Oleh :
KARINA WATI
NIM. 202008020
Karina Wati
Mengetahui,
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
Penulis menyadari bahwa keberhasilan menyusun laporan ini tidak lepas dari
bimbingan dan dukungan berbagai pihak yang diberikan kepada penulis. Untuk itu
penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna.
Hal ini karena keerbatasan pengetahuann dan kemampuan yang penulis miliki. Untuk
itu kritik dan saran yang bermanfaat guna perbaikan dan kesempurnaan makalah ini
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................
1.2 Tujuan.......................................................................................................
1.3 manfaat.....................................................................................................
BAB 2 TINJAUN PUSTAKA
2.1 Kajian dari sumber pustaka......................................................................
2.2 Kajian dari jurnal penelitian.....................................................................
BAB 3 Tinjauan Kasus
3.1 Data subjektif...........................................................................................
3.2 Data Objektif............................................................................................
3.3 Analisa data/Diagnosa..............................................................................
3.4 Intervensi..................................................................................................
3.5 Implementasi............................................................................................
3.6 Evaluasi....................................................................................................
BAB 4 Pembahasan
4.1 Pembahasan..............................................................................................
BAB 5 Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan...............................................................................................
5.2 Saran.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
yang berupa cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genital yang tidak berupa darah
(Hutabarat, 2007). Pengeluaran cairan ini sebagai keadaan faal dari saluran
kemampuan untuk mengeluarkan cairan berupa lender jenuh, tidak berwarna dan
tidak berbau busuk (Putu, 2009). Remaja merupakan fase perkembangan yang
paling kompleks dengan segala permasalahannya. Fase paling penting bagi remaja
adalah masa pubertas, dimana bagi remaja putri ditandai dengan matangnya organ
bagi remaja putri terutama masa sebelum dan sesudah haid (Prawirohardjo, 2007).
Sekresi keputihan fisiologis tersebut bisa cair seperti air atau kadang-kadang agak
berlendir, umumnya cairan yang keluar sedikit, jernih, tidak berbau dan tidak
gatal. Sedangkan keputihan yang tidak normal disebabkan oleh infeksi biasanya
disertai dengan rasa gatal didalam vagina dan disekitar bibir vagina bagian luar,
kerap pula disertai bau busuk, dan menimbulkan rasa nyeri sewaktu berkemih atau
merupakan hal yang wajar. Namun keputihan yang tidak normal dapat menjadi
satunya tentang keputihan yang paling banyak adalah dari teman sebayanya.
Bahkan hanya masalah kesehatan reproduksi saja, setiap remaja banyak bertanya
informasi yang didapat tidak benar, salah satunya tentang keputihan (Andrews,
2008).
Nn.M Umur 15 Tahun Dengan Leukore Rumah Bersalin Yufi Medika Kabupaten
1.3 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1.4 MANFAAT
reproduksi
praktik dan sebagai salah satu masukan bagi bidan untuk meningkatkan
leukore
remaja tentang .
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Leukore
2.1.1 Pengertian
leukore atau fluor albus, yaitu keluarnya cairan dari vagina (Ababa,
2009). Leukor eadalah semua pengeluaran cairan dari alat genetalia yang bukan
infeksi jamur kandida pada genetalia wanita dan disebabkan oleh organisme
pada masa menjelang dan sesudah menstruasi, pada sekitar fase sekresi antara
Keputihan abnormal dapat terjadi pada semua alat genitalia (infeksi bibir
kemaluan, liang senggama, mulut rahim, rahim dan jaringan penyangga, dan
patologis.
sehingga penyebab yang pasti perlu ditetapkan. Oleh karena itu untuk
cairan yang keluar dari alat genitalia tersebut. Pemeriksaan terhadap keputihan
normal adalah infeksi. Organ genitalia pada perempuan yang dapat terkena
infeksi adalah vulva, vagina, leher rahim, dan rongga rahim. Infeksi ini dapat
disebabkan oleh
a. Bakteri (kuman)
yang paling sering ditemukan yaitu gonore. Pada laki-laki penyakit ini
keputihan.
tidak begitu banyak dan lebih encer bila dibandingkan dengan penyakit
gonore.
putih keruh keabu-abuan, agak lengket dan berbau amis seperti ikan,
b. Jamur Candida
vagina. Bila jamur candida di vagina terdapat dalam jumlah banyak dapat
yang keluar biasanya kental, berwarna putih susu, dan bergumpal seperti
kepala susu atau susu pecah, disertai rasagatal yang hebat, tidak berbau dan
karena jamur tersebut akan tertelan dan masuk kedalam usus.Dalam rongga
mulut, jamur tersebut dapat menyebabkan sariawanyang serius jika tidak
diberi pengobatan. Pada suatu saat jamur yangtertelan tadi akan menyebar
bayi perempuan.
c. Parasit
Infeksi akut akibat parasit ini menyebabkan keputihan yang ditandai oleh
menyerupai air sabun, dan baunya tidak enak. Meskipun dibilas dengan air,
cairan ini tetap keluar. Keputihan akibat parasit ini tidak begitu gatal, namun
vagina tampak merah,nyeri bila ditekan, dan pedih bila kencing. Kadang–
keputihan sangat banyak, dapat timbul iritasi di lipat paha dan sekitar bibir
genitalia. Pada infeksi yang telah menjadi kronis, cairan yang keluar
biasanya telah berkurang dan warnanya menjadi abu–abu atau hijau muda
sampai kuning. Parasit lain yang juga menyebabkan keputihan adalah cacing
kremi. Cacing ini biasanya menyerang anak perempuan umur 2–8 tahun.
Infeksi terjadi akibat sering bermain di tanah, atau penjalaran cacing dari
lubang dubur ke alat genital. Keputihan akibat cacing kremi dasertai rasa
luka.
d. Virus
Keputihan akibat infeksi virus sering disebabkan oleh Virus
Herpes Simplex (VHS) tipe 2 dan Human Papilloma Virus (HPV). Infeksi
dan vulva. Sedangkan virus herpes simpleks tipe 2 dapat menjadi faktor
pendamping. Keluhan yang timbul pada infeksi VHS tipe 2 berupa rasan
terbakar, nyeri, atau rasa kesemutan pada tempat masuknya virus tersebut.
dan nyeri. Pada perempuan, penyakit ini dapat disertai keluhan nyeri
atau kotoran yang berasal dari tanah. Pada perempuan dewasa benda asing
dapat berupa tampon, kondom yang tertinggal didalam akibat lepas saat
hernia organ kandungan (prolaps uteri), atau adanya IUD pada perempuan
terjadi luka dan infeksi dengan jasad renik normal yang biasanya hidup di
infeksinya.
sering menyebabkan keluarnya cairan encer, jernih, dan tidak berbau. Pada
kanker rahim atau kanker serviks (leher rahim), cairan yang keluar bisa
yang panas, peranakan turun (prolapse uteri), dan dorongan seks tidak
panjang.
Hal–hal diatas dapat terjadi karena dalam sel epitel vagina yang menebal
vagina yang dalam keadaan normal memang bersifat asam, yaitu sekitar
3,5–4,5.
1). Mencuci bagian vulva (bagian luar vagina) setiap hari dan menjaga agar
2). Saat menstruasi biasakan mengganti pembalut apabila sudah terasa basah
dan lembab
iritasi padavagina
5). Setelah buang airbesar, bersihkan dengan air dan keringkan dari arah
vagina
6). Menjagakuku tetap bersih dan pendek. Kuku dapat terinfeksi Candida
dibawah kuku tersebut dapat menular ke vagina saat mandi atau cebok.
b. Memperhatikan pakaian, diantaranya
1). Apabila celana dalam yangdipakai sudah terasa lembab sebaiknya segera
2). Menghindari pemakaian pakaian dalam atau celana panjang yang terlalu
3). Tidak duduk dengan pakaian basah (misalnya: selesai olahraga dan
selesai renang karena jamur lebih senang pada lingkungan yang basah dan
lembab
serangan infeksi
4). Mengkonsumsi diet yang tinggi protein. Mengurangi makanan tinggi gula
merugikan
habis sesuai dengan yang diresepkan agar bakteri tidak kebal dan
celana dalam harus yang pas sehingga pembalut tidak bergeser dari
belakang ke depan.
c. Cara cebok / membilas yang benar adalah dari depan kebelakang. Jika
d. Menghindari penggunaan celana dalam yang ketat atau dari bahan yang
tidak menyerap keringat seperti nilon, serta tidak memakai celana yang
2.2 Remaja
1. Pengertian remaja
2010). Menurut Bobak (2008), masa remaja ialah periode waktu individu
beralih dari fase anak ke fase dewasa. Masa remaja terbagi menjadi tiga
tahapan, yaitu remaja tahap awal (usia 10-14 tahun), remaja tahap menengah
(usia 15-16 tahun), dan remaja tahap akhir (usia 17-21 tahun).
mencoba bahwa dirinya sudah mampu sendiri. Masalah yang dapat dijumpai
pada masa remaja adalah perubahan bentuk tubuh, adanya jerawat atau acne
secara khusus pada masa remaja adalah kematangan identitas seksual dengan
orang lain (Hidayat, 2011). Pada masa remaja proses pertumbuhan dan
fungsi seperti endokrin, kematangan fungsi seksual sampai terlihat masa remaja
sudah menunjukkan kedewasaan dalam hidup bermasyarakat. Peristiwa tersebut
dapat terjadi oleh karena peristiwa lingkungan sosial. Pada masa ini terjadi
peristiwa yang sangat penting dan perlu perhatian yaitu peristiwa pubertas.
(Hidayat, 2011).
2. Ciri–ciri remaja
2). Ketertarikan utama ialah pada teman sebaya dengan jenis kelamin sama, di
sisi lain
4).Remaja berperilaku sebagai seorang anak pada waktu tertentu dan sebagai
2) Remaja mulai melamun, berfantasi, dan berfikir tentang hal–hal yang magis
sering berubah
6). Hubungan heteroseksual merupakanhal yang penting.
4). Remaja berusaha untuk mandiri secara emosional dan financial dari orang
tua
Kuntoro
yang dialami sebagian besar keputihan yang dialami adalah keputihan yang
pengetahuan remaja putri merupakan hal yang paling penting dalam menunjang
kesehatan reproduksi nya karena kurang nya informasi tentang kesehatan
Kondisi fisik, pada keadaan seorang individu yang sedang sakit tertentu
diperoleh data 6 orang siswi mengalami keputihan ada beberapa siswi mengatakan
keputihan dialami pada saat setelah menstruasi juga ada yang mengalami
keputihan bukan pada saat setelah menstruasi. Beberapa siswi mengatakan mereka
tidak berusaha melakukan pencegahan karena menurut mereka itu hal yang wajar
terjadi. Perilaku remaja yang sering dilakukan sehingga memicu terjadi keputihan
bukan dari bahan katun dan sering juga menggunakan celana yang ketat.
responden dengan perilaku baik dalam mencegah keputihan salah satunya dengan
selalu mengganti celana dalam jika lembab dan ada 16 orang siswi berperilaku
hal ini terjadi karena beberapa masih belum mengetahui cara untuk
mencegah dan mengganggap bahwa keputihan itu adalah seseuatu yang wajar
terjadi pada wanita. Jika hal ini terus dibiarkan akan banyak gangguan kesehatan
baik. Hal ini sesuai dengan teori menurut Pribakti (2008) bahwa salah satu dampak
yang bisa terjadi bila tidak menjaga kebersihan tubuh diantaranya muncul bau
khas dari daerah vagina, karena dinding vagina serta leher rahim mengeluarkan
cairan.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
MEDIKA SAMPIT
tidak gatal tidak berbau dan berlangsung lama sejak 2 minggu terakhir
3.1.4 Riwayat menstruasi
Menarche : 12 thn
Flour albus : Ya
Jenis penyakit :-
Jenis penyakit :-
Kandung
c. Pola istirahat tidur : Siang 1-2 jam dan Malam 7-8 jam
dll
e. Perilaku Kesehatan
f. Personal Hygiene
Kesadaran : Composmentis
TD :110/80 mmhg
Suhu : 36,7oC
Nadi : 89x/menit
RR : 20x/menit
BB sekarang : 44 kg
TB : 150 cm
LILA : 24 cm
normal)
a. INSPEKSI
Conjungtiva : Normal
Kebersihan : bersih
Varises : (-)
b. PALPASI
Keluaran :-
c. AUSKULTASI:
d. PERKUSI
Tidak di kaji
3.3 ANALISA/DIAGNOSA:
Masalah : Keluar cairan dari vagina berwarna putih tidak berbau tidak
penanganan keputihan
3.4 INTERVENSI
normal
suatupenyakit tetapi gejala penyakit yang disebabkan oleh ada nya bakteri di
daerah kemaluan, keputihan tersebut adalah hal wajar yang dialami pada masa
menjelang dan sesudah menstruasipada sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16
saat menstruasi.
kebersihan diri diantaranya sperti jangan menggunakan sabun non parfum saat
4. Menganjurkan Nn.M untuk mencuci bagian vulva setiap hari dan menjaga agar
tetap kering dan setelah buang air besar keringkan dari arah depan kebelakang
untuk mencegah penyebaran bakteri dan jamur dari anus ke vagina, menghindari
tidak normal seperti keputihan yang berwarna hijau, bau dan terasa gatal.
3.5 EVALUASI
S : Nn.M umur 15 tahun mengatakan mengalami keputihan sejak 2 minggu yang lalu,
tidak gatal, tidak berbau dan keluar keputihan banyak saat menjelang menstruasi.
kebelakang agar bakteri dan jamur yang dianus tidak menumpuk di alat
4. Memberitahu Nn.M untuk merubah pola makan nya yaitu seperti makan
teratur jangan mengkonsumsi makanan cepat saji agar terhindar dari makanan
tidak normal seperti keputihan yang berwarna hijau, bau dan terasa gatal
‘‘Nn.M mengerti dan bersedia ke fasilitas kesehatan apabila terjadi hal yang
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
tumor pada endometrium, serta salah satunya yaitu infeksi yang disebabkan oleh
bakteri maupun jamur yang sering disebut dengan keputihan (Yunikawuri, 2012).
vagina. Cairan tersebut dapat bermacam – macam jenis dalam warna dan bau.
Keputihan dapat merupakan suatu keadaan yang normal (fisiologis) atau sebagai
tanda dari adanya penyakit (patologis). Keputihan yang normal biasanya tidak
berwarna/ bening, tidak berbau, tidak berlebihan dan tidak menimbulkan keluhan.
1. Data Subjektif
Berdasarkan dari data subjektif didapatkan keluhan Nn.M Pada kasus diatas
mengalami keputihan banyak saat menjelang ingin menstruasi, tidak gatal dan
tidak berbau.
Leukorea/keputihan dapat bersifat normal apabila terjadi pada saat masa subur,
dimana lendir serviks pada daerah kewanitaan akan menjadi lebih encer dan
kelamaan menimbulkan rasa gatal dan bau tidak sedap pada daerah kewanitaan.
menstruasi yang berbeda-beda pada wanita. Beberapa hal yang dapat menjadi
baik yang terdapat pada daerah kewanitaan, dan perubahanpH pada sekret yang
yang bersifat asam yang dapat menjadi pelindung alamidari bakteri maupun
kuman yang dapat masuk. Selain itu, alat kelamin wanita mengeluarkan pHbersifat
Nn.m mengatakan daerah kewanitaan nya sering basah dan lembab akibat dari
keluarnya keputihan. Menurut (Varghese, Kour, Chacko, Rathi, & Dhar, 2017),
menjadi faktor terjadinya leukorea Alat kelamin wanita yang terlalu lembab dapat
menjadi sarang dari jamur penyebab leukorea, yaitu jamur Candida albicans.
Menurut peneliti Siti Khuzaiyah (2015), mengatakan bahwa pada wanita yang
belum melakukan hubungan suami isteri, bisa juga terjadi keputihan. Namun
penyebab keputihan bisa terjadi karena menggunakan celana dalam bersama,
Pemakaian sabun antiseptik yang sekarang banyak diiklankan, lalu juga cara cebok
yang salah.
Penyebab leukorea yang sering dijumpai adalah memakai pakaian dalam yang
ketat dan terbuat dari bahan sintetis,sehingga tidak menyerap keringat dan
yang kotor dapat menjadi sarang berbagai bakteri dan jamur sehingga dapat lebih
dapat memberikan efek pada kebersihan daerah kewanitaan secara umum (Gobbur,
2. Data Objektif
auskultasi, dan perkusi yang dilakukan secara berurutan data tersebut meliputi :
pemeriksaan yang dilakukan langsung kepada pasien dan semua sumber yang
sesuai dengan teori, meliputi pengkajian data objektif, sehingga dalam melakukan
pengkajian data objektif sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada dan tidak
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah
ditemukan masalah atau diagnose spesifik. Dilahan prektek interpretasi data sudah
dilakukan sesuai dengan teori yang ada dan tidak ada kesenjangan antara teori
dengan praktek.
Diagnose pada Nn. M yaitu Leukorea karena keluar cairan putih tidak gatal
4. Intervensi / Perencanaan
yang berhubungan dengan interpretasi data dasar yang sudah ada. Pada kasus ini
perencanaan sudah dibuat sesuai dengan teori dan interpretasi data yang ada,
sehingga dalam kasus ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan
praktek.
bukan suatu penyakit tetapi gejala penyakit yang disebabkan oleh ada nya bakteri
di daerah kemaluan, keputihan tersebut adalah hal wajar yang dialami pada masa
menjelang dan sesudah menstruasi pada sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16
untuk mencuci bagian vulva setiap hari dan menjaga agar tetap kering dan setelah
buang air besar keringkan dari arah depan kebelakang untuk mencegah
penyebaran bakteri dan jamur dari anus ke vagina, menghindari pemakaian celana
basah dan lembab, Menganjurkan Nn.M untuk banyak mengkonsumsi diet yang
tinggi protein, mengurangi makanan tinggi gula dan karbohidrat karena dapat
5. Penatalaksanaan
Sehingga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik.
6. Evaluasi
diagnosanya. Pada kasus ini evaluasi sudah dibuat sesuai dengan teori dan
perencanaan serta pelaksanaan yang ada, sehingga dalam kasus ini tidak
cara mengatasi keputihan Nn.M bersedia melakukan apa yang telah dianjurkan
bidan, Nn.M dapat menjelaskan kembali informasi yang telah disampaikan bidan
dengan baik.
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil yang telah ada dapat diambil garis besar dengan pemantauan
yang lebih teliti, dari asuhan kebidanan pada remaja didapatkan siswi yang
mengalami keputihan. Data yang sudah ada mencangkup semua permasalahan yang
ada pada siswi. Keputihan fisiologis merupakan bukan suatu penyakit tetapi gejala
penyakit yang disebabkan oleh ada nya bakteri di daerah kemaluan, keputihan
tersebut adalah hal wajar yang dialami pada masa menjelang dan sesudah
menstruasi pada sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16 saat menstruasi.
keputihan. Pengetahuan yang dimiliki remaja putri memengaruhi pola pikir yang
sehingga kejadian keputihan dapat dihindari. Hal ini berimplikasi bahwa sangat
konseling tentang kesehatan reproduksi pada remaja putri. Orang tua juga memiliki
peran yang penting apalagi yang mempunyai anak perempuan maka perlu
5.2.1Bagi Siswi
kebidanan pada remaja dengan tetap dalam proses belajar mengajar dan
perbaiki praktek pembelajaran jadi lebih efektif dan lebih efesien sehingga
Abid, M., Kumar, K., Ali, S., & Chandra, P. (2016). Assessment of Leucorrhea
116–118.
19.30 WIB
Tabassum, K., Begum, S., & Rais, N. (2014). Analysis of leucorrhoea manifestations
Varghese, S., Kour, G., Chacko, J., Rathi, J., & Dhar, T. (2017). Knowledge, attitude
3933.ijam20170109
KTI :Surakarta