Disusun oleh :
Evi Pujawati
NIM: 522022109
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Nn. N dengan Leukore
(Keputihan) Fisiologis” dengan lancar dan tepat waktu.
Laporan ini diajukan guna memenuhi tugas stase remaja dan bertujuan
untuk dapat mengetahui dan memahami mengenai asuhan kebidanan pada
pranikah.
Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna
karena kurangnya pengalaman, pengetahuan, dan terbatasnya referensi yang saya
dapatkan. Oleh karena itu, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas
kesalahan maupun kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Saya akan
menerima dengan senang hati masukan-masukan, kritik serta saran yang
membangun untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
D. Manfaat
BAB II : TINJAUAN TEORI
A. Kajian Teori
B. Teori Asuhan Kebidanan
BAB III : ASUHAN KEBIDANAN
A. Data Subjektif
B. Data Objektif
C. Asessment
D. Planning
BAB IV : PEMBAHASAN
A. Pembahsan
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Leukorea atau flour albus atau keputihan bukan penyakit tetapi
merupakan gejala penyakit, sehingga sebab yang pasti perlu ditetapkan.
Oleh karena itu untuk menentukan penyakit dilakukan berbagai
pemeriksaan cairan yang keluar tersebut. Lakukan sebagai gejala penyakit
dapat ditentukan melalui berbagai pertanyaan yang mencakup kapan
dimulai, berapa jumlahnya, apa gejala penyertanya (gumpalan atau encer,
ada luka disekitar alat kelamin, pernah disertai darah, ada bau busuk,
menggunakan AKDR), adakah deman, rasa nyeri di daerah kemaluan. Dan
untuk memastikan perlu dilakukan pemeriksaan fisik umum dan khusus,
pemeriksaan laboratorium rutin dan pemeriksaan terhadap leukorea.
Pemeriksaan terhadap leukorea mencakup pewarnaan gram (untuk infeksi
bakteri), prepanat basah (infeksi trikomonas), preparat KOH (Infeksi
bakteri), preparanat basah (infeksi trikomonas), preparat KOH (infeksi
jamur) dan pap smear atau untuk menentukan adanya sel ganas (Manuaba,
1999).
Pada wanita disarankan untuk tidak menganggap remeh atau biasa
dengan adanya pengeluaran cairan “leukorea” sehingga dianjurkan
pemeriksaan khusus atau rutin sehingga dapat menetapkan secara dini
penyebab leukorea.
World Health Organization (WHO) memperkirakan satu dari 20
remaja putri di dunia menderita keputihan yang berupa cairan berwarna
putih susu, kekuningan dan kehijauan disertai rasa gatal, panas dan rasa
perih saat berkemih pada setiap tahunnya. Menurut survey demografi
kasus keputihan terdapat 200 kasus, sekitar 95 kasus yang mengalami
gejala keputihan dengan rasa gatal (Depkes RI, 2011).
Data profil kesehatan Indonesia mencatat penduduk Indonesia yang
tergolong usia 10-19 tahun adalah sekitar 44 juta jiwa atau 21% yang
terdiri dari 50,8% remaja laki-laki dan 49,2% remaja perempuan (Profil
Kesehatan Indonesia, 2010). Di Indonesia sekitar 90% wanita berpotensi
mengalami keputihan karena Indonesia adalah daerah yang beriklim tropis,
sehingga jamur mudah berkembang yang mengakibatkan banyaknya kasus
keputihan (Ali, 2011).
Data Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun
2010 menunjukkan bahwa wanita yang rentan mengalami keputihan yaitu
wanita yang berusia 15-24 tahun (SKKRI, 2010). Kejadian keputihan di
Indonesia semakin meningkat. Pada tahun 2002 sebanyak 50% wanita
Indonesia pernah mengalami keputihan, kemudian pada tahun 2003
meningkat menjadi 60%, pada tahun 2006 meningkat menjadi 70% wanita
Indonesia pernah mengalami keputihan setidaknya sekali dalam
kehidupannya (Qomariyah, 2012).
Berdasarkan masalah di atas, maka sangat diperlukan pengetahuan
remaja tentang genitalia hygiene untuk pencegahan dan penanganan
masalah keputihan agar dapat meminimalisasi risiko terjadinya berbagai
macam penyakit yang diakibatkan dari keputihan tersebut, sehingga
penulis tertarik untuk melakukan pengkajian Asuhan Kebidanan dengan
judul “Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Nn. N Usia
Dengan Masalah Keputihan Fisiologis”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah pembelajaran klinik profesi kebidanan stase 1 mahasiswa
mendapatkan pengalaman nyata dalam melaksanakan Asuhan
kebidanan pada gangguan reproduksi remaja pada Nn. N dengan
keputihan (leukorea).
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada remaja, pranikah dan
prakonsepsi secara holistic, komprehensif, dan
berkesinambunganyang didukung kemampuan berfikir kritis,
rasionalisasi klinis dan reflektif
b. Dapat melakukan deteksi dini, konsultasi, kolaborasi, dan rujukan
pada kesehatan reproduksi remaja dengan keputihan (leukore)
c. Dapat melakukan KIE, Promosi Kesehatan dan konseling tentang
kesehatan reproduksi pada remaja dengan keputihan (leukore)
d. Dapat melakukan pengkajian data sampai evaluasi kebidanan
kesehatan reproduksi pada remaja dengan keputihan (leukorea)
e. Dapat menganalisa dan membuat keputusan pemecahan masalah
secara tepat dalam pelayanan kebidanan.
f. Dapat mendokumentasikan hasil Asuhan Kebidanan
A. Ruang Lingkup
1. Lokasi dan Waktu
Lokasi yang dilakukan oleh penulis dalam pembuatan Laporan Studi
Kasus ini yaitu di PMB Imas Kuraesin, sedangkan waktu dan
penyusunan Laporan Pendahuluan dan Laporan Studi Kasus di mulai
sejak tanggal 27 Februari – 10 Maret 2023.
2. Subjek Laporan Kasus
Subjek yang diambil untuk penyusun Laporan Studi Kasus ini yaitu
Remaja Nn. N usia 19 tahun.
3. Teknik/Cara Pengumpulan Data
Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara tekhnik
wawancara dan observasi.
a. Wawancara
Teknik ini dilakukan dengan cara anamnesis bersama pasien, lalu
keluarga dan kesehatan lainnya dilibatkan untuk memperoleh data
yang berhubungan dengan permasalahan pasien yang akan
dijadikan sebagai bahan laporan sehingga diperoleh data yang
akurat
b. Observasi
Melaksanakan observasi langsung pada pasien dengan melakukan
pemeriksaan fisik
c. Studi Kepustakaan
Membaca dan mempelajari buku-buku sumber, makalah ataupun
jurnal yang dapat dijadikan dasar teoritis yang berhubungan
dengan kasus yang diambil.
B. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Bagi Pasien
Dapat menjadi satu tambahan informasi ilmu pengetahu mengenai
kesehatan reproduksi terlebih khus reproduksi wanita, sehingga dapat
memotivasi remaja untuk selalu meningkatkan kesadaran diri sendiri
untuk selalu menjaga kesehatan reproduksi dan selalu memperhatikan
kebersihan diri.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Menjadikan bahan evaluasi bagi tenaga kesehatan dan pelayanan
kesehatan dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang keputihan
pada remaja.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil laporan studi kasus ini dapat dijadikan sebagai bahan
kepustakaan untuk menambah pengetahuan khususnya untuk program
study Pendidikan Profesi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Bandung.
4. Bagi Penulis
Hasil laporan studi kasus ini, menjadi penambahan menambah
wawasan dan pengetahuan, juga dapat bertanggung jawab dalam
mengambil kasus, tindakan, memberikan pelajaran tersendiri dalam
mengasah kemandirian ketika menyikapi pasien, mampu belajar
menyakini seseorang ketika memberi penjelasan yang berkaitan
dengan asuhan kebidanan pada remaja.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian
2. Klasifikasi keputihan
3. Etiologi
Fluor albus fisiologik ditemukan pada :
a. Bayi baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari: disini
sebabnya ialah pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan
vagina janin.
b. Menjelang atau setelah haid.
c. Wanita dewasa apabila dirangsang sebelum dan pada waktu koitus,
disebabkan oleh pengeluaran transudasi dari dinding vagina. Hal ini
berkaitan dengan kesiapan vagina untuk menerima penetrasi pada
senggama.
d. Ovulasi, secret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri menjadi lebih
encer.
e. Kehamilan
f. Stres, kelelahan
g. Pemakaian Kontrasepsi Hormonal
h. Pengeluaran secret dari kelenjar serviks uteri juga bertambah pada
wanita dengan penyakit menahun, dan pada wanita dengan
ektropionporsionis uteri.
Sedangkan fluor albus abnormal (patologik) disebabkan oleh:
1) Infeksi, meliputi :
a) Jamur
Umumnya disebabkan oleh jamur candida albicans yang
menyebabkan rasa gatal disekitar vulva/vagina.Warna cairan
keputihan akibat jamur berwarna putih kekuning-kuningan dengan
bau yang khas.Keputihan jamur bias diakibatkan oleh kehamilan,
penggunaanpil KB, steroid, diabetes, obesitas, antibiotik, daya
tahan tubuh rendah, dan lain sebagainya.
b) Bakteri
Biasanya, diakibatkan oleh bakteri gardnerella dan keputihannya
disebut bacterial vaginosis dengan ciri — cirri cairannya encer
dengan warna putih keabu — abuan beraromaamis. Keputihan
akibat bakteri biasanya muncul saa tkehamilan, berganti — ganti
pasangan, penggunaan alat KB spiral atau IUD, dan lain sebagainya
c) Virus
c) Deodorant
e) pembilas vagina;
5. Patofisiologi
Faktor penyebab keputihan dipicu karena adanya
virus,bakteri,kuman,aktivitas terlalu lelah, hormonal dan ada vulva
higiene.Penyebab keputihan dari keletihan ditandai muncul ada waktu
kondisi tubuh sangat capek dan biasa lagi ketika tubu suda normal
kembali.kelebihan hormon progesteron dapat menimbulkan keputihan,
keputihan yang keluar dari vagina disebabkan ole hormon progesteron
yang merubah flora dan Ph vagina, sehingga jamur mudah tumbuh di
dalam vagina dan menimbulkan keputihan. perilaku tidak hygienis seerti
air cebok tidak bersih, celana dalam tidak menyerap keringat, penggunaan
pembalut yang kurang baik merupakan sala satu faktor penyebab
keputihan.
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah:
a. Pemeriksaan Fisis dan Genital
b. Pemeriksaan Laboratorium
7. Penatalaksanaan medis
Pengobatan keputihan dapat dilakukan dengan pemberian obat anti
jamur untuk keputihan. Tindakan tanpa obat yang mendukung
penyembuhan dapat dilakukan dengan menghindari penggunaan sabun
atau parfum vagina untuk mencega hiritasi, menjaga agar area bagian
kewanitaan tetap bersih dan kering, serta menghindari penggunaan
pakaian dalam yang ketat dan tidak menyerap keringat.Meminum
minuman yogurt yang mengandung Lactobacillus acidophilus setiap hari
juga dapat mengurangi kekambuhan. Obat — obat anti jamur
(dalamnamagenerik) yang dapat digunakan untuk keputihan antara lain
butoconazole, klotrimazol, mikonazol, tikonazol, ekonazol,ƒentikonazol,
nystatin, terkonazol, ketokonasol, itrakonazol, danƒlukonazol. Obat -obat
tersebut dapat digunakan secara oral (diminum) maupun secara topikal
(penggunaan langsung di daerah kewanitaan) (El Manan, 2011).
9. Komplikasi
a. Radang yang disebkan oleh: trikomoniasis, kandidiasis, gonore,
vaginitis senilis, endoservitis akut atau kronis, vaginiis hemofilus
vaginalis.
c. tumor yang dapat berupa tumor jinak, seperti polip, mioma uteri,
kista atau dapat berupa tumor ganas ( kanker serviks)
BAB III
PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA
REMAJA Nn. N USIA 19 TAHUN DENGAN MASALAH
KEPUTIHAN FISIOLOGIS DI PMB IMAS KURAESIN
A. Subjektif
1. Identitas
Nama : Nn. N
Umur : 19 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Dusun Badama Rt 02 Rt 03
Desa Cimuja Kec Cimalaka
Kabupaten Sumedang
2. Alasan datang
Untuk melalukan pemeriksaan terhadap diri pasien karena pasien merasa
memiliki keluhan yang ingin ia ketahui lebih kebenarannya.
3. Keluhan Utama
Nn. N mengatakan ada pengeluaran cairan dari vagina sebelum
menstruasi, pegeluaran cairan keputihan encer dan tidak
kental/bergumpal, berwarna keruh seperti ingus, tidak berbau dan tidak
gatal, dan cairan hanya sedikit keluar.
4. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 12 tahun
b. Siklus : 28 hari, lama 5-7 hari
c. Banyaknya : Ganti pembalut 2-3 kali/hari saat terasa penuh
d. Dismeorhe : Tidak pernah
e. HPHT : 20-02-2023
f. Fluor Albus : Ada, warna putih jernih, tidak bau, tidak gatal
5. Riwayat Pernikahan
Nn. N mengatakan belum menikah
6. Penyuluhan yang pernah didapat
Nn. N mengatakan pernah mendapat penyuluhan mengenai kenakalan
remaja dan penyuluhan bertema pernikahan dini
7. Riwayat Kesehatan
Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit jantung, hipertensi,
asma, DM, ginjal, TBC, Kelainan darah. Belum pernah melakukan
pemeriksaan hepatitis, IMS dan HIV/AIDS. Tidak ada alergi obat.
8. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak Ada riwayat penyakit jantung dan hipertensi, DM, ginjal, jantung,
asma, alergi, TBC, HIV, Hepatitis maupun kanker.
9. Pola Kebiasaan yang Memperngaruhi Kesehatan
Tidak Ada
10. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi : Makan 3-4 kali sehari dengan porsi sedang, makan
buah dan sayur. Minum air putih 8-9 gelas sehari.
Tidak ada pantangan/alergi makanan.
b. Eliminasi : Tidak ada keluhan. BAB 1 kali sehari, BAK 5-6 kali
sehari.
c. Istirahat : Tidur malam 7-8 jam, tidak pernah tidur siang
d. Hygiene : Mandi 2 kali sehari, ganti celana dalam 2 kali/hari.
Tidak pernah menggunakan sabun pembersih
kewanitaan.
B. Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Cara Berjalan : Normal tidak ada kelainan
d. Postur Tubuh : Tegap
e. Antropometri : BB : 65 kg
TB : 159 cm
f. Tanda-tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
- Bentuk tubuh : Normal
Kusmiran dan Eny. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta:
Salemba Medika
Prawiro dan Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka