Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA


Nn. N DENGAN MASALAH LEUKORE (KEPUTIHAN) FISIOLOGIS

Laporan Pendahuluan ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu


Tugas Asuhan Kebidanan Pada Stase Remaja, Pra Nikah dan PraKonsepsi.

Dosen : Evi Kusumahati, S.ST.,M.Keb

Disusun oleh :
Evi Pujawati
NIM: 522022109

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Nn. N dengan Leukore
(Keputihan) Fisiologis” dengan lancar dan tepat waktu.

Laporan ini diajukan guna memenuhi tugas stase remaja dan bertujuan
untuk dapat mengetahui dan memahami mengenai asuhan kebidanan pada
pranikah.

Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna
karena kurangnya pengalaman, pengetahuan, dan terbatasnya referensi yang saya
dapatkan. Oleh karena itu, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas
kesalahan maupun kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Saya akan
menerima dengan senang hati masukan-masukan, kritik serta saran yang
membangun untuk penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya berharap semoga makalah ini bermanfaat, menambah


wawasan, dan dapat digunakan sebagai pembelajaran bagi kita semua terutama
bagi saya.

Bandung, 28 februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
D. Manfaat
BAB II : TINJAUAN TEORI
A. Kajian Teori
B. Teori Asuhan Kebidanan
BAB III : ASUHAN KEBIDANAN
A. Data Subjektif
B. Data Objektif
C. Asessment
D. Planning
BAB IV : PEMBAHASAN
A. Pembahsan
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Leukorea atau flour albus atau keputihan bukan penyakit tetapi
merupakan gejala penyakit, sehingga sebab yang pasti perlu ditetapkan.
Oleh karena itu untuk menentukan penyakit dilakukan berbagai
pemeriksaan cairan yang keluar tersebut. Lakukan sebagai gejala penyakit
dapat ditentukan melalui berbagai pertanyaan yang mencakup kapan
dimulai, berapa jumlahnya, apa gejala penyertanya (gumpalan atau encer,
ada luka disekitar alat kelamin, pernah disertai darah, ada bau busuk,
menggunakan AKDR), adakah deman, rasa nyeri di daerah kemaluan. Dan
untuk memastikan perlu dilakukan pemeriksaan fisik umum dan khusus,
pemeriksaan laboratorium rutin dan pemeriksaan terhadap leukorea.
Pemeriksaan terhadap leukorea mencakup pewarnaan gram (untuk infeksi
bakteri), prepanat basah (infeksi trikomonas), preparat KOH (Infeksi
bakteri), preparanat basah (infeksi trikomonas), preparat KOH (infeksi
jamur) dan pap smear atau untuk menentukan adanya sel ganas (Manuaba,
1999).
Pada wanita disarankan untuk tidak menganggap remeh atau biasa
dengan adanya pengeluaran cairan “leukorea” sehingga dianjurkan
pemeriksaan khusus atau rutin sehingga dapat menetapkan secara dini
penyebab leukorea.
World Health Organization (WHO) memperkirakan satu dari 20
remaja putri di dunia menderita keputihan yang berupa cairan berwarna
putih susu, kekuningan dan kehijauan disertai rasa gatal, panas dan rasa
perih saat berkemih pada setiap tahunnya. Menurut survey demografi
kasus keputihan terdapat 200 kasus, sekitar 95 kasus yang mengalami
gejala keputihan dengan rasa gatal (Depkes RI, 2011).
Data profil kesehatan Indonesia mencatat penduduk Indonesia yang
tergolong usia 10-19 tahun adalah sekitar 44 juta jiwa atau 21% yang
terdiri dari 50,8% remaja laki-laki dan 49,2% remaja perempuan (Profil
Kesehatan Indonesia, 2010). Di Indonesia sekitar 90% wanita berpotensi
mengalami keputihan karena Indonesia adalah daerah yang beriklim tropis,
sehingga jamur mudah berkembang yang mengakibatkan banyaknya kasus
keputihan (Ali, 2011).
Data Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun
2010 menunjukkan bahwa wanita yang rentan mengalami keputihan yaitu
wanita yang berusia 15-24 tahun (SKKRI, 2010). Kejadian keputihan di
Indonesia semakin meningkat. Pada tahun 2002 sebanyak 50% wanita
Indonesia pernah mengalami keputihan, kemudian pada tahun 2003
meningkat menjadi 60%, pada tahun 2006 meningkat menjadi 70% wanita
Indonesia pernah mengalami keputihan setidaknya sekali dalam
kehidupannya (Qomariyah, 2012).
Berdasarkan masalah di atas, maka sangat diperlukan pengetahuan
remaja tentang genitalia hygiene untuk pencegahan dan penanganan
masalah keputihan agar dapat meminimalisasi risiko terjadinya berbagai
macam penyakit yang diakibatkan dari keputihan tersebut, sehingga
penulis tertarik untuk melakukan pengkajian Asuhan Kebidanan dengan
judul “Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Nn. N Usia
Dengan Masalah Keputihan Fisiologis”.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah pembelajaran klinik profesi kebidanan stase 1 mahasiswa
mendapatkan pengalaman nyata dalam melaksanakan Asuhan
kebidanan pada gangguan reproduksi remaja pada Nn. N dengan
keputihan (leukorea).
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada remaja, pranikah dan
prakonsepsi secara holistic, komprehensif, dan
berkesinambunganyang didukung kemampuan berfikir kritis,
rasionalisasi klinis dan reflektif
b. Dapat melakukan deteksi dini, konsultasi, kolaborasi, dan rujukan
pada kesehatan reproduksi remaja dengan keputihan (leukore)
c. Dapat melakukan KIE, Promosi Kesehatan dan konseling tentang
kesehatan reproduksi pada remaja dengan keputihan (leukore)
d. Dapat melakukan pengkajian data sampai evaluasi kebidanan
kesehatan reproduksi pada remaja dengan keputihan (leukorea)
e. Dapat menganalisa dan membuat keputusan pemecahan masalah
secara tepat dalam pelayanan kebidanan.
f. Dapat mendokumentasikan hasil Asuhan Kebidanan

A. Ruang Lingkup
1. Lokasi dan Waktu
Lokasi yang dilakukan oleh penulis dalam pembuatan Laporan Studi
Kasus ini yaitu di PMB Imas Kuraesin, sedangkan waktu dan
penyusunan Laporan Pendahuluan dan Laporan Studi Kasus di mulai
sejak tanggal 27 Februari – 10 Maret 2023.
2. Subjek Laporan Kasus
Subjek yang diambil untuk penyusun Laporan Studi Kasus ini yaitu
Remaja Nn. N usia 19 tahun.
3. Teknik/Cara Pengumpulan Data
Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara tekhnik
wawancara dan observasi.
a. Wawancara
Teknik ini dilakukan dengan cara anamnesis bersama pasien, lalu
keluarga dan kesehatan lainnya dilibatkan untuk memperoleh data
yang berhubungan dengan permasalahan pasien yang akan
dijadikan sebagai bahan laporan sehingga diperoleh data yang
akurat
b. Observasi
Melaksanakan observasi langsung pada pasien dengan melakukan
pemeriksaan fisik
c. Studi Kepustakaan
Membaca dan mempelajari buku-buku sumber, makalah ataupun
jurnal yang dapat dijadikan dasar teoritis yang berhubungan
dengan kasus yang diambil.

B. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Bagi Pasien
Dapat menjadi satu tambahan informasi ilmu pengetahu mengenai
kesehatan reproduksi terlebih khus reproduksi wanita, sehingga dapat
memotivasi remaja untuk selalu meningkatkan kesadaran diri sendiri
untuk selalu menjaga kesehatan reproduksi dan selalu memperhatikan
kebersihan diri.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Menjadikan bahan evaluasi bagi tenaga kesehatan dan pelayanan
kesehatan dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang keputihan
pada remaja.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil laporan studi kasus ini dapat dijadikan sebagai bahan
kepustakaan untuk menambah pengetahuan khususnya untuk program
study Pendidikan Profesi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Bandung.
4. Bagi Penulis
Hasil laporan studi kasus ini, menjadi penambahan menambah
wawasan dan pengetahuan, juga dapat bertanggung jawab dalam
mengambil kasus, tindakan, memberikan pelajaran tersendiri dalam
mengasah kemandirian ketika menyikapi pasien, mampu belajar
menyakini seseorang ketika memberi penjelasan yang berkaitan
dengan asuhan kebidanan pada remaja.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Pengertian

Keputihan adalah keluarnya sekret atau cairan dari vagina. Sekret


tersebut dapat bervariasi dalam konsistensi warna dan bau. Umumnya
wanita yang menderita keutian mengeluarkan lendir tersebut terlalu
banyak dan menimbulkan bau tidak enak. Ini disebabkan karena
terjadinya peradangan dan infeksi pada liang vagina. Jika keputihan suda
berlarut-larut dan menjadi berat, maka kemungkinan wanita yang
bersangkutan akan menjadi mandul. ( wijianti, 2009 )
Flour albus (keputihan ) merupakan cairan yang keluar berlebih
dari vagina dan berupa bukan darah (badayarti, 2012). Keputihan
merupakan keluarnya cairan selain darah dari liang vagina diluar
kebiasaan,baik berbau maupun tidak,serta disertai rasa gatal setempat
(kusmiran,2012).
Keputihan atau flour albus merupakan suatu gejala gangguan alat
kelamin yang dialami oleh wanita, berupa keluarnya cairan putih
kekuningan atau putih kelabu dari vagina .secara normal, wanita dapat
mengalami keputihan juga dapat terjadi karena infeksi yang disebabkan
oleh bakteri,virus dan jamur (tjitraresmi,2010).

Fluor albus adalah nama lain dari keputihan. Normalnya keputihan


dialami sebelum atau sesudah menstruasi. Namun, banyak juga wanita yang
megalami keputihan abnormal yaitu keputihan yang menimbulkan rasa tak
nyaman pada vagina, rasa gatal dan bau tak sedap pada vagina (Dita,
2010).

2. Klasifikasi keputihan

a. Keputihan normal (fisiologis)


Keputihan normal biasanya terjadi menjelang dan sesudah
mentruasi, mendapatkan rangsangan seksual,mengalami stress berat,
sedang hamil, atau mengalami kelelahan.adapun cairan yang keluar
berwarna jernih atau kekuningan dan tidak berbau. Selain
itu,keputihan jenis ini juga tidak disertai rasa gatal dan perubahan
warna.keputihan ini merupakan sesuatu yang wajar,sehingga tidak
diperlukan tindakan medis tertentu.

b. Keputihan abnormal (patologis)


Berbeda dengan keputihan normal,keputihan abnormal bias
dikategorikan sebagai penyakit.keputihan jenis ini ditandai dengan
keluarnya lendir dalam jumlah banyak. selainitu, lender tersebut
berwarna putih atau kekuningan dan memiliki bau yang sangat
menyengat, vagina yang terinfeksi mengalami bengkak (bahari,2012)

3. Etiologi
Fluor albus fisiologik ditemukan pada :
a. Bayi baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari: disini
sebabnya ialah pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan
vagina janin.
b. Menjelang atau setelah haid.
c. Wanita dewasa apabila dirangsang sebelum dan pada waktu koitus,
disebabkan oleh pengeluaran transudasi dari dinding vagina. Hal ini
berkaitan dengan kesiapan vagina untuk menerima penetrasi pada
senggama.
d. Ovulasi, secret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri menjadi lebih
encer.
e. Kehamilan
f. Stres, kelelahan
g. Pemakaian Kontrasepsi Hormonal
h. Pengeluaran secret dari kelenjar serviks uteri juga bertambah pada
wanita dengan penyakit menahun, dan pada wanita dengan
ektropionporsionis uteri.
Sedangkan fluor albus abnormal (patologik) disebabkan oleh:

1) Infeksi, meliputi :

a) Jamur
Umumnya disebabkan oleh jamur candida albicans yang
menyebabkan rasa gatal disekitar vulva/vagina.Warna cairan
keputihan akibat jamur berwarna putih kekuning-kuningan dengan
bau yang khas.Keputihan jamur bias diakibatkan oleh kehamilan,
penggunaanpil KB, steroid, diabetes, obesitas, antibiotik, daya
tahan tubuh rendah, dan lain sebagainya.
b) Bakteri
Biasanya, diakibatkan oleh bakteri gardnerella dan keputihannya
disebut bacterial vaginosis dengan ciri — cirri cairannya encer
dengan warna putih keabu — abuan beraromaamis. Keputihan
akibat bakteri biasanya muncul saa tkehamilan, berganti — ganti
pasangan, penggunaan alat KB spiral atau IUD, dan lain sebagainya
c) Virus

Keputihan yang diakibatkan oleh virus biasanya bawaan dari


penyakit HIV/ AIDS, condyloma, herpes, dan lain — lain yang
bias memicu munculnya kanker rahim. Keputihan virus herpes
menular dari hubunganseksual dengan gejala ada luka melepuh di
sekeliling liang vagina dengan cairan gatal dan rasanya panas.
Sedangkan, condyloma memiliki cirri gejala ada banyak kutil
tubuh dengan cairan yang bau yang sering menyerang ibu hamil.
d) Parasit
Keputihan akibat parasit diakibatkan oleh parasit
trichomonasvaginalis yang menular dari kontak seks / hubungan
seks dengan cairan yang berwarna kuning hijau kental dengan bau
tidak enak dan berbusa. Kadang bisa gatal dan
membuatiritasi.Parasit keputihan ini bias menular lewat tukar —
menuka rperalatan mandi, pinjam — meminjam pakaian dalam,
menduduki kloset yang terkontaminasi, dan lain sebagainya (Dita,
2010).

2) Zat atau benda yang bersifat iriatif, yaitu

a) spermisida, pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks, danspons;

b) sabun cuci dan pelembu tpakaian;

c) Deodorant

d) zat didalam air mandi;

e) pembilas vagina;

f) pakaian dalam yang terlalu ketat, tidak berpori — pori, dan


tidak menyerap keringat; serta tinja (El Manan, 2011).

4. Tanda dan Gejala Klinis


Segala perubahan yang menyangkut warna dan jumlah dari sekret
vagina merupakan suatu tanda infeksi vagina.Infeksi vagina adalah
sesuatu yang sering kali muncul dan sebagian besar perempuan pernah
mengalaminya dan akan memberikan beberapa gejala fluor albus:

a. Keputihan yang disertai rasa gatal, ruam kulit dan nyeri.


b. Sekret vagina yang bertambah banyak
c. Rasa panas saat kencing
d. Sekret vagina berwarna putih dan menggumpal
e. Berwarna putih kerabu-abuan atau kuning dengan bau yang menusuk

5. Patofisiologi
Faktor penyebab keputihan dipicu karena adanya
virus,bakteri,kuman,aktivitas terlalu lelah, hormonal dan ada vulva
higiene.Penyebab keputihan dari keletihan ditandai muncul ada waktu
kondisi tubuh sangat capek dan biasa lagi ketika tubu suda normal
kembali.kelebihan hormon progesteron dapat menimbulkan keputihan,
keputihan yang keluar dari vagina disebabkan ole hormon progesteron
yang merubah flora dan Ph vagina, sehingga jamur mudah tumbuh di
dalam vagina dan menimbulkan keputihan. perilaku tidak hygienis seerti
air cebok tidak bersih, celana dalam tidak menyerap keringat, penggunaan
pembalut yang kurang baik merupakan sala satu faktor penyebab
keputihan.

6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah:
a. Pemeriksaan Fisis dan Genital
b. Pemeriksaan Laboratorium

7. Penatalaksanaan medis
Pengobatan keputihan dapat dilakukan dengan pemberian obat anti
jamur untuk keputihan. Tindakan tanpa obat yang mendukung
penyembuhan dapat dilakukan dengan menghindari penggunaan sabun
atau parfum vagina untuk mencega hiritasi, menjaga agar area bagian
kewanitaan tetap bersih dan kering, serta menghindari penggunaan
pakaian dalam yang ketat dan tidak menyerap keringat.Meminum
minuman yogurt yang mengandung Lactobacillus acidophilus setiap hari
juga dapat mengurangi kekambuhan. Obat — obat anti jamur
(dalamnamagenerik) yang dapat digunakan untuk keputihan antara lain
butoconazole, klotrimazol, mikonazol, tikonazol, ekonazol,ƒentikonazol,
nystatin, terkonazol, ketokonasol, itrakonazol, danƒlukonazol. Obat -obat
tersebut dapat digunakan secara oral (diminum) maupun secara topikal
(penggunaan langsung di daerah kewanitaan) (El Manan, 2011).

8. Cara Mengatasi Keputihan


Adapun cara - cara untuk mengatasi keputihan yaitu :
a. Sebaiknya hindari penggunaan bedak atau parfum pada organ
genital, walaupun bertujuan untuk mengharumkan dan membuat
kering sepanjang hari

b. Selalu keringkan bagian vagina sebelum berpakaian.


c. Usahakan menggunakan celana dalam yang dapat menyerap keringat.

d. Usahakan jangan menggunakan jeans atau pakaian yang mempunyai


pori - pori sangat rapat.

e. Ketika haid, sering -seringlah berganti pembalut (Erna, 2010).

f. Ketika haid, sering - seringlah berganti pembalut (Erna, 2010).

9. Komplikasi
a. Radang yang disebkan oleh: trikomoniasis, kandidiasis, gonore,
vaginitis senilis, endoservitis akut atau kronis, vaginiis hemofilus
vaginalis.

b. iritasi benda asing yang di sebabkan oleh iritasi khemis / iritasi


vagina (vagina jelly), adanya benda asing ( tampon,, pesarium, atau
IUD)

c. tumor yang dapat berupa tumor jinak, seperti polip, mioma uteri,
kista atau dapat berupa tumor ganas ( kanker serviks)
BAB III
PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA
REMAJA Nn. N USIA 19 TAHUN DENGAN MASALAH
KEPUTIHAN FISIOLOGIS DI PMB IMAS KURAESIN

Tanggal Pengkajian : 14 Maret 2023


Pukul : 12.30 WIB
Oleh : Evi Pujawati

A. Subjektif
1. Identitas
Nama : Nn. N
Umur : 19 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Dusun Badama Rt 02 Rt 03
Desa Cimuja Kec Cimalaka
Kabupaten Sumedang
2. Alasan datang
Untuk melalukan pemeriksaan terhadap diri pasien karena pasien merasa
memiliki keluhan yang ingin ia ketahui lebih kebenarannya.
3. Keluhan Utama
Nn. N mengatakan ada pengeluaran cairan dari vagina sebelum
menstruasi, pegeluaran cairan keputihan encer dan tidak
kental/bergumpal, berwarna keruh seperti ingus, tidak berbau dan tidak
gatal, dan cairan hanya sedikit keluar.
4. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 12 tahun
b. Siklus : 28 hari, lama 5-7 hari
c. Banyaknya : Ganti pembalut 2-3 kali/hari saat terasa penuh
d. Dismeorhe : Tidak pernah
e. HPHT : 20-02-2023
f. Fluor Albus : Ada, warna putih jernih, tidak bau, tidak gatal
5. Riwayat Pernikahan
Nn. N mengatakan belum menikah
6. Penyuluhan yang pernah didapat
Nn. N mengatakan pernah mendapat penyuluhan mengenai kenakalan
remaja dan penyuluhan bertema pernikahan dini
7. Riwayat Kesehatan
Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit jantung, hipertensi,
asma, DM, ginjal, TBC, Kelainan darah. Belum pernah melakukan
pemeriksaan hepatitis, IMS dan HIV/AIDS. Tidak ada alergi obat.
8. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak Ada riwayat penyakit jantung dan hipertensi, DM, ginjal, jantung,
asma, alergi, TBC, HIV, Hepatitis maupun kanker.
9. Pola Kebiasaan yang Memperngaruhi Kesehatan
Tidak Ada
10. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi : Makan 3-4 kali sehari dengan porsi sedang, makan
buah dan sayur. Minum air putih 8-9 gelas sehari.
Tidak ada pantangan/alergi makanan.
b. Eliminasi : Tidak ada keluhan. BAB 1 kali sehari, BAK 5-6 kali
sehari.
c. Istirahat : Tidur malam 7-8 jam, tidak pernah tidur siang
d. Hygiene : Mandi 2 kali sehari, ganti celana dalam 2 kali/hari.
Tidak pernah menggunakan sabun pembersih
kewanitaan.

B. Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Cara Berjalan : Normal tidak ada kelainan
d. Postur Tubuh : Tegap
e. Antropometri : BB : 65 kg
TB : 159 cm
f. Tanda-tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
- Bentuk tubuh : Normal

- Wajah : Wajah tidak pucat

- Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih

- Telinga : Simetris, tidak ada serumen

- Mulut : bibir tidak pucat, lembab tidak kering

- Leher : Tidak ada benjolan pada kelenjar tiroid, limfa

- Dada : Payudara simetris, tidak ada benjolan yang


abnormal, tidak ada retraksi dada,tidak ada
ronkhi dan wheezing
- Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak teraba
massa, tidak teraba ballotement.
- Ekstremitas : Tidak ada oedema
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
- Golongan Darah : Tidak dilakukan
- HB : Tidak dilakukan
- Planotest : Tidak dilakukan
- HIV & IMS : Tidak dilakukan
- Protein Urine : Tidak dilakukan
- Glukosa Urine : Tidak dilakukan
C. Asessment
1. Diagnosa : Nn. N Usia 19 tahun dengan keluhan keputihan fisiologis
2. Masalah Potensial : Tidak ada
3. Kebutuhan Tindakan Segera : Tidak ada
D. Planning
- Menjelaskan pada pasien tentang terjadi leukorea/keputihan yaitu
faktor kebersihan yang kurang baik, stress, penggunaan obat-obatan,
menggunakan WC umum yang kotor, tidak menjaga kebersihan
vagina saat berkemih dan BAB, menggunakan pakaian dalam yang
sangat ketat dan tidak menyerap keringat, melakukan pembilasan
vagina dengan arah yang salah, tidak sering mengganti pembalut saat
menstruasi, sering berganti pasangan seksual dan menggunakan
pembalut yang tidak berkualitas. Menjelaskan kepada pasien bahwa
keputihan yang dialami saat ini adalah wajar/fisiologis dikarenakan
keputihan akan terjadi sebelum dan sesudah menstruasi, sehingga di
harapkan pasien untuk tidak khawatir/cemas atas yang terjadi pada
pasien saat ini.
- Mengajari pasien untuk menjaga vulva hygiene yang benar seperti :
Selalu cuci daerah keperempuanan dengan air bersih setelah buang air,
jangan hanya menyekanya dengan tisu, Jaga daerah keperempuanan
tetap kering, Hindari betukar celana dalam dengan teman atau
saudara, Potonglah secara berkala bulu disekitar kemaluan dan Dalam
kasus keputihan, pencegahan bisa dilakukan dengan berbagai cara
seperti menggunakan alat pelindung, pemakaian obat seperti antibiotik
jika keputihan patologis.
- Menyarankan kepada pasien untuk mengurangi mengonsumsi
makanan dari luar/jungfood dan lebih baik mengonsumsi makanan
yang dioalah sendiri/makanan rumah.
- Menganjurkan kepada pesien agar senantiasa mendengarkan atau
membaca ayat suci Al-Qur’an guna untuk meminta kesembuhan,
kesehatan dan sebagai penyejuk hati ketika merasakan jemas yang
berlebihan.
- Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengkajian Nn. N usia 19 tahun mengalami
keputihan fisiologis. Menurut (Purnama, 2012) Keputihan normal dapat
terjadi pada masa menjelang dan sesudah menstruasi, pada sekitar fase
sekresi antara hari ke 10-16 menstruasi dan juga melalui rangsangan
seksual. Menurut (Ayuningtyas & Donatilla, 2011) ciri – ciri dari
keputihan fisiologis yaitu cairan keputihannya encer, cairan yang keluar
berwarna krem atau bening, cairan yang keluar tidak berbau, tidak
menyebabkan gatal dan jumlah cairan yang keluar terbilang sedikit. Sesuai
dengan teori, penulis mengatakan bahwa Nn. N dengan keluhan adanya
pengeluaran cairan dari vagina sebelum menstruasi, pegeluaran cairan
keputihan encer dan tidak kental/bergumpal, berwarna keruh seperti ingus,
tidak berbau dan tidak gatal, dan cairan hanya sedikit keluar. Sesuai
dengan pernyataan tersebut bahwa Nn. N mengalami keputihan fisiologis.
Berdasarkan hal diatas, menurut penulis bahwa Keputihan pada Nn. N
terjadi karena faktor fisiologis, menurut teori (Ayuningtyas & Donatilla,
2011) keputihan keluar pada saat menjelang dan sesudah menstruasi atau
pada saat stress dan kelelahan itu adalah fisiologis (dalam keadaan
normal). Keputihan dapat dicegah dengan Selalu cuci daerah
keperempuanan dengan air bersih setelah buang air, jangan hanya
menyekanya dengan tisu, Jaga daerah keperempuanan tetap kering,
Hindari betukar celana dalam dengan teman atau saudara, Potonglah
secara berkala bulu disekitar kemaluan dan Dalam kasus keputihan,
pencegahan bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti menggunakan alat
pelindung, pemakaian obat seperti antibiotik jika keputihan patologis (Olii
& Rahmatia, 2015).
Pada kasus Nn. N dengan keputihan fisiologis mendapatkan edukasi
tentang pencegahan keputihan dan mendapatkan penkes tentang perawatan
vagina (vulva hygiene). Penatalaksanaan sesuai dengan teori atau
penelitian yang ada maka tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
penatalaksanaan kasus.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari kasus Nn. N usia 19 tahun dengan Keputihan Fisiologis
di PMB Imas Kuraesin, yaitu sebagai beriku :
1. Sesuai dengan ciri dari Keputihan Fisiologis bahwa Nn. N usia 19
tahun mengalami keputihan fisiologis (normal).
2. Nn. N usia 19 tahun mengalami Keputihan terjadi karena faktor
fisiologis pada masa sebelum dan setelah menstruasi dan terjadi pada
hari 10-16 hari menstruasi.
B. Saran
Diharapkan kepada tenaga kesehatan, terlebih khususnya bidan agar
memberikan edukasi dengan penyuluhan terjadinya keputihan sehingga
pasien dapat mencegah, menangani dan melakukan perawatan pada
keputihan agar tidak terjadi keputihan patologis. Diharapkan kepada
mahasiswa kebidanan mampu menerapkan asuhan kebidanan pada remaja
khususnya pada Keputihan.
DAFTAR PUSTAKA
Ramayanti. Pola Mikroorganisme Fluor albus Patologis yang
disebabkan oleh Infeksi pada Penderita Rawat Jalan di Klinik. 2004.
Tesis/FK UNDIP; Semarang.
Andira, Dita. 2010. Seluk-Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita.
Yogyakarta
El Manan. 2011. Miss V. Yogyakarta: Buku Biru
Aryanti dan Susi. 2012. Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi.
http://whitelove999.blogspot.com/2012/08/asuhan-kebidanan-gangguan-
reproduksi_25.html (Diakses tanggal 20 Juni 2020)

Ayuningtyas dan Donatilla Novrinta. 2011. Hubungan Antara Pengetahuan dan


Perilaku Menjaga Kebersihan Genetalia Eksterna dengan Kejadian
Keputihanpada Siswi SMA Negeri 4 Semarang.Program Pendidikan Sarjana
Kedokteran : Universitas Diponegoro.Artikel Karya Tulis Ilmiah

Kusmiran dan Eny. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta:
Salemba Medika

Manuaba. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, EGC, Jakarta

Manuaba dan Ida Bagus. 2001. Memahami Kesehatan reproduksi Wanita,


Jakarta : Arcon

Prawiro dan Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka

Purnama. 2012. Makalah Tentang Keputihan Kesehatan Reproduksi.


http://bidanpurnamashop.blogspot.com/2012/03/makalah-tentang-keputihan
kespro.html (Diakses tanggal 21 Juni 2020)

Sastrawinata dan Sulaiman. 2001. Ginekologi, Unpad, Bandung

Sastro dan Sukiman. 2007. Ginekologi. Bandung. Unpad

Sianturi. 2006. Wanita Keputihan. Jakarta: Citra Pustaka

Olii dan Rahmatia. 2015. Kesehatan Reproduksi Remaja


https://www.academia.edu/11847121/MAKALAH_KESEHATAN_REPRO
DUKSI_REMAJA?auto=download (Diakses tanggal 20 Juni 2020)
LAMPIRAN
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA
Nn. N USIA 19 TAHUN DENGAN KEPUTIHAN FISIOLOGIS

Anda mungkin juga menyukai