Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI KEHAMILAN PADA

NY.A DENGAN KEHAMILAN HEMOROID


DI PUSKESMAS GANG. SEHAT
TAHUN 2023
TUGAS KELOMPOK

DOSEN PEMBIMBING :
AYUK NOVALINA,S.KEB.BD.,M.KEB
DI SUSUN OLEH :

1. SARINDA MARIA ( 21011370 )


2. HANDRIANI ( 2101369 )
3. ENGGLA BUTET ( 21011336 )
4. DELA AGUSTIN ( 21011334 )

PRODI DIII KEBIDANAN


POLITEKNIK AISYIYAH PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2023/ 2024

i
ii
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI KEHAMILAN PADA


NY.A DENGAN KEHAMILAN HEMOROID
DI PUSKESMAS GANG. SEHAT
TAHUN 2023

Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu


Tugas Praktik Klinik Kebidanan

Mengesahkan :

CI LAPANGAN PEMBIMBING
LAPANGAN

Ayuk Novalina,S.Keb.Bd.,M.Keb
NIDN.1124119401

iii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahi Wabarokatuh.


Puji syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan laporan kasus praktik klinik yang berjudul “Asuhan Kebidanan
Patologi Kehamilan Pada Ny.A Dengan Kehamilan Hemoroid Di Puskesmas
Gang. Sehat Tahun 2023”
sebagai salah satu tugas mandiri praktik kebidanan. Dalam hal ini, penulis
banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan
ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Ibu Ayuk Novalina,S.Keb.Bd.,M.Keb selaku dosen pembimbing lapangan
program studi Diploma tiga kebidanan politeknik Asiyiyah Pontianak
2. Kakak , selaku CI pembimbing lapangan.
3. Serta teman- teman yang selalu memberi semangat untuk menyelesaikan
laporan ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan makalah ini masih jauh


dari kata kesempurnaan, maka saya mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca. Akhir kata penulis mohon maaf atas segala
kekurangan dalam laporan kasus ini. Semoga laporan kasus ini bermanfaat bagi
semua pihak, terima kasih.
.

Pontianak,12 november2023

Tim Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................v
BAB I......................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Umum................................................................................................2
D. Tujuan Khusus...............................................................................................2
E. Manfaaat.......................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................4
TINJAUAN TEORI....................................................................................................4
A. Definisi..........................................................................................................4
B. Patofisiologi..................................................................................................4
C. Etiologi dan Faktor Resiko.............................................................................5
D. Gejala Klinis...................................................................................................5
E. Diagnosis Hemoroid......................................................................................5
F. Pengaruh Kehamilan Pada Hemoroid............................................................7
G. Komplikasi.....................................................................................................8
H. Prognosis.......................................................................................................8
I. Penatalaksanaan...........................................................................................9
BAB III..................................................................................................................23
TINJAUAN KASUS.................................................................................................23
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN...................................................23
BAB IV.................................................................................................................28
PENUTUP.............................................................................................................28
A. Kesimpulan..................................................................................................28
B. Saran...........................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses kehamilan akan menyebabkan ibu hamil mengalami perubahan
pada fisik dan psikologis. Perubahan tersebut seringkali menimbulkan
ketidaknyamanan yang akan dirasakan berbeda-beda tiap trimester kehamilan.
Perubahan yang terjadi selama kehamilan sering kali menjadi keluhan bagi
ibu hamil diantaranya adalah mual muntah pada awal kehamilan,
konstipasi, varises, gangguan berkemih, hemoroid, dan pembengkakan
pada tungkai dan kaki serta nyeri punggung.1Prevalensi hemoroid pada
wanita sebesar 25-30% dan pada pria 10-20%, dimana akan meningkat
dengan bertambahnya usia. Pada usia di atas 50 tahun, sekitar 50%
populasi menderita hemorhoid. Kehamilan akan meningkatkan insiden
hemoroid, dimana lebih dari 50% wanita hamil dijumpai kasus ini.
Risiko akan meningkat 20-30% setelah kehamilan kedua atau lebih. Pada
kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan oleh kehamilan merupakan
hemoroid temporer.(Novanto, 2023)
Hemoroid merupakan penyebab umum dari perdarahan rektum dan
ketidaknyamanan anal. Hemoroid diderita oleh 5% seluruh penduduk
dunia (Slavin, 2008). Insiden hemoroid terjadi pada13%-36% populasi
umum di Inggris (Lohsiriwat, 2012).Berdasarkan data dari The National
Center of Health Statisticsdi Amerika Serikat,prevalensi hemoroid
sekitar 4,4%(Buntzen et al., 2013).
Menurut data Word health organization(WHO),jumlah penderita wasir
atau (hemoroid) di seluruh dunia adalah sekitar 230 juta orang.
Disebutkan bahwa hemeroid di derita 5% seluruh penduduk dunia. Bahkan
pada pemeriksaan rektal didapatkan bahwa 2/3 penduduk sehat
menderita wasir (hemoroid) yang tergejala. Wasir (hemoroid) juga
ditemukan pada 50% manusia di atas 50 tahun. Wasir (hemoroid) bias
diderita baik pria maupun wanita (WHO, 2015).
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas identifikasi masalah adalah bagaimana Asuhan
Patologi Kehamilan Pada Ny.A Dengan Kehamilan Hemoroid Di Puskesmas
Gang. Sehat Tahun 2023
C. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan bagaimana Asuhan
Patologi Kehamilan Pada Ny.A Dengan Kehamilan Hemoroid Di Puskesmas
Gang. Sehat Tahun 2023
D. Tujuan Khusus
1) Untuk Mengetahui Definisi Hemoroid
2) Untuk Mengetahui Patofisiologi Hemoroid
3) Untuk Mengetahui Etiolgi Dan Faktor Resiko Hemoroid
4) Untuk Mengetahui Gejala Klinis Hemoroid
5) Untuk Mengetahui Diagnosis Hemoroid
6) Untuk Mengetahui Pengaruh Kehamilan Pada Hemoroid
7) Untuk Mengetahui Komplikasi Pada Hemoroid
8) Untuk Mengetahui Prognosis
9) Untuk Mengetahui Pentalaksanaan Pada Hemoroid

E. Manfaaat
1. Institusi Pendidikan
Sebagai Bahan referensi ilmiah, untuk menambah wawasan bagi
mahasiswa dalam melakukan Asuhan Patologi Kehamilan Pada Ny.A Dengan
Kehamilan Hemoroid Di Puskesmas Gang. Sehat Tahun 2023
2. Lahan Praktik
Dapat di gunakan sebagai acuan dalam memberikan asuhan patologi
kehamilan kepada pasien.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah pada rektum bagian distal
Penyakit ini dikenal oleh masyarakat dengan sebutan ambelen / wasir. Hemoroid
interna terdiri atas empat derajat berdasarkan ada tidaknya prolaps dan reduksi
spontan/manual. Tipe hemoroid, Hetnoroid tergolong menjadi hemoroid internal,
hemoroid eksternal maupun campuran keduanya. Hemoroid interna diselubungi
epitel kolumnar, berada di atas linea dentata. Hematold eksterna: diselubungi
epitel skuamosa (anoderm), berada di hawah lineadentata. Hemoroid campuran
(mtond hemorrhoids): meliputi hemoroid internal, eksternal dan ruang di
antaranya (Novanto, 2023)

Table 1 Derajat Hemoroid Interna


Deraja
Kriteria
t
I Hemoroid Interna non-prolaps
II Prolaps hemoroid interna saat
defekasi, dapat tereduksi spontan
III Prolaps hemoroid interna saat
defekasi, reduksi manual
IV Prolaps hemoroid internal
persisten, tidak dapat direduksi
manual, inkarserata

B. Patofisiologi
Pada pemeriksaan patologi anatomi pasien hemorhoid tampak perbedaan
berupa dilatasi pleksus vena abnormal, proses degenerasi serat kolagen dan
jaringan fibroelastik, thrombosis vaskular, distorsi serta ruptur otot subepitel
anal (otot Treitz atau ligament suspensori mukosa) dan reaksi inflamasi.
Beberapa mediator atau enzim seperti matrix metalloproteinase (MMP) yakni
MMP-9 meningkat kadarnya. pada hemoroid. Enzim tersebut berkaitan
dengan peningkatan degradasi serat elastin. Selain itu juga terjadi peningkatan
ekspresi vascular endothelial growth factors (VEGF) yang berkaitan dengan
neovaskularisasi. Studi juga menunjukkan peningkatan tekanan di dalam anus
pada suasana istirahat meningkat pada pendeirta hemoroids.(Novanto, 2023)
Peningkatan tekanan intraabdomen seperti pada kondisi mengejan saat
buang air besar meningkatkan risiko timbul hemoroid. Bantalan anal akan
mendapat tekanan. Jika terus berulang dalam jangka waktu lama bantalan anal
dapat prolaps Aliran balik vena terganggu hingga menimbulkan pelebaran
pleksus hemoroidalis.(Novanto, 2023)
Perdarahan pada hemoroid dapat timbul akibat trauma oleh feses dengan
konsistensi keras Perdarahan berwarna merah segar karena sesuai anatominya
bantalan anal kanal kaya akan sinusoid arteriovenosus Pleksus hemoroidalis
kaya akan kolateral luas arteri hemoroidalis(Novanto, 2023)
C. Etiologi dan Faktor Resiko
Etiologi pasti hemoroid belum jelas Hingga saat ini diduga diakibatkan
akibat pergeseran bantalan anal kanal "Faktor risiko hemoroid meliputi
konstipasi kronik dan mengejan, kebiasaan buang air yang kurang baik,
kehamilan atau lesi desak ruang pada pelvis (peningkatan tekanan intra
abdomen), usia 45 65 tahun dan diet rendah serat(Novanto, 2023)
D. Gejala Klinis
Gejala hemoroid tergantung derajat keparahan penyakit. Gejala paling
sering ditemukan antara lain perdarahan saat buang air besar, darah menetes
dari anus. prolaps, keluar cairan dari anus (mucus discharge) dan pruritus ani
Akan tetapi penderita hemoroid dapat juga tanpa gejala.(Novanto, 2023)
Hemoroid ditandai dengan perdarahan tanpa rasa nyeri yang
dilaporkan adanya darah pada tissue setelah buang air besar atau darah
menetes saat atau setelah buang air besar. Hemoroid interna dapat
menimbulkan gejala ketika prolaps, trombosis, perdarahan atau menjadi
ulserast" Hemoroid eksterna dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada anus
karena penonjolan massa Trombosis hemoroid eksterna dapat menyebabkan
nyeri akut.(Novanto, 2023)
E. Diagnosis Hemoroid
Diagnosis hemoroid ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang Anamnesis untuk menggali gejala sesuai derajat
penyakit dan faktor risiko serta menyingkirkan kemungkinan diagnosis
banding Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan anorektal. Pemeriksaan
penunjang meliputi anosopi atau kolonoskop.(Mustikawati Kurnia, 2021)
1) Anamnesis
Gejala hemoroid tergantung derajat keparahan penyakit Gejala paling
sering ditemukan antara lain perdarahan saat buang air besar, darah
menetes dari anus. prolaps, keluar cairan dari anus (mucus discharge), dan
pruritus ani. Akan tetapi penderita hemoroid dapat juga tanpa gejala.
Riwayat penyakit yang penting ditanyakan meliputi kebiasaan buang air
besar, frekuensi buang air besar konsisensi tinja, apakah ada benjolan yang
keluar setelah buang air besar dan apakah bisa dimasukkan kembali ke
rektum, riwayat sulit buang air besar dan kebiasaan mengedan serta
kebiasaan makan dan konsumsi serat(Mustikawati Kurnia, 2021)
2) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan anorektal yang dilakukan meliputi Inspeksi daerah
perianal: dapat dilakukan pada posisi lateral kiri atau litotomi. Pada
pemeriksaan inspeksi dapat dinilai apakah terdapat ruam kulit. hemoroid
eksterna atau skin tag, fisura, fistula, abses, neoplasma, kondilomata,
prolaps, papil hipertrofi atau kombinasi di antaranya.(Mustikawati Kurnia,
2021).
Pemeriksaan colok dubur bersifat subyektif bergantung dengan
kemampuan dan penilaian pemeriksa, namun masih menjadi pemeriksaan
awal yang penting. Pemeriksaan yang dinilai termasuk permukaan
mukosa, kekuatan tonus stingter ani, jika teraba massa di rektum di
deskripsikan dengan letak massa. fluktuasi, nyeri tekan, dan
konsistensi(Mustikawati Kurnia, 2021)
3) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk membantu penegakan diagnosis
hemoroid adalah anoskopi. Pilihan lainnya dapat dilakukan pemeriksaan
sigmoidoskopi maupun kolonoskopi untuk menegakan diagnosis hemoroid
sekaligus menyingkirkan diagnosis banding(Mustikawati Kurnia, 2021)

a. Anoskopi
Anoskopi meerupakan pemeriksaan paling akurat dan paling
mudah untuk memeriksa kanalis ani dan distal rektum untuk membedakan
diagnosis hemoroid interna atau fisura anl. Pemeriksaan ini jarang
digunakan semenjak pemakaian endoskopi lebih banyak dilakukan."
b. Sigmoidoskopi fleksibel atau kolonoskopi
Tidak lebih akurat untuk menegakan diagnosis hemoroid. namun
dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan inflammatory bowel disease
atau kanker Kolonoskop! terutama dilakukan pada pasien perdarahan
rektum dengan tanda bahaya atau kelompok populasi sebagai berikut:
Pasien berusia 50 tahun atau lebih dan belum pernah dilakukan
pemeriksaan kolon menyeluruh dalam 10 tahun terakhir. Pasien berusia 40
tahun atau lebih yang belum pernah dilakukan pemeriksaan kolonoskopi
dalam 10 tahun terakhir dan memiliki riwayat satu orang keluarga inti
dengan kanker kolorektal atau adenoma pada usia 60 tahun atau kurang
Pasien berusia 40 tahun atau lebih yang belum dilakukan pemeriksaan
kolonoskopi dalam lima tahun terakhir dan memiliki riwayat lebih dari
satu orang keluarga inti dengan kanker kolorektal atau adenoma pada usia
60 tahun atau kurang, Pasien dengan anemia defisiensi best, pasien dengan
hasil pemeriksaan darah samar tinja positif
c. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium darah dapat dilakukan untuk melihat
adanya anemia yang mungkin disebabkan oleh perdarahan dari hemoroid.
(Mustikawati Kurnia, 2021)
F. Pengaruh Kehamilan Pada Hemoroid
Kehamilan membuat volume darah meningkat dan menyebabkan
pembuluh darah membesar. Kondisi rahim yang semakin membesar juga
membuat tekanan pada pembuluh darah di rektum (bagian kecil paling akhir
dari usus besar sebelum anus) Selain itu, peningkatan hormon progesteron
selama kehamilan menyebabkan dinding pembuluh darah mengendur, yang
menyebabkan mereka lebih mudah membengkak. Progesteron juga
memengaruhi sembelit dengan memperlambat kerja saluran urus Setidaknya
50 persen ibu hamil mengalami hemoroid dan akan membaik setelah
melahirkan.(Mustikawati Kurnia, 2021)
Kondisi hamil membuat rahim terus berkembang dan menekan pembuluh
darah pada pelvis. Belum lagi peningkatan hormon progesteron yang
melemaskan pembuluh darah dan memungkinkan pembuluh darah lebih
gampang membengkak. Progesteron juga berkontribusi terhadap konstipasi
dan memperlambat kerja usus sehingga kombinasi ini semua menyebabkan
wasir di saat hamil Hemoroid saat hamil biasanya terjadi ketika usia
kehamilan memasuki 25 minggu. Kondisi ini dipicu oleh tekanan berlebih dari
rahim yang terus membesar, sehingga menekan pembuluh darah pada anus
yang menyebabkannya menyembul ke daerah rektum.(Mustikawati Kurnia,
2021)
Beberapa ibu hamil juga memiliki hemoroid di masa sebelum kehamilan
karena memang sudah memiliki masalah pencernaan. Bila ibu memiliki
hemoroid sebelum kehamilan, kemungkinan besar ibu akan mengalaminya
juga selama kehamilan Kondisi kesehatan ini juga bisa berkembang setelah
melahirkan akibat mengejan selama persalinan(Mustikawati Kurnia, 2021)
G. Komplikasi
Komplikasi dari hemorhoid yang paling sering adalah perdarahan,
trombosis dan strangulasi(Rangkuti Fadilah, 2020)
H. Prognosis
Prognosis pasien yang menjalani tatalaksana hemoroid yang sesuai adalah
baik Resolusi dan perbatkan gejala dengan laju rekurensi yang rendah,
walaupun gejala sisa atau gejala rekuren tinggi angka kejadiannya pada pasien
yang memiliki faktor risiko kuat Operasi hemoroidektomi memiliki efek
jangka panjang dengan kurang dari 20% gejala rekuren dan membutuhkan
terapi ulang yang lebih rendah dibandingkan dengan ligasi rubber band pada
hemoroid derajat 2 atau derajat yang lebih berat.(Rangkuti Fadilah, 2020)
I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hemoroid internal dilakukan berdasarkan derajat
keparahan. Terapi utama adalah terapi non farmakologi berupa modifikasi diet
serta perbaikan bowel habit. Terapi selanjutnya adalah medikamentosa dan
pembedahan. Hemorrhoid merupakan sesuatu yang fisiologis, maka terapi
yang dilakukan hanya untuk menghilangkan keluhan, bukan untuk
menghilangkan pleksus hemorrhoidalis. Pada hemorrhoid derajat I dan II
terapi yang diberikan berupa terapi lokal dan himbauan tentang perubahan
pola makan Dianjurkan untuk banyak mengonsumsi sayur sayuran dan buah
yang banyak mengandung air. Hal ini untuk memperlancar buang au besar
sehingga tidak perlu mengejan secara berlebihan.(Rangkuti Fadilah, 2020)
Pemberian obat melalui anus (suppositoria) dan salep anus diketahui
tidak mempunyai efek yang berarti kecuali sebagal efek anestetik dan
astringen. Selain itu dilakukan juga skleroterapi, yaitu penyuntikan larutan
kimia yang marengsang dengan menimbulkan peradangan steril yang pada
akhirnya menimbulkan jaringan parut Untuk pasien derajat III dan IV. terapi
yang dipilih adalah terapi bedah yaitu dengan hemoroidektomi. Terapi ini bisa
juga dilakukan untuk pasien yang sering mengalami perdarahan berulang,
sehingga dapat sebabkan anemia, ataupun untuk pasien yang sudah mengalami
keluhan keluhan tersebut bertahun-tahun Dalam hal Ini dilakukan pemotongan
pada jaringan yang benar-benar berlebihan agar udak mengganggu fungsi
normal anus.(Rangkuti Fadilah, 2020)

Table 2 Penatalaksanaan Hemoroid Berdasarkan Jenisnya

Jenis Hemoroid Penatalaksanaan


Hemoroid Interna derajat I Penatalaksanaan konservatif
Medikamentosa disertai Dengan
modifikasi Gaya hidup,
menghindari OAINS, dan
menghindari makanan pedas
maupun berlemak

Hemoroid Interna derajat II dan Penatalaksanaan konservatif


III medikamentosa, modifikasi gaya
hidup, dan tindakan non operatif
bila diperlukan
Hemoroid Interna derajat III yang Paling baik dilakukan
sangat simtomatik dan derajat IV hemorhoidektomi
Hemorold Interna derajat IV Diperlukan tindakan bedah segera
dengan gangren atau inkarserata
Hemoroid Eksternal dengan Dapat berespon baik dengan
thrombosis enukleasi
Hemoroid Eksternal dengan Lebih baik ditatalaksana dengan
gangguan hygiene atau skin tag reseksi operatif

1) Terapi Non Farmakologi


Terapi non farmakologi dapat berupa perubahan diet, pola hidup,
serta bowel habit. Diet harus tinggi serat dan cairan oral agar konsistensi
tinja tidak keras. Jumlah konsumsi serat yang direkomendasikan yakni
25 40 gram serat per hari. Konsumsi air disarankan minimal 1800 mL
per hari atau 30-40 ml/kgBB/hari (pastikan pasien tidak dalam kondisi
yang mengharuskan restriksi cairan). Perubahan bowel habit dilakukan
dengan cara merubah posisi saat defekasi dan menghindari mengedan
saat buang air besar. Posisi jongkok merupakan posisi yang paling baik
untuk buang air besar Pada posisi jongkok, sudut anorectal yang
terbentuk lebih besar dibanding posisi duduk. Sudut anorectal menjadi
lurus ke bawah sehingga mempermudah pengeluaran tinja. Selain itu
tekanan intra abdominal lebih rendah pada posisi jongkok. Jika hanya
ada kloset duduk maka pasien dapat disarankan untuk meletakkan
bangku di bawah kaki serta menyondongkan tubuh ke depan. Walaupun
sudut anorektal yang terbentuk tidak serupa seperti posisi jongkok, hal
tersebut dapat membuat perubahan sudut anorectal yang lebih baik
dibanding posisi duduk.(Rangkuti Fadilah, 2020)
Kebiasaan saat di toilet juga harus diperbaiki Beritahu pasien untuk
tidak menghabiskan waktu lama duduk di kloset jika tinja tidak keluar
Selain daripada itu, pasien juga disarankan untuk menjaga pola hidup
yang baik dengan makanan bergizi seimbang dan olahraga Aktivitas
fisik dapat membantu pergerakan usus dan memperbaik bowel habit.
(Rangkuti Fadilah, 2020)
2) Medikamentosa
Tujuan utama terapi medikamentosa adalah untuk mengendalikan
gejala akut hemoroid dibandingkan mengobati keadaan yang mendasari.
Terdapat banyak obat- obatan dan pengobatan tradisional dalam bentuk
pil, suppositoria, krim, dan topikal wipes Untuk sediaan oral, flavonoid
adalah agen phlebotanik yang paling sering digunakan unruk
meningkatkan tonus vaskular, mengurangi kapasitas vena, mengurangi
permeabilitas kapiler, memfasilitasi drainase limfatik dan memiliki efek
anti-inflamasi(Rangkuti Fadilah, 2020)
Pada trombosis hemoroid eksternal yang menyebabkan nyeri akut
yang hebat, jika tidak diberikan terapi gejala dapat hilang dalam 2-3 hari
dan trombosis kembali terabsorpsi Terapi oral lain yang dapat diberikan
adalah analgetik dan laksatif, sedangkan untuk topikal dapat diberikan
lidokain krim ataupun kombinasi(Rangkuti Fadilah, 2020)
3) Tindakan Non Operatif
Tindakan tanpa pembedahan untuk penatalaksanaan hemoroid berupa
ligase rubber band. sideroterapi, fotokoagulasi Inframerah atau diatermi
bipolar
a. Ligasi Rubber Rand
Tindakan yang paling sering dilakukan, dapat dilakukan di
poliklinik dengan atau tanpa anestesi dan persiapan Efektif
pada hemoroid internal derajat satu dan dua serta beberapa
pada hemoroid Internal derajat tiga Angka keberhasilan
mencapai 80%. gejala rekurensi dapat diatasi dengan
pemasangan ulan rubber band dan hanya 10% yang akhirnya
harus menjalani operasi ekzist. Pasien yang menjalani ligasi
dapat merasakan nyeri ringan dan tumpul selama 18 jam
setelah tindakan yang berkurang dengan analgetik Perdarahan
minor atan spotting dilaporkan sekitar 5%. dan kurang dari
0.1% mengalami perdarahan hebat yang memerlukan tindakan..
gawat darurat Komplikasi paling jarang adalah sepsis perineal
akibat retenst urin atau gangren pada ligasi Risiko sepsis lebih
tinggi pada pasien dengan Imunokompromais, diabetts, dan
neutropenia
b. Skleroterapi
Skleroterapi adalah injeksi agen kaustik pada submukosa
hemoroid sehingga menghilangkan vaskularitas, trombosis
intravaskular, dan fibrosis Fibrosis dipercaya mengakibatkan
fiksast jaringan dan menghilangkan prolapsus Efektivitas terapt
sebesar 75%-89% pada hemoroid derajat 1,2 dan 3. namun
rekurensi didapatkan sebenar 40% dalam 4 tahun. Agen kaustik
yang diguitakan adalah fenol 10% sebanyak ml menceunakin
lorem 21 atau 25 jarum yang lebih besar dapat menimbulkan
perdarahan, Komplikasi jarang terjadi, dilaporkan adanya
disfungsi ereksi karena injeksi mengenai saraf parasimpatetik
periprostatik.
c. Fotokuagulasi Inframerah Dan Diatermi Bipolar
Fotokoagulasi menggunakan cahaya inframerah pada hemoroid
menghasilkan koagulasi protein sel dan evaporasi cairan
intraselular, sehingga terjadi sklerosis dan fiksast akibat
fibrosis jaringan. Direkomendasikan diberikan pada hemoroid
derajat 1 dan 2 selama prolaps tidak terlalu besar, dengan gejala
rekuren setelah ligasi dimana ligasi ulang tidak dapat
dilakukan, Koagulasi bipolar diatermi menggunakan energi
elektrik yang memiliki efek sama dengan fotokoagulasi dengan
mengurangi vaskularitas dan memfiksasi jaringan ke
muskulatorum anal.
1) Terapi operatif
a. Doppler-Guided Transanal Hemorrhoid Ligation (DG-HTL)
Tindakan ini menggunakan proktoskopi khusus dengan probe
Doppler dan lampu untuk mengidentifikasi arteri dan jahitan ligasi.
Tindakan ini dilakukan pada hemoroid derajat 2,3, dan 4 Jahitan
ligasi dilakukan dari pedikel hemoroid terus ke bawah sampai linea
dentata untuk meligasi hemoroid Jahitan disimpul kempali ke
apeks untuk mengangkat hemoroid kembali ke posisi anatomi.
Sebuah penelitian menunjukkan 1.2% muncul komplikasi
perdarahan dan 2.3% berkembang menjadi trombosis pasca
operasi. Angka rekurensi dalam satu tahun sebesar 4.1% dan tidak
ditemukan adanya inkontinensia fekal DG HTL yang dilakukan
setelah kegagalan ligast rubber band dilaporkan 23% mengalami
rekurensi perdarahan dan atau prolaps dalam 18 bulan namun
mengurangi tindakan operasi hemoroidektomi(Novanto, 2023)
b. Hemoroidektomi Stapler
Tindakan ini menggunakan stapler sirkular untuk mengatasi
prolaps hemoroid internal termasuk membuang bagian proksimal
dari mukosa rektal distal hemoroid dan linea dentata. Tindakan ini
mengurangi prolaps dan memfiksasi Jaringan ke dinding rektal
Tindakan ini lebih udak nyeri pada pasca operasi karena jaringan
yang dieksisi berada proksimal dari serabut saraf somatik anus.
Komplikasi berat dapat terjadi antara lain perdarahan
inkontinensia, stenosis, fistula, dan sepsis perineal Pada wanita
harus dipastikan bahwa jaringan vagina atau septum rektovagina
tidak terlibat karena dapat mengakibatkan terbentuknya fistel
rektovagina. Komplikasi yang lebih jarang terjadi antara lain
perforasi, sepsis retroperitoneal, dan obstruksi total rektum
(Novanto, 2023)
c. Hemoroidektomi
Sekitar 5-10% pasien hemorold memerlukan operasi
hemoroidektomi. Paslen yang memerlukan operasi terbuka
hemoroidektomi adalah pasten dengan: 1) hemoroid derajat 3 yang
tidak responsif terhadap terpi non operatif, 2) hemoroid derajat 4,
3) hemoroid eksternal besar atau hemoroid campuran, dan 4)
dengan kondisi patologis anorektal.
Prosedur yang paling banyak digunakan adalah
hemoroidektomi tertutup Ferguson dan hemoroidektomi terbuka
Milligan Morgan. Pada pendekatan Ferguson, hemoroid dielevasi,
kulit eksternal dan anoderm diinsisi. Pedikel diligasi dan luka
ditutup dengan jahitan kontinu. Pada pendekatan Milligan Morgan,
hemoroid dieksisi namun luka dibiarkan terbuka untuk epitelisasi
Komplikasi pasca operasi yang paling sering ditemukan
adalah perdarahan pada satu minggu setelah operasi, 34% terjadi
retensi urin temporer yang dapat diatasi dengan pemasangan
kateter Stenosis anal umum terjadi terutama jika eksisi dilakukan
pada multipel kuadran. Nyeri pasca operasi dapat diatasi dengan
OAINS suplementasi narkotik terkadang dibutuhkan. Namun obat-
obatan narkotika dapat menyebabkan konstipasi, yang berlanjut
pada perdarahan, nyeri, lepasnya jahitan. dan mengendurnya
staples. Laksatif direkomendasikan pada setiap perawatan pasca
Undakan Topikal metronidazol 10% diberikan tiga kali sehari dan
topikal diltiazem dapat mengurangi nyeri.(Mustikawati Kurnia,
2021)
BAB III
TINJAUAN KASUS

POLITEKNIK ’AISYIYAH PONTIANAK


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
Jl. Ampera No. 9 Telp (0561) 6655112
NAMA MAHASISWA : Handriani, Sarinda Maria, Engla Butet, Della Agustin
NIM : 21011369, 21011370, 2101136, 21011334
TEMPAT PRAKTIK : Puseksmas Gang. Sehat
TANGGAL /JAM PENGKAJIAN : 11 November 2023/ 08.00

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN


ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

PENGKAJIAN
Tanggal : 9 November 2023 No Reg : 012832786
Pukul : 08. 00 WIB
Tempat : Puskesmas Gang. Sehat
Oleh : Mahasiswa D3 Kebidanan

DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. A Nama Suami : Tn. A
Umur : 38 tahun Umur : 40 tahun40
Suku : Melayua Suku : Melayu
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMAMA
Pekerjaan : IRTdk bekerja Pekerjaan :Karyawan Swasya a
Alamat : Jl. Sulawesi Gg. Karya Bhakti
No.Hp : 081250142274085730
156xxx
2. Keluhan Utama : Ibu mengatakan ada keluar darah dari lubang anus nya
sejak 1 minggu yang lalu

3. Riwayat menstruasi
Siklus : 28 hari, teratur/tidak teratur. Lama 5 Hari
Banyaknya 2-3 x ganti pembalut

23
HPHT : 17-03-2023
TP : 24-12-2023
4. Riwayat Obsetri
G4P3A0 Hamil 34 minggu 2 hari
Kehamilan Persalinan Nifas Anak
No. Ket
Ke Lama Penyulit Tempat Penolong Jenis Penyulit Penyulit JK BBL Umur Penyulit
1. aterm Tdk ada PMB Bidan Spt Tdk ada Tdk ada ♂ 3.400 11 thn Tdk ada Hidup
2. aterm Tdk ada Klinik Bidan Spt Tdk ada Tdk ada ♂ 3.000 13 thn Tdk ada Hidup
3. aterm Tdk ada Klinik Bidan Spt Tdk ada Tdk ada ♀ 3.000 5 thn Tdk ada Hidup
Kehamilan ini

5. Riwayat Kehamilan Ini: Ibu mengatakan pada saat hamil muda


mengeluh mual muntah, sedangkan di usia kehamilan yang sekarang
mengeluh sakit pinggang. Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi
obat-obatan dan jamu tanpa resep dokter.

6. Riwayat KB: Ibu mengatakan terakhir menggunakan KB suntik 3 bulan

7. Riwayat kesehatan klien: Ibu mengatakan tidak pernah menderita


penyakit menular seperti TBC, Hepatits, dan penyakit menurun seperti
Hipertensi dan DM.

8. Riwayat kesehatan keluarga : Ibu mengatakan keluargannya tidak


pernah menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatits, dan penyakit
menurun seperti Hipertensi dan DM.

9. Pola fungsional kesehatan:


a. Nutrisi : makan 3x/hari, nasi, lauk pauk, sayur dan buah. Minum ±
5 gelas/hari
b. Eliminasi : BAB ± 1x/hari.
BAK ± 5-6x/hari

c. Istirahat : Tidur siang 1-2 jam


Tidur malam 8 jam
d. Aktivitas sehari-hari: Ibu mengatakan sehari-hari mengerjakan
pekerjaan rumah tangga seperti masak,mandi, dan bersih-bersih.

10. Data psikososial


Ibu menikah 1 kali,pada usia 20 tahun, lama pernikahan 18 tahun.
Kehamilan direncanakan/ tidak direncanakan. Hubungan ibu dan
keluarga Harmonis/tidak harmonis. Keluarga mendukung/tidak

24
mendukung kehamilan ini. Pengambil keputusan dalam keluarga adalah
suami dan ada/tidak ada tradisi yang bisa membahayakan kesehatan ibu
dan janin. jika ada sebutkan (tdiak ada). Ibu merencanakan bersalin di
puskesmas Jarak dari rumah ke tempat bersalin 3 Km
*coret jika tidak perlu

DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Compos MentisCompos Kg
2. Pemeriksaan Antropometri
BB sebelum hamil : 50 Kg
BB sekarang : 66 Kg9
TB : 145 Cm
LILA : 28 Cm
IMT : 31,4
3. Pemeriksaan TTV
TD : 128/ 90mmHg90 mmHg
Nadi : 84 x/menit
S : 36,2 oC,90C
4. Pemeriksaan Fisik
a) Wajah : pucat ( -), oedema (- ) daerah....
b) Mata : konjungtiv bersih sklera tidak ikterik
c) Leher :pelebaran vena jugularis (- ), benjolan kelenjar limfe ( -)
dan
pembesaran kelenjar tiroid ( -).
d) Dada : - retraksi dinding dada : ada/ tidak
- paru-paru : tidak ada bunyi stridor dan wheezing
- Jantung : tidak ada bunyi tambahan
e) Payudara : jaringan parut ( - ), puting susu menonjol( +/ ), benjolan (-/
), kolostrum ( + / )
f) Abdomen : Tidak ada benjolan
Inspeksi: Bekas luka operasi ( - )
*beri tanda -/+
Palpasi,
 Leopold I : TFU 32 cm, Fundus uteri teraba bulat, tidak
simetris, lunak, tidak melenting.
 Leopold II : Sebelah kiri ibu teraba panjang keras, tidak
melenting, dan sebelah kanan teraba bagian kecil berongga
 Leopold II : Teraba bulat keras, tidak lagi melenting

25
 Leopold IV : Divergen
 Palpasi WHO : Tidak dilakukan
g) DJJ : 138 x/mnt, teratur x
h) Genitalia : chadwick ( - ), varises ( - ), Lesi ( - ), nyeri ( - ),
pembengkakan kelenjar bartholini (- ), pengeluaran cairan (- ) tidak
i) Anus :
j) Ekstremitas : oedema ( - ) ........ , varices ( - ), Reflek patela kanan ( + )
kiri ( + )
*beri tanda -/+

26
5. Pemeriksaan penunjang :

Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil


Hb
Protein Urine
Glukosa Urine
USG
Dan lain-lain

ANALISIS DATA
G IV P3 A0 hamil 34 minggu 2 hari dengan hemoroid derajat
Janin tunggal hidup presentasi
PENATALAKSANAAN (sesuaikan kebutuhan pasien)

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan, ibu dapat menanggulangi penjelasan yang


diberikan.
2. Menjelaskan keluhan/ ketidaknyamanan karena perdarahan yang dirasakan
dan cara mengatasinya yakni (jabarkan), ibu mengerti.
3. Memberikan KIE tentang tanda- tanda bahaya persalinan ibu menegerti.
4. Memberikan ibu suplemen Fe 1x 60 mg serta menjelaskan cara
mengkomsumsinya, ibu dapat menanggulangi penjelasan yang diberikan.
5. Bersama ibu merencanakan tentang perencanaan persalinan dan kemungkinan
ada kegawatdaruratan karena adanya keluhan hemoroid , ibu memutuskan untuk
bersalin di Rumah sakit ANUGERAH.
6. Melakukan rujukan kepada ibu kerumah Sakit ANUGERAH , ibu bersedia.
7. Bersama ibu merencanakan kunjungan ulang 2 minggu atau jika ada keluhan,
ibu mengerti.

Puskesmas Gg. Sehat, 11/ 11/ 2023

Mahasiswa Pembimbing

( ) ( )

(Novanto, 2023)

27
BAB IV
PEMBAHASAN

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peningkatan hormon progesteron selama kehamilan menyebabkan
dinding pembuluh darah mengendur, yang menyebabkan mereka lebih mudah
membengkak. Progesteron juga memengaruhi sembelit dengan
memperlambat kerja saluran usus." Setidaknya 50 persen ibu hamil
mengalami hemoroid dan akan membaik setelah melahirkan Ambeien saat
hamil biasanya terjadi ketika usia kehamilan memasuki 25 minggu. Kondisi
ini dipicu oleh tekanan berlebih dari rahim yang terus membesar. sehingga
menekan pembuluh darah pada anus yang menyebabkannya menyembul ke
daerah rektum.
Hemorhold pada wanita hamil merupakan suatu keadaan yang
fisiologis, maka terapi yang dilakukan ditujukan untuk menghilangkan
keluhan, yaitu dengan tindakan preventif dan konservatif Tindakan
pembedahan baru dilakukan apabila perawatan secara konservatif tidak
berhasil
B. Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan/ Bidan
Mengembangkan diri sejalan dengan pengembangan ilmu
pengetahuan dan menetapkan manajemen kebidanan setiap asuhan
kebidanan yang diberikan
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan
dan pengetahuan mengenai hemoroid pada kehamilan.

28
DAFTAR PUSTAKA
Mustikawati Kurnia, A. dkk. (2021). HEALTH EDUCATION TERHADAP
PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TERAPI SITZ BATH DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BALONG PONOROGO. Jurnal
Delima Harapan, 8(2), 40–43.
Novanto, H. dkk. (2023). Analisis Dampak Hemoroid pada Kehamilan. Religion
Education SocialLaa Roiba Journa, 5(1), 126–137.
Rangkuti Fadilah, L. (2020). Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Wasir
(HEMOROID) padaIbu Hamil Di Lingkungan II Kelurahan Sihitang
Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Kota PadangSidimpuanTahun
2020. Jurnal Kebidanan Matorkis, 2(1), 68–74.

29
30

Anda mungkin juga menyukai