OLEH
DIANA SARI
18010034
Diana sari
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C.Tujuan Penelitian
D. Manfaat penelitian
E. Keaslian Penelitian
A. Telah Pustaka . . . . . . . . . . . .
B. Landasan teori . . . . . . . . . . . .
C. Kerangka Teori . . . . . . . . . . . .
D. Kerangka Konsep . . . . . . . . . .
viii
E. Hipotesis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34
A. Jenis Penelitian . . . . . . . . . . ..
D. Variabel Penelitian . . . . . . . . ..
F. Instrumen Penelitian . . . . . . . . .
G. Alur Penelitian . . . . . . . . . . . .
H. Analisis Data . . . . . . . . . . . .
I. Etika Penelitian . . . . . . . . . . . .
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Pengembangan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
vagina. Keputihan bisa bersifat fisiologis (dalam keadaan normal) namun bisa juga
bersifat patologis (karena penyakit), dan keputihan tidak mengenal batas usia.
Penyakit keputihan merupakan masalah kesehatan yang spesifik pada wanita, dan
remaja merupakan salah satu bagian dari populasi yang berisiko terkena keputihan
yang perlu mendapat perhatian khusus. Keputihan merupakan salah satu masalah
yang sejak lama menjadi persoalan bagi kaum wanita (Manuaba, 2009).
tersebut berupa bakteri , jamur, virus dan parasit. ISR semakin disadari telah
menjadi masalah kesehatan dunia yang berdampak pada laki-laki dan perempuan.
Anindita, 2006).
mengalami keputihan paling sekali dalam seumur hidup dan sebanyak 45% akan
mengalaminya 2 kali atau lebih dan keputihan yang paling sering terjadi
tahun), 12% (Usia 16 – 20 tahun) dari 233 remaja mengalami keputihan karena
infeksi atau peradangan, ini terjadi akibat perilaku yang tidak sehat, seperti
mencuci vagina dengan air yang tidak bersih, menggunakan cairan pembersih
vagina yang berlebihan, cara mencuci alat genitalia yang salah, stress yang
berkepanjangan, penggunaan bedak talcum/ tisu dan sabun dengan pewangi pada
dikarenakan terjadi penyumbatan pada salur tuba, keputihan juga bisa merupakan
gejala awal dari kanker leher rahim yang merupakan pembunuh nomor
satu bagi wanita dengan angka insiden kanker serviks mencapai 100 per 100.000
keputihan, kemudian pada tahun 2011, 60% wanita pernah mengalami keputihan,
(Octaviana, 2013).
kasus flour albus pada tahun 2013, mencapai 90 kasus dengan prevalensi 80.5
per 1.000.000 penduduk wanita. Terjadi penurunan kasus kasus flour pada tahun
Berdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan pada hari selasa
tanggal 13 SEPTEMBER 2021 pukul 10.00 Wita, dari 40 siswi yang di survei
pakaian yang ketat serta menggunakan pakaian dalam yang bukan berbahan
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
patologi
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
selanjutnya.
5
2. Manfaat Parktis
terkait dalam hal ini Rumah sakit dan Dinas Kesehatan stempat khususnya
E. Keaslian Penelitian
Kuantitatif, dengan jumlah populasi 163 siswi, dengan jumlah sampel 116 siswi.
data yang digunakan adalah quesioner terututup Tempat. Diuji validitas dengan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telah Pustaka
albus, yaitu keluarnya cairan dari vagina (Ababa, 2003). Leukore adalah
semua pengeluaran cairan dari alat genetalia yang bukan darah tetapi
(jernih, putih, kuning, hijau) dan bau (normal, berbau) (Soekatno, 2009).
Sumber cairan ini dapat berasal dari sekresi vulva, cairan vagina, sekresi
serviks, sekresi uterus, atau sekresi tuba falopi, yang dipengaruhi fungsi
dapat terjadi pada semua alat genetalia (infeksi bibir kemaluan, liang
senggama, mulut Rahim, Rahim dan jaringan penyangga, dan pada saat
patologis. Gejala keputihan Karena faktor fisiologis antara lain, cairan dari
vagina berwarna kuning, tidak berwarna, tidak berbau, tidak gatal, jumlah
cairan bisa sedikit. Sedangkan gejala keputihan patologis antara lain, cairan
kehijauan, berbau busuk, amis, dan terasa gatal, jumlah cairan banyak
(Katharini, 2014).
b. Penyebab Keputihan
tidak normal adalah infeksi. Organ genetalia pada perempuan yang dapat
terkena infeksi adalah vulva, vagina, leher Rahim, dan rongga Rahim.
a. Bakteri (kuman)
1). Gonococcus
menyebabkan keputihan.
keabu-abuan, agak lengket dan berbau amis seperti ikan, disertai rasa
putih susu, dan bergumpal seperti kepala susu atau susu pecah,
disertai rasa gatal yang hebat, tidak berbau dan berbau asam. Daerah
terjadi karena jamur tersebut akan tertelan dan masuk kedalam usus.
yang serius jika tidak diberi pengobatan. Pada suatu saat jamur yang
10
menyebabkan penyakit). Dalam keadaan ekosistem vagina yang seimbang,
bakteri pathogen tidak akan menunggu. Peran penting dari bakteri dalam
flora vagina adalah menjaga derajat kesamaan (pH) agar tetap pada level
subur dan bakteri pathogen akan mati. Pada kondisi tertentu, kadar pH
biasa berubah menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari normal. Jika pH
vagina naik menjadi lebih tinggi dari 4,2 (kurang asam), maka jamur akan
d. Gejala Klinis
Ciri-ciri dan cairan lendir yang normal adalah berwarnah putih encer,
saat berkemih, nyeri pada panggul, keluar cairan berlebihan dari organ
2) Gejala ini merupakan proses normal sebelum dan sesudah haid dan
lelah atau yang daya tahan tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan
yang berasal dari vagina yang terinfeksi, atau alat kelamin luar.
kehijauan atau putih kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat
12
3) Merupakan salah satu ciri-ciri penyakit infeksi vagina yang
a. Produk pembersih yang terbuat dari bahan dasar susu. Produk seperti
katun. Celana dari bahan satin atau bahan sintetik lain membuat
rapat. Pilihan seperti rok atau celana bahan non-jeans agar sirkulasi
disaat perlu saja. Jangan terlalu lama. Misalkan saat berpergian ke luar
umum obat yang banyak digunakan adalah flukonazol dan flagistatin. Pada
ketokonazol. Pada
Bakterialis Vaginosis (BV) secara umum obat yang banyak digunakan
Disease Control sebagai terapi vaginosis bakterial. Obat ini masuk dalam
kategori B untuk wanita hamil. Saat ini sudah ada penelitian meta analisis
untuk wanita hamil hanya dengan topikal azol. Hanya klotrimazol dan
dengan topikal klotrimazol dosis tinggi sekali aplikasi efektif pada wanita
dkk. 2015).
2. Tinjauan tentang Perilaku
1. Pengertian Perilaku
hakikatnya adalah tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri yang
2007).
aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa
perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan
karena adanya stimulus dan respon serta dapat diamati secara langsung maupun
tidak langsung. Semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik dapat diamati
langsung maupun tidak langsung yang diamati oleh pihak luar. (Notoatmodjo,
tindakan. Perilaku manusia tidak timbul dengan sendirinya, tetapi akibat adanya
rangsangan (stimulus), baik dalam dirinya (internal) maupun dari luar individu
respon, yaitu:
2. Bentuk Perilaku
stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh
perilaku dan faktor non perilaku. Faktor perilaku khususnya perilaku kesehatan
nilai dan juga variasi demografi, seperti : status ekonomi, umur, jenis
kelamin dan susunan keluarga. Faktor ini lebih bersifat dari dalam diri
individu tersebut.
b. Jenis ras, setiap ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik, saling
c. Jenis kelamin, perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara
d. Sifat fisik, misalkan perilaku pada individu yang pendek dan gemuk
e. Sifat kepribadian, perilaku individu tidak ada yang sama karena adanya
pengembangan.
lingkungan sosial.
4. Perilaku Kesehatan
suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan
diri dari peyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan
memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk
sehat. Perlu dijelaskan disini bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan
dan relative, maka dari itu orang yang sehat pun perlu diupayakan
kesehatannya.
22
Seorang ahli lain (Becker, 1979) membuat klasifikasi tentang perilaku
Perilaku hidup sehat dalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau
yang sakit atau terkena masalah kesehatan pada dirinya atau keluarganya,
lainnya.
mencangkup hak-hak orang sakit (right) dan kewajiban sebagai orang sakit
(obligation). Hak dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri
perilaku peran orang sakit (the sick role). Perilaku ini meliputi :
kesembuhan.
penyembuhan.
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang
yaitu:
1. Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu secara garis besar apa yang
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasi materi
tersebut secara benar.Orang yang telah paham suatu obyek atau materi harus
personal hygiene.
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan
suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja, misalnya
Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
menyenangkan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
1. Pengertian Remaja
dewasa. Ketika anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang
lebih tua, melainkan berada dalam tingkat yang sama. Remaja putri
Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja
mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin. Sementara itu, menurut
remaja dari 13 tahun sampai 16 tahun atau 17 tahun sampai 18 tahun. Dengan
demikian akhir masa remaja merupakan akhir periode yang sangat singkat.
1. Masa remaja (usia 10-19 tahun) merupakan masa yang khusus dan
dan sering disebut masa pubertas merupakan periode peralihan dari masa
anak kemasa dewasa. Masa remaja merupakan masa transisi yang unik
2. Pada masa remaja terjadi perubahan fisik (organ biologi) secara cepat
psikososial.
3. Dalam lingkungan sosial tertentu sering terjadi perbedaan perlakuan
ini praktek seperti itu telah jarang ditemukan, namun perbedaan perlakuan
baru sekitar 10% dari ukuran matang. Setelah itu terjadilah pertumbuhan
lainnyaberbeda. Berat uterus pada anak usia 11 tahun atau 12 tahun kira-
kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram. Sebagai
haid, lendir, dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, yang
akan terjadi kira-kira setiap 28 hari. Hal ini berlangsung terus sampai
2014).
1) Pada laki-laki
membesar.
menurun.
2) Pada wanita:
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif, kelenjar lemak
sesudah masa haid. Suara berubah menjadi merdu, suara serak jarang terjadi pada
wanita
B. Landasan Teori
tersebut bervariasi dalam konsistensi (padat, cair, kental), dalam warna (jernih,
putih, kuning, hijau) dan bau (normal, berbau) (Soekatno, 2009).Sumber cairan
ini dapat berasal berasal dari sekresi vulva, cairan vagina, sekresi serviks, sekresi
uterus, atau sekresi tuba falopi, yang dipengaruhi fungsi ovarium (Mansjoer,
2009).
Keputihan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu keputihan normal
pada masa men jelang dan sesudah menstruasi, pada sekitar fase sekresi antara
hari ke 10-16 saat mentruasi, juga terjadi melalui rangsangan seksual. Keputihan
abnormal dapat terjadi pada semua alat genetalia (infeksi bibir kemaluan, liang
senggama mulut Rahim, Rahim dan jaringan penyangga, dan pada saat infeksi
karena pengetahuan yang rendah, apalagi remaja yang secara biologis servik-nya
belum matang. Karena berada dalam masa peralihan, maka pada remaja sering
tubuhnya. Terutama dalam hal ini adalah organ reproduksi yang memberi
dampak besar terhadap kehidupan remaja di masa datang. Terlebih pada remja
putri yang memang diciptakan dengan bentuk dan fungsi tubuh yang sangat
istimewah dan juga sangat rentan terhadap gangguan dari luar, dalam hal ini
Infeksi pada Saluran Reproduksi (ISR) dengan gejala yang umum adalah
apalagi untuk memeriksakannya. Untuk itulah sangat penting bagi remaja putri
keputihan agar mereka tahu bagai mana seharusnya mereka bersikap ketika
Faktor Eksogen:
1.Lingkungan
2.Pendidikan
3.Agama
4.Sosial Ekonomi Perilaku
5. Kebudayaan Baik
Flour
Albus
Perilaku Fisiologi
Pengetahuan
Kesehatan
Flour
Albus
Perilaku Patologi
Faktor
Kurang
Endogen:
1. Bakteri
2. Parasit
3. Jamur
4. Virus
Gambar 2.1 Kerangka Teori. Modifikasi dari : Gordon dan Le Richt dalam Mansjoer
(2001), Notoadmojo (2003), Sabardi (2009).
D. Kerangka Konsep
Keterangan
: Variabel terikat
: Variabel Bebas
E. Hipotesis
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Populasi
35
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu
n=
Dimana :
N ; Besaran sampel
n : Besar sampel
berikut :
n =
n = = 47,46
D. Variabel Peneltian
keputihan.
E. Defenisi operasioanal
pertanyaan tertutup yang telah disediakan oleh peneliti dengan kuisioner yang
Skor terendah : 0 x 10 = 10 / 10 x 0% = 0%
Rumus :
I=
didasarkan pada skala likert, dimana tiap item pertanyaan diberi penilaian
I=
Dimana : I = Interval
K = Jumlah kategori
I= = = 33,33%
G. Alur Penelitian
H. Analisis Data
1. Analsis Univariat
P= x 100%
Dimana:
f = Frekuensi
n = Jumlah sampel
2. Anilisis Bivariat
Keterangan :
X2 : Chi Kuadrat
a. X2 hitung > X2 tabel maka, Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen..
b. X2 hitung < X2 tabel maka, Ho dan Ha ditolak ditrima berarti tidak ada
I. Etika Penelitian
dari institusinya atas pihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepada
1. Informend Consent
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti yang
memenuhi kriteria insklusi dan disertai judul penelitian, bila subjek menolak
yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian (Aziz Alimun Hidayat, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
Andira, Dita. 2010. Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Remaja. Ar-Ruzz Media,
Yogyakarta.
Hidayat, AA. 2009. Metode Peneltian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta:Salemba Medika.
Katharini, dkk. 2014. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta; Trans Info Media.
Saryati. 2014. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Sikap Remaja Putri tentang Flour
Albus di SMP Negeri 2 Trucuk Kabupaten Klaten 2014. Yogyakarta: STIKES
Alma Ata Yogyakarta. Diakses 20 Maret 2017.
TrisnaYulia, dkk. 2015. Pola Pengobatan Fluor Albus Di Rumah Sakit Umum Pusat
Nasional Dr Cipto Mangunkusumo Serta Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya (Analisis Data RekamMedikTahun 2013-2014).ISSN
: 1693-9883 Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. V, No. 2, Agustus 2015, 91
– 100.
1. Analisis Univariat
Kelas
Valid
Frequency Percent Percent Cumulative Percent
Pengetahuan Responden
Perila
ku
2. Analisis Bivariat
Case Processing Summary
Cases
Pengetahuan Responden
*
47 100.0% 0 .0% 47 100.0%
Perilaku
Pengetahuan Responden * Perilaku Crosstabulation
Perilaku
Kuran
g Count 1 11 12
Expected Count 8.7 3.3 12.0
% within
Pengetahuan
8.3% 91.7% 100.0%
Responden
Total Count 34 13 47
13.
Expected Count 34.0 0 47.0
% within
Pengetahuan
72.3% 27.7% 100.0%
Responden
Chi-Square Tests
32.994
a
Pearson Chi-Square 1 .000
Continuity
Correctionb 28.839 1 .000
Likelihood Ratio 33.216 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
Association 32.292 1 .000
N of Valid Casesb 47
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
3,32.
b. Computed only for a 2x2 table