ASUHAN KEPERAWATAN
DISCLAIMER : MATERI INI MERUPAKAN RANGKUMAN
DARI WEBINAR 3S DPP PPNI
ASUHAN KEPERAWATAN DIBERIKAN
DALAM BENTUK
5 TAHAP PROSES
KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan (Askep)
adalah rangkaian interaksi Perawat
dengan Klien dan Iingkungannya
untuk mencapai tujuan pemenuhan
kebutuhan dan kemandirian Klien
dalam merawat dirinya (UUKep. 38/2014)
Sumber Gambar:
Nursing Diagnosis (NDx): Complete Guide and List for
2019. https://images.app.goo.gl/iyEFHf2PLVy5iUZb7
Tahapan Penegakan Diagnosis dan Penentuan
Luaran serta Intervensi Keperawatan
Diadaptasi dari:
4Penentuan • Label Luaran dan Kriteria Hasil
Standar Praktik Keperawatan Indonesia
Luaran
5 Penentuan
(PPNI, 2005); Ackley, Ladwig & Makic
(2017); Berman, Snyder & Frandsen (2015);
Potter & Perry (2013)
• Label Intervensi dan
Intervensi Tindakan
SDKI, SLKI, SIKI
Meningkatkan otonomi Acuan dalam
perawat menegakkan
diagnosis, luaran dan
rencana intervensi
SDKI,
Meningkatkan
SLKI, SIKI
Mengukur beban kerja dan
Komunikasi reward perawat
interprofesional
Meningkatkan Mutu
Asuhan Keperawatan
5
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
DPP PPNI
Diagnosis Luaran
(SDKI) (SLKI)
Intervensi
(SIKI)
3S
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi SDKI-SLKI-SIKI
KEKELIRUAN DALAM MENULISKAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN
(LANJUTAN)
8
JENIS
DIAGNOSIS
Diagnosis Positif……
menunjukkan bahwa klien
dalam kondisi sehat dan dapat
mencapai kondisi yang lebih
sehat atau
optimal…..diagnosis
promosi kesehatan
9
KOMPONEN
label diagnosis keperawatan
DIAGNOSIS KEPERAWATAN yang menggambarkan inti
dan respon klien terhadap
Masalah kondisi kesehatan
Terdiri atas penyebab,
tanda/gejala dan factor
risiko…..penyebab (etiologi)
merupakan factor yang
mempengaruhi perubahan yang Indikator Diagnostik
mencakup 4 hal, a) fisiologis,
biologis/psikologi, b) efek
terapi/tindakan, c) situasional
(lingkungan atau personal), d)
maturasional. Tanda (sign) dan
gejala (symptom)….tanda
merupakan data obyektif dari hasil Tanda dan
pemeriksaan sedangkan gejala
merupakan data subyektif dari
Gejala
anamnesa
KOMPONEN
DIAGNOSIS
Keperawatan
Masalah
Penyebab:
Hipersekresi Jalan Nafas
Pasien laki-laki usia 65 tahun
MRS dengan diagnosis
Gejala dan Tanda:
Medis Bronchopneumonia,
Batuk tidak efektif, ada sputum, suara nafas
setelah perawat melakukan
ronkhi, ada dyspnea, gelisah, frekuensi napas
pengkajian didapatkan data
berubah dan pola nafas tidak teratur.
batuk tidak efektif, ada
sputum, suara nafas
Rumusan Diagnosis Keperawatan (SDKI)
ronkhi, adanya dyspnea,
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Berhubungan
gelisah, frekuensi napas
dengan Hipersekresi Jalan Nafas dibuktikan
berubah dan pola nafas tidak
dengan batuk tidak
teratur.
efektif, ada sputum, suara nafas ronkhi, ada
dyspnea, gelisah, frekuensi napas berubah dan
Bagaimanakah
pola nafas tidak teratur.
Rumusan Diagnosis
Keperawatan?
TAUTAN (LINKAGE)
• Tautan (linkage) merupakan suatu hubungan antara dua
elemen/konsep, yakni SDKI dan SIKI
• Membantu menentukan intervensi keperawatan setelah
menegakkan diagnosis keperawatan
• Tautan ini bukan untuk menggantikan clinical
judgement perawat
• Pemilihan intervensi keperawatan tetap didasarkan pada clinical
judgement dengan mempertimbangkan kekhasan kondisi pasien,
keluarga, kelompok atau komunitas
• Satu diagnosis dapat memiliki lebih dari satu luaran,
jika diperlukan
KARAKTERISTIK TAUTAN
• Meliputi 3 kegiatan:
• Menentukan prioritas diagnosis keperawatan
• Menetapkan hasil (outcome) yang diharapkan
• Menentukan intervensi keperawatan yang tepat
• Intervensi keperawatan terdiri atas 3 tipe:
• Independent (nurse-initiaded)
• Dependent (physician-initiated)
• Collaboration
Memprioritaskan
Diagnosis
Keperawatan
Maslow's
hierarchy of needs
(1943)
RENCANA KEPERAWATAN
TAHAP PEMBUATAN
PERENCANAAN KEPERAWATAN
• Respirasi
Aktuali
sasi
• Sirkulasi
diri • Suhu
Harga diri • Hidrasi
• Menghindari nyeri
Mencintai &
• Nutrisi
memiliki
Keamanan &
• Perawatan kulit
keselamatan • Istirahat/mobilisasi
• Eliminasi
Fisiologis
RENCANA KEPERAWATAN
TAHAP PEMBUATAN
PERENCANAAN KEPERAWATAN
• Lingkungan y bebas
Aktuali
sasi
dari bahaya
diri • Kondisi tempat tinggal
Harga diri y stabil
• Bebas dari ancaman
Mencintai &
• Pakaian
memiliki
Keamanan &
• Perlindungan
keselamatan • Bebas dari infeksi
• Bebas dari rasa takut
Fisiologis
RENCANA KEPERAWATAN
TAHAP PEMBUATAN
PERENCANAAN KEPERAWATAN
• Kasih
Aktuali
sasi
sayang/seksualitas
diri • Afiliasi kelompok
Harga diri • Hubungan dengan
teman, keluarga, &
Mencintai &
memiliki
sebaya dalam
Keamanan &
masyarakat
keselamatan
Fisiologis
RENCANA KEPERAWATAN
TAHAP PEMBUATAN
PERENCANAAN KEPERAWATAN
• Mendapat respek dari
Aktuali
sasi
kolega
diri • Perkembangan perasaan
Harga diri kompeten
• Perasaan menghargai
Mencintai &
memiliki
diri sendiri dan
Keamanan &
pengakuan diri
keselamatan
Fisiologis
RENCANA KEPERAWATAN
TAHAP PEMBUATAN
PERENCANAAN KEPERAWATAN • Semua kebutuhan dari
Aktuali
tingkat sebelumnya
sasi sudah terpenuhi
diri
• Kepuasan teradap diri
Harga diri dan lingkungan
Mencintai &
memiliki
Keamanan &
keselamatan
Fisiologis
DEFINISI SLKI
• Spesific
S Label dan indikator
• Measurable distandarisasi
• Attainable
M Disesuaikan kondisi
pasien dengan
• Realistic menggunakan
clinical judgement
• Timed perawat
A
Diadaptasi dari:
Ackley et al (2017), Berman et al (2015), Doenges et al (2013), Potter & Perry
(2013),
JENIS LUARAN KEPERAWATAN
LUARAN
POSITIF
Luaran
Keperawatan Luaran
Negatif
JENIS LUARAN KEPERAWATAN (LANJUTAN)
Label
• Nama luaran keperawatan berupa kata-kata kunci informasi
luaran
Ekspektasi
• Penilaian terhadap hasil yang diharapkan
• Meningkat, Menurun atau Membaik
Kriteria Hasil
• Karakteristik pasien yang dapat diamati atau diukur
• Dijadikan sebagai dasar untuk menilai pencapaian hasil intervensi
• Menggunakan skor (1 s.d 5) pada pendokumentasian computer-based
KOMPONEN LUARAN KEPERAWATAN (LANJUTAN)
1 2 3 4 5
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
1 2 3 4 5
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
Memburuk Membaik
PENERAPAN LUARAN KEPERAWATAN
Nomor Kode
Panggil
Label Luaran
Definisi Luaran
Ekspektasi
Luaran
Kriteria Hasil
dan Skor
CONTOH
KASUS Label:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3 jam, maka bersihan jalan nafas
EKspektasi:
Maka bersihan jalan nafas meningkat,
Pasien laki-laki usia 65 tahun,
MRS dengan diagnosis Kriteria Hasil:
Medis Bronchopneumonia, Dengan kriteria hasil Batuk efektif meningkat,
setelah perawat melakukan Produksi sputum menurun, roncki menurun,
pengkajian didapatkan data sesak menurun, frekuensi nafas membaik, pola
batuk tidak efektif, ada nafas membaik.
sputum, suara nafas
ronkhi, adanya dyspnea, Rumusan Diagnosis Keperawatan (SDKI)
gelisah, frekuensi napas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
berubah dan pola nafas tidak 3 jam, maka bersihan jalan nafas meningkat
teratur. dengan kriteria hasil batuk efektif meningkat,
produksi sputum menurun, roncki menurun,
Bagaimanakah sesak menurun, frekuensi nafas membaik, pola
Rumusan Luaran nafas membaik.
Keperawatan?
KLASIFIKASI INTERVENSI
KEPERAWATAN (5 KATEGORI DAN
DEFINISI INTERVENSI DAN 14 SUB KATEGORI)
TINDAKAN
Intervensi Keperawatan
Segala treatment yang Fisiologis Perilaku
dikerjakan perawat yang
didasarkan pada pengetahuan
dan penilaian klinis untuk
mencapai luaran yang di Psikologis Relational
harapkan
Tindakan keperawatan
Perilaku atau aktivitas
spesifik yang dikerjakan
Lingkungan
perawat untuk
mengimplementasikan intervensi
keperawatan
LEVEL INTERVENSI
• Level Satu
1 • Intervensi Utama
• Level Dua
2 • Intervensi Pendukung
LEVEL TAUTAN (LANJUTAN)
Definisi
• Makna dari label intervensi berupa perilaku yang
dilakukan oleh perawat
Tindakan
• Rangkaian aktivitas yang dikerjakan oleh perawat
untuk mengimplementasikan intervensi
KOMPONEN iNTERVENSI kEPERAWATAN Ada 18 deskriptor :
Label
OBSERVASI
1 • Mengumpulkan data status kesehatan pasien
TERAPEUTIK
2
• Memulihkan status kesehatan atau mencegah perburukan
masalah
EDUKASI
3 • Meningkatkan pengetahuan/kemampuan merawat diri
KOLABORASI
• Bekerjasama dengan perawat atau tenaga kesehatan lainnya
Label Intervensi
Definisi Intervensi
Tindakan (Activity)
Referensi
PERTIMBANGAN PEMILIHAN
INTERVENSI
• Pemilihan intervensi keperawatan sesuai kondisi pasien merupakan bagian dari clinical judgement
perawat.
• Aspek yang dipertimbangkan untuk menentukan intervensi:
1. Karakteristik diagnosis keperawatan
2. Kriteria hasil pasien yang diharapkan
3. Kemampulaksanaan intervensi
4. Kemampuan perawat
5. Penerimaan pasien
6. Penelitian yang mendasari intervensi tersebut
7. Kewenangan klinis (Clinical priviledge)
PERTIMBANGAN PEMILIHAN INTERVENSI
PENULISAN INTERVENSI KEPERAWATAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
DPP - PPNI
Bagaimana seharusnya saya menentukan intervensi untuk
mengatasi diagnosis keperawatan?
Sumber: Agyeman-Yeboah, J., Korsah, K. A., & Okrah, J. (2017). Factors that influence the clinical utilization of the nursing process at a hospital in
Accra, Ghana. BMC nursing, 16, 30.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN PROSES
KEPERAWATAN
Rekomendasi
• Formulir rencana keperawatan dibuat secara
resmi sebagai bagian rekam medis
• Manajemen keperawatan menyiapkan SDM
yang memadai sesuai kebutuhan
• Perawat menjadikan proses keperawatan sebagai
sarana untuk pemberian perawatan
komprehensif
• Meluangkan
Sumber: Agyeman-Yeboah,waktuJ., Korsah, K.walaupun sibuk
A., & Okrah, J. (2017). Factors that
influence the clinical utilization of the nursing process at a hospital in
Accra, Ghana. BMC nursing, 16, 30.
LET’S HAVE A DISCUSSION
CONTOH
KASUS
Diagnosis Keperawatan :
Bersihan Jalan Tidak efektif
Intervensi Penunjang:
Manajemen ventilasi mekanik
Manajemen jalan nafas
buatan Pemberian obat
inhalasi Pemberian obat
interpleural Pemberian obat
◼Pasien
intra dermalAnakPembrian obatdiagnosis Medis
A, MRS dengan
Bronchopneumonia,
nasal setelah perawat melakukan
Pencegahan aspirasi
pengkajian didapatkan data batuk tidak efektif, ada
Pengaturan posisi
sputum, suara nafas ronkhi, adanya dyspnea, gelisah,
Penghisapan jalan
frekuensi napas nafas
berubah dan pola nafas tidak teratur.
Penyapihan ventilasi
mekanik Perawatan
◼Bagaimanakah Intervensi Keperawatan?
tracheostomi Skrining
tuberculosis Stabilisasi jalan
nafas
Terapi oksigen
CONTOH
KASUS Intervensi Keperawatan :
Intervensi utama ada 3 (latihan batuk efektif,
manajemen jalan nafas dan pemantauan
respirasi)
Intervensi Utama :
Latihan Batuk efektif
Pasien laki-laki usia 65 tahun,
MRS dengan diagnosis Observas
Medis Bronchopneumonia, • i Identifikasi kemampuan batuk
setelah perawat melakukan • Monitor adanya retensi sputum
pengkajian didapatkan data • Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas
batuk tidak efektif, ada • Monitor input dan output cairan (jumlah dan
sputum, suara nafas
karakteristknya)
ronkhi, adanya dyspnea,
gelisah, frekuensi napas Terapeuti
berubah dan pola nafas tidak
• kAtur posisi semi fwler atau fowler
teratur.
• Pasang perlak dan bengkok dipangkuan pasien
• Buang secret pada tempat sputum
Bagaimanakah
Intervensi
Keperawatan?
CONTOH
KASUS
Edukasi
• Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
Pasien laki-laki usia 65 tahun, • Anjurkan Tarik nafas dalam melalui hidung
MRS dengan diagnosis selama 4 detik, ditahan selama 2 detik
Medis Bronchopneumonia, kemudian keluarkan dan mulut dengan bibir
setelah perawat melakukan dibulatkan selama 8 detik
pengkajian didapatkan data • Anjurkan mengulangi Tarik nafas dalam
batuk tidak efektif, ada hingga 3 kali
sputum, suara nafas • Anjurkan batuk dengan kuat langsung
ronkhi, adanya dyspnea, setelah Tarik napas dalam yang ke tiga
gelisah, frekuensi napas
berubah dan pola nafas tidak Kolaborasi
teratur. • Kolaborasi pemberikan mukolitik atau
ekspektoran jika perlu
Bagaimanakah
Intervensi
Keperawatan?
CONTOH
KASUS Intervensi Utama :
Manajemen jalan
nafas
Observasi
• Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman dan
usaha napas)
Pasien laki-laki usia 65 tahun,
• Monitor bunyi nafas tambahan
MRS dengan diagnosis
• Monitor sputum (jumlah, warna dan aroma)
Medis Bronchopneumonia,
setelah perawat melakukan
Teraeuti
pengkajian didapatkan data
batuk tidak efektif, ada •k Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan
sputum, suara nafas head tilt atau chin lift(jaw thrust jika curiga
ronkhi, adanya dyspnea, trauma servical)
gelisah, frekuensi napas • Posisikan posisi semi fowler atau fowler
berubah dan pola nafas tidak • Berikan minum hangat
teratur. • Lakukan fisioterapi dada jika perlu
• Lakukan penghisan lendir kurang dari 15 detik
• Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
Bagaimanakah
Intervensi endotrachea
Keperawatan?
CONTOH
KASUS
Terapeutik
• Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
endotracheal
Pasien laki-laki usia 65 tahun, • Keluarkan Sumbatan benda padat dengan
MRS dengan diagnosis forcep McGill
Medis Bronchopneumonia, • Berikan oksigen jika perlu
setelah perawat melakukan
pengkajian didapatkan data Edukas
batuk tidak efektif, ada i• Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari jika
sputum, suara nafas tidak kontra indikasi
ronkhi, adanya dyspnea, • Ajarkan Teknik batuk efektif
gelisah, frekuensi napas
berubah dan pola nafas tidak Kolaborasi
teratur. • Kolaborasi pemberian
bronchodilator, ekspektoran,
Bagaimanakah mukolitik, jika perlu
Intervensi
Keperawatan?
CONTOH
KASUS Intervensi Utama :
Pemantauan Respirasi
Observas
•i Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan
Pasien laki-laki usia 65 tahun, upaya nafas
MRS dengan diagnosis • Monitor pola nafas
Medis Bronchopneumonia, • Monitor kemampuan batuk efektif
setelah perawat melakukan • Monitor adanya produksi sputum
pengkajian didapatkan data • Monitor adanya sumbatan jalan nafas
batuk tidak efektif, ada • Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
sputum, suara nafas • Auskultasi bunyi nafas
ronkhi, adanya dyspnea, • Monitor saturasi oksigen
gelisah, frekuensi napas • Monitor nilai analisis gas darah
berubah dan pola nafas tidak • Monitor hasil x ray toraks
teratur.
Bagaimanakah
Intervensi
Keperawatan?
CONTOH
KASUS
Bagaimanakah
Intervensi
Keperawatan?