Oleh:
HALIMIL UMAMI
04021181621010
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
(April, 2020)
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan........................................................................................4
1. Tujuan Umum............................................................................................4
2. Tujuan Khusus...........................................................................................4
C. Manfaat Penulisan......................................................................................5
2. Pelayanan Kesehatan.................................................................................5
3. Institusi Pendidikan...................................................................................5
4. Penelitian Keperawatan.............................................................................5
D. Metode Penelitian........................................................................................6
1. Definisi hygiene........................................................................................7
1) Definisi Keluarga....................................................................................19
i
1) Pengkajian dan Analisis Data Keperawatan Keluarga.....................23
4) Pelaksanaan (Implementasi)................................................................25
5) Evaluasi..................................................................................................26
BAB IV PEMBAHASAN
B. Implikasi Keperawatan............................................................................35
1) Prevensi Primer.......................................................................................35
2) Prevensi Sekunder...................................................................................36
3) Prevensi Tersier.......................................................................................38
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................39
B. Saran..........................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................41
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO (2009) angka kelompok remaja usia 10-19 tahun di
jumlah remaja sebanyak 64 juta atau sekitar 27,6% dari jumlah penduduk.
Jumlah remaja perempuan dari angka tersebut adalah sebanyak 21 juta atau
18,1% (BKKBN, 2016). Menurut data Dinas Kesehatan Ogan Ilir tahun 2019
jumlah remaja usia 10-18 tahun sebanyak 70 ribu jiwa, dari angka tersebut
jiwa.
zat besi (anemia), masalah remaja kurus atau kurang energi kronis (KEK),
1
Kesehatan reproduksi yang ditetapkan dalam konferensi internasional
sosial yang utuh; bukan hanya tidak ada penyakit atau kelemahan, tetapi
dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi
dan anus yang berhubungan langsung dengan daerah luar. Saluran uretra yang
reproduksi seperti infeksi saluran kemih (ISK) bila tidak melakukan vulva
atau buruk, maka akan berisiko terjadinya beberapa penyakit infeksi seperti
2
Nurhida, 2016). Sangat perlu dilakukan dalam menjaga vulva hygiene dengan
dan kesehatan organ reproduksi untuk kesejahteraan secara fisik dan psikis
(Tarwoto & Wartonah, 2010). Tujuan dari vulva hygiene adalah untuk
merawat sistem reproduksi dan mencegah terjadinya infeksi, iritasi, dan gatal
pada daerah vagina, karena infeksi dapat terjadi pada semua perempuan,
infeksi vagina terjadi akibat jamur, bakteri dan virus karena tidak menjaga
kebersihan vulva. Agar remaja putri dapat melakukan vulva hygiene yang
kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bertahan lama
pengetahuan dan sikap maka tidak akan berlangsung lama (Effendi &
baik maka akan semakin baik pula seseorang dalam bertindak dan dapat
bagi setiap individu agar terwujudnya derajat kesehatan yang optimal itu
setiap manusia agar dapat menjalani hidup yang produktif dan bahagia.
Kesehatan optimal dapat dicapai jika peran keluarga terhadap kesehatan tidak
3
diabaikan, serta keluarga mengenal keadaan perubahan-perubahan kesehatan
kepada unit terkecil masyarakat yaitu keluarga, yang terdiri dari kepala
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
vulva hygiene.
4
c) Menganalisis hasil perencanaan kegiatan yang akan dilakukan pada 3
C. Manfaat Penulisan
kritis dan juga dapat menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama
2. Pelayanan Kesehatan
hygiene.
3. Institusi Pendidikan
4. Penelitian Keperawatan
5
permasalahan yang ada di keluarga remaja dengan masalah vulva
masyarakat luas.
D. Metode Penelitian
evaluasi.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi hygiene
bagi terwujudnya kesehatan, dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat
penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain. Personal hygiene merupakan
baik secara fisik maupun psikologis, tujuan personal hygiene adalah untuk
tempat tidur, perawatan kuku, menyikat gigi secara teratur, dan menjaga
7
Vulva hygiene merupakan salah salah satu upaya untuk mencegah
dalam Rika dkk, 2011 dikutip Aktifah & Rejeki, 2013). Vulva hygiene
wanita agar terhindar dari penyakit infeksi saluran reproduksi (Ade &
yang baik dan tepat. Vulva hygiene merupakan cara untuk menjaga
tidak dijaga. Area genitalia wanita terletak pada vulva yaitu vulva hygiene.
Pada wanita, area vulva hygiene itu di area vulva dan labia mayora
mencuci lipatan antara labia mayora dan labia minora. Untuk wanita yang
kapas atau kasa yang lembut, menggunakan bola wol bersih atau kasa
8
Menurut Kementerian Kesehatan RI, (2018) kebersihan organ intim
katun (Kemenkes RI, 2018). Kain yang tidak menyerap keringat akan
menimbulkan rasa panas dan lembab pada area genitalia, karena akan
dalam keadaan yang bersih, kering dan ukuran yang tepat. Jika
pakaian dalam terlalu sempit atau karetnya terlalu kencang maka akan
menghindari celana dalam atau celana jeans yang ketat karena celana
lembab dan mudah terkena jamur dan teriritasi (Yuliarti, 2009 dikutip
9
b) Penggunaan handuk
selesai dipakai dan harus terkena sinar matahari agar jasad renik yang
handuk sebaiknya tidak lebih dari satu minggu, dan atau jika sudah
kutu ini menggigit, maka bekas gigitannya tidak terlihat jelas. Namun,
dalam 30 hari akan timbul pruritis, eritemia dan infeksi sekunder pada
atau lembab. Bagi perempuan, setelah buang air kecil atau buang air
tepuk perlahan, selalu dari arah depan (vulva) ke belakang (anus) agar
10
c) Memotong bulu pubis
panjang dan lebat (khususnya bagi remaja putri) akan selalu terpapar
oleh urine saat buang air kecil, sehingga bakteri akan mudah tumbuh
setiap setelah buang air kecil atau buang air besar dan mengeringkan
boleh panjang, karena dapat membuat lecet atau luka pada daerah
11
kewanitaan. Dan jika perlu, menggunakan air bersih yang hangat
mengurangi paparan zat kimia pada vulva. Setelah buang air kecil atau
buang air besar, ganti dengan pembalut yang bersih atau baru. Cuci
12
menjelang haid dan mulai terasa adanya keputihan dan sifatnya
dengan menggunakan air bersih dan dengan cara yang benar yakni
darah menstruasi, harus diganti sekitar 4-5 kali atau tidak lebih dari 6
dalam vagina.
hygiene dan apabila perilaku vulva hygiene tidak dilakukan atau buruk,
13
infeksi saluran reproduksi (ISR), termasuk penyakit menular seksual
a) Vaginitis candidiasis
jamur albikan, dan sering dijumpai pada wanita hamil, karena terdapat
(Manuaba, 1998).
b) Vaginosis bacterial
homogen, kental atau encer dan dapat ataupun tidak dapat mengiritasi.
14
c) Keputihan (Flour albus)
berwarna (bening), tidak berbau, dan tidak gatal. Cairan yang keluar
itu jumlahnya bisa sedikit atau cukup banyak., terjadi jika sebelum
dan setelah menstruasi, dan pada saat ketika terangsang secara seksual
atau ketika sedang stress. Jika cairan yang keluar dari vagina sudah
4-5 kali dalam sehari, memilih pakaian dalam yang tepat, memakai
15
celana yang tidak ketat dan menyerap keringat (Fitriyya, Muslimah &
Alifia, 2015).
d) Iritasi
larutan obat yang terlalu pekat. Hindari membilas vulva dan vagina
dengan menggunakan air dari toilet umum, gunakan air yang mengalir
intim karena iritasi merupakan salah satu akibat dari kurang atau tidak
16
dibandingkan laki-laki dikarenakan saluran reproduksi wanita lebih
luas permukaannya.
f) HIV/AIDS
17
(2) Pengertian AIDS
Widagdo, 2018).
bagian dari rahim atau uterus. Kanker sendiri itu dimulai ketika sel-sel
18
bagian tubuh dapat menjadi kanker, dan dapat menyebar ke area tubuh
dan 18. Adapun faktor risiko terkena kanker serviks antara lain:
Februanti, 2019).
1) Definisi Keluarga
mengutarakan definisi keluarga baik itu dari para ahli bidang keperawatan
terkecil dalam suatu masyarakat yang mencakup kepala keluarga dan orang
19
yang tinggal didalamnya dengan keadaan saling ketergantungan (Mubarak
kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan hubungan
(Suprajitno, 2003).
20
keluarga adalah kelompok yang dapat mengabaikan, mencegah ataupun
Jika salah satu anggota keluarga sakit maka dapat memengaruhi anggota
terdapat kerja sama dari klien, keluarga dan perawat sebagai pemberi
21
tanggung jawab dalam perawatan adalah keluarga. Intervensi utama
(b) Dokumentasi
(e) Advokasi
meliputi:
22
1) Pengkajian dan Analisis Data Keperawatan Keluarga
melalui wawancara dengan satu atau lebih anggota keluarga, dapat juga
makna dari informasi mengenai keluarga secara utuh. Analisis data akan
hygiene.
23
keluarga yang menggambarkan penilaian tentang respons individu dan
data yang dicari, maka kemudian dikelompokkan dan dianalisis data yang
perawat dan keluarga, hal ini sangat penting untuk membentuk ketepatan
24
data yang akurat, misalnya diagnosa pemeliharaan kesehatan tentang vulva
hygiene.
kesehatan (Nies & McEwen, 2015). Pada tahap perencanaan ini, perawat
diminta untuk membuat rencana keperawatan apa yang tepat untuk kasus
hygiene.
4) Pelaksanaan (Implementasi)
perencanaan (Nies & McEwen, 2015). Hasil dari perencanaan, itu akan
25
5) Evaluasi
dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Oleh sebab itu, kunjungan dapat
mengatasi masalah.
26
BAB III
VULVA HYGIENE
Kasus berjumlah tiga kasus yang diambil pada keluarga dengan masalah
yang sama yaitu pada remaja dengan masalah vulva hygiene. Berikut
sebagai wirausaha membuat batako. Tn.A tinggal bersama istri yang bernama
Ny.W dan ketiga anaknya bernama An.A, An.T dan An.R. Pada saat
sebagai buruh pasir. Tn.B tinggal bersama istri yang bernama Ny.E dan kedua
anak perempuannya bernama An.A dan An.E. Pada saat pengkajian, An.A
27
kewanitaannya. An.A mengatakan biasanya pad saat menstruasi An.A
mengganti pembalut pada saat penuh saja atau kalau tembus di celana, An.A
organ intimnya karena terkadang air kran tidak hidup (tidak ada airnya). An.A
keputihan yang ia alami tetapi Ny.E hanya menjawab dengan sekadarnya saja
sebagai seorang petani padi. Tn.C tinggal bersama ibu kandungnya yaitu
Ny.K, istri yang bernama Ny.U dan kedua anaknya bernama An.S dan An.F.
Pada saat pengkajian, An.S mengeluh rasa gatal pada daerah kewanitaannya.
tentan hal-hal yang terjadi pada masa pubertas dan cara supaya tidak terasa
tentang pergaulan bebas seperti hamil diluar nikah dari pihak pelayanan
kesehatan dan polisi yang datang ke sekolahnya. Akan tetapi terkait dengan
28
yang ia rasakan, untuk menghilangkan rasa gatalnya ia mengikuti saran dari
rasakan.
yaitu kurang pengetahuan ibu dan An.T terkait pentingnya kesehatan area
hygiene).
keperawatan keluarga pada remaja dengan vulva hygiene. Dalam satu kali
29
pertemuan, diberikan implementasi dengan pendidikan kesehatan mengenai
vulva hygiene. Materi atau penjelasan yang diberikan pada keluarga antara
tujuan dan manfaat dari vulva hygiene, dampak atau akibat perilaku kurang
atau tidak melakukan perawatan area kewanitaan (vulva hygiene), serta cara
Pada keluarga Tn.A, hasil evaluasi antara lain Ny.W dan An.T tampak
beberapa cara merawat area kewanitaan (vulva hygiene). Dari hasil evaluasi
kewanitaan (vulva hygiene), dan dapat menjelaskan kembali materi yang telah
Pada keluarga Tn.B, hasil evaluasi antara lain An.A bersedia dalam
30
An.A tampak antusias dan bersemangat menyimak informasi yang
merawat area kewanitaan (vulva hygiene), dampak dari kurang atau tidak
An.A mengatakan tahu apa saja yang dilakukan untuk merawat area
umum untuk membasuh organ genital, An.A menjadi tahu apa yang
menjadi tahu dan dapat memahami apa saja yang harus dilakukan untuk
hygiene), cara melakukan vulva hygiene, serta dampak dari tidak melakukan
vulva hygiene. An.S mengatakan informasi mengenai vulva hygiene ini sangat
31
BAB IV
PEMBAHASAN
luar.
yaitu pada An.A dan An.S. kedua keluarga tersebut belum mengetahui
cara mengatasi dengan benar masalah keputihan dan rasa gatal pada anak-
32
anaknya. Namun, mereka hanya mengetahui dari pengalaman saja bahwa
biasa dilakukan. Pada ibu yang kebiasaan yang sering menggunakan cairan
yang pendek dan lebih luas permukaannya. Jika kurang memahami tentang
vulva hygiene dan apabila perilaku vulva hygiene buruk atau tidak
menimbulkan keputihan antara lain yaitu bakteri, virus, jamur atau juga
parasit. Jika cairan yang keluar dari vagina sudah tidak bening, kental,
33
rentan terhadap serangan kuman yang dapat mengakibatkan keputihan
patologis.
& Efendi, 2009). Pada kasus ini pendidikan kesehatan diberikan kepada
studi kasus ini evaluasi yang didapat dari setiap keluarga sama, yaitu
dan mampu memutuskan cara yang tepat, guna untuk meningkatkan taraf
yang tepat dengan sumber daya yang ada yaitu pengetahuan yang telah
34
didapatkan dari implementasi keperawatan yang diberikan dalam asuhan
B. Implikasi Keperawatan
1) Prevensi Primer
target populasi yang pada dasarnya baik (Nies & McEwen, 2015).
tersebut.
35
meningkatkan pengetahuan, kesadaran, serta kemampuan untuk
2) Prevensi Sekunder
target (Keller et all, 2004 dalam Nies & McEwen, 2015). Hasil dari
keputihan itu dianggap sudah biasa terjadi apalagi diusia remaja dan
36
keperawatan dilakukan dengan tujuan untuk mengatasi masalah yang
remaja dan ibu, dapat menjadi salah satu cara mengatasi permasalahan
37
3) Prevensi Tersier
individu ke level optimal (Nies & McEwen, 2015). Hasil studi kasus
kepada anak. Sehingga anak mengikuti saran dari ibu untuk mengatasi
38
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
keluarga tidak mengetahui bahwa keputihan dan rasa gatal termasuk salah
satu dari dampak buruk atau tidak melakukan vulva hygiene dengan benar.
area kewanitaan (vulva hygiene) dengan tepat dan benar. Oleh karena itu,
penyakit infeksi pada reproduksi, dan peran ibu dapat membantu proses
B. Saran
1. Bagi orangtua
mengganti pembalut setiap 6 jam dalam sehari dan lainnya, agar anak
39
dapat mencontoh perilaku yang baik sesuai yang telah diajarkan atau
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk tenaga
manfaat, dampak, cara yang benar dan tepat untuk mengatasi masalah
hygiene.
40
DAFTAR PUSTAKA
Aktifah, N., & Rejeki, H. (2013). Pengetahuan dan sikap remaja panti asuhan
yatim (PAY) Aisiyah Pekajangan tentang Vulva Hygiene pada saat
menstruasi. Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK), 5(2).
Ardhiyanti, Y., Lusiana, N., & Megasri, K. (2015). Bahan ajar AIDS pada asuhan
kebidanan. Yogyakarta: Deepublish.
Bulechek, G. M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. (2016).
Nursing Interventions Classification (NIC). Singapore: Elsevier Inc.
Dinas kesehatan kabupaten Ogan Ilir. (2019). Laporan kegiatan kesehatan remaja
triwulan IV.
Efendi, F., & Makhfudli. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas: Teori dan
Praktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
41
Fitriyya, M., Muslimah, S., & Alifia. (2015). Pengetahuan dan sikap remaja putri
tentang vulva hygiene pada saat menstruasi pada siswa kelas XI di SMA
Madrasah Aliyah Negri 1 Surakarta. Jurnal Kebidanan, 7(2), hal 137-146.
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Perilaku berisiko kesehatan pada pelajar smp
dan sma di Indonesia. Diakses dari https://www.who.int. pada tanggal 06
maret 2020.
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Kenali masalah gizi yang ancam remaja
Indonesia. Diakses dari
https://www.kemkes.go.id/article/view/15020400002/program-indonesia-
sehat-untuk-atasi-masalah-kesehatan.html. Pada tanggal 06 maret 2020.
42
Kurniawati, C., & Sulistyowati, M. (2014). Aplikasi teori health belief model
dalam pencegahan keputihan patologis. Jurnal Promkes, 2(2), 123-125.
Maidartati., Hayati, S., & Nurhida, L., A. (2016). Hubungan pengetahuan dan
perilaku vulva hygiene pada saat menstruasi remaja putri. Jurnal Ilmu
Keperawatan, IV(1), 51.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2016). Nursing
Outcomes Classification (NOC). Singapore: Elsevier Inc.
Nuari, N. A., & Widayati, D. (2017). Gangguan pada sistem perkemihan &
penatalaksanaan keperawatan. Yogyakarta: Deepublish.
Pemiliana, P. D., Agustina, W., & Verayanti, D. (2019). Perilaku remaja putri
dengan personal hygiene saat menstruasi di SMA Etidlandia Medan tahun
2018. Gaster, 17(1), 10-11.
43
Suprajitno. (2003). Asuhan keperawatan keluarga: aplikasi dalam praktik.
Jakarta: EGC.
Uliyah, M., & Hidayat, A. A. A. (2008). Keterampilan dasar praktik klinik untuk
kebidanan, ed. 2. Jakarta: Salemba Medika.
Young, A., & Niekerk, CF. V. (2003). Manual of nursing. Republic of south
Africa: Juta and Company L.
44