IRMAYANTI
21906127
i
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
PROPOSAL PENELITIAN
I. JUDUL PENELITIAN
CAMBA MAROS
KEPERAWATAN KOMUNITAS
III. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Secara global data World Health Organization (WHO) pada tahun 2017
yang dikutip oleh (Silaban. dkk., 2020) sekitar 85% perempuan di dunia pasti
mengalami keputihan paling tidak sekali seumur hidup dan sebanyak 45%
akan mengalami dua kali atau lebih, sedangkan wanita Eropa yang
mengalami keputihan sebesar 25%. Dari data WHO pada tahun 2018
penduduk dunia saat ini didefinisikan oleh penduduk usia dibawah 25 tahun
(42%) dan sekitar 1,2 miliar adalah remaja putri berusia 10-19 tahun
negara Indonesia adalah daerah yang beriklim tropis, sehingga jamur mudah
keputihan juga dialami oleh wanita yang belum kawin atau remaja putri yang
berumur 15-24 tahun yaitu sekitar 31,8%. Hal ini, menunjukkan remaja lebih
wanita Indonesia yang mengalami keputihan sekitar 75%. Angka ini berbeda
2
keputihan fisiologis yaitu sebanyak 21 orang (63,64%). Dimana hasil
spearman rank didapatkan nilai Sig = 0,001 (α≤0,05), artinya ada hubungan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan masalah yang dapat
Maros”?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
2. Manfaat Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber pustaka dan wacana bagi
3. Manfaat Praktis
memperluas wawasan.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan dapat menjadi sumber
1. Definisi
4
Keputihan atau yang disebut juga dengan istilah white discharge atau
vaginal discharge atau leukore atau flour albus. Leukorea berasal dari kata
Leuco yang berarti benda putih yang disertai dengan akhiran –rrhea yang
dari kemaluan yang bukan darah. Keputihan merupakan salah satu tanda dari
proses ovulasi yang terjadi di dalam tubuh. Selain itu, keputihan juga
Keputihan atau flour albus adalah kondisi vagina saat mengeluarkan cairan
penyakit karena ada juga keputihan yang normal. Oleh karena itu, keputihan
2. Klasifikasi Keputihan
kekuningan dan tidak berbau. Selain itu, keputihan jenis ini juga tidak disertai
rasa gatal dan perubahan warna. Keputihan ini merupakan sesuatu yang wajar,
5
Berbeda dengan keputihan normal, keputihan abnormal bisa dikategorikan
sebagai penyakit. Keputihan jenis ini ditandai dengan keluarnya lendir dalam
jumlah banyak. Selain itu, lendir tersebut berwarna putih atau kekuningan dan
bengkak.
3. Etiologi
rangsangan seksual, saat wanita hamil, stress baik fisik maupun psikologis.
4. Patofisiologi
flora vagina yang disebabkan oleh beberapa faktor maka terjadi penurunan
patologis yang selama ini ditekan oleh flora normal vagina. Progresifitas
inflamasi di daerah vagina. Sistem imun tubuh akan bekerja membantu fungsi
6
Meskipun banyak variasi warna, konsistensi, dan jumlah dari sekret vagina
bisa dikatakan suatu yang normal, tetapi perubahan itu selalu diinterpretasikan
perempuan pun mempunyai sekret vagina yang banyak sekali. Dalam kondisi
normal, cairan yang keluar dari vagina mengandung sekret vagina, sel-sel
vagina yang terlepas dan mucus serviks, yang akan bervariasi karena umur,
peroksida yang toksik terhadap bakteri pathogen. Karena aksi dari estrogen
asam laktat yang menghasilkan pH vagina yang rendah sampai 3,8-4,5 dan
2015).
5. Gejala keputihan
beraneka ragam. Cairan yang keluar bisa saja sangat banyak, sehingga harus
b. Warna cairan yang keluar juga bisa berbeda-beda, seperti berwarna keputih-
7
kekentalan cairan tersebut juga berbeda-beda, mulai dari encer, berbuih,
kental, hingga menggumpal seperti “kepala” susu. Cairan itu dapat pula
berbau busuk, meskipun ada juga cairan keputihan yang tidak berbau.
lipatan di sekitar paha, rasa panas di “bibir” vagina, serta rasa nyeri ketika
buang air kecil dan berhubungan seksual. Rasa gatal tersebut bisa jadi terus
menerus atau hanya sesekali, misalnya pada malam hari. Hal ini diperparah
oleh kondisi lembap, karena banyaknya cairan yang keluar disekitar paha,
sembuh), dapat menimbulkan rasa malu, sedih, rendah diri. Bahkan, kondisi
mulai menarik diri dari pergaulan, sehingga tidak bisa menjalani aktivitas
bergairah untuk menggauli istrinya karena adanya bau tidak sedap dari cairan
keputihan atau rasa sakit yang dirasakan istrinya, ketika berhubungan seksual.
6. Dampak keputihan
8
Keputihan fisiologi dan patologis mempunyai dampak pada wanita. Keputihan
(Marhaeni, 2016).
7. Pengobatan Keputihan
1. Definisi
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan
faktor yang saling berinteraksi. Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut
9
kesehatan, makanan serta lingkungan. Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok,
yakni respon dan stimulus atau perangsangan. Respon atau reaksi manusia,
baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi, dan sikap) maupun bersifat aktif
2. Domain Perilaku
a. Pengetahuan (Knowledge)
penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau rana kognitif merupakan domain
dkk., 2018).
sekedar tahu. Pada level ini pengetahuan dipahami dan diinterpretasi secara
10
4) Analisis (analysis), merupakan level di mana individu tersebut mampu untuk
b. Sikap (attitude)
pada stimulus yang diterima dan meneruskan stimulus tersebut pada orang
yang lainnya.
11
Menurut (Nurmala. dkk., 2018) Praktik mempunyai beberapa tingkatan,
yaitu :
mengikuti panduan yang ada sesuai urutan yang benar dalam panduan
tersebut.
baik sehingga perilaku tersebut dapat dilakukan modifikasi sesuai kondisi atau
Adapun unsur pokok perilaku kesehatan menurut (Wawan & Dewi, 2019)
yaitu :
atau rasa sakit yang ada pada dirinya dan diluar dirinya, maupun aktif
Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan
12
terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan penggunaan fasilitas,
pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek kita terhadap makanan serta unsur-
manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkungan itu sendiri.
4. Pembentukan Perilaku
dalam diri individu, yaitu susunan saraf pusat. Susunana saraf pusat berperan
dalam meneruskan stimulus yang diterima dari satu saraf ke saraf lainnya
dkk., 2018).
13
kesehatan, system nilai yang di anut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat
c. Faktor-faktor penguat
Faktor-faktor ini meliputi faktor sikao dan perilaku orang tua, tokoh
masyarakat (toma), tokoh agama (toga), tokoh sikap dan perilaku para patugas
keputihan yaitu:
a. Kelelahan Fisik
14
asam laktat yang digunakan untuk menjaga keasaman vagina. Jika asam laktat
b. Ketegangan psikis
c. Kebersihan diri
penyakit.
diri pada organ eksterna atau dikenal dengan nama vulva hygiene yang terdiri
dari mons veneris, terletak didepan simpisis pubis, labia mayora merupakan
15
dua lipatan besar yang membentuk vulva, labia minora dua lipatan kecil
diantara atas labia mayora, klitoris sebuah jaringan erektil yang serupa dengan
penis laki-laki, kemudian juga bagian yang terkait disekitarnya seperti uretra,
Ada beberapa perilaku kebersihan diri yang harus diterapkan agar dapat
Bersihkan alat kelamin setiap kali mandi. Akan tetapi, perlu diingat bahwa
terlalu sering membilas vagina justru bisa merangsang keluarnya lebih banyak
lender serviks.
Produk cuci vagian dapat membunuh flora normal dalam vagina. Ekosistem
dalam vagina terganggu karena produk pencuci vagina bersifat basa sehingga
yang digunakan harus sesuai dengan pH normal vagina., yaitu 3,8 – 4.2 dan
Cara mebilas vagina yang benar adalah dari depan ke belakang, khususnya
setelah buang air besar. Jika sebaliknya, kemungkinan besar bakteri dan jamur
16
yang ada di sekitar anus akan masuk ke dalam vagina. Akibatnya, vagina
mengalami infeksi.
Meskipun tujuannya adalah membuat vagina tetap harum dan kering, cara ini
Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga vagina agar tetap kering. Sebab,
kondisi vagina yang lembap dan basah bisa menjadi tempat bersarang bagi
h. Pilihlah celana dalam yang tidak terlalu ketat dan mudah menyerap keringat
Celana dalam yang terlalu ketat dapat membuat vagina dan area di sekitarnya
menjadi mudah lembap. Kondisi ini tentu saja memudahkan tumbuhnya jamur
dan bakteri yang bisa menyebabkan keputihan. Oleh karena itu, gunakan
celana dalam yang agak longgar, dan terbuat dari bahan kartun, bukan nilon,
17
i. Ketika haid, sering-seringlah berganti pembalut
Cara ini akan membuat vagina selalu dalam keadaan bersih dan kering.
Tabel 1
Sintesa penelitian sebelumnya
18
yang mempunyai
perilaku baik
sebanyak 14 orang
(18,7%).
19
signifikan antara
kegemukan dengan
kejadian keputihan
patologis P = 0,587
20
(Intisari sains Tingkat perilaku
medis 2019, responden mengenai
volume 10, mengenai vaginal
number 1: 88-94) hygiene terhadap
kejadian keputihan
patologis adalah
baik yaitu sebesar
98,2%.
V. KERANGKA KONSEP
umum dialami oleh wanita. Artinya ada keputihan yang normal (fisiologi) dan
disebabkan oleh infeksi jamur, bakteri, atau parasit di dalam vagina. Adapun
faktor pencetusnya bisa dikarenakan kebersihan diri dalam hal ini kebersihan
Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat apakah ada atau tidak
Keterangan :
: Variabel independen
21
: Variabel dependen
: Garis penghubung
a. Definisi operasional
Perilaku kebersihan diri adalah suatu pemahaman, sikap dan praktik yang
penyakit.
b. Kriteria objektif
Alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner dengan skala data nominal.
Dimana kategori baik jika skor nilai 50%-100%, dan buruk jika skor nilai <
2. Keputihan
a. Definisi operasional
ada juga keputihan yang normal. Sebab itu, keputihan dibagi menjadi dua,
b. Kriteria objektif
22
Alat ukur menggunakan skala gutman dengan skor jawaban “ya : 1” dan
jawaban “tidak : 0” dengan kriteria terjadi keputihan jika salah satu jawaban
A. Jenis penelitian
dilakukan pada satu waktu bersamaan antara variabel bebas dan terikat.
1. Lokasi penelitian
2. Waktu penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswi kelas X dan kelas XI SMA
Negeri 2 Camba Maros tahun ajaran 2021/2022 yang berjumlah 151 siswi.
2. Sampel
23
Dalam penelitian ini teknik penentuan sampel menggunakan rumus Slovin
sebagai berikut :
N
n=
1+ N e
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
151
n=
1+ 151(0 , 1)
n = 60,15 (60)
Tabel 2
Jumlah sampel
No Siswi Sub Populasi Sampel
.
1. Kelas X 71 71/151 x 60 = 28,21
(dibulatkan menjadi 28)
2. Kelas XI 80 80/151 x 60 = 31,78
(dibulatkan menjadi 32)
Total 151 60
D. Pengumpulan data
24
untuk mendapatkan daftar pertanyaan secara tertulis kepada subjek untuk
E. Pengolahan data
1. Penyuntingan (Editing)
2. Pengkodean (Coding)
3. Pentabulasian (Tabulating)
teknik komputerisasi.
Entry Data pada penelitian ini adalah kegiatan memasukkan data yang telah
membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel
kontigensi.
5. Pembersihan (Cleaning)
F. Analisa data
25
Analisa data dibagi menjadi 2 metode analisa univariat dan analisa bivariate
sebagai berikut :
1. Analisa univariat
yang diteliti baik variabel yang diteliti dependen maupun variabel independen
2. Analisa bivariat
G. Penyajian data
Penyajian data dalam bentuk narasi, tabel (master tabel, table frekuensi, dan
H. Etika penelitian
26
Merupakan usaha menjaga kerahasiaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
data responden. Pada aspek ini peneliti tidak mencantumkan nama responden
kerahasiaannya oleh peneliti. Pada aspek ini, data yang sudah terkumpul dari
khusus yang benar-benar milik pribadi sehingga hanya peneliti dan responden
yang mengetahuinya.
DAFTAR PUSTAKA
Abrori, Hernawan, A. D., & Ermulyadi. (2017). Faktor yang berhubungan dengan
kejadian keputihan patologis siswi SMAN 1 Simpang hilir Kabupaten
27
Kayong utara. Unnes Journal of Public Health, 6(1), 1–11.
Bahari, H. (2019). Cara Mudah Atasi Keputihan. Jogjakarta: BUKU BIRU.
Hidayat, A. A., & Uliyah, M. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia. Surabaya:
Health Books
Irmayanti. (2018). Hubungan pengetahuan dan sikap mengenai personal hygiene
dengan kejadian keputihan pada remaja putri kelas XI SMAN 1 Anggaberi
tahun 2018. Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 12(3), 301–305.
Irwan. (2017). Etika Dan Perilaku Kesehatan. CV. Absolute Media. www.
penerbitabsolutemedia.com
Marhaeni, G. A. (2016). Keputihan pada wanita. Skala Husada, 13(1), 30–38.
Nurmala, I., Rahman, F., Nugroho, A., Erlyani, N., Laily, N., & Anhar, V. Y.
(2018). BukuPromosi Kesehatan. Airlangga University Press.
Pradnyandari, I. A. C., Surya, I. G. N. H. W., & Aryana, M. B. D. (2019).
Gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang vaginal hygiene terhadap
kejadian keputihan patologis pada siswi kelas 1 di SMA Negeri 1 Denpasar
periode Juli 2018. Intisari Sains Medis, 10(1), 88–94.
https://doi.org/10.1556/ism.v10i1.357
Ramadhanti, M., Noor, H. M., & Marsuki. (2019). Knowledge and Attitudes of
Teenage Girl With Pathological Vaginal Discharge Prevention In State High
School Takalar District. Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar,
XIV(2), 122–126. https://doi.org/hhtps://doi.org/10.3282/medkes.v14i2.1046
Silaban, V. F., Silalahi, K. L., Feedia, E., & Saragih, M. (2020). Pemanfaatan
Personal Hygiene Untuk Menurunkan Tingkat Kejadian Keputihan. Ilmu
Keperawatan, 8(1), 1–7.
Supriyatiningsih. (2015). Penggunaan Vaginal Dauching terhadap kejadian
candidiasis pada kasus leukorea. LP3M Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Wawan, A., & Dewi, M. (2019). Teori & Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia. Yo
Lampiran
KUESIONER PENELITIAN
28
Pada kesempatan ini, saya akan mengajukan pertanyaan kepada anda mengenai
Jawaban yang anda berikan tidak akan berdampak negative pada anda. Sebelum
A. Karakteristik Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Kelas :
5. Usia :
6. Agama :
B. Perilaku
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah anda selalu membasuh alat kelamin dari arah depan (vagina) ke
belakang (anus) ?
29
a. Ya
b. Tidak
alat genital ?
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
6. Bila tidak ada cairan antiseptic khusus, apakah anda memakai sabun mandi
a. Ya
b. Tidak
kewanitaan ?
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
30
9. Saat menstruasi apakah anda menggunakan pembalut yang lembut dan
a. Ya
b. Tidak
10. Pada saat menstruasi apakah anda mengganti pembalut 4 jam sekali ?
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
12. Apakah bahan celana dalam yang anda gunakan setiap hari terbuat dari
nylon ?
a. Ya
b. Tidak
13. Apakah anda 1 kali dalam sebulan mencukur rambut kemaluan anda ?
a. Ya
b. Tidak
C. Kejadian Keputihan
Pilih jawaban ya jika anda mengalaminya dan pilih jawaban tidak jika anda
a. Ya
b. Tidak
31
2. Saat saya keputihan mengeluarkan cairan jernih dari vagina
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
4. Saat saya mengalami keputihan cairan yang keluar dari vagina saya berbau
tidak sedap
a. Ya
b. Tidak
menyerupai susu
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
32