Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada angka
359 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan survey, kejadian kematian ibu
paling banyak terjadi pada saat persalinan, oleh karena itu persalinan
memerlukan pemantauan yang ketat sehingga dapat mencegah beberapa
kematian tersebut (KEMENKES, 2012).
Penyebab kematian ibu saat bersalin yaitu perdarahan 28%, eklampsi
24%, dan infeksi 11%, sedangkan penyebab tidak langsung antara lain kurang
energi kronis (KEK) sebesar 37% dan anemia sebesar 40% pada ibu hamil
(Kumalasari dkk, 2012).
Untuk mengurangi angka kematian tersebut di atas salah satu upaya
yang dilakukan adalah asuhan persalinan yang baik. Persalinan yang
berlangsung merupakan masa kritis dalam kehidupan ibu dan bayi. Sekitar
60% kematian ibu terjadi segera setelah bayi lahir dan hampir 50% dari
kematian terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan (Winkjosastro, 2012).
Penyebab angka kematian ibu diantaranya, perdaraha sekitar 60-70%,
infeksi nifas sekitar 20-30%, dan kematian akibat abortus dan partus lama
sekitar 10-20% (Manuaba, 2012).
Retensio plasenta disebabkan oleh atonia uteri yang belum keluar
atau karena adanya lingkaran kontriksi pada bagian bawah rahim akibat
kesalahan penanganan kala III yang akan menghalangi plasenta keluar
(Plasenta inkarserata) dan belum lepasnya plasenta dari dinding rahim
karena tumbuh melekat lebih dalam (Jones dkk, 2012).
Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi
setelah bayi lahir pervaginam atau lebih dari 1.000 mL setelah persalinan
abdominal. Kondisi dalam persalinan menyebabkan kesulitan untuk
menentukan jumlah perdarahan yang terjadi, maka batasan jumlah perdarahan

1
2

disebutkan sebagai perdarahan yang lebih dari normal dimana telah


menyebabkan perubahan tanda vital, antara lain pasien mengeluh lemah,
berkeringat dingin, menggigil, tekanan darah sistolik <90 mmHg, denyut nadi
>100 x/menit, kadar Hb <8 gr/dl (Prawirohardjo, 2010 ).
Retensio plasenta merupakan salah satu penyebab resiko perdarahan
yang terjadi segera setelah terjadinya persalinan. Dibandingkan dengan
risiko-risiko lain dari ibu bersalin, perdarahan post partum akibat retensio
plasenta merupakan salah satu penyebab yang dapat mengancam jiwa dimana
ibu dengan perdarahan yang hebat akan cepat meninggal jika tidak mendapat
perawatan medis yang tepat. Berdasarkan data kematian ibu yang disebabkan
oleh perdarahan pasca persalinan di Indonesia adalah sebesar 43%. Menurut
WHO dilaporkan bahwa 15-20% kematian ibu karena retensio plasenta dan
insidennya adalah 0,8-1,2% untuk setiap kelahiran (Nugroho, 2012).
Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator penting dalam dalam
menentukan derajat kesehatan. AKI menggambarkan jumlah wanita yang
meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan
atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama
kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan)
tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup (Profil
Kesehatan Kabupaten KOTIM, 2015 ).
Angka kematian ibu tertinggi berada pada tahun 2012 sebesar 245 dan
terjadi penurunan sampai dengan dengan 2015 menjadi 167 dalam 100.000
ibu hamil dan melahirkan, dan masih lebih rendah di dibanding dengan target
Nasional sebesar 306/100.000 ibu hamil yang melahirkan (Profil Kesehatan
Kabupaten KOTIM, 2015 ).
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik mengambil kasus
retensio plasenta di RSUD dr Murjani Sampit ruang Ponek dengan judul
“Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Patologi Ny M Umur 32 Tahun
G3P2A0AH2 Usia Kehamilan 40 Minggu dengan Retensio Plasenta, Syok
Hipovolemik dan Anemia”.
3

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menangani dan melaksanakan tindakan manual
plasenta pada pasien dengan retensio plasenta melalui pendekatan pola
pikir manajemen asuhan kebidanan secara kompherensif dan
pendokumentasian dalam bentuk soap.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui Data Subjektif pada kasus Ny. M umur 32 tahun
P3A0Ah3 dengan retensio plasenta
b. Mengetahui Data Objektif pada kasus
c. Mengetahui Assesment atau penegakan pada kasus
d. Mengetahui Planning pada kasus

C. Manfaat penulisan
Manfaat dari penulisan laporan kasus PKK III ini adalah untuk
menambah wawasan penulis maupun pembaca tentang retensio plasenta
1. Bagi institusi Pelayanan
Dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam proses
manajemen asuhan pada ibu hamil dan bersalin sesuai dengan standar
profesi.
2. Bagi institusi pendidikan
Laporan ini dapat dijadikan bahan masukkan dalam peningkatan dan
pengembangan kurikulum pendidikan Akademi Kebidanan
Muhammadiyah KOTIM, khususnya kebidanan dan pendokumentasian
kebidanan.
3. Bagi Mahasiswa
Untuk menambah wawasan dan mengembangkan kemampuan berpikir
dalam menemukan masalah dan mencari pemecahan masalah tersebut,
serta memberikan pelayanan bermutu dan sesuai dengan standar kebidanan
pada ibu bersalin.

Anda mungkin juga menyukai