Disusun oleh :
Wulan Purnama Sari
P27824421143
DisusunOleh :
P27824421143
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas individu
dengan judul “Asuhan Kebidanan Prakonsepsi Pada Wanita Usia Subur Ny. B
Dengan Flour Albuse“
1. Ibu Nana Usnawati, S.ST., M.Keb selaku dosen pembimbing pendidikan mata
kuliah Askeb Prakonsepsi Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya Prodi
Sarjana Terapan Kebidanan Magetan
2. Serta teman teman sejawat kami yang telah berkenan bekerja sama sehingga
dalam pembuatan makalah ini dapat berjalan dengan lancar.
Kami menyadari bahwa Asuhan Kebidanan ini masih jauh dari sempurna,untuk
itu kami meminta kepada pembaca memberi saran dan kritikan yang membangun
untuk lebih sempurnanya makalah ini. Kami juga berharap makalah ini dapat
berguna bagi pembaca sekalian.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman judul...................................................................................................ii
Kata Pengantar..................................................................................................iii
Daftar Isi...........................................................................................................iv
Bab 1 Konsep Dasar Teori Flour Albuse..........................................................1
1.1 Pengertian...................................................................................................1
1.2 Etologi Flour Albuse...................................................................................1
1.3 Patofisiologi................................................................................................2
1.4 Diagnosis Flour Albuse..............................................................................3
1.5 Penatalaksanaan Flour Albuse....................................................................3
Bab 2 Konsep Dasar Tinjauan Teori Flour Albuse..........................................5
2.1 Pengkajian Data..........................................................................................5
2.2 Diagnosa.....................................................................................................10
2.3 Perencanaan................................................................................................10
2.4 Pelaksanaan.................................................................................................11
2.5 Evaluasi.......................................................................................................11
Bab 3 Tinjaun Kasus.........................................................................................12
3.1 Data Subyektif............................................................................................12
3.2 Data Obyektif..............................................................................................14
3.3 Assasement.................................................................................................14
3.4 Penatalaksanaan..........................................................................................14
Daftar Pustaka...................................................................................................16
iv
BAB 1
KONSEP DASAR TEORI FLOUR ALBUSE
1.1 Pengertian
Pasangan Usia Subur adalah pasangan suami istri yang saat ini hidup
bersama, baik bertempat tinggal resmi ataupun tidak, dimana usia istri antara
20 tahun sampai 45 tahun. Pasangan usia subur batasan usia yang digunakan
disini adalah 20-45 tahun. Pasangan Usia Subur berkisar antara usia 20-45
tahun dimana pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang
dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik.
Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda atau cerai.
Dalam menjalani kehidupan berkeluarga, Pasangan Usia Subur sangat
mudah dalam memperoleh keturunan, dikarenakan keadaan kedua pasangan
tersebut normal. Hal ini lah yang menjadi masalah bagi Pasangan Usia Subur
yaitu perlunya pengaturan tingkat kelahiran, perawatan kehamilan dan
persalinan aman (Kadarisman, 2015).
Flour albuse merupakan pengeluaran cairan pervaginam yang bukan
berupa darah yang kadang merupakan manifestasi sebuah klasifikasi klinis
dari infeksi yang selalu membahsahi dan menmbulkan iritasi, rasa gatal, dan
gagguan rasa tidak nyaman pada penderitanya. (Manuaba, 2010).
Flour albuse adalah semacam siklus yang keluar terlalu banyak warna
putih seperti sagu dan kental agak kekuning-kuningan. (Handayani, 2013).
1.2 Etiologi Flour Albuse
Menurut (Widyastuti, 2010) adapun penyebab flour albuse adalah :
1. Inveksi vagina oleh jamur (candida albican).
Jenis infeksi yang terjadi pada vagina yakni bacterial vaginalis,
incomonas dan candidiasis. Bakteri vaginasis merupakan gangguan vagian
yang sering ditandai dengan keputihan dan bau tidak sedap. Hal ini
disebabkan oleh bakteri patogen (penyebab infeksi) meningkat dan pH
vagina meningkat.
1
2
2.1 Pengkajian
1. Data subyektif
Data subyektif adalah data yang dicatat mencakup identitas,
keluhan yang diperoleh darihasil wawancara langsung pada pasien atau
klien (anamnesis) atau dari keluarga dan tenaga kesehatan. (Hidayat,
2010).
A. Biodata pasien
1) Nama : untuk mengenal dan mengetahui pasien. (Nursalam dan
Siti Pariani, 2012).
2) Umur : untuk mengetahui adanya faktor resiko seprti kurang dari
20 tahun alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya
belum siap. Gangguan reproduksi flour albuse ini biasanya terjadi
pada wanita menarch sampai masa menapouse (Varney, 2010).
3) Agama : untuk memberikan motivasi dan dorongan moril sesuai
apa yang dialami (Kusmiran, 2011).
4) Suku bangsa : untuk mengetahui faktor bawaan ataupun ras
(Nursalam dan Siti Pariani, 2012).
5) Pendidikan : untuk mengetahui larat belakang tingkat pendidikan
dan pengetahuan (Kusmiran, 2011).
6) Alamat : untuk mengetahui lingkungan, tempat tinggal dan
karakteristik masyarakat.
7) Pekerjaan : untuk mengetahui status sosial ekonomi. (Kusmiran,
2011).
B. Keluhan utama
Alasan wanita tersebut mengunjungi tenaga kesehatan di klinik,
kantor, kamar gawat darurat, pusat pelayanan persalian, rumah sakit
seperti yang diungkapkan dengan menggunakan kata-kata sendiri.
(Kusmiran, 2011). Pada kasus flour albuse keluhan utamanya ibu
5
6
Pengkajian data
Tanggal : 11 November 2021, pukul 17.00 WIB.
Tempat : PMB Ny. P
3.1 Data subjektif
a. Biodata
Nama : Ny. B Tn. L
Umur : 26 tahun 28 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Penghasilan :- ± Rp. 2.000.000,-
Umur menikah : 26 tahun 28 tahun
Berapa kali : 1 kali 1 kali
Lama menikah : 5 bulan 5 bulan
No. hp 0812131710918
Alamat : Jln. Srilangka No. 56
b. Keluhan utama
Ibu mengeluh merasakan gatal di area kemaluannya, sudah sekitar 1
minggu yang lalu. Ibu mengeluh ada keputihan sedikit gatal, tidak berbau
dan tidak berwarna.
c. Riwayat kesehatan
Ibu dan keluarga sehat, tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit
dengan tanda gejala batuk lama lebih dari 1 bulan atau (TBC), mudah
lelah dan jantung berdebar-debar walaupun dalam istirahat (jantung),
sering makan dan sering kencing (DM), mata dan kuku jari terlihat
kuning (hepatitis), keputihan yang bau busuk, nyeri saat berkemih (GO),
12
13
3.3 Assasement
Ny. B, usia 26 tahun dengan flour albuse. Keadaan umum baik, prognosa
baik.
3.4 Penatalaksanaan
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu mengalami flour
albuse.
E/ ibu mengerti tentang kondisinya.
2. Menjelaskan tentang faktor-faktor yang memicu terjadinya flour albuse
seperti personal hygiene yang kurang baik.
E/ ibu memahami penjelasan.
3. Menganjurkan ibu untuk lebih menjaga kebersihan diri (personal
hygiene) terutama daerah gentelia. Seperti cebok dari depan ke belakang,
mengerikan daerah genetalia setelah BAB maupun BAK, mengganti
pakaian dalam apabila dirasa sudah lembab dan tidak nyaman.
E/ Ibu memahami penjelasan dan bersedia menerapkan yang telah
dianjurkan.
4. Menganjurkan ibu untuk tidak menggunakan sabun atau ramuan khusus
untuk membersihkan daerah genetalianya.
E/ ibu memahami penjelasan.
5. Memberikan KIE dari dampak flour albuse terhadap prakonsepi
a. Akan dirasakan ketidaknyamanan akibat flour albuse
b. Keadaan flour albuse menyebabkan potensi kehamilan menjadi kecil
c. Oleh karena itu perlu dilakukan pengobatan dan tindak
lanjut. E/ Ibu memahami penjelasan
6. Memberikan terapi oral metronidazole 500 mg 3x1.
E/ ibu bersedia minum sesuai anjuran
7. Menganjurkan kontrol ulang ke dokter apabila obat sudah habis
diminum sesuai anjuran dan keluhan tidak kunjung membaik.
E/ ibu memahami anjuran.
8. Mendokumentasikan asuhan yang diberikan.
Follow up
1. Keluhan flour albuse.
2. Terapi obat diminum sesuai anjuran atau tidak.
3. Perbaikan personal hygine.
Elmart. (2012). Mahir Menjaga Organ Intim wanita. Solo: Tinta Medina.
Fatonah, S. (2016). Gizi & Kesehatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Penerbit Erlangga.
Putri
Tentang Kebersihan Organ Genetalia Eksterna di Madrasah
Tsanawiyah Pembangunan .
Hidayat. (2010). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Lis, J. (2014). Penyakit Ibu Hamil Yang Biasa Terjadi Cara Pencegahan ,
Menangani dan Mengobatinya. Jakarta: Citra Media Pustaka.
16
17
Wasdinar, T. (2010). Buku Saku Anemia pada Ibu Hamil dan Penatalaksanaan.
Jakarta: Trans Media Info.
Sarwono.