Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA Nn ”A”


DENGAN RIWAYAT FLOUR ALBUS PRIMER DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Praktik Asuhan Kebidanan Holistik


Pada Remaja dan Pra Nikah

OLEH :

YUSRIATY
PO715211231037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN JURUSAN


KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

2023
ii
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
laporan praktik lapangan (PKL) ini dapat diselesaikan. Laporan ini disusun untuk
dapat digunakan sebagai syarat dan bukti telah menyelesaikan praktik lapangan.
Dalam proses penyusunan laporan ini ada banyak pihak yang telah membantu
baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis menyampaikan
rasa hormat dan terimakasih kepada Ibu Dr.Theresia Limbong, SKM, M.Kes selaku
pembimbing institusi dan Ibu Darmawati, SKM selaku pembimbing lahan yang telah
banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan
penulis dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis sangat menyadari bahwa apa yang penulis paparkan dalam laporan ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk
kesempurnaan laporan ini.

Makassar, 23 Agustus 2022

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR SAMPUL ………………………………………………………………….


HALAMAN PENGESAHAN .................................. Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Tujuan ........................................................................................................... 1
C. Ruang Lingkup .............................................................................................. 1
D. Manfaat ......................................................................................................... 2
BAB II KAJIAN DAN KASUS TEORI ................................................................... 3
A. Kajian Masalah Kasus ................................................................................... 3
B. Kajian Teori .................................................................................................. 3
BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................... 10
A. Pengkajian................................................................................................... 10
B. Analisis ....................................................................................................... 10
C. Penatalaksana .............................................................................................. 10
BAB IV PENUTUP ............................................................................................... 14
A. Kesimpulan ................................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15
LAMPIRAN LAPORAN KOMPREHENSIF ......................................................... 16

iv
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keputihan merupakan masalah kesehatan reproduksi yang sering dialami
oleh para wanita, keadaan ini akan menimbulkan kondisi yang tidak nyaman
serta dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Cairan atau lendir yang
diproduksi dalam vagina dan leher rahim ini akan membawa sel-sel mati serta
bakteri keluar dari vagina sehingga vagina tetap bersih.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk menerapkan asuhan kebidanan pada remaja dengan riwayat
Keputihan di wilayah kerja Puskesmas Batua Kota Makassar.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengumpulan data dasar secara subjektif dan
objektif pada kasus dengan gangguan reproduksi pada remaja dengan
riwayat Keputihan.
b. Menginterpretasikan data klien meliputi diagnosa, masalah, dan
kebutuhan khusus gangguan reproduksi pada remaja dengan riwayat
Keputihan.
c. Merumuskan diagnosa potensial dan antisipasi yang harus dilakukan
bidan dari kasus gangguan reproduksi pada remaja dengan riwayat
keputihan.
d. Menyusun rencana tindakan untuk kasus gangguan reproduksi pada
remaja dengan riwayat Keputihan.
e. Melaksanakan tindakan terhadap kebidanan terkait dengan gangguan
reproduksi pada remaja dengan riwayat Keputihan
C. Ruang Lingkup
1. Ruang lingkup materi
Materi ini adalah lingkup ganggaun kesehatan reproduksi pada remaja
dengan riwayat keputihan.

1
2. Ruang lingkup responden
Responden dalam kajian ini yaitu remaja dengan riwayat Keputihan
3. Ruang lingkup waktu
Studi kasus asuhan kebidanan ini dilakukan tanggal 22 Agustus 2023
4. Ruang lingkup tempat
Kajian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Batua
D. Manfaat
1. Bagi Remaja Putri
Kajian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan remaja mengenai
ganggaun kesehatan reproduksi khususnya flour albus
2. Bagi mahasiswa
Kajian ini dapat menjadikan sumber informasi dan bahan bacaan untuk
meningkatkan pengetahuan bagi tenaga kesehatan tentang kasus flour
albus
3. Bagi profesi bidan
Kajian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan panduan bagi
tenaga kesehatan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan serta
meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan dalam melakukan
tindakan.

2
BAB II
KAJIAN DAN KASUS TEORI
A. Kajian Masalah Kasus
Pengetahuan remaja yang kurang terhadap informasi tentang personal

hygine akan berdampak kepada bagaimana perilaku dalam menjaga personal

hyginennya. Hal ini dapat berpengaruh terhadap kesehatannya, salah satunya

jika kurang memperhatikan personal hygiene area genetalia akibatnya akan

berdampak pada kesehatan reproduksinya. Salah satu dampak yang mungkin

terjadi karena kurangnya personal hygiene pada area kewanitaan yaitu Flour

albus (keputihan). Flour albus ini dapat terjadi pada siapa saja baik itu remaja

ataupun wanita yang telah menikah. Flour albus adalah cairan berwarna putih

agak kental yang keluar dari liang vagina dan biasanya berbau tidak sedap dan

disertai rasa gatal. Flour albus muncul karena infeksi yang diakibatkan oleh

mikroorganisme, sehingga muncul peradangan pada alat kelamin dan

gangguan keseimbangan hormon. Flour albus juga bisa muncul karena

kelelahan dan stress. Nn ‘A’ mengalami keputihan setiap menjelang masa

menstruasi dengan tekstur cair berwarna kekuningan akan tetapi tidak berbau.

Nn. A mandi hanya 1x dalam sehari dan mengganti pakaian dalam sebanyak

2x sehari yaitu pada saat setelah mandi dan sebelum tidur. Selama mengalami

keputihan Nn. A tidak pernah melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan

dengan alasan malu-malu. Nn. A memiliki riwayat keputihan dan rasa gatal

pada daerah genetalia mulai sejak SMP hingga sekarang dan sekarang Nn. A

telah kelas X SMA. Nyeri haid juga yang dirasakan oleh Nn. A masih dapat

ditahan dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari Nn.A. Upaya yang

3
dilakukan pada saat mengalami nyeri haid yaitu mengacuhkannya sehingga

sakitnya tidak terlalu terasa.

B. Kajian Teori
1. Definisi Flour Albus (Keputihan)
Pada daerah kewanitaan terdapat bakteri yang baik yang disebut dengan
basil Doderlein. Dalam keadaan normal jumlah basil ini cukup dominan dan
membuat lingkungan vagina bersifat asam sehingga vagina mempunyai daya
proteksi yang cukup kuat. Disamping itu vagina juga mengeluarkan sejumlah
cairan yang berguna untuk melindungi diri terhadap infeksi.
Keputihan (flour albus) adalah keputihan yang tidak normal dari saluran
vagina yang mungkin berbau busuk atau tidak dan disertai dengan rasa gatal
yang terlokalisir. Keputihan (flour albus) adalah kelebihan cairan yang keluar
dari lubang kelamin. Keputihan pada wanita bisa normal atau tidak normal
(Pratiwi et al., 2022)
Keputihan adalah semua pengeluaran cairan alat genetalia yang bukan
darah. Keputihan bukan penyakit tersendiri, tetapi merupakan manifestasi
gejala dari hampir semua penyakit kandungan (Mutianingsih et al., 2022).
2. Jenis Flour Albus (Keputihan)
Jenis keputihan (flour albus) pada wanita ada dua yaitu keputihan
normal/fisiologis dan abnormal/patologis.
a. Keputihan Fisiologis
Keputihan fisiologis adalah keputihan normal akibat perubahan
hormonal seperti sebelum dan sesudah menstruasi, stres, kehamilan,
dan penggunaan pil KB. Keputihan yang normal juga dapat terjadi
akibat kehamilan atau rangsangan seksual.
b. Keputihan Patologis
Keputihan patologis adalah keputihan yang timbul akibat kondisi
medis tertentu dengan penyebab tersering adalah infeksi
parasit/jamur/bakteri.

4
3. Penyebab Keputihan
Gejala dari adanya infeksi adalah keputihan atau dikenal keputihan
patologis. Penyakit ini ditandai adanya cairan putih agak kekuningan
bahkan hingga berwarna hijau atau abu-abu yang keluar dari vagina
dengan bau tidak sedap. Cairan tersebut bersifat encer hingga kental dan
menimbulkan rasa gatal-gatal. Bau tidak sedap ini berasal dari adanya
infeksi jamur Candida albicans (Astari & Kholidah, 2021).

Penyakit Keputihan

Menurut Mims (2004) dalam (Dewi et al., 2019) penyebab keputihan


patologis adalah benda asing, luka pada vagina, air tidak bersih, pemakaian
tampon, pantyliner berkesinambungan dimana semua ini potensial membawa
jamur, bakteri, virus dan parasit. Keputihan berdasarkan penyebabnya, yaitu:
a. Jamur candida, warnanya putih susu, kental, bau agak keras disertai
gatal pada vagina. Akibatnya mulut vagina menjadi kemerahan dan
meradang. Biasanya kehamilan, kencing manis, pemakaian pil KB dan
rendahnya daya tahan tubuh menjadi pemicu.
b. Parasit Trichomonas Vaginalis, ditularkan lewat hubungan seks,
perlengkapan mandi atau bibir kloset. Cairan keputihan sangat kental,
berbuih, berwarna kuning atau kehijauan dengan bau anyir. Keputihan
karena parasit tidak menyebabkan gatal tapi liang vagina nyeri bila
ditekan.
c. Kuman/ bakteri, menyebabkan rasa gatal yang mengganggu Warna
cairan keabuan, berair, berbuih dan berbau amis. Juga menyebabkan
peradangan vagina tak spesifik
d. Virus, gejala keputihan akibat vírus juga bisa menjadi faktor pemicu
kanker leher rahim.

5
e. Faktor Hygiene yang Jelek
Kebersihan yang jelek dapat menyebabkan timbulnya keputihan. Hal
ini terjadi karena kelembaban vagina yang meningkat sehingga bakteri
patogen penyebab infeksi mudah menyebar.
f. Pemakaian Obat-obatan (Antibiotik) dalam Waktu Lama
Pemakaian obat-obatan khususnya antibiotik yang terlalu lama dapat
menimbulkan sistem imunitas dalam tubuh. wanita yang mengonsumsi
antibiotik timbul keputihan.
g. Stres
Otak memengaruhi kerja semua organ tubuh, jadi jika reseptor otak
mengalami stres maka hormonal di dalam tubuh mengalami perubahan
keseimbangan dan dapat menyebabkan timbulnya keputihan. Wanita
bisa mengalami gangguan siklus menstruasi/keputihan yang jika
reseptor otak mengalami stres maka hormonal di dalam tubuh
mengalami perubahan keseimbangan dan dapat menyebabkan
timbulnya keputihan. Wanita bisa mengalami gangguan siklus
menstruasi/keputihan yang disebabkan oleh stres.
h. Alergi
Penyebab lain keputihan adalah alergi akibat benda-benda yang
dimasukkan secara sengaja atau tidak sengaja ke dalam vagina, seperti
tampon, rambut kemaluan, benang yang berasal dari selimut, celana
dan lainnya. Bisa juga karena luka seperti tusukan, benturan, tekanan
atau iritasi yang berlangsung lama.
i. Penyakit Organ Kandungan Keputihan juga dapat timbul jika ada
penyakit di organ kandungan, misalnya peradangan, tumor (misalnya
papiloma, sering menyebabkan keluarnya iran encer, jernih, dan tidak
berbau), kanker rahim atau kanker serviks.
j. Keluarnya Mucus Servix (Tidak Haid)
Keadaan tersebut menyebabkan menghilangnya suasana asam
sehingga vagina dan uretra mudah terinfeksi dan sering timbul gatal.
Akibat rasa gatal divagina, maka garukan yang sering dilakukan

6
menyebabkan terjadinya luka-luka yang mudah terinfeksi dan
menyebabkan keputihan. Kekurangan atau hilangnya estrogen karena
remaja putri masih mengalami ketidakseimbangan hormonal.
Akibatnya mereka juga sering mengeluh keputihan selama beberapa
tahun sebelum dan sesudah menarche (haid pertama) .
4. Tanda dan Gejala Keputihan
Keputihan bukan merupakan penyakit melainkan suatu gejala. Gejala
keputihan tersebut dapat disebabkan oleh Virus atau Bakteri.
a. Gejala Keputihan karena Faktor Fisiologis, antara lain:
1. Cairan yang keluar encer
2. Berwarna bening/krem/tidak berwarna
3. Tidak berbau
4. Tidak gatal
5. Jumlahnya sedikit atau cukup banyak
b. Gejala Keputihan karena Faktor Patologis, antara lain:
1. Cairan yang keluar bersifat keruh dan kental
2. Berwarna putih susu, kekuningan, keabu-abuan atau kehijauan
3. Terasa gatal
4. Berbau tidak sedap, busuk atau amis
5. Menyisakan bercak pada pakaian dalam
6. Jumlahnya banyak
5. Cara Mengatasi
a. Menjaga Kebersihan, di antaranya:
1. Mencuci bagian vulva (bagian luar vagina) setiap hari dan menjaga
agar tetap kering untuk mencegah tumbuhnya bakteri dan jamur.
2. Saat menstruasi biasakan mengganti pembalut apabila sudah terasa
basah dan lembab.
3. Menggunakan sabun non parfum saat mandi untuk mencegah
timbulnya iritasi pada vagina.
4. Menghindari penggunaan cairan pembersih kewanitaan yang
mengandung deodoran dan bahan kimia terlalu berlebihan, karena

7
hal itu dapat mengganggu pH cairan kewanitaan dan dapat
merangsang munculnya jamur atau bakteri.
5. Setelah buang air besar, bersihkan dengan air dan keringkan dari
arah depan ke belakang untuk mencegah penyebaran bakteri dari
anus ke vagina.
6. Menjaga kuku tetap bersih dan pendek. Kuku dapat terinfeksi
Candida akibat garukan pada kulit yang terinfeksi. Candida yang
tertimbun dibawah kuku tersebut dapat menular ke vagina saat
mandi atau cebok.
b. Memperhatikan Pakaian, di antaranya:
1. Apabila celana dalam yang dipakai sudah terasa lembab sebaiknya
segera diganti dengan yang kering dan bersih. Minimal sehari 2 kali.
2. Menghindari pemakaian pakaian dalam atau celana panjang yang
terlalu ketat karena dapat meningkatkan kelembaban organ
kewanitaan.
3. Tidak duduk dengan pakaian basah (misalnya: selesai olahraga dan
selesai renang karena jamur lebih senang pada lingkungan yang basah
dan lembab.
4. Menggunakan pakaian dalam dari bahan katun, karena katun menyerap
kelembaban dan menjaga agar sirkulasi udara tetap terjaga.
c. Mengatur Gaya Hidup, di antaranya:
1. Menghindari seks bebas atau berganti-ganti pasangan tanpa
menggunakan alat pelindung seperti kondom.
2. Mengendalikan stres.
3. Rajin berolahraga agar stamina tubuh meningkat untuk melawan
serangan infeksi.
4. Mengonsumsi diet yang tinggi protein. Mengurangi makanan tinggi
gula dan karbohidrat karena dapat mengakibatkan pertumbuhan
bakteri yang merugikan.
5. Menjaga berat badan tetap ideal dan seimbang. Kegemukan dapat
membuat kedua paha tertutup

8
6. rapat sehingga mengganggu sirkulasi udara dan meningkatkan
kelembaban sekitar vagina.
7. Apabila mengalami keputihan dan mendapatkan pengobatan antibiotik
oral (yang diminum) sebaiknya mengonsumsi antibiotik tersebut
sampai habis sesuai dengan yang diresepkan agar bakteri tidak kebal
dan keputihan tidak datang lagi.

9
BAB III

PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Berdasarkan hasil anamnesa didapatkan data bahwa Nn. A mengalami

keputihan sejak waktu yang lama dan juga memiliki personal hygiene yang

kurang. Hal ini sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa personal hygine

yang kurang dapat menjadi salah satu pemicu terjadinya keputihan. Keputihan

adalah cairan berwarna putih agak kental yang keluar dari liang vagina dan

biasanya berbau tidak sedap dan disertai rasa gatal. keputihan muncul karena

infeksi yang diakibatkan oleh mikroorganisme. Flour albus juga bisa muncul

karena kelelahan dan stres sehingga muncul peradangan pada alat kelamin dan

gangguan keseimbangan hormone.

B. Analisis
Berdasarkan hasil pengkajian diagnose yang dapat ditegakkan yaitu keputihan
pada Nn. A yang terjadi karena kurangnya personal hygiene pada Nn.A
C. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang diberikan pada Nn. A yaitu :
1. Memberikan informasi faktor-faktor yang memicu terjadinya keputihan.
Faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya keputihan yaitu :
a. Faktor endogen (berasal dari dalam tubuh):
1) Kelainan pada lubang vagina
2) Imunitas
b. Faktor eksogen (berasal dari luar tubuh) menurut Sayono (2016).
1) Infeksi bakteri (Gardnerella), jamur (Candida Albicans), Virus
(bawaan dari penyakit HIV/AIDS, condyloma, herpes).
2) Non Infeksi yang meliputi : Benda asing dalam vagina, Kelainan
endokrin (pada penderita DM) atau hormone, Cara cebok yang tidak

10
benar atau kurang bersih, Stress, Penggunaan celana yang ketat,
Penggunaan panty liner, Kelelahan yang sangat berlebih
2. Memberikan informasi mengenai dampak lebih lanjut dari keputihan jika
tidak segera ditangani yaitu:
a. Vulvitis sebagian besar dengan gejala flour albus dan tanda infeksi
lokal. Penyebab secara umum jamur vaginitis.
b. Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang disebabkan oleh
berbagai bakteri parasite atau jamur. Infeksi ini sebagian besar terjadi
karena hubungan seksual. Tipe vaginitis yang sering dijumpai adalah
vaginitis karena jamur.
c. Serviksitis merupakan infeksi dari servik uteri. Infeksi servik sering
terjadi karena luka kecil bekas persalinan yang tidak dirawat dan
infeksi karena hubungan seksual. Keluhan yang dirasakan terdapat
flour albus, mungkin terjadi kontak berdarah (saat berhubungan
seksual terjadi perdarahan).
d. Penyakit radang panggul (Pelvic Inflammatory Discase) merupakan
infeksi alat genetal bagian atas wanita, terjadi akibat hubungan
seksual. Penyakit ini dapat bersifat akut atau menahun atau akhirnya
menimbulkan berbagai penyulit yang berakhir dengan terjadinya
perlekatan sehingga dapat menyebabkan kemandulan. Tanda-
tandanya yaitu nyeri menusuk- nusuk, mengeluarkan flour albus
bercampur darah, suhu tubuh meningkat dan nadi meningkat,
pernafasan bertambah, dan tekanan darah dalam batas normal.
e. Untuk mencegah keputihan dapat dilakukan dengan menjaga
kebersihan area kewanitaan dengan cara mandi minimal 2 kali sehari,
rajin mencuci area kewanitaan setelah buang air dan juga mencuci
dari arah depan ke belakang. Hal lain yang dapat dilakukan untuk
menjaga kebersihan area kewanitaan yaitu mengganti pakaian dalah
minimal 2 kali sehari dan juga rajin mengganti pembalut minimal 4
jam sehari selama haid.

11
f. Memberikan solusi lain pengganti pembalut yang safety untuk
terhindar dari penularan bakteri dari darah haid. Seperti
menggunakan pembalut kain yang dapat menyerap darah haid
sehingga tetap kering pada saat haid.
untuk mencegah flour albus, wanitapun harus selalu menjaga
kebersihan dan kesehatan daerah kewanitaannya, antara lain adalah :
a. Selalu cuci daerah kewanitaan dengan air bersih setelah buang air,
jangan hanya di seka dengan tisu. Membersihkannya punmusti
dilakukan dengan cara yang benar yaitu dari depan kebelakang, agar
kotoran dari anus tidak masuk ke vagina. Hindari pemakaian sabun
vagina berlebihan karena justru dapat mengganggu keseimbangan
flora normal vagina.
b. Jaga daerah kewanitaan tetap kering. Hal ini karena kelembapan
dapat memicu tumbuhnya bakteri dan jamur. Selalu keringkan daerah
tersebut dengan tisu atau handuk bersih setelah dibersihkan. Karena
tidak semua toilet menyediakan tisu, bawalah tisu kemana pun anda
pergi. Selain itu buatlah celana dalam yang terbuat dari katun agar
dapat menyerap keringat dan gantilah secara teratur untuk menjaga
kebersihan.
c. Bila sedang mengalami flour albus atau menstruasi tinggal sedikit,
boleh saja menggunakan pelapis celana panty liner.Tetapi sebaiknya
tidak digunakan setiap hari. Panty liner justrudapat memicu
kelembapan karena bagian dasarnya terbuat dari plastik. Pilih panty
liner yang tidk mengandung parfum,terutama buat yang berkulit
sensitif.
d. Hindari bertukar celana dalam dan handuk dengan teman ataubahkan
saudara kita sendiri karena berganti-ganti celana bisa menularkan
penyakit.
e. Bulu yang tumbuh di daerah kemaluan bisa menjadi sarangkuman
bila dibiarkan terlalu panjang. Untuk menjaga kebersihan, potonglah

12
secara berkala bulu di sekitar kemaluan dengan gunting atau
mencukurnya dengan hati-hati.

13
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil asuhan kebidanan yang dilakukan pada remaja dapat
disimpulkan bahwa Nn.A mengalami keputihan sejak lama karena beberapa
faktor diantaranya stress karena tekanan belajar dan juga karena kurangnya
personal hygine. Dampak yang dapat terjadi jika keputihan tidak segera
ditangani yaitu : Penyakit radang panggul, Serviksitis, Vaginitis, Vulvitis
(Pelvic Inflammatory Discase). Pemberian asuhan yang dapat diberikan yaitu
dengan pemberian asuhan preventif. Asuhan preventif yang dapat dilakukan
yaitu : menjaga kebersihan area kewanitaan dengan cara mandi minimal 2 kali
sehari, rajin mencuci area kewanitaan setelah buang air dan juga mencuci dari
arah depan ke belakang. Hal lain yang dapat dilakukan untuk menjaga
kebersihan area kewanitaan yaitu mengganti pakaian darah minimal 2 kali
sehari dan juga rajin mengganti pembalut minimal 4 jam sehari selama haid.
B. Saran
Disarankan semua remaja putri agar mengetahui cara mencegah keputihan
secara dini .

14
DAFTAR PUSTAKA

Astari, A., & Kholidah, L. N. (2021). Ilmu Pengetahuan Alam (Edisi Revi).
Dewi, I. G. A. A. N., Sawitri, A. A. S., Mahayati, N. M. D., & Lindayanti, I. K. (2019).
Faktor Risiko Lesi Pra Kanker Leher Rahim (Serviks) (T. Q. Media (ed.);
Pasuruan,).
Mutianingsih, R., Muliani, S., Supiana, N., Safinatunnaja, Munawarah, Z., &
Mawaddah, S. (2022). Penyuluhan Kesehatan Dalam Siklus Hidup Perempuan
(Cetakan Pe).
Pratiwi, A. P., Diah, T., Bausad, A. A. P., Allo, A. A., Mustakim, M., Muchlisa, N.,
Kas, S. R., & Ratnaningsih, M. (2022). Masalah Kesehatan Masyarakat, Pekerja
Dan Remaja (Cetakan Pe).

15
LAMPIRAN LAPORAN KOMPREHENSIF

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
Jalan Monumen Emmy Saelan III No.2 Tidung Kelurahan Karunrung, Makassar

Tanggal Pengkajian : 22 Agustus 2023 Pukul 14.32 Wita


Nama Pengkaji : Yusriaty
1. Identitas
: Nn. A
Nama
: 16 Tahun
Umur
: Belum Menikah
Nikah
: Makassar
Suku
: Islam
Agama
: SMA
Pendidikan
:-
Pekerjaan
: Jl. Batua Raya 10
Alamat

2. Data Subjektif (S)


Keluhan utama : 1) Klien mengatakan sering sekali mengalami
keputihan
2) Klien mengatakan sakit perut pada saat
sedang menstruasi

Riwayat Keluhan Utama : 1) Klien mengatakan Mengalami keputihan


hampir setiap mau menstruasi dengan
konsistensi cair, berwarna kekuningan
dan tidak berbau akan tetapi
menimbulkan rasa gatal. Rasa gatal yang
dirasakan hanya rasa gatal biasa tidak
disertai dengan rasa panas dan juga tidak
ada iritasi disekitar area kemaluan.
Keputihan ini dirasakan sudah lebih dari 3

16
bulan dan belum pernah memeriksakan
diri ke fasilitas kesehatan dengan alasan
malu-malu
3. Data Objektif (O)
: Baik
KU
: Composmentis
Kesadaran
: 50kg/156cm
BB/TB
: 100/70 mmHg
TD
: 86x/i
N
: 22x/i
P
: 37ºC
SB
: 22 cm
LILA
:
IMT

4. Assesment (A) : Nn. “A”, umur 16 tahun dengan riwayat


keputihan

5. Penatalaksanaan (P)
a. Memberikan informasi faktor-faktor yang memicu terjadinya keputihan.
b. Memberikan informasi mengenai dampak lebih lanjut dari keputihan jika
tidak segera ditangani.
c. Menyampaikan bahwa untuk mencegah keputihan dapat dilakukan dengan
menjaga kebersihan area kewanitaan dengan cara mandi minimal 2 kali
sehari, rajin mencuci area kewanitaan setelah buang air dan juga mencuci
dari arah depan ke belakang. Hal lain yang dapat dilakukan untuk menjaga
kebersihan area kewanitaan yaitu mengganti pakaian dalah minimal 2 kali
sehari dan juga rajin mengganti pembalut minimal 4 jam sehari selama
haid.
d. Memberikan solusi lain pengganti pembalut yang safety untuk terhindar
dari penularan bakteri dari darah haid. Seperti menggunakan pembalut
kain yang dapat menyerap darah haid sehingga tetap kering pada saat haid.
e. Menganjurkan agar tetap menjaga daerah kewanitaan tetap kering.

17
18

Anda mungkin juga menyukai