rele nt sme Im ngan numping


ce ing
vansi / n Pla ple Skill al an
/ outc
data patnyeri nni me• Peng re-
evalua
un ome
• Peng ien• Risik ng ntaarah ev si
de s SDKI, SLKI,
SIKI ( PAK )

orga t o si an alu kondis


rlyi Analisis data, Formulasi NDX,

• Nurs
Penulisan tujuan, pemilihan

nisas his jatuh


intervensi
tinda ati i
ng ing
ian tor• Asse kan on
nu Inter
data y sme
rsi venti
ng n ons
SDKI (STANDAR DIAGNOSIS
KEPERAWATAN INDONESIA)

• Launching 29 Desember 2016, di Park Hotel, Jl. D.I


Panjaitan, Cawang, Jakarta
• Telah disetujui oleh PP PPNI
• Latar Belakang pembuatan SDKI:
• Tuntutan kemajuan teknologi kesehatan
• UU Keperawatan No. 38 tahun 2014
• Tuntutan adanya bahasa standard dalam penulisan
• diagnosa kep di Indonesia
• Standar yg diakui secara Internasional dinilai kurang
• sesuai utk diterapkan di Indonesia.
LANDASAN HUKUM

• UU No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan


• UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
• UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
• UU No. 4 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
• PP No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
• Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat
TUJUAN PENYUSUNAN SDKI
• Bagi Pelayanan Keperawatan
• Menjadi acuan dalam menegakkan diagnosis
kep
• Meningkatkan otonomi perawat
• Memudahkan komunikasi intraprofessional
• Meningkatkan mutu asuhan keperawatan
• Mengukur beban kerja dan reward perawat
Bagi Pendidikan
Keperawatan
• Mengarahkan dan menguatkan proses
pembelajaran pada pendidikan keperawatan
• Diagnosis keperawatan merupakan kumpulan
konsep inti dalam praktik kep focus
pembelajaran
• Diagnosis keperawatan mengarahkan peserta
didik dan pendidik keperawatan dalam
mempelajari konsep2 dasar untuk dapat
memahami konsep inti.
Bagi Penelitian Keperawatan
• Memperluas area penelitian keperawatan
• Diagnosis kep merupakan kumpulan fenomena kep
yang dapat menjadi focus penelitian
• Dapat dikembangkan penelitian:
• Penelitian epidemiologis
• Uji validitas dan uji sensitivitas/spesifisitas
• Penelitian eskperimental
Nursing Diagnosis International Classification for Nursing
Practice – Diagnosis Classification

Terminologies Clinical Care


Classification
ICNP-DC
Nursing Diagnostic
System of the Centre for Omaha CCC
System North American
Nursing Development Nursing
and Research Diagnosis
Association

ZEFP
Nursing NANDA
Diagnosis

Home Health
Care
ICF HHCC Classification
International
Classification of SNOMED
Functioning, Disability CT
and Health
Systematized Nomenclature of
Medicine Clinical Terms
LEVEL OF Level 1
Review
EVIDENCE Sistematik
Level 2
Studi Kohort

Level 3
Studi Kasus-Kontrol

Level 4
Studi Kasus

Level 5
Opini Ahli

Level of Evidence - Berdasarkan Oxford Centre for Evidence-Based


Penyusunan Diagnosis Kep dalam SDKI
berdasarkan HIERARKI
SDKI

Kategori 5 kategori

Sub 14 sub kategori


kategori

Diagnosis 149 NDx


Kep

12
Klasifikasi Diagnosis Keperawatan → ICNP
Fisiologis Psikologis Perilaku Relasional Lingkungan

Nyeri & Keamanan &


Respirasi Kebersihan diri Interaksi social
kenyamanan proteksi

Penyuluhan &
Sirkulasi Integritas ego
pembelajaran

Pertumbuhan &
Nutisi & cairan perkembangan

Eliminasi

Aktifitas &
istirahat

Neurosensori

Reproduksi &
seksualitas 13
Jenis Diagnosis Keperawatan

Aktual
Negatif
Diagnosis Risiko
Keperawatan
Promosi
Positif
Kesehatan

14
Komponen Diagnosis Keperawatan
Masalah
Etiology
(problem)
Diagnosis
Keperawatan
Indikator Sign &
diagnostik symptom
No Jenis Diagnosis Komponen & Penulisan Diagnosis
Kep. Faktor risiko

1. Diagnosis actual Masalah b.d penyebab d.d.


tanda/gejala
2. Diagnosis risiko Masalah b.d. factor risiko

3. Diagnosis Masalah d.d. tanda/gejala


promkes
b.d. → berhubungan dengan
d.d. → dibuktikan dengan 15
Indikator Diagnostik
❖ Penyebab (etiologi)
❖ Tanda dan gejala
–Mayor: Tanda/gejala ditemukan sekitar 80% –
100% untuk validasi diagnosis.
–Minor: Tanda/gejala tidak harus ditemukan,
namun jika ditemukan dapat mendukung
penegakan diagnosis.
• Diagnosa resiko ➔ tak perlu tanda dan gejala, namun
harus ada faktor resiko
Kategori: Fisiologis
Sub kategori: Respirasi
• 0001 → Bersihan jalan napas tidak efektif
• 0002 → Gangguan penyapihan ventilator
• 0003 → Gg pertukaran gas
• 0004 → Gg ventilasi spontan
• 0005 → Pola napas tidak efektif
• 0006 → Risiko aspirasi

17
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Sirkulasi
• 0007 → Gangguan Sirkulasi Spontan
• 0008 → Penurunan Curah Jantung
• 0009 → Perfusi Perifer Tidak Efektif
• 0010 → Risiko Gangguan Sirkulasi Spontan
• 0011 → Risiko Penurunan Curah Jantung
• 0012 → Risiko Perdarahan
• 0013 → Risiko Perfusi GI Tidak Efektif
• 0014 → Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif
• 0015→ Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif
• 0016 → Risiko Perfusi Renal Tidak Efektif
• 0017 → Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif

18
Kategori: Fisiologis
Sub kategori: Nutrisi & Cairan
• 0018 → Berat Badan Lebih • 0028 → Menyusui Efektif
• 0019 → Defisit Nutrisi • 0029 → Menyusui Tidak Efektif
• 0020 → Diare • 0030 → Obesitas
• 0021 → Disfungsi Motilitas GI • 0031 → Risiko Berat Badan Berlebih
• 0022 → Hipervolemia • 0032 → Risiko Defisit Nutrisi
• 0023 → Hipovolemia • 0033 → Risiko Disfungsi Motilitas GI
• 0024 → Ikterik Neonates • 0034 → Risiko Hipovolemia
• 0025 → Kesiapan Peningkatan • 0035 → Risiko Ikterik Neonatus
Keseimbangan Cairan • 0036 → Risiko Ketidakseimbangan Cairan
• 0026 → Kesiapan Peningkatan • 0037 → Risiko Ketidakseimbangan
Nutrisi Elektrolit
• 0027 → Ketidakstabilan Kadar • 0038 → Risiko Ketidakseimbangan Kadar
Glukosa Darah Glukosa Darah

• 0039 → Risiko Syok


19
Kategori: Fisiologis
Sub kategori: Neurosensori
• 0061 → Disrefleksia Otonom
• 0062 → Gangguan Memori
• 0063 → Gangguan Menelan
• 0064 → Konfusi Akut
• 0065 → Konfusi Kronis
• 0066 → Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial
• 0067 → Risiko Disfungsi Neurovaskuler Perifer
• 0068 → Risiko Konfusi Akut

20
CONTOH DIAGNOSIS
AKTUAL

Nomor Kode

Label/Masalah

Definisi

Peyebab

Tanda dan Gejala

Bersihan jalan napas tidak


efektif b.d. spasme jalan napas
d.d. batuk tidak efektif, sputum
berlebih, mengi, dispnea, gelisah
CONTOH DIAGNOSIS
RISIKO

Nomor Kode

Label/Masalah

Definisi

Faktor Risiko

Kondisi KlinisTerkait

Risiko aspirasi dibuktikan dengan


tingkat kesadaran menurun
DEFINISI

Luaran (Outcome) Keperawatan


• Aspek-aspek yang dapat diobservasi dan diukur
meliputi kondisi, perilaku, atau persepsi pasien,
keluarga atau komunitas sebagai respons terhadap
intervensi keperawatan. Luaran keperawatan
menunjukkan status diagnosis keperawatan setelah
dilakukan intervensi keperawatan (Germini et al, 2010;
ICNP, 2015).
• Hasil akhir intervensi keperawatan yang terdiri atas
indikator-indikator atau kriteria-kriteria hasil pemulihan
masalah (ICN, 2009).
PENETAPAN LUARAN KEPERAWATAN

Penetapan luaran memenuhi prinsip SMART

S • Spesific Label dan indikator

M • Measurable
distandarisasi

A • Attainable Disesuaikan kondisi


pasien dengan
R • Realistic menggunakan
clinical judgement

T • Timed perawat

Diadaptasi dari:
Ackley et al (2017), Berman et al (2015), Doenges et al (2013), Potter & Perry (2013),
JENISLUARANKEPERAWATAN

Luaran
Positif
Luaran
Keperawatan Luaran
Negatif
JENIS LUARAN KEPERAWATAN
(LANJUTAN)

No Jenis Contoh Luaran


Luaran
1 Positif Bersihan Jalan Napas
(Perlu Keseimbangan Cairan
ditingkatkan)
Integritas Jaringan
Citra Tubuh
2 Negatif Tingkat Nyeri
(Perlu Tingkat Keletihan
diturunkan)
Tingkat Ansietas
Tingkat Berduka
Respon Alergi
KOMPONEN LUARANKEPERAWATAN

Label
• Nama luaran keperawatan berupa kata-kata kunci informasi
luaran

Ekspektasi
• Penilaian terhadap hasil yang diharapkan
• Meningkat, Menurun atau Membaik

Kriteria Hasil
• Karakteristik pasien yang dapat diamati atau diukur
• Dijadikan sebagai dasar untuk menilai pencapaian hasil intervensi
• Menggunakan skor (1 s.d 5) pada pendokumentasiancomputer-based
KOMPONEN LUARAN KEPERAWATAN (LANJUTAN)
EKSPEKTASI LUARAN KEPERAWATAN
No Ekspektasi Definisi Contoh Luaran
1 Meningkat Bertambah baik dalam ukuran, Bersihan Jalan Napas
jumlah maupun derajat atau Curah Jantung
tingkatan Perawatan Diri
Sirkulasi Spontan
Status Kenyamanan
2 Menurun Berkurang baik dalam ukuran, Tingkat Keletihan
jumlah maupun derajat atau TingkatAnsietas
tingkatan Tingkat Berduka
Tingkat Perdarahan
3 Membaik Menimbulkan efek yang lebih baik, Eliminasi Fekal
adekuat, atau efektif. Fungsi Seksual
Identitas Diri,
Penampiran Peran
Proses Pengasuhan
KOMPONEN LUARAN KEPERAWATAN (LANJUTAN)
VARIASI PENGGUNAKAN SKALA LIKERT (1 – 5)
KRITERIA HASIL LUARAN KEPERAWATAN

1 2 3 4 5
Memburuk Cukup sedang Cukup membaik
memburuk membaik

1 2 3 4 5
Meningkat Cukup sedang Cukup menurun
meningkat menurun

1 2 3 4 5
Menurun Cukup sedang Cukup meningkat
menurun meningkat
PENERAPAN LUARAN
KEPERAWATAN
Metode Dokumentasi Manual/Tertulis
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama ………….,
maka [Label] [Ekspektasi] dengan kriteria hasil:
- Kriteria 1 (hasil)
- Kriteria 2 (hasil)
- Kriteria 3 (hasil)
- dst

Contoh:
Setelah dilakukan intervensi selama 3 jam, maka Bersihan Jalan Napas
Meningkat, dengan kriteria hasil:
• Batuk efektif
• Produksi sputum menurun
• Mengi menurun
• Frekuensi napas 12 -20 kali/menit
PENERAPAN LUARAN KEPERAWATAN
(LANJUTAN)

Metode Dokumentasi Berbasis Komputer


Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama ………….,
maka [Label] [Ekspektasi] dengan kriteria hasil:
- Kriteria 1 (skor)
- Kriteria 2 (skor)
- Kriteria 3 (skor)
- dst

Contoh:
Setelah dilakukan intervensi selama 3 jam, maka Bersihan Jalan Napas
Meningkat, dengan kriteria hasil:
• Batuk efektif 5
• Produksi sputum 5
• Mengi 5
• Frekuensi napas 5
CONTOH LUARANSLKI

Nomor Kode
Panggil

Label Luaran

Definisi Luaran

Ekspektasi
Luaran

Kriteria Hasil
dan Skor
TAUTAN DIAGNOSIS DAN LUARAN KEPERAWATAN

• Tautan (linkage) merupakan suatu hubungan antara


dua elemen atau konsep, yakni SDKI dan SLKI.
• Tautan ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan
penilaian klinis (clinical judgement) perawat.
• Pemilihan luaran keperawatan tetap harus didasarkan
pada penilaian klinis dengan mempertimbangkan
kekhasan kondisi pasien, keluarga, kelompok atau
komunitas
• Satu diagnosis dapat memiliki lebih dari satu luaran,
jika diperlukan
TAUTAN DIAGNOSIS DAN
LUARAN KEPERAWATAN(LANJUTAN)
Luaran Keperawatan Luaran Keperawatan
No Diagnosis Keperawatan
Utama Tambahan
1 Berat Badan Lebih Berat Badan
Bersihan Jalan Napas Tidak
2 Bersihan Jalan Napas
Efektif
3 Risiko Aspirasi Bersihan Jalan Napas
4 Gangguan Citra Tubuh Citra Tubuh
5 Penurunan Curah Jantung Curah Jantung
6 Konstipasi Eliminasi Fekal Status Cairan
7 Risiko Konstipasi Eliminasi Fekal Status Cairan
8 Gangguan Eliminasi Urin Eliminasi Urin
9 Retensi Urin Eliminasi Urin
10 Disfungsi Seksual Fungsi Seksual
11 Pola Seksual Tidak Efektif Fungsi Seksual
12 Keputusasaan Harapan
13 Harga Diri Rendah Kronis Harga Diri
14 Gangguan Identitas Diri Identitas Diri
15 Risiko Luka Tekan Integritas Jaringan
Integritas Kulit dan
16 Ikterik Neonatus
Mukosa
MENGAPA PERLU DISTANDARISASI?

• Panduan penyusunan intervensi keperawatan


• Penyeragaman istilah / penyebutan intervensi keperawatan
• Perluasan (ekspansi) ilmu keperawatan
• Pengembangan sistem informasi
• Pembelajaran decision making bagi peserta didik keperawatan
• Penentuan biaya pelayanan yang diberikan oleh perawat
• Pengkomunikasian keperawatan ke tenaga kesehatan lain
KEUNGGULAN YANG HARUS DIMILIKI
STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN

• Komprehensif
• Area generalis dan spesialis
• Fisiologis dan psikososial
• Kuratif, preventif dan promotif
• Individu, keluarga, komunitas
• Direct care dan indirect care
• Independent dan collaborative
• Berbasis riset
• Mudah digunakan (easy to use)
• Menggunakan istilah klinis yang jelas
• Dapat dikaitkan dengan diagnosis & outcome keperawatan
SISTEMKLASIFIKASI

• Klasifikasi atau taksonomi merupakan


pengelompokan berdasarkan hierarki dari yang
bersifat lebih umum/tinggi ke lebih khusus/rendah.
• SIKI diklasifikasikan sama dengan klasifikasi SDKI
• Kelompok klasifikasi (takson) SIKI terdiri atas:
• 5 KATEGORI
• 14 SUBKATEGORI
• 623 INTERVENSI KEPERAWATAN
SISTEM KLASIFIKASI (LANJUTAN)

MENGAPA PERLUDIKLASIFIKASI ?

1. Memudahkan penelusuran intervensi keperawatan


2. Memudahkan untuk memahami beraneka ragam intervensi
keperawatan yang sesuai dengan area praktik dan/atau
cabang disiplin ilmu.
3. Memudahkan pengkodean (coding) untuk penggunaan
berbasis komputer (computer-based)
SISTEM KLASIFIKASI
INTERVENSI KEPERAWATAN

• Mengikuti klasifikasi diagnosis keperawatan


• International Classification of Nursing Practice –
Diagnosis Classification (Wake, 1994)
• Doenges& Moorhouse’s Diagnostic Division of
Nursing Diagnosis (Doenges et al, 2013)
Intervensi Keperawatan

Fisiologis Psikologis Perilaku Relasional Lingkungan


Respirasi Interaksi Sosial Keamanan &
Nyeri dan Kebersihan Diri Proteksi
Kenyamanan
Sirkulasi
Penyuluhan &
Integritas Ego Pembelajaran
Nutrisi dan
Cairan
Pertumbuhan &
Eliminasi Perkembangan

Aktivitas dan
Istirahat Diadaptasi dari:
Neurosensori Standar Praktik Keperawatan Indonesia (PPNI, 2005); International
Classification of Nursing Practice – Diagnosis Classification (Wake,1994);
Reproduksi dan Doenges & Moorhouse’s Diagnostic Division of Nursing Diagnosis
Seksualitas (Doenges et al, 2013).
INTERVENSI DAN TINDAKAN?

INTERVENSI KEPERAWATAN
• Segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk
mencapai luaran (outcome)

TINDAKAN KEPERAWATAN
• Perilaku spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk
mengimplementasikan intervensi
KOMPONEN INTERVENSI
KEPERAWATAN

Label

Definisi

Tindakan

Referensi
LABEL
INTERVENSI
• Kata benda (noun), bukan kata kerja (verb)
• Contoh: Pemantauan → bukan Memantau
• Idealnya terdiri dari tiga kata atau kurang, namun tidak
lebih dari lima kata
• Kapitalkan setiap awal kata
• Label mencakup sekitar 18 deskriptor yang
memerlukan penyeragaman definisi
PENYUSUNAN DEFINISI

• Menjelaskan makna dari label intervensi berupa


perilaku perawat, bukan perilaku pasien
• Awali dengan kata kerja (verb)
• Contoh: Memberikan → bukan Pemberian
• Hindari mengulang kata yang terdapat pada definien
• Hindari menggunakan frase kepada pasien atau oleh
perawat
TIPE TINDAKAN
Observasi

Kolaborasi TIPE Terapeutik

Edukasi
Tautan (Linkage) SDKI-SIKI
• Tautan (linkage) merupakan suatu hubungan
antara dua elemen/konsep, yakni SDKI dan
SIKI
• Tautan ini bukan untuk menggantikan clinical
• judgement perawat
• Pemilihan intervensi keperawatan tetap
didasarkan pada clinical judgement dengan
mempertimbangkan kekhasan kondisi pasien,
keluarga, kelompok atau komunitas
KARAKTERISTIKTAUTAN
• Bersifat komprehensif, satu diagnosis keperawatan
bertaut dengan multi-intervensi.
• Tidak bersifat preskriptif, namun lebih bersifat
rekomendasi
• Tautan ini memberikan gambaran tentang kemungkinan-
kemungkinan intervensi yang dapat dijalankan untuk
mengatasi diagnosis keperawatan.
• Memiliki tingkatan (level) yang berbeda dalam mengatasi
suatu diagnosis, intervensi utama dan intervensi
penunjang
• Tautan dapat dilakukan 3 hal (addition, deletation,
modification) berdasarkan kondisi pasien
LEVEL INTERVENSI

• Level Satu

1 • Intervensi Utama

• Level Dua
• Intervensi
2 Pendukung
LEVEL TAUTAN(LANJUTAN)

• Level 1 (Intervensi Utama)


• Merupakan intervensi prioritas (the intervention of
choice) karena bersifat resolutif
• Memiliki kesesuaian terbaik dengan
diagnosis/etiologi diagnosis keperawatan
• Memiliki banyak tindakan2 yang dapat mengatasi
masalah
• Dapat digunakan pada berbagai setting
• Efektivitas intervensi banyak diungkapkan dalam
riset/referensi/praktik klinis
LEVEL TAUTAN(LANJUTAN)

• Level 2 (Intervensi Pendukung)


• Bukan merupakan intervensi prioritas
• Tidak bersifat resolutif namun dapat menunjang
resolusi masalah
• Hanya dapat mengatasi etiologi diagnosis tertentu
saja
• Hanya dapat digunakan pada setting tertentu saja
• Efektivitas intervensi tidak/belum banyak
diungkapkan dalam riset/referensi/praktik klinis
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PEMILIHAN
INTERVENSI
• Pemilihan intervensi keperawatan sesuai kondisi pasien merupakan
bagian dari clinical judgement perawat.
• Faktor yang dipertimbangkan saat memilih intervensi:
1. Karakteristik diagnosis keperawatan
2. Kriteria hasil pasien yang diharapkan
3. Kemampulaksanaan intervensi
4. Kemampuan perawat
5. Penerimaan pasien
6. Penelitian yang mendasari intervensi tersebut
7. Clinical priviledge
CONTOH TAUTANSDKI-SIKI
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Intervensi Utama
Latihan Batuk Efektif Pemantauan Respirasi
Manajemen Jalan Napas
Intervensi Pendukung
Fisioterapi Dada Pemberian Obat: Inhalasi
Manajemen Asma Pencegahan Aspirasi
Manajemen Alergi Penghisapan Jalan Napas
ManajemenAnafilaksis Penyapihan Ventilasi Mekanik
Manajemen Ventilasi Mekanik Stabilisasi Jalan Napas
Manajemen Jalan Napas Buatan Terapi Oksigen
Pemberian Posisi
CONTOH RME MONITORING
CONTOH PENGKAJIAN ICU
CONTOH DIAGNOSA SDKI
CONTOH DIAGNOSA, SDKI,SKLI, SIKI
KESIMPULAN

❑ Standar kompetensi diperlukan untuk memetakan wilayah kerja berbagai


tingkatan perawat
❑ Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) diperlukan untuk
menstandarkan bahasa keperawatan di Indonesia (SNL)
❑ SDKI perlu penyempurnaan lebih lanjut pada edisi berikutnya
❑ NOC dan NIC merupakan dasar pembuatan SLKI dan SIKI
❑ SDKI, SLKI dan SIKI dapat menjadi acuan pembuatan PAK
Referensi
Tim Pokja DPP PPNI. 2018. SDKI, SLKI dan SIKI, edisi
1, cetakan II.

Anda mungkin juga menyukai