Oleh:
FEBIOLA PRASTIKA
NIM : P07524720 014
PEMBIMBING INSTITUSI
Melva Simatupang, SST, M.Kes
LAPORAN PENDAHULUAN
Oleh:
FEBIOLA PRASTIKA
NIM: P07524720 014
Menyetujui,
Nama Pembimbing Tanda Tangan
Ferawati Br. Perangin Angin
NIP: 198605102010012025
(Pembimbing Lahan Praktik)
Melva Simatupang, SST, M.Kes
NIP: 196104231986032003
(Pembimbing Institusi)
Fitriani Pulungan, SST, M.Kes
NIP: 198008132002122003
(Penguji Institusi)
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Remaja T Umur 16 Tahun
Dengan Keputihan di Puskesmas Medan Tuntungan”. Dalam kesempatan ini
penulis menghanturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada dosen pengampu Ibu Melva Simatupang, SST, M.Kes.
Penulis juga mengakui bahwa dalam proses penulisan makalah ini, masih
jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.
Dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan
terbuka menerima masukan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini dikemudian hari.
Akhirnya penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca. Dan dapat memberikan kontribusi yang positif serta bermakna dalam
proses perkuliahan Praktik Klinik Kebidanan. Aamiin.
Penyusun
Febiola Prastika
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ................................................................................................
Halaman Pengesahan ..................................................................................... i
Kata Pengantar................................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................iii
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................20
LAMPIRAN
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS)
1. Definisi
Keputihan adalah semacam Silim yang keluar terlalu banyak, warnanya
putih seperti sagu kental dan agak kekuning-kuningan. Jika Silim atau lendir ini
tidak terlalu banyak, tidak menjadi persoalan (Handayani, 2008).
Keputihan adalah gejala penyakit yang ditandai oleh keluarnya cairan dari
organ reproduksi dan bukan berupa darah. Keputihan yang berbahaya adalah
keputihan yang tidak normal (Blankast, 2008).
Keputihan dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu keputihan yang normal
dan keputihan yang abnormal. Keputihan normal dapat terjadi pada masa
menjelang dan sesudah menstruasi, pada sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16
menstruasi dan juga melalui rangsangan seksual. sedangkan keputihan abnormal
dapat terjadi pada semua infeksi alat kelamin (infeksi bibir kemaluan, liang
senggama, mulut rahim, dan jaringan penyangga juga penyakit karena hubungan
kelamin), (Manuaba, 2009).
2. Etiologi
1. Jamur
Umumnya disebabkan oleh jamur candida albicans yang menyebabkan
rasa gatal di sekitar vulva / vagina. Infeksi ini berupa warnanya putih susu,
kental, berbau agak keras, disertai rasa gatal pada kemaluan. Akibatnya, mulut
vagina menjadi kemerahan dan meradang. Biasanya terjadi pada saat
kehamilan, penyakit kencing manis, pemakaian pil KB, dan rendahnya daya
tahan tubuh menjadi pemicu. Bayi yang baru lahir juga bisa tertular keputihan
akibat Candida karena saat persalinan tanpa sengaja menelan cairan ibunya
yang menderita penyakit tersebut.
2. Parasit
Parasit trichomonas vaginalis yang menular dari hubungan seks
ditularkan lewat hubungan seks, perlengkapan mandi, pinjam meninjam pakaian
dalam, atau bibir kloset. Cairan keputihan sangat kental, berbuih, berwarna
kuning atau kehijauan dengan bau anyir. Keputihan karena parasit tidak
menyebabkan gatal, tapi liang vagina nyeri bila ditekan.
3. Bakteri
Bakteri gardnerella dan pada keputihan disebut bacterial vaginosis.
Infeksi ini menyebabkan rasa gatal dan mengganggu. Warna cairan keabuan,
berair, berbuih, dan berbau amis. Beberapa jenis bakteri lain juga memicu
munculnya penyakit kelamin seperti sifilis dan gonorrhoea. bakteri biasanya
muncul saat kehamilan, gonta-ganti pasangan, penggunaan alat kb spiral atau
iud.
4. Virus
Keputihan akibat infeksi virus juga sering ditimbulkan penyakit
kelamin, seperti condyloma, herpes, HIV/AIDS. Condyloma ditandai
tumbuhnya kutil-kutil yang sangat banyak disertai cairan berbau. Ini sering pula
menjangkiti wanita hamil. Sedang virus herpes ditularkan lewat hubungan
badan. Bentuknya seperti luka melepuh, terdapat di sekeliling liang vagina,
mengeluarkan cairan gatal, dan terasa panas. Gejala keputihan akibat virus juga
bisa menjadi faktor pemicu kanker rahim.
3. Patofisiologi
Banyak hal sebenarnya yang membuat wanita rawan terkena keputihan
patologis. Biasanya penyebab keputihan patologis ini karena kuman. Di dalam
vagina sebenarnya bukan tempat yang steril, berbagai macam kuman ada disitu.
Flora normal didalam vagina membantu menjaga keasaman PH vagina, pada
keadaan yang optimal. PH vagina seharusnya antara 3,5-5,5. flora normal ini bisa
terganggu. Misalnya karena pemakaian antiseptic untuk daerah vagina bagian
dalam. Ketidakseimbangan ini mengakibatkan tumbuhnya jamur dan kuman-
kuman yang lain. Padahal adanya flora normal dibutuhkan untuk menekan
tumbuhan yang lain itu untuk tidak tumbuh subur. Kalau keasaman dalam vagina
berubah, maka kuman-kuman lain dengan mudah akan tumbuh sehingga
akibatnya bisa terjadi infeksi yang akhirnya menyebabkan keputihan yang berbau,
gatal dan menimbulkan ketidaknyamanan
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan :
1. Pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan biokimia dan urinalisis.
2. Kultur urin untuk menyingkirkan infeksi bakteri pada traktus urinarius
3. Sitologi vagina
4. Kultur sekret vagina
5. Radiologi untuk memeriksa uterus dan pelvis
6. Ultrasonografi (USG) abdomen
7. Vaginoskopi
8. Sitologi dan biopsy jaringan abnormal
9. Tes serologis untuk Brucellosis dan herpes
10. Pemeriksaan PH vagina
11. Penilaian swab untuk pemeriksaan dengan larutan garam fisiologis dan
KOH 10 % .
12. Pulasan dengan pewarnaan gram
13. Pap smear.
14. Biopsi.
15. Test biru metilen.
7. Penatalaksanaan
1. Untuk menghindari komplikasi yang serius dari keputihan (fluor albus),
sebaiknya penatalaksanaan dilakukan sedini mungkin sekaligus untuk
menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab lain seperti kanker leher
rahim yang juga memberikan gejala keputihan berupa sekret encer,
berwarna merah muda, coklat mengandung darah atau hitam serta berbau
busuk.
2. Penatalaksanan keputihan tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur,
bakteri atau parasit. Umumnya diberikan obat-obatan untuk mengatasi
keluhan dan menghentikan proses infeksi sesuai dengan penyebabnya.
Obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi keputihan biasanya berasal
dari golongan flukonazol untuk mengatasi infeksi candida dan golongan
metronidazol untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit. Sediaan obat
dapat berupa sediaan oral (tablet, kapsul), topikal seperti krem yang
dioleskan dan uvula yang dimasukkan langsung ke dalam liang vagina.
Untuk keputihan yang ditularkan melalui hubungan seksual, terapi juga
diberikan kepada pasangan seksual dan dianjurkan untuk tidak
berhubungan seksual selama masih dalam pengobatan. Selain itu,
dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan daerah intim sebagai tindakan
pencegahan sekaligus mencegah berulangnya keputihan yaitu dengan :
a. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga rutin, istirahat
cukup, hindari rokok dan alkohol serta hindari stres berkepanjangan.
b. Setia kepada pasangan. Hindari promiskuitas atau gunakan kondom
untuk mencegah penularan penyakit menular seksual.
c. Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan menjaganya agar
tetap kering dan tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana
dengan bahan yang menyerap keringat, hindari pemakaian celana
terlalu ketat. Biasakan untuk mengganti pembalut, pantyliner pada
waktunya untuk mencegah bakteri berkembang biak.
d. Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu
dari arah depan ke belakang.
e. Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan
karena dapat mematikan flora normal vagina. Jika perlu, lakukan
konsultasi medis dahulu sebelum menggunakan cairan pembersih
vagina.
f. Hindari penggunaan bedak talkum, tissue atau sabun dengan pewangi
pada daerah vagina karena dapat menyebabkan iritasi.
g. Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan penularan
seperti meminjam perlengkapan mandi dsb. Sedapat mungkin tidak
duduk di atas kloset di WC umum atau biasakan mengelap dudukan
kloset sebelum menggunakannya.
3. Tujuan pengobatan :
a. Menghilangkan gejala
b. Memberantas penyebabrnya
c. Mencegah terjadinya infeksi ulang
d. Pasangan diikutkan dalam pengobatan Fisiologis : tidak ada
pengobatan khusus, penderita diberi penerangan untuk
menghilangkan kecemasannya.
Patologi : Tergantung penyebabnya Berikut ini adalah pengobatan
dari penyebab paling sering :
i. Candida albicans
a. Topikal :
1. Nistatin tablet vagina 2 x sehari selama 2 minggu
2. Klotrimazol 1% vaginal krim 1 x sehari selama 7 hari
3. Mikonazol nitrat 2% 1 x ssehari selama 7 – 14 hari
b. Sistemik :
1. Nistatin tablet 4 x 1 tablet selama 14 hari
2. Ketokonazol oral 2 x 200 mg selama 7 hari
3. Nimorazol 2 gram dosis tunggal
4. Ornidazol 1,5 gram dosis tunggal
5. Pasangan seksual dibawa dalam pengobatan.
b. Objektif
Pemeriksaan umum :
Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan dalam / Ginekologis :
Pemeriksaan penunjang :
Manuaba, Ida bagus Gde, (2009). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta.