Anda di halaman 1dari 70

APLIKASI SDKI SLKI SIKI DALAM DOKUMENTASI

ASUHAN KEPERAWATAN
DISCLAIMER : MATERI INI MERUPAKAN RANGKUMAN
DARI WEBINAR 3S DPP PPNI
ASUHAN KEPERAWATAN DIBERIKAN
DALAM BENTUK

5 TAHAP PROSES
KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan (Askep)
adalah rangkaian interaksi Perawat
dengan Klien dan Iingkungannya
untuk mencapai tujuan pemenuhan
kebutuhan dan kemandirian Klien
dalam merawat dirinya (UUKep. 38/2014)
Sumber Gambar:
Nursing Diagnosis (NDx): Complete Guide and List for
2019. https://images.app.goo.gl/iyEFHf2PLVy5iUZb7
Tahapan Penegakan Diagnosis dan Penentuan
Luaran serta Intervensi Keperawatan

1Analisis • Bandingkan data dengan nilai normal


Data • Kelompokkan data

2 Identifikasi • Masalah Aktual, Risiko, Promkes


Masalah

3Perumusan • Three part (Aktual)


Diagnosis • Two part (Risiko dan Promkes)

Diadaptasi dari:
4Penentuan • Label Luaran dan Kriteria Hasil
Standar Praktik Keperawatan Indonesia
Luaran

5 Penentuan
(PPNI, 2005); Ackley, Ladwig & Makic
(2017); Berman, Snyder & Frandsen (2015);
Potter & Perry (2013)
• Label Intervensi dan
Intervensi Tindakan
SDKI, SLKI, SIKI
Meningkatkan otonomi Acuan dalam
perawat menegakkan
diagnosis, luaran dan
rencana intervensi

SDKI,
Meningkatkan
SLKI, SIKI
Mengukur beban kerja dan
Komunikasi reward perawat
interprofesional

Meningkatkan Mutu
Asuhan Keperawatan
5
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
DPP PPNI

Tanda & Gejala


Faktor Risiko Kriteria Hasil

Diagnosis Luaran
(SDKI) (SLKI)

Intervensi
(SIKI)

3S
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi SDKI-SLKI-SIKI
KEKELIRUAN DALAM MENULISKAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN
(LANJUTAN)

1. Menggunakan diagnosis medis


2. Menghubungkan masalah dengan situasi yang tidak
dapat diubah
3. Etiologi kurang spesifik
4. Menggabungkan dua diagnosis keperawatan
5. Menghubungkan satu diagnosis dengan diagnosis
lainnya
6. Menulis pernyataan yang tidak bijaksana secara
hukum
JENIS
DIAGNOSIS
Diagnosis Negatif
…….menunjukkan klien dalam
kondisi sakit atau berisiko
mengalami sakit….sehingga
butuh tindakan sifatnya
penyembuhan, pemulihan dan
pencegahan. Diagnosis tersebut
terdiri atas: Aktual, dan Risiko

8
JENIS
DIAGNOSIS

Diagnosis Positif……
menunjukkan bahwa klien
dalam kondisi sehat dan dapat
mencapai kondisi yang lebih
sehat atau
optimal…..diagnosis
promosi kesehatan

9
KOMPONEN
label diagnosis keperawatan
DIAGNOSIS KEPERAWATAN yang menggambarkan inti
dan respon klien terhadap
Masalah kondisi kesehatan
Terdiri atas penyebab,
tanda/gejala dan factor
risiko…..penyebab (etiologi)
merupakan factor yang
mempengaruhi perubahan yang Indikator Diagnostik
mencakup 4 hal, a) fisiologis,
biologis/psikologi, b) efek
terapi/tindakan, c) situasional
(lingkungan atau personal), d)
maturasional. Tanda (sign) dan
gejala (symptom)….tanda
merupakan data obyektif dari hasil Tanda dan
pemeriksaan sedangkan gejala
merupakan data subyektif dari
Gejala
anamnesa
KOMPONEN
DIAGNOSIS
Keperawatan
Masalah

Tanda/gejala ada 2. Indikator Diagnostik


Mayor….tanda/gejala ditemukan sekitar
80- 100% untuk validasi diagnosis.

Tanda Minor…tanda/gejala tidak harus


ditemukan, namun jika ditemukan
mendukung
dapat penegakkan
diagnosis Tanda
dan
Gejala
PUBLIKASI, TECHNOLOGICAL
READINESS LEVEL,
DAN KEKAYAAN INTELEKTUAL
INDONESIA
READINESS LEVEL,
DAN KEKAYAAN INTELEKTUAL
INDONESIA
READINESS LEVEL,
DAN KEKAYAAN INTELEKTUAL
INDONESIA
READINESS LEVEL,
DAN KEKAYAAN INTELEKTUAL
INDONESIA
CONTOH
KASUS
Problem/masalah Keperawatan:
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif

Penyebab:
Hipersekresi Jalan Nafas
Pasien laki-laki usia 65 tahun
MRS dengan diagnosis
Gejala dan Tanda:
Medis Bronchopneumonia,
Batuk tidak efektif, ada sputum, suara nafas
setelah perawat melakukan
ronkhi, ada dyspnea, gelisah, frekuensi napas
pengkajian didapatkan data
berubah dan pola nafas tidak teratur.
batuk tidak efektif, ada
sputum, suara nafas
Rumusan Diagnosis Keperawatan (SDKI)
ronkhi, adanya dyspnea,
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Berhubungan
gelisah, frekuensi napas
dengan Hipersekresi Jalan Nafas dibuktikan
berubah dan pola nafas tidak
dengan batuk tidak
teratur.
efektif, ada sputum, suara nafas ronkhi, ada
dyspnea, gelisah, frekuensi napas berubah dan
Bagaimanakah
pola nafas tidak teratur.
Rumusan Diagnosis
Keperawatan?
TAUTAN (LINKAGE)
• Tautan (linkage) merupakan suatu hubungan antara dua
elemen/konsep, yakni SDKI dan SIKI
• Membantu menentukan intervensi keperawatan setelah
menegakkan diagnosis keperawatan
• Tautan ini bukan untuk menggantikan clinical
judgement perawat
• Pemilihan intervensi keperawatan tetap didasarkan pada clinical
judgement dengan mempertimbangkan kekhasan kondisi pasien,
keluarga, kelompok atau komunitas
• Satu diagnosis dapat memiliki lebih dari satu luaran,
jika diperlukan
KARAKTERISTIK TAUTAN

• Bersifat komprehensif, satu diagnosis keperawatan


bertaut dengan multi-intervensi.
• Tidak bersifat preskriptif, namun lebih bersifat
rekomendasi
• Tautan ini memberikan gambaran tentang kemungkinan-
kemungkinan intervensi yang dapat dijalankan untuk
mengatasi diagnosis keperawatan.
• Memiliki tingkatan (level) yang berbeda dalam mengatasi
suatu diagnosis, intervensi utama dan intervensi
penunjang
• Tautan dapat dilakukan 3 hal (addition, deletation,
modification) berdasarkan kondisi pasien
CONTOH TAUTAN SDKI - SLKI (LANJUTAN)
PERENCANAAN

• Meliputi 3 kegiatan:
• Menentukan prioritas diagnosis keperawatan
• Menetapkan hasil (outcome) yang diharapkan
• Menentukan intervensi keperawatan yang tepat
• Intervensi keperawatan terdiri atas 3 tipe:
• Independent (nurse-initiaded)
• Dependent (physician-initiated)
• Collaboration
Memprioritaskan
Diagnosis
Keperawatan

Maslow's
hierarchy of needs
(1943)
RENCANA KEPERAWATAN

TAHAP PEMBUATAN
PERENCANAAN KEPERAWATAN
• Respirasi
Aktuali
sasi
• Sirkulasi
diri • Suhu
Harga diri • Hidrasi
• Menghindari nyeri
Mencintai &
• Nutrisi
memiliki
Keamanan &
• Perawatan kulit
keselamatan • Istirahat/mobilisasi
• Eliminasi
Fisiologis
RENCANA KEPERAWATAN

TAHAP PEMBUATAN
PERENCANAAN KEPERAWATAN
• Lingkungan y bebas
Aktuali
sasi
dari bahaya
diri • Kondisi tempat tinggal
Harga diri y stabil
• Bebas dari ancaman
Mencintai &
• Pakaian
memiliki
Keamanan &
• Perlindungan
keselamatan • Bebas dari infeksi
• Bebas dari rasa takut
Fisiologis
RENCANA KEPERAWATAN

TAHAP PEMBUATAN
PERENCANAAN KEPERAWATAN
• Kasih
Aktuali
sasi
sayang/seksualitas
diri • Afiliasi kelompok
Harga diri • Hubungan dengan
teman, keluarga, &
Mencintai &
memiliki
sebaya dalam
Keamanan &
masyarakat
keselamatan
Fisiologis
RENCANA KEPERAWATAN

TAHAP PEMBUATAN
PERENCANAAN KEPERAWATAN
• Mendapat respek dari
Aktuali
sasi
kolega
diri • Perkembangan perasaan
Harga diri kompeten
• Perasaan menghargai
Mencintai &
memiliki
diri sendiri dan
Keamanan &
pengakuan diri
keselamatan
Fisiologis
RENCANA KEPERAWATAN

TAHAP PEMBUATAN
PERENCANAAN KEPERAWATAN • Semua kebutuhan dari
Aktuali
tingkat sebelumnya
sasi sudah terpenuhi
diri
• Kepuasan teradap diri
Harga diri dan lingkungan
Mencintai &
memiliki
Keamanan &
keselamatan
Fisiologis
DEFINISI SLKI

Luaran (Outcome) Keperawatan


• Aspek-aspek yang dapat diobservasi dan diukur
meliputi kondisi, perilaku, atau persepsi pasien,
keluarga atau komunitas sebagai respons terhadap
intervensi keperawatan. Luaran keperawatan
menunjukkan status diagnosis keperawatan setelah
dilakukan intervensi keperawatan (Germini et al, 2010;
ICNP, 2015).
• Hasil akhir intervensi keperawatan yang terdiri atas
indikator-indikator atau kriteria-kriteria hasil pemulihan
masalah (ICN, 2009).
TUJUAN PENYUSUNAN SLKI

• Menjadi acuan penentuan luaran (outcome) keperawatan


• Mengarahkan intervensi keperawatan
• Meningkatkan efektivitas asuhan keperawatan
• Mengukur pencapaian level keberhasilan intervensi
keperawatan
• Meningkatkan mutu asuhan keperawatan
PENETAPAN LUARAN KEPERAWATAN
Penetapan luaran memenuhi prinsip SMART

• Spesific
S Label dan indikator

• Measurable distandarisasi

• Attainable
M Disesuaikan kondisi
pasien dengan
• Realistic menggunakan
clinical judgement

• Timed perawat

A
Diadaptasi dari:
Ackley et al (2017), Berman et al (2015), Doenges et al (2013), Potter & Perry
(2013),
JENIS LUARAN KEPERAWATAN

LUARAN
POSITIF
Luaran
Keperawatan Luaran

Negatif
JENIS LUARAN KEPERAWATAN (LANJUTAN)

No Jenis Luaran Contoh Luaran

1 Positif Bersihan Jalan Napas


(Perlu ditingkatkan) Keseimbangan Cairan Integritas Kulit
& Jaringan Citra Tubuh

2 Negatif Tingkat Nyeri


(Perlu diturunkan) Tingkat Keletihan Tingkat Ansietas
Tingkat Berduka Respon Alergi
Sistemik
KOMPONEN LUARAN KEPERAWATAN

Label
• Nama luaran keperawatan berupa kata-kata kunci informasi
luaran

Ekspektasi
• Penilaian terhadap hasil yang diharapkan
• Meningkat, Menurun atau Membaik

Kriteria Hasil
• Karakteristik pasien yang dapat diamati atau diukur
• Dijadikan sebagai dasar untuk menilai pencapaian hasil intervensi
• Menggunakan skor (1 s.d 5) pada pendokumentasian computer-based
KOMPONEN LUARAN KEPERAWATAN (LANJUTAN)

EKSPEKTASI LUARAN KEPERAWATAN


No Ekspektasi Definisi Contoh Luaran
1 Meningkat Bertambah baik dalam ukuran, Bersihan Jalan Napas
jumlah maupun derajat atau Curah Jantung
tingkatan Perawatan Diri
Sirkulasi Spontan
Status Kenyamanan
2 Menurun Berkurang baik dalam ukuran, Tingkat Keletihan
jumlah maupun derajat atau Tingkat Ansietas
tingkatan Tingkat Berduka
Tingkat Perdarahan
3 Membaik Menimbulkan efek yang lebih baik, Eliminasi Fekal
adekuat, atau efektif. Fungsi Seksual
Identitas Diri
Penampiran Peran
Proses Pengasuhan
KOMPONEN LUARAN KEPERAWATAN (LANJUTAN)

VARIASI PENGGUNAKAN SKALA LIKERT (1 –


5) KRITERIA HASIL LUARAN KEPERAWATAN

1 2 3 4 5
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat

1 2 3 4 5
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun

1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
Memburuk Membaik
PENERAPAN LUARAN KEPERAWATAN

Metode Dokumentasi Manual/Tertulis

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama


………….,
maka [Label] [Ekspektasi] dengan kriteria hasil:
- Kriteria 1 (hasil)
- Kriteria 2 (hasil)
- Kriteria 3 (hasil)
- dst
Contoh:
Setelah dilakukan intervensi selama 3 jam, maka Bersihan Jalan Napas
Meningkat, dengan kriteria hasil:
• Batuk efektif meningkat
• Produksi sputum menurun
• Mengi menurun
• Frekuensi napas 12 -20 kali/menit
PENERAPAN LUARAN KEPERAWATAN (LANJUTAN)

METODE DOKUMENTASI BERBASIS KOMPUTER

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama


………….,
maka [Label] [Ekspektasi] dengan kriteria hasil:
- Kriteria 1 (skor)
- Kriteria 2 (skor)
- Kriteria 3 (skor)
- dst
Contoh:
Setelah dilakukan intervensi selama 3 jam, maka Bersihan Jalan Napas
Meningkat, dengan kriteria hasil:
• Batuk efektif 5
• Produksi sputum 5
• Mengi 5
• Frekuensi napas 5
CONTOH LUARAN SLKI

Nomor Kode
Panggil

Label Luaran

Definisi Luaran

Ekspektasi
Luaran

Kriteria Hasil
dan Skor
CONTOH
KASUS Label:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3 jam, maka bersihan jalan nafas

EKspektasi:
Maka bersihan jalan nafas meningkat,
Pasien laki-laki usia 65 tahun,
MRS dengan diagnosis Kriteria Hasil:
Medis Bronchopneumonia, Dengan kriteria hasil Batuk efektif meningkat,
setelah perawat melakukan Produksi sputum menurun, roncki menurun,
pengkajian didapatkan data sesak menurun, frekuensi nafas membaik, pola
batuk tidak efektif, ada nafas membaik.
sputum, suara nafas
ronkhi, adanya dyspnea, Rumusan Diagnosis Keperawatan (SDKI)
gelisah, frekuensi napas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
berubah dan pola nafas tidak 3 jam, maka bersihan jalan nafas meningkat
teratur. dengan kriteria hasil batuk efektif meningkat,
produksi sputum menurun, roncki menurun,
Bagaimanakah sesak menurun, frekuensi nafas membaik, pola
Rumusan Luaran nafas membaik.
Keperawatan?
KLASIFIKASI INTERVENSI
KEPERAWATAN (5 KATEGORI DAN
DEFINISI INTERVENSI DAN 14 SUB KATEGORI)
TINDAKAN
Intervensi Keperawatan
Segala treatment yang Fisiologis Perilaku
dikerjakan perawat yang
didasarkan pada pengetahuan
dan penilaian klinis untuk
mencapai luaran yang di Psikologis Relational
harapkan

Tindakan keperawatan
Perilaku atau aktivitas
spesifik yang dikerjakan
Lingkungan
perawat untuk
mengimplementasikan intervensi
keperawatan
LEVEL INTERVENSI

• Level Satu
1 • Intervensi Utama

• Level Dua
2 • Intervensi Pendukung
LEVEL TAUTAN (LANJUTAN)

• Level 1 (Intervensi Utama)


• Merupakan intervensi prioritas (the intervention of
choice) karena bersifat resolutif
• Memiliki kesesuaian terbaik dengan
diagnosis/etiologi diagnosis keperawatan
• Memiliki banyak tindakan2 yang dapat mengatasi
masalah
• Dapat digunakan pada berbagai setting
• Efektivitas intervensi banyak diungkapkan dalam
riset/referensi/praktik klinis
LEVEL TAUTAN (LANJUTAN)

• Level 2 (Intervensi Pendukung)


• Bukan merupakan intervensi prioritas
• Tidak bersifat resolutif namun dapat menunjang
resolusi masalah
• Hanya dapat mengatasi etiologi diagnosis tertentu
saja
• Hanya dapat digunakan pada setting tertentu saja
• Efektivitas intervensi tidak/belum banyak
diungkapkan dalam riset/referensi/praktik klinis
KOMPONEN INTERVENSI KEPERAWATAN
Label
• Nama dari intervensi yang merupakan kata
kunci untuk memperoleh informasi tentang
intervensi tersebut

Definisi
• Makna dari label intervensi berupa perilaku yang
dilakukan oleh perawat

Tindakan
• Rangkaian aktivitas yang dikerjakan oleh perawat
untuk mengimplementasikan intervensi
KOMPONEN iNTERVENSI kEPERAWATAN Ada 18 deskriptor :

1. Dukungan : menfasilitasi, memudahkan atau


melancarkan
Label
2. Edukasi : Mengajarkan atau memberikan informasi
3. Kolaborasi : Melakukan Kerjasama atau interaksi
4. Konseling : Memberikan Bimbingan
Definisi 5. Konsultasi : Memberikan informasi tambahan atau
pertimbangan
6. Latihan : Mengajarkan suatu keterampilan atau
kemampuan
Tindakan 7. Manajemen : mengidentifikasi atau mengelola
8. Pemantauan : Mengumpulkan atau menganalisa data
9. Pemberian : Menyiapkan dan memberikan
KOMPONEN iNTERVENSI kEPERAWATAN Ada 18 deskriptor :

10. Pemeriksanaan : Mengobservasi dengan teliti


11. Pencegahan : Meminimalkan risiko atau komplikasi
Label
12. Pengontrolan : Mengendalikan

13. Perawatan : Mengidentifikasi dan merawat

14. Promosi : meningkatkan


Definisi
15. Rujukan : Menyusun penatalaksanaan lebih lanjut

16. Resusistasi : Memberikan tindakan secara cepat untuk


mempertahankan kehidupan

Tindakan 17. Skrining : Meendeteksi secara dini

18. Terapi : Memulihkan kesehatan dan atau menurunkan


resiko
KOMPONEN INTERVENSI
KEPERAWATAN

Label

Definisi Ada 4 jenis tindakan


1. Tindakan Observasi
2. Tindakan Terapeutik
3. Tindakan Edukasi
4. Tindakan Kolaborasi
Tindakan
Penyusunan Intervensi Keperawatan
menggunakan pendekatan OTEK

OBSERVASI
1 • Mengumpulkan data status kesehatan pasien

TERAPEUTIK

2
• Memulihkan status kesehatan atau mencegah perburukan
masalah

EDUKASI
3 • Meningkatkan pengetahuan/kemampuan merawat diri

KOLABORASI
• Bekerjasama dengan perawat atau tenaga kesehatan lainnya
Label Intervensi

Definisi Intervensi

Tindakan (Activity)

Referensi
PERTIMBANGAN PEMILIHAN
INTERVENSI
• Pemilihan intervensi keperawatan sesuai kondisi pasien merupakan bagian dari clinical judgement
perawat.
• Aspek yang dipertimbangkan untuk menentukan intervensi:
1. Karakteristik diagnosis keperawatan
2. Kriteria hasil pasien yang diharapkan
3. Kemampulaksanaan intervensi
4. Kemampuan perawat
5. Penerimaan pasien
6. Penelitian yang mendasari intervensi tersebut
7. Kewenangan klinis (Clinical priviledge)
PERTIMBANGAN PEMILIHAN INTERVENSI
PENULISAN INTERVENSI KEPERAWATAN
TINDAKAN KEPERAWATAN

◼ Susun tindakan-tindakan keperawatan secara


sistematis
◼ Dapat dilakukan 3 hal (addition, deletation,
modification) berdasarkan kondisi pasien
◼ Namun selalu periksa konsistensi antara
tindakan dengan makna label intervensi

DPP - PPNI
Bagaimana seharusnya saya menentukan intervensi untuk
mengatasi diagnosis keperawatan?

Intervensi diarahkan untuk mengatasi etiologi (penyebab).


Namun, terkadang tidak dapat dilakukan sehingga
intervensi hanya diarahkan untuk mengendalikan tanda dan
gejala.
1. Nyeri akut b.d. teknik mengangkat yang tidak adekuat d.d. pasien
mengeluh nyeri, mengatakan tidak tahu cara mengangkat yang tepat,
tampak meringis, posisi menghindari nyeri
2. Nyeri akut b.d. prosedur pembedahan d.d. pasien mengeluh nyeri,
tampak luka insisi, tampak meringis, posisi menghindari nyeri
Pada contoh pertama, perawat tidak hanya dapat mengatasi
tanda/gejala tetapi juga etiologi dengan memberikan edukasi.
Sedangkan contoh kedua, perawat tidak dapat menghindari
atau menghilangkan etiologi sehingga intervensi diarahkan
untuk mengendalikan tanda/gejala.
IMPLEMENTASI

• Melaksanakan rencana keperawatan ke dalam tindakan


(aktivitas)
• Sebelum mengimplementasikan intervensi:
• Pahami alasan melakukan intervensi, efek yang
diharapkan dan bahaya yang mungkin muncul
• Menyediakan lingkungan yang kondusif
• Mempertimbangkan intervensi yang pelaksanaannya dapat
digabung
• Mengumpulkan data yang terus menerus
• Dokumentasi (tulisan)
• Komunikasi verbal (lisan)
TAHAP EVALUASI
• Menentukan apakah hasil yang diharapkan telah dicapai
• Terdiri atas:
• Continue -- Melanjutkan rencana keperawatan
• Modify -- Modifikasi rencana keperawatan
• Terminate -- Menghentikan rencana keperawatan
• Kegiatan mengevaluasi hasil:
• Mengumpulkan data terkait outcome melalui:
1) Observasi langsung, 2) Wawancara, 3) Melihat catatan
• Membandingkan data dengan outcome
• Mengaitkan intervensi dengan outcome
PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN

• 78,1% menggunakan format


proses keperawatan
• 31,7% tidak menggunakan
diagnosis keperawatan
• 51,2% tidak
mendokumentasikan intervensi
berdasarkan rencana keperawatan
• 53% tidak mengevaluasi
intervensi
Sumber:
Semachew A. (2018). Implementation of nursing process in clinical settings: the case of three governmental hospitals
in
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN PROSES
KEPERAWATAN

1. Kurang pemahaman tentang


proses keperawatan
2. Tidak tersedia renpra di
ruangan/unit
3. Jumlah staf kurang memadai
4. Waktu terbatas

Sumber: Agyeman-Yeboah, J., Korsah, K. A., & Okrah, J. (2017). Factors that influence the clinical utilization of the nursing process at a hospital in
Accra, Ghana. BMC nursing, 16, 30.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN PROSES
KEPERAWATAN

Rekomendasi
• Formulir rencana keperawatan dibuat secara
resmi sebagai bagian rekam medis
• Manajemen keperawatan menyiapkan SDM
yang memadai sesuai kebutuhan
• Perawat menjadikan proses keperawatan sebagai
sarana untuk pemberian perawatan
komprehensif
• Meluangkan
Sumber: Agyeman-Yeboah,waktuJ., Korsah, K.walaupun sibuk
A., & Okrah, J. (2017). Factors that
influence the clinical utilization of the nursing process at a hospital in
Accra, Ghana. BMC nursing, 16, 30.
LET’S HAVE A DISCUSSION
CONTOH
KASUS
Diagnosis Keperawatan :
Bersihan Jalan Tidak efektif

Rumusan Luaran Keperawatan (SDKI)


Pasien laki-laki usia 65 tahun,
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
MRS dengan diagnosis
Medis Bronchopneumonia,
selama 3 jam, maka bersihan jalan nafas
setelah perawat melakukan meningkat Dengan kriteria hasil Batuk efektif
pengkajian didapatkan data meningkat, Produksi sputum menurun, roncki
batuk tidak efektif, ada menurun, sesak menurun, frekuensi nafas
sputum, suara nafas membaik, pola nafas membaik.
ronkhi, adanya dyspnea,
gelisah, frekuensi napas Intervensi Keperawatan :
berubah dan pola nafas tidak Lihat level Intervensi : ada 2 level, yaitu
teratur. intervensi utama dan intervensi
.
Penunjang
Bagaimanakah
Intervensi
CONTOH
KASUS Intervensi Keperawatan :
Lihat level Intervensi : ada 2 level, yaitu intervei
utama
dan intervensi Penunjang
Intervensi Utama :
Latihan Batuk efektif
Pasien laki-laki usia 65 tahun, Manajemen Jalan
MRS dengan diagnosis Nafas Pemantauan
Medis Bronchopneumonia, respirasi
setelah perawat melakukan
pengkajian didapatkan data Intervensi Penunjang:
batuk tidak efektif, ada Dukungan Kepatuhan program
sputum, suara nafas pengobatan Edukasi Fisioterapi dada
ronkhi, adanya dyspnea, Edukasi pengukuran
gelisah, frekuensi napas respirasi Fisioterapi dada
berubah dan pola nafas tidak Konsultasi via
teratur. telephon Manajemen
Asma Manajemen
Bagaimanakah alergi Manajemen
Intervensi anafilaksis
Keperawatan? Manajemen Isolasi
CONTOH
KASUS

Intervensi Penunjang:
Manajemen ventilasi mekanik
Manajemen jalan nafas
buatan Pemberian obat
inhalasi Pemberian obat
interpleural Pemberian obat
◼Pasien
intra dermalAnakPembrian obatdiagnosis Medis
A, MRS dengan
Bronchopneumonia,
nasal setelah perawat melakukan
Pencegahan aspirasi
pengkajian didapatkan data batuk tidak efektif, ada
Pengaturan posisi
sputum, suara nafas ronkhi, adanya dyspnea, gelisah,
Penghisapan jalan
frekuensi napas nafas
berubah dan pola nafas tidak teratur.
Penyapihan ventilasi
mekanik Perawatan
◼Bagaimanakah Intervensi Keperawatan?
tracheostomi Skrining
tuberculosis Stabilisasi jalan
nafas
Terapi oksigen
CONTOH
KASUS Intervensi Keperawatan :
Intervensi utama ada 3 (latihan batuk efektif,
manajemen jalan nafas dan pemantauan
respirasi)
Intervensi Utama :
Latihan Batuk efektif
Pasien laki-laki usia 65 tahun,
MRS dengan diagnosis Observas
Medis Bronchopneumonia, • i Identifikasi kemampuan batuk
setelah perawat melakukan • Monitor adanya retensi sputum
pengkajian didapatkan data • Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas
batuk tidak efektif, ada • Monitor input dan output cairan (jumlah dan
sputum, suara nafas
karakteristknya)
ronkhi, adanya dyspnea,
gelisah, frekuensi napas Terapeuti
berubah dan pola nafas tidak
• kAtur posisi semi fwler atau fowler
teratur.
• Pasang perlak dan bengkok dipangkuan pasien
• Buang secret pada tempat sputum
Bagaimanakah
Intervensi
Keperawatan?
CONTOH
KASUS

Edukasi
• Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
Pasien laki-laki usia 65 tahun, • Anjurkan Tarik nafas dalam melalui hidung
MRS dengan diagnosis selama 4 detik, ditahan selama 2 detik
Medis Bronchopneumonia, kemudian keluarkan dan mulut dengan bibir
setelah perawat melakukan dibulatkan selama 8 detik
pengkajian didapatkan data • Anjurkan mengulangi Tarik nafas dalam
batuk tidak efektif, ada hingga 3 kali
sputum, suara nafas • Anjurkan batuk dengan kuat langsung
ronkhi, adanya dyspnea, setelah Tarik napas dalam yang ke tiga
gelisah, frekuensi napas
berubah dan pola nafas tidak Kolaborasi
teratur. • Kolaborasi pemberikan mukolitik atau
ekspektoran jika perlu
Bagaimanakah
Intervensi
Keperawatan?
CONTOH
KASUS Intervensi Utama :
Manajemen jalan
nafas
Observasi
• Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman dan
usaha napas)
Pasien laki-laki usia 65 tahun,
• Monitor bunyi nafas tambahan
MRS dengan diagnosis
• Monitor sputum (jumlah, warna dan aroma)
Medis Bronchopneumonia,
setelah perawat melakukan
Teraeuti
pengkajian didapatkan data
batuk tidak efektif, ada •k Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan
sputum, suara nafas head tilt atau chin lift(jaw thrust jika curiga
ronkhi, adanya dyspnea, trauma servical)
gelisah, frekuensi napas • Posisikan posisi semi fowler atau fowler
berubah dan pola nafas tidak • Berikan minum hangat
teratur. • Lakukan fisioterapi dada jika perlu
• Lakukan penghisan lendir kurang dari 15 detik
• Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
Bagaimanakah
Intervensi endotrachea
Keperawatan?
CONTOH
KASUS

Terapeutik
• Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
endotracheal
Pasien laki-laki usia 65 tahun, • Keluarkan Sumbatan benda padat dengan
MRS dengan diagnosis forcep McGill
Medis Bronchopneumonia, • Berikan oksigen jika perlu
setelah perawat melakukan
pengkajian didapatkan data Edukas
batuk tidak efektif, ada i• Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari jika
sputum, suara nafas tidak kontra indikasi
ronkhi, adanya dyspnea, • Ajarkan Teknik batuk efektif
gelisah, frekuensi napas
berubah dan pola nafas tidak Kolaborasi
teratur. • Kolaborasi pemberian
bronchodilator, ekspektoran,
Bagaimanakah mukolitik, jika perlu
Intervensi
Keperawatan?
CONTOH
KASUS Intervensi Utama :
Pemantauan Respirasi

Observas
•i Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan
Pasien laki-laki usia 65 tahun, upaya nafas
MRS dengan diagnosis • Monitor pola nafas
Medis Bronchopneumonia, • Monitor kemampuan batuk efektif
setelah perawat melakukan • Monitor adanya produksi sputum
pengkajian didapatkan data • Monitor adanya sumbatan jalan nafas
batuk tidak efektif, ada • Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
sputum, suara nafas • Auskultasi bunyi nafas
ronkhi, adanya dyspnea, • Monitor saturasi oksigen
gelisah, frekuensi napas • Monitor nilai analisis gas darah
berubah dan pola nafas tidak • Monitor hasil x ray toraks
teratur.

Bagaimanakah
Intervensi
Keperawatan?
CONTOH
KASUS

Pasien laki-laki usia 65 tahun, Intervensi Utama :


MRS dengan diagnosis Pemantauan Respirasi
Medis Bronchopneumonia,
setelah perawat melakukan Terapeutik
pengkajian didapatkan data • Atur interval pemantauan respirasi sesuai
batuk tidak efektif, ada kondisi pasien
sputum, suara nafas • Dokumentasikan hasil pemantauan
ronkhi, adanya dyspnea,
gelisah, frekuensi napas Edukas
berubah dan pola nafas tidak i• Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
teratur. • Informaikan hasil pemantauan jika perlu

Bagaimanakah
Intervensi
Keperawatan?

Anda mungkin juga menyukai