Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA T UMUR 16 TAHUN


DENGAN KEPUTIHAN DI PUSKESMAS MEDAN
TUNTUNGAN TAHUN 2021

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan Remaja

Oleh:
FEBIOLA PRASTIKA
NIM : P07524720 014

PEMBIMBING INSTITUSI
Melva Simatupang, SST, M.Kes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES
KEMENKES MEDAN
T.A 2020/2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA T UMUR 16 TAHUN DENGAN


KEPUTIHAN DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

Oleh:
FEBIOLA PRASTIKA
NIM: P07524720 014

Menyetujui,
Nama Pembimbing Tanda Tangan
Ferawati Br. Perangin Angin
NIP: 198605102010012025
(Pembimbing Lahan Praktik)
Melva Simatupang, SST, M.Kes
NIP: 196104231986032003
(Pembimbing Institusi)
Fitriani Pulungan, SST, M.Kes
NIP: 198008132002122003
(Penguji Institusi)

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Ardiana Batubara, SST,M.Keb


NIP:196605231986012001

KATA PENGANTAR

ii
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Komprehensif yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Remaja T Umur 16 Tahun
Dengan Keputihan di Puskesmas Medan Tuntungan”. Dalam kesempatan ini
penulis menghanturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada dosen pengampu Ibu Melva Simatupang, SST, M.Kes.
Penulis juga mengakui bahwa dalam proses penulisan makalah ini, masih
jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.
Dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan
terbuka menerima masukan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini dikemudian hari.
Akhirnya penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca. Dan dapat memberikan kontribusi yang positif serta bermakna dalam
proses perkuliahan Praktik Klinik Kebidanan. Aamiin.

Penyusun

Febiola Prastika

DAFTAR ISI

iii
Halaman
Halaman Judul ………………………………….. i
Halaman Pengesahan ………………………………….. ii
Kata Pengantar ………………………………….. iii
Daftar Isi ………………………………….. Iv

BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………….. 1
B. Tujuan ………………………………….. 3
C. Ruang Lingkup ………………………………….. 3
D. Manfaat ………………………………….. 4

BAB II: TINJAUAN TEORI


ASUHAN KEBIDANAN
A. Kajian Masalah Kasus ………………………………….. 6
B. Kajian Teori ………………………………….. 10

BAB III: PEMBAHASAN


A. Pengkajian ………………………………….. 20
B. Analisis ………………………………….. 23
C. Penatalaksanaan ………………………………….. 23

BAB IV: PENUTUP


A. Kesimpulan ………………………………….. 25
B. Saran ………………………………….. 25

DAFTAR PUSTAKA ………………………………….. 26


LAMPIRAN …………………………………..

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari keberihan sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
kebiasaan. Jika seseorang sakit biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan,
hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah hal yang biasa,
padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehata secara
umum. (Yuni, 2015).
Menurut WHO tahun 2016 memperkirakan 15 dari 20 remaja putri pernah
mengalami keputihan setiap tahunnya. Infeksi tersebut disebabkan karena
kurangnya kebersihan diri, terutama vulva hygiene saat mentruasi (Agra, 2016).
Studi tentang kebersihan menstruasi pada perempuan dan remaja putri di Mesir
ditemukan bahwa antara perempuan yang pernah menikah 15.3% mengguanakan
pembalut sekali pakai 42,1% menggunakan kapas, dn 39,4% menggunakan
pembalut kain sebagai penyerap setelah mencucinya. Sebaliknya, 25,2% dari
perempuan yang belum menikah menggunakan pembalut sebesar 50.5 % dan 21
% menggunakan kembali kain penyerap yang dicuci. Hanya 3,2%dari kedua
kelompok perempuan tersebut yang menggunakan potongan kain dan dibuang
setelah digunakan.(Ramaiah, 2016)
Perilaku kesehatan mengenai perilaku personal hygiene sangat penting
dilakukan karena jika tidak diterapkan dengan benar maka akan menimbulkan
infeksi saluran reproduksi, infeksi jamur, dan bakteri.
Personal hygiene memegang peranan penting, personal hygiene saat
menstruasi adalah tindakan untuk memelihara kesehatan dan kebersihan pada
organ kewanitaan saat menstruasi, indikator dalam personal hygiene saat
menstruasi. Keluhan yang ditimbulkan akibat ketidak tahuan personal hygiene
adalah penyakit pruritus vulva yaitu penyakit yang ditandai dengan adanya sensasi
gatal parah dari alat kelamin. (Diana, 2015)

1
Menstruasi merupakan indikator kematangan seksual pada remaja putri.
Menstuasi dihubungkan dengan beberapa kesalah pahaman praktik kebersihan diri
selama menstruasi yang dapat merugikan kesehatan bagi remaja.(Proverawati &
Misaroh, 2014).
Hygiene pada saat Menstruasi merupakan komponen personal hygine
(kebersihan perorangan) yang memegang peranan penting dalam status perilaku
kesehatan sesorang termasuk menghindari adanya gangguan pada fungsi alat
reproduksi.(Laila, 2016).
Perilaku yang kurang dari perawatan hygiene pada saat menstruasi adalah
malas mengganti pembalut. Salah satu penyebabnya adalah bakteri yang
berkembang pada pembalut, perawatan diri yang baik saat menstruasi seperti
penggunaan pembalut yang tepat adalah Pembalut tidak boleh dipakai lebih dari
enam jam atau harus diganti sesering mungkin bila sudah penuh oleh darah
menstruasi.(Haryono, 2016).
Personal hygiene yang buruk terutama area genetalia juga menjadi faktor
predisposisi terjadinya kanker serviks.Pengetahuan juga mempengaruhi dalam
melakukan personal hygiene, siswi yang memiliki penegtahuan yang kurang baik
terhadap personal hygiene,memungkinkan siswi tersebut tidak berperilaku
hygiene pada saat menstruasi yang dapat membahayakan reproduksinya sendiri,
salah satu dampak yang ditimbulkan apabila personal hygiene yang kurang
diantaranya timbulnya infeksi vagina yang disebabkan oleh kebersihan.(Rahman
& Astuti, 2014).
Salah satu pencegahan yang penting adalah membersihkan daerah
kewanitaan dengan benar yaitu dari arah depan kebelakang lalu kearah anus. Yang
harus diperhatikan yaitu arahnya tidak boleh sebaliknya, atau dari anus ke vulva,
atau bolak-balik dari anus ke vulva, lalu tidak dianjurkan menggunakan sabun
kimiawi. Hindari suasana vagina yang lembab berkepanjangan, dianjurkan
mencukur bulu yang ada pada area vagina bilasudah panjang, hindari pemakaian
celana dalam yang terbuat dari bahan katun atau bahan yang meresap keringat.
(Yusiana & Saputri, 2016).
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil

2
judul mengenai “Asuhan Kebidanan pada Remaja T umur 16 tahun di Puskesmas
Medan Tuntungan”.

B. Tujuan
B.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada Remaja T umur 16
tahun dengan masalah keputihan di Puskesmas Medan Tuntungan. Atas dengan
pendekatan manajemen kebidanan dan di dokumentasikan dalam bentuk SOAP.

B.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui secara umum tentang kesehatan reproduksi dan
mengetahui pencegahan yang baik untuk menjaga dari berbagai infeksi
penyakit seperti keputihan.
2. Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada Remaja T umur 16 tahun dengan
masalah keputihan.

C. Ruang Lingkup
1. Lokasi dan Waktu :
Lokasi yang dilakukan oleh penulis dalam pembuatan Laporan
Komprehensif ini adalah di Puskesmas Medan Tuntungan.
2. Subjek Laporan Kasus :
Subjek yang diambil untuk penyusun Laporan Komprehensif ini adalah
Remaja T umur 16 Tahun.
3. Teknik/Cara Pengumpulan Data :
Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara tekhnik
wawancara dan observasi
a. Wawancara
Teknik ini dilakukan melalui auto anamnesis dan allow anamnesis
dengan pasien, keluarga dan kesehatan lainnya dilibatkan untuk
memperoleh data yang berhubungan dengan permasalahan pasien

3
yang akan dijadikan sebagai bahan laporan, sehingga diperoleh data
yang akurat.
b. Observasi
Melaksanakan observasi langsung pada pasien dengan melakukan
pemeriksaan fisik
c. Studi Kepustakaan
Membaca dan mempelajari buku-buku sumber, makalah ataupun
jurnal yang dapat dijadikan dasar teoritis yang berhubungan dengan
kasus yang diambil.
Studi kepustakaan dalam tugas ini diambil dari buku-buku sumber dan
jurnal.

D. Manfaat
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Menjadikan bahan evaluasi bagi tenaga kesehatan dan pelayanan
kesehatan dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang keputihan
pada remaja.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil laporan komprehensif ini dapat digunakan sebagai bahan
kepustakaan untuk menambah pengetahuan khususnya untuk program
study Profesi Kebidanan di Poltekkes Kemenkes Medan.
3. Bagi Penulis
Hasil laporan komprehensif ini untuk menambah wawasan dan
pengetahuan, dan bertanggung jawab dalam mengambil kasus, tindakan,
memberikan pelajaran tersendiri dalam mengasah kemandirian ketika
menyikapi pasien, mampu belajar menyakini seseorang ketika memberi
penjelasan yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada remaja.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN

A. Kajian Masalah Kasus


Keputihan dikalangan medis dikenal dengan istilah leukore atau fluor
albus, yaitu keluarnya cairan dari vagina (Ababa, 2003). Leukore adalah semua
pengeluaran cairan dari alat genetalia yang bukan darah tetapi merupakan
manifestasi klinik berbagai infeksi, keganasan atau tumor jinak organ
reproduksi.Pengertian lebih khusus keputihan merupakan infeksi jamur kandida
pada genetalia wanita dan disebabkan oleh organisme seperti ragi yaitu candida
albicans.
Keputihan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu keputihan normal
(fisiologis) dan keputihan abnormal (patologis).Keputihan normal dapat terjadi
pada masa menjelang dan sesudah menstruasi, pada sekitar fase sekresi antara hari
ke 10-16 saat menstruasi, juga terjadi melalui rangsangan seksual. Keputihan
abnormal dapat terjadi pada semua alat genitalia (infeksi bibir kemaluan, liang
senggama, mulut rahim, rahim dan jaringan penyangga, dan pada infeksi penyakit
hubungan seksual) (Putri, N. A., & Setianingsih, A. 2016).

B. Kajian Teori
1. Pengertian
Keputihan adalah cairan yang keluar dari vagina.Secara normal seorang
wanita mengeluarkan cairan dari vagina yang berasal dari transudat dinding
vagina , lendir serviks, dan kelenjar bartholini dan skene (Yusiana, M. A., &
Saputri, M. S. T. 2016).

2. Klasifikasi Keputihan
Ada dua jenis keputihan yaitu (Yusiana, M. A., & Saputri, M. S. T.
2016):
a. Keputihan Normal (Fisiologis)

5
Keputihan normal ciri-cirinya ialah : warnanya bening, kadang-kadang
putih, kental, tidak berbau, tanpa disertai keluhan (misalnya gatal, nyeri,
dan rasa terbakar), keluar pada saat menjelang dan sesudah menstruasi
atau pada saat stress dan kelelahan.
b. Keputihan Tidak Normal (Patologis).
Keputihan yang tidak normal ialah keputihan dengan ciri-ciri : jumlahnya
banyak, timbul terus-menerus, warnanya berubah ( misalnya kuning, hijau,
abuabu, menyerupai susu/yogurt) disertai adanya keluhan (seperti gatal,
panas, nyeri, serta berbau).Wanita yang tidak bisa membedakan keputihan
normal dan keputihan yang tidak normal tidak akan tahu dirinya mengidap
penyakit atau tidak . wanita yang beranggapan keputihan fisiologis adalah
keputihan patologis akan membuat wanita tersebut merasa tidak nyaman
dan merasa cemas dirinya menderita suatu penyakit kelamin, an jika
wanita beranggapan keputihan patologis akan membuat wanita tersebut
mengabaikan keputihan yang dideritanya sehingga penyakit yang diderita
bisa semakin parah yaitu terjadinya infeksi dari bakteri, virus, jamur, atau
juga parasit yang bisa menyebabkan terjadinya kasus infeksi menular
seksual.

3. Gejala Dan Tanda Keputihan


Pada keputihan normal gejala dan tandanya sebagian besar berkaitan
dengan siklus menstruasi. Biasanya berupa cairan lengket berwarna putih
kekuningan atau putih kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer ataupun
kental dan biasanya pada keputihan yang normal tidak disertai gatal serta akan
menghilang dengan sendirinya.
Sedangkan pada keputihan abnormal gejala dan tandanya biasanya bisa
bervariasi dalam warna, berbau dan disertai keluhan seperti gatal, nyeri atau rasa
terbakar disekitar vagina. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan
pada saluran kencing.Keputihan juga dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah
atau yang daya tahan tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan tersebut berasal dari

6
leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina yang terinfeksi atau alat
kelamin luar (Rahman, N., & Astuti, D. A. 2014).

4. Penyebab Keputihan
Keputihan bukan merupakan penyakit tetapi hanya suatu gejala penyakit,
sehingga penyebab yang pasti perlu ditetapkan.Oleh karena itu untuk mengetahui
adanya suatu penyakit perlu dilakukan berbagai pemeriksaan cairan yang keluar
dari alat genitalia tersebut. Pemeriksaan terhadap keputihan meliputi pewarnaan
gram (untuk infeksi jamur), preparat basah (infeksi trikomonas), preparat KOH
(infeksi jamur), kultur atau pembiakan (menentukan jenias bakteri penyebab), dan
pap smear (untuk menentukan adanya sel ganas) (Manuaba, 2001). Menurut
Ababa (2003), penyebab paling sering dari keputihan tidak normal adalah infeksi.
Organ genitalia pada perempuan yang dapat terkena infeksi adalah vulva, vagina,
leher rahim, dan rongga rahim (Ramaiah, S. 2016).
Gangguan yang dapat menimbulkan masalah yaitu (Ramaiah, S. 2016):
a. Candidosis
Adalah penyebab paling umum pada gatal-gatal pada vagina. Jamur
menyerang sel pada saluran vagina dan sel-sel kulit vulva. Pada beberapa
wanita, jamur masuk ke lapisan sel yang lebih dalam dan beristirahat di
sana sampai diaktifkan kembali karena satu alasan. Sel-sel yang terinfeksi
yidak terlalu parah gugur ke dalam vagina sehingga menyebabkan
keputihan. Candida masuk ke vagina dari infeksi jamur pada jalur khusus
tetapi mungkin menyebar oleh hubungan seks kelamin. Candida tumbuh
lebih cepat jika lingkungan mengandung glukosa dan lebih umum terjadi
dalam kehamilan atau pada wanita penderita diabetes. Namun tidak
tertutup kemungkinan dapat terjadi pada wanita lain.
b. Trichomoniasis
Cairannya banyak, kental, berbuih seperti sabun, bau, gatal, vulva
kemerahan, nyeri bila ditekan atau perih saat buang air kecil. Infeksi
vagina terjadi ketika organisme hidup sangat kecil (disebut trichomonad)
masuk ke dalam vagina, biasanya setelah hubungan kelamin dengan pria

7
yang terinfeksi. Trichomonas menginfeksi sekitar 1 dalam 10 wanita.
Organism ini seukuran dengan sel darah putih dan mempunyai “bulu
getar” serta sebuah ekoryang sangat kuat. Pada kebanyakan wanita jamur
ini hidup dalam saluran vagina yang seperti beledu dan tidak menimbulkan
gejala. Pada kebanyakan pria hidupnya dalam saluran kencing di penis.
Tetapi pada beberapa wanita karena sejumlahalasan yang tidak diketahui,
ini menyebabkan gatal-gatal di vagina dan vulva yang cukup parah.
c. Bacterial Vaginosis
Infeksi oleh Gardnerella yang berinteraksi dengan baksil anaerobic yang
biasanya terdapat di vagina. Keputihan itu encer, mempunyai bau amis
yang tajam, dan berwarna abu-abu kotor. Ini disebut “amine vaginosis”
karena amine diproduksi dan menghasilkan bau amis.
d. Virus HPV (Human Papiloma Virus) dan Herpes Simpleks
Sering ditandai dengan kondiloma akumminato atau tumbuh seperti
jengger ayam, cairan berbau tanpa disertai rasa gatal.
Biasanya keputihan dapat terjadi pada:
- Wanita usia subur
- Wanita yang sedang hamil
- Wanita dengan berat badan yang berlebih
- Wanita yang terkena penyakitkencing manis
- Wanita yang mengidap penyakit kelainan kelamin
- Para pengguna obat KB dan obat-obatan tertentu
- Sering berbusana dengan busana sangat ketat
- Sering memakai atau menggunakan obat pembilas vagina (kimia)

5. Pencegahan Dan Penanganannya


Keputihan dapat dicegah dengan (Sari, R. P., & Agustin, K. 2018):
a. Selalu cuci daerah keperempuanan dengan air bersih setelah buang air,
jangan hanya menyekanya dengan tisu.
b. Jaga daerah keperempuanan tetap kering
c. Hindari betukar celana dalam dengan teman atau saudara

8
d. Potonglah secara berkala bulu disekitar kemaluan
e. Dalam kasus keputihan, pencegahan bisa dilakukan dengan berbagai cara
seperti menggunakan alat pelindung (kondom), pemakaian obat atau cara
profilaksis (pemakaian obat antibiotika disertai dengan pengobatan
terhadap jasad renik penyebab penyakit), dan melakukan pemeriksaan dini

6. Pemeliharaan Organ Reproduksi


a. Pembersihan Vagina
Membersihkan vagina dengan cara membasuh bagian di antara vulva
(bibir vagina) secara hati-hati menggunakan air bersih dan sabun yang
lembut (mild) setiap habis buang air kecil, buang air besar ataupun ketika
mandi. Apabila anda alergi dengan sabun yang lembut, anda bisa
membasuhnya dengan air hangat.Cara membasuh vagina yang benar
adalah dari arah depan ke belakang , dan jangan terbalik karena akan
menyebabkan bakteri yang ada di sekitar anus terbawa masuk ke vagina.
Gunakanlah air bersih, lebih baik lagi air hangat, tetapi jangan terlalu
panas karena bisa menyebabkan kulit yang sensitif di daerah vagina
melepuh dan lecet.Setelah itu, sebelum memakai celana lagi, keringkan
erlebih dahulu dengan menggunakan handuk atau tisu yang tidak
berparfum (Sari, R. P., & Agustin, K. 2018).
b. Mengganti celana dalam secara teratur
Celana dalam adalah hal penting yang harus diperhatikan dalam menjaga
kebersihan daerah kewanitaan.Oleh karena itu sangat dianjurkan bagi
kaum wanita untuk mengganti celana dalam 2x sehari di saat
mandi.Apalagi, jika anda termasuk wanita yang aktif dan mudah
berkeringat.Pada saat menstruasi gunakan pembalut dengan bahan yang
lembut sehingga dapat menyerap dengan baik dan tidak mengandung
bahan yang bis membuat alergi ( misalnya parfum atau gel). Pembalut
perlu diganti sekitar 4-5 kali dalam sehari untuk menghindari pertumbuhan
bakteri yang berkembang biak pada pembalut (Sari, R. P., & Agustin, K.
2018).

9
c. Selalu mencuci tangan sebelum menyentuh vaginaMencuci tangan
sebelum menyentuh vagina penting untuk dilakukan agar mencegah
masuknya kuman masuk ke dalam vagina
d. Memilih celana dalam
Selalu gunakan celana dalam yang bersih dan terbuat dari bahan katun.
Bahan lain, seperti nylon dan polyester akan emmbuat gerah dan panas
sehingga vagina menjadi lembab sehingga memberikan kesempatan bagi
bakteri dan jamur untuk berkembang biak.
e. Handuk/washlap
Hindari juga menggunakan handuk atau washlap milik orang lain untuk
mengeringkan vagina anda.
f. Mencukur rambut kemaluan
Bagi wanita dianjurkan untuk mencukur sebagian dari rambut kemaluan
untuk menghindari kelembaban yang berlebihan di daerah vagina.Selain
melakukan perawatan daerah kewanitaan, pemeriksaan rutin oleh dokter
juga perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh dan agar
dokter mengetahui jika terdapat gangguan sehingga dapat segera ditangani
(Putri, N. A., & Setianingsih, A. 2016).

7. Rekomendasi Pelayanan Kebidanan pada Masa Pandemi Covid-19 dan


New Normal (IBI. 2020)
a. Buat papan pengumuman/banner tentang protokol pencegahan Covid-19
Cuci tangan pakai sabun, jaga jarak minimal 1,5 meter, semua pasien,
pendamping/pengunjung menggunakan masker.
b. Menyediakan tempat cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir dan
pengukuran suhu semua pengunjung.
c. Pastikan semua peralatan dan perlengkapan sudah didesinfeksi.
d. Semua pelayanan dilakukan dengan membuat janji melalui WA.
e. Lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar, termasuk informasi
kewaspadaan penularan Covid-19. Bidan dapat berkoordinasi dengan
RT/RW/Kades untuk informasi status ibu (ODP/PDP/Covid+).

10
f. Bidan dan tim kesehatan menggunakan APD sesuai kebutuhan dengan
cara pemasangan & pelepasan yang benar – menggunakan masker Medis
(APD menggunkan N-95)
g. Jika tidak siap dengan APD sesuai kebutuhan dan tidak dapat
memberikan pelayanan, segera kolaborasi dan merujuk pasien ke
PKM/RS
h. Lakukan skrining faktor resiko termasuk resiko infeksi covid-19. Apabila
ditemukan faktor resiko, segera rujuk ke PKM/RS sesuai standar –
terencana.
i. Pelayanan ibu hamil, bersalin, nifas, BBL&Balita serta KB, Kespro pada
masa pandemi covid-19 & New Normal sesuai standar – mengacu pada
panduan Kemkes, POGI, IDAI, dan IBI.
j. Lakukan konsultasi, KIE&Konseling on-line : pemantauan/follow-up
care, konseling KB, ASI ekslusif, PHBS & penerapan buku KIA.

11
BAB III
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

Tanggal Pengkajian : 15 Januari 2021 Pukul : 10.00 WIB


Oleh : Febiola Prastika

A. Subjektif
1. Identitas
Nama : Nn. T
Umur : 16 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jl. Pencawan

2. Alasan datang
Nn. T mengatakan mengalami keputihan yang berwarna bening, tidak
berbau, tidak gatal atau nyeri, keputihan terjadi selama seminggu.

3. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 12 tahun
b. Siklus : 30 hari, lama 4-5 hari
c. Banyaknya : Ganti pembalut 2-3 kali/hari saat terasa penuh
d. Dismeorhe : Tidak pernah
e. Keluhan : Keluar cairan putih menjelang menstruasi

4. Riwayat Kesehatan
Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, asma,
DM, ginjal, TBC, Kelainan darah.Belum pernah melakukan pemeriksaan
hepatitis, IMS dan HIV/AIDS.Tidak ada alergi obat.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak Ada riwayat penyakit jantung dan hipertensi, DM, ginjal, jantung,
asma, alergi, TBC, HIV, Hepatitis maupun kanker.

12
6. Keadaan emosional : Tidak dalam keadaan stres.

7. Pola Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan


- Menggunakan pakaian dalam secara bergantian dengan teman/saudara :
Ya
- Menggunakan pakaian dalam yang tidak menyerap dan terlalu ketat :
Ya
- Selalu cuci daerah kewanitaan dengan air bersih dari depan kebelakang
: Ya
- Menggunakan obat pembilas vagina : Tidak

8. Pola Fungsional Kesehatan


a. Nutrisi : Makan 3 kali sehari (Nasi, Ikan, Sayur) dengan porsi
sedang, buah. Minum air putih 8-9 gelas sehari. Tidak
ada pantangan/alergi makanan.
b. Eliminasi : Tidak ada keluhan. BAB 1 kali sehari, BAK 5-6 kali
sehari.
c. Istirahat : Tidur malam 7-8 jam, tidak pernah tidur siang
d. Aktivitas : Sekolah
e. Hygiene : Mandi 2 kali sehari, ganti celana dalam 2 kali/hari.
Tidak pernah menggunakan sabun pembersih
kewanitaan.

9. Data Pengetahuan Klien


Nn. T mengatakan belum begitu paham dengan keputihan

B. Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Antropometri :

13
BB : 55 kg
TB : 155 cm
d. Tanda-tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
N : 82 x/menit
RR : 18 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
- Bentuk tubuh : Normal
- Wajah : Wajah tidak pucat
- Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
- Telinga : Simetris, tidak ada serumen
- Mulut : bibir tidak pucat, lembab tidak kering
- Leher : Tidak ada benjolan pada kelenjar tiroid, limfa
- Dada : Payudara simetris, tidak ada benjolan yang
abnormal, tidak ada retraksi dada,tidak ada ronkhi
dan wheezing
- Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak teraba massa,
tidak teraba ballotement.
- Genitalia : Keputihan berwarna bening, kental, tidak berbau
- Ekstremitas : Tidak ada oedema

C. Analisa Data
Nn. T umur 16 tahun dengan leukore fisiologis (keputihan)

D. Penatalaksanaan
1. Menganjurkan Nn T untuk mencuci tangan pakai sabun dengan air
mengalir, jaga jarak minimal 1,5 meter, dan semua pasien,
pendamping/pengunjung menggunkan masker. Petugas kesehatan
menggunakan APD level 2.
2. Memberitahu hasil pemeriksaan
BB : 55 kg

14
TB : 155 cm
TD : 110/70 mmHg
N : 82 x/menit
RR : 18 x/menit
Keputihan : Warna bening dan tidak berbau
Keadaan Nn. T dalam batas normal
3. Memberitahu klien konseling akan diberikan melalui via telepon,
konseling yang diberikan :
- Perbedaan keputihan normal dan tidak normal
- Beberapa faktor yang dapat menimbulkan keputihan
a. Menjelang haid dan setelah haid
b. Keadaan stres
c. Kelelahan
- Pencegahan dan penanganannya keputihan (sari, r. P., & Agustin, K.
2018):
a. Selalu cuci daerah keperempuanan dengan air bersih setelah buang
air, jangan hanya menyekanya dengan tisu.
b. Jaga daerah keperempuanan tetap kering
c. Hindari betukar celana dalam dengan teman atau saudara
d. Potonglah secara berkala bulu disekitar kemaluan
- Pemeliharaan Organ Reproduksi
a. Pembersihan Vagina
Membersihkan vagina dengan cara membasuh bagian di antara
vulva (bibir vagina) secara hati-hati menggunakan air bersih dan
sabun yang lembut (mild) setiap habis buang air kecil, buang air
besar ataupun ketika mandi.
b. Mengganti celana dalam secara teratur
Celana dalam adalah hal penting yang harus diperhatikan dalam
menjaga kebersihan daerah kewanitaan.Oleh karena itu sangat
dianjurkan bagi kaum wanita untuk mengganti celana dalam 2x

15
sehari di saat mandi.Apalagi, jika anda termasuk wanita yang aktif
dan mudah berkeringat.Pada saat menstruasi gunakan pembalut
dengan bahan yang lembut sehingga dapat menyerap dengan baik
dan tidak mengandung bahan yang bis membuat alergi ( misalnya
parfum atau gel). Pembalut perlu diganti sekitar 4-5 kali dalam
sehari untuk menghindari pertumbuhan bakteri yang berkembang
biak pada pembalut (Sari, R. P., & Agustin, K. 2018).
c. Selalu mencuci tangan sebelum menyentuh vagina. Mencuci
tangan sebelum menyentuh vagina penting untuk dilakukan agar
mencegah masuknya kuman masuk ke dalam vagina
d. Memilih celana dalam
Selalu gunakan celana dalam yang bersih dan terbuat dari bahan
katun.
e. Handuk/washlap
Hindari juga menggunakan handuk atau washlap milik orang lain
untuk mengeringkan vagina anda.
f. Mencukur rambut kemaluan
Bagi wanita dianjurkan untuk mencukur sebagian dari rambut
kemaluan untuk menghindari kelembaban yang berlebihan di
daerah vagina. (Putri, N. A., & Setianingsih, A. 2016).
- Apabila keputihan semakin parah seperti ciri-ciri keputihan yang tidak
normal, klien dianjurkan ke fasilitas kesehatan, namun sebelumnya
tetap membuat janji dengan Bidan.

16
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perlu disadari bahwa menjaga kesehatan reproduksi sangat penting. Salah
satu hal yang dapat kita lakukan adalah menjaga kebersihan atau higienitas,
terutama pada daerag sekitar vagina. Dalam vagina terdapat mikroorganisme
(flora normal) yang bila tidak dijaga dapat terganggu keseimbangannya. Bila hal
ini terjadi maka bisa timbul gangguan dan keluhan pada daerah tersebut.Salah satu
gejala adanya gangguan adalah melalui timbulnya keputihan.

B. Saran
a. Bagi Remaja
Bagi remaja diharapkan agar tetap senantiasa memperdulikan kesehatan
reproduksi dengan cara menjaga personal hygiene agar terhindar dari penyakit
yang disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur seperti keputihan. Pada masa
pandemi agar tetap melakukan protokol kesehatan, dan harus melakukan janji
terlebih dahulu kepada petugas kesehatan apabilan ingin melakukan kunjungan.

b. Bagi tenaga kesehatan


Bagi tenaga kesehatan diharapkan untuk dapat memberikan pelayanan berupa
pendidikan kesehatan secara maksimal tentang kesehatana reproduksi pada
remaja. Dan memberikan penyuluhan tentang protokol kesehatan yang harus di
patuhi oleh pasien atau klien.
.

17
DAFTAR PUSTAKA

Putri, N. A., & Setianingsih, A. (2016).Hubungan Pengetahuan dan Sikap


Terhadap Perilaku Personal Hygiene Mentruasi. Jurnal Ilmu Kesehatan
Masyarakat, 5(1), 15–23. JOUR.

Rahman, N., & Astuti, D. A. (2014).Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan


Perilaku Personal Hygiene saat Menstruasi di SMP 5 Muhammadiyah
Yogyakarta tahun 2014. DISS, STIKES’Aisyiyah Yogyakarta.

Ramaiah, S. (2016).Mengatasi Gangguan Menstruasi. Yogyakarta: Digiosa


Media. JOUR.

Ricka dan Wahyuni ( 2010) Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Sindroma


Pramenstruasi Pada Siswi Smp Negeri 4 Surakarta , Jurnal gasterVol 7, No
2

Sari, R. P., & Agustin, K. (2018).HUBUNGAN SIKAP DENGAN TINDAKAN


PERSONAL HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI KELAS VIII DI
SMP N 1 MASARAN.Jurnal Ilmiah Maternal, 2(3).JOUR.

SMA, D. I., ACEH, B., AYU, M., & ACEH, D.-I. K. B. (n.d.). HUBUNGAN
PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU KESEHATAN
REPRODUKSI PADA REMAJA PUTRI. JOUR.

W. Wahyuni (2014) Gambaran Sindroma Pramenstruasi dari Gejala Emosional


dan Fisik pada Siswi SMP Muhammadiyah 1 Surakarta, Jurnal PROFESI
(Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian, jilid 11, terbitan 01,hal 36-
40, STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

18
Wahyuni, S., & Endang, S. (2014).Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian
Keputihan Remaja Putri di SMA Dharma Wanita 4 Taman Sidoarjo. Jurnal
Keperawatan, 4(3), 100–103. JOUR.

Yuni, E. N. (2015). Buku Saku Personal Hygiene. GEN, Yogyakarta: Nuha


Medika.

Yusiana, M. A., & Saputri, M. S. T. (2016).Perilaku Personal Hygiene Remaja


Puteri Pada Saat Menstruasi.Jurnal STIKES RS Baptis Kediri, 9(1).JOUR.

19

Anda mungkin juga menyukai