OLEH:
P07124122022
JURUSAN KEBIDANAN
2024
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
Disusun Oleh
P07124122022
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C.Tujuan....................................................................................................... 2
D. Manfaat.................................................................................................... 2
A. Pengertian................................................................................................ 3
B. Klasifikasi Keputihan................................................................................ 4
D. Patofisiologi Keputihan...............................................................................5
E. Penatalaksanaan Keputihan.......................................................................5
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................13
BAB V PENUTUP.........................................................................................14
A. Kesimpulan............................................................................................... 14
B. Saran........................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 15
LAMPIRAN................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keputihan bisa juga disebabkan adanya rangsangan mekanis oleh alat – alat
kontrasepsi sehingga menimbulkan cairan yang berlebihan. Pada tipe keputihan
ini, cairan yang keluar berwarna kuning kehijauan. Biasanya diiringi rasa gatal
dan bau tidak sedap (Shadine, 2021).
Biasanya komplikasi yang mungkin terjadi pada Flour Albus yaitu infeksi
vagina seperti jamur Kandida Albican, parasit Tricommonas, E Coli, Staphy
lococcus, Treponema Pallidum, Kondiloma aquiminata dan Herpes serta luka
daerah vagina, benda asing yang tidak sengaja atau sengaja masuk ke vagina
dan kelainan serviks (Sibagariang dkk, 2020)
Berdasarkan data statistik Indonesia 2008 dari 43,3 juta jiwa remaja berusia
15 – 24 tahun di Indonesia berperilaku tidak sehat. Remaja putri Indonesia dari
23 juta jiwa berusia 15 – 24 tahun 83,3% pernah berhubungan seksual yang
merupakan salah satu terjadinya Flour Albus (BBKN, 2009)
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Keputihan adalah keluarnya cairan selain darah dari liang vagina di luar
kebiasaan, baik berbau ataupun tidak, serta disertai rasa gatal setempat. Cairannya
berwarna putih, tidak berbau, dan jika dilakukan pemeriksaan laboratorium tidak
menunjukkan ada kelainan. Penyebab keputihan dapat secara normal yang
dipengaruhi oleh hormon tertentu (Kusmiran, 2019).
Keputihan atau Flour albus (white discharge, leukorrhea) adalah suatu gejala
berupa cairan yang tidak berupa darah yang keluar dari organ genetalia
(Wiknjosastro, 2007). Keputihan bukan merupakan golongan penyakit tersendiri,
tetapi merupakan salah satu tanda dan gejala dari suatu penyakit organ reproduksi
wanita yang harus diobati (Manuaba, 2019).
.Menurut Manuaba (2019) keputihan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a) Pengaruh sisa estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin
sehingga bayi baru lahir sampai umur 10 hari mengeluarkan Flour Albus.
1
kelamin (infeksi bibir kemaluan, liangsenggama, mulut rahim, jaringan
penyangga, dan pada infeksi karena penyakit menular seksual).
b) Kelainan alat kelamin didapat atau bawaan Adanya fistel vesikovaginalis atau
rektovaginalis akibat cacat bawaan. Cedera persalinan dan radiasi kanker
genetalia atau kanker itu sendiri.
c) Benda asing Kondom yang tertinggal dan pesarium untuk penderita hernia
atau prolaps uteri dapat merangsang secret vagina berlebihan.
d) Kanker Flour Albus ditemukan pada neoplasma jinak maupun ganas, apabila
tumor itu dengan permukaannya untuk sebagian atau seluruhnya memasuki
lumen saluran alat – alat genetalia. Sel akan tumbuh sangat cepat secara
abnormal dan mudah rusak, akibat dari pembusukan dan perdarahan akibat
pemecahan pembuluh darah pada hiper vaskularisasi. Gejala yang ditimbulkan
ialah cairan yang banyak, berbau busuk disertai darah tak segar.
e) Menopause Pada menopause sel – sel dan vagina mengalami hambatan dan
dalam pematangan sel akibat tidak adanya hormon estrogen sehingga vagina
kering, sering timbul gatal karena tipisnya lapisan sel sehingga mudah luka dan
timbul infeksi penyerta.
Menurut Sibagariang dkk (2010), ada beberapa gejala Flour Albus, anatara lain :
1) Sekret yang berlebihan seperti susu dan dapat menyebabkan labia menjadi
terasa gatal, umumnya disebabkan oleh infeksi jamur kandida dan biasa
terjadi pada kehamilan, penderita diabetes dan akseptor pil KB. 2
3) Keputihan / Flour Albus yang disertai nyeri perut di bagian bawah atau nyeri
panggul belakang, kemungkinan terinfeksi sampai pada organ dalam rongga
panggul.
Menurut Shadine (2012), ada beberapa cara untuk menghindari terjadinya Flour
Albus, antara lain :
2
2) Biasanya untuk membasuh vagina dengan cara yang benar, yaitu dengan
gerakan dari depan ke belakang. Cuci dengan air bersih setiap buang air dan
mandi. Jangan lupa untuk tetap menjaga vagina dalam keadaan kering.
4) Hindari terlalu sering memakai bedak talk disekitar vagina, tisu harum atau
tisu toilet. Ini akan membuat vagina kerap teriritasi.
Organ yang paling sensitive dan rawan pada tubuh Wanita adalah organ
reproduksi dan merupakan organ yang paling rawan dibanding organ tubuh yang
lainnya. Keputihan ( Flour Albus )yang termasuk fisiologis disebabkan karena
pengaruh hormon estrogen dan progesterone padav saat menjelang menstruasi.
Pada proses poliferasi ovarium memproduksi hormon estrogen yang dapat
menyebabkan pengeluaran secret yang berbentuk seperti benang, tipis dan elastis.
Gejala keputihan normal dengan karakteristik yaitu, tidak berbau, jernih, tidak gatal
dan tidak perih (Manuaba dkk, 2019)
Keputihan juga bisa disebabkan oleh infeksi jamur karena lembab . Didalam
alat genital wanita terdapat mekanisme pertahanan tubuh berupa bakteri yang
menjaga kadar keasaman pH vagina. Normalnya angka keasaman pada vagina
berkisar antara 3,8 – 4,2. Sebagian besar, hingga 95% adalah bakteri laktobasilus
dan selebihnya adalah bakteri pathogen (yang menimbulkan penyakit).
3
F. Penatalaksanaan Flour Albus
1) Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga ringan, istirahat
cukup, hindari rokok dan alkohol serta hindari stres berkepanjangan.
4) Biasanya membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari
arah depan ke belakang.
6) Hindari penggunaan bedak talk, tisu atau sabun dengan pewangi pada
daearah vagina karena dapat menyebabkan iritasi.
4
BAB III
TINJAUAN KASUS
KEPUTIHAN
No Reg :
Nama Pengkaji : Helen Amelia
Hari dan tanggal Pengkajian : 2 April 2024
Waktu Pengkajian : 09.00 wita
Tempat Pengkajian : Puskesmas Selaparang
DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama : Nn.T
Umur : 17 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sasak
Pendidikan : SMA
Alamat : Gegutu Timur
No.Telp :-
3. ) Riwayat Menstruasi
a) Menarche : Nn. T mengatakan haid pertama menstruasi umur 13 tahun
b) Siklus : Nn. T mengatakan siklus menstruasinya ± 28 hari.
c) Teratur/tidak : Nn. T mengatakan menstruasinya teratur
d) Lama : Nn. T mengatakan menstruasinya 7 hari.
e) Banyaknya : Nn. T mengatakan ganti pembalut 3 – 4 per hari
f) Sifat darah : Nn. T mengatakan sifat darahnya haidnya encer
g) Dismenorhoe : Nn. T mengatakan kadang nyeri pada saat menstruasi
4) Riwayat Perkawinan
Nn. T mengatakan belum menikah.
5
5.) Riwayat Penyakit
6
d. Tanda vital
Tekanan darah : 115/70
Nadi : 82x/mn
Pernafasan : 22 x/mnt
Suhu : 36,5
e. BB/TB : 41 kg/148 cm
2. Pemeriksaan Fisik
f. Kepala
1) Rambut : Bersih
2) Kepala : tak ada kelainan
g. Wajah
1) Pucat : tidak
2) Edema : tidak
h. Mata
1) Sklera : Tidak ikterik
2) Konjungtiva : Tidak anemis
i. Hidung
1) Kebersihan : Bersih
2) Polip : tidak
3) Serumen : tidak
j. Telinga
1) Kebersihan : Bersih
2) Serumen : tidak ada
3) Nyeritekan : tidak
k. Mulut
1) Stomatitis : tidak
2) Gusi : tidak berdarah
3) Gigi : tidak ada caries
l. Leher
1) Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
2) Kelenjar Limfe : tidak ada pembesaran
3) Vena jogularis : tidak ada pembesaran:
m. Dada : tidak dilakukan
n. Abdomen
1) Bentuk : simetris
2) Bekas luka : tidak ada
3) Massa/Tumor : tidak ada
4) Turgorkulit : tidak ada
5) Nyeritekan : terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah
o. Genetalia
(a) Vulva vagina
7
1. Varices : Tidak dilakukan
2. Luka : Tidak dilakukan
3. Kemerahan : Tidak dilakukan
4. Nyeri : Tidak dilakukan
5. Pengeluaran pervaginam : Ada cairan putih keruh, tidak berlebihan
p. Ekstremitas
1) Telapak tangan : tidak pucat
2) Oedema : tidak ada
3) Varices : tidak ada
4) Reflekpatella : kanan (+) kiri (+)
3. PemeriksaanPenunjang
5) Hb : tidak dilakukan
6) Hepatitis : tidak dilakukan
ANALISA
Nn T umur 15 tahun dengan Keputihan fisiologis
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan ( Nn T sudah Mengetahui hasil
pemeriksaan )
2. Memberitahu pada pasien tanda-tanda keputihan patologis
3. Memberikan KIE tentang cara menjaga kebersihan daerah kewanitaannya
yaitu cebok dengan benar dari depan kebelakang agar kuman yang ada di
anus tidak berpindah ke vagina.( Nn. T mengerti dan paham cara menjaga
kebersihan kewanitaannya )
4. Memberitahu pasien untuk mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari
( Nn T mengerti )
5. Memberitahu pasien untuk melakukan olahraga seperti yoga ( Nn T bersedia
melakukan anjuran bidan )
6. Memberikan KIE tentang makanan yang bernutrisi dan sehat serta baik untuk
mengurangi keputihan ( Nn T mengerti )
7.Memberikan penjelasan untuk kunjungan ulang 3 hari lagi atau jika ada
keluhan ( Nn T mengerti dan bersedia untuk kunjungan ulang sesuai anjuran
bidan
8
BAB IV
PEMBAHASAN
Adapun penatalaksanaan yang di berikan pada Nn. T pada keputihan yaitu dengan
memberitahu pasien bahwa keputihan yang dialami nya adalah keputihan fisiologis
sesuai dengan tanda-tanda yang dialami oleh pasien ,memberikan konseling tentang
cara menjaga kebersihan pada organ kewanitaan dengan mengajarkan Teknik
cebok yang benar dan memberitahu pasien untuk mengganti celana dalam minimal
2 kali sehari untuk mencegah kelembaban pada vagina dan mencegah terjadinya
infkesi bakteri yang dapat menyebabkan terjadinya keputihan abnormal.
9
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
11
12