OLEH :
i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE (COC)
(……………………………) (……………………………)
Mengetahui,
Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan
STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................12
B. Saran...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia, kesehatan dan jasa-jasa lainnya secara umum semakin lama
mulai menanggapi kebutuhan-kebutuhan dan permintaan dari kebanyakan
remaja. Sejumlah proyek dan program yang didukung oleh pemerintah
dengan atau tanpa bantuan donatur telah ada selama beberapa waktu, namun
kebanyakan dari mereka hanya berfokus pada sejumlah isu-isu yang terbatas
saja yang berhubungan dengan remaja dan tidak pada kebutuhan mereka
secara keseluruhan. Fokus projek untuk tahun 2018-2005 adalah untuk
mendukung pengembangan lebih lanjut dari rencana pembangunan remaja
nasional dan daerah dan pelaksanaannya, termasuk kebutuhan koordinasi
antara para mitra, akses dan mutu dari jasa kesehatan yang ramah remaja
dalam konteks pendekatan yang lebih "ramah publik" dan akses bagi remaja
ke informasi yang dapat diandalkan dan relevan yang mana remaja dapat
mendasarkan keputusannya.
Keputihan merupakan gejala yang sangat sering dialami oleh sebagian
besar wanita. Gangguan ini merupakan masalah kedua sesudah gangguan
haid. Keputihan seringkali tidak ditangani dengan serius oleh para remaja.
Padahal, keputihan bisa jadi indikasi adanya penyakit. Hampir semua
perempuan pernah mengalami keputihan. Pada umumnya, orang menganggap
keputihan pada wanita sebagai hal yang normal. Pendapat ini tidak
sepenuhnya benar, karena ada berbagai sebab yang dapat mengakibatkan
keputihan. Keputihan yang normal memang merupakan hal yang wajar.
Namun, keputihan yang tidak normal dapat menjadi petunjuk adanya
penyakit yang harus diobati.
Keluarnya (rabas) cairan dari vagina merupakan salah satu keluhan yang
sering dinyatakan oleh kaum wanita. Beberapa rembesan adalah umum dan
normal, dengan bahan yang dikeluarkan hanya terdiri atas lendir yang
1
disekreasi oleh kelenjar-kelenjar di dalam rahim dan leher rahim, serta cairan
yang keluar melalui dinding vagina dari jaringan di sekitarnya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah bagaimana penyuluhan
masalah keputihan (flour albus)?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana
penyuluhan masalah keputihan (flour albus).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Keputihan
Keputihan atau Flour Albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada
wanita. Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan
rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering
menimbulkan keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit.
Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing,
sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil.
Keputihan (flour albus) adalah pengeluaran cairan dari jalan lahir yang bukan
darah. Flour albus atau keputihan adalah nama gejala yang diberikan
pada cairan yang keluar dari saluran genetalia wanita, yang tidak berubah.
Flour albus atau keputihan adalah sekret putih yang kental keluar dari
vagina maupun rongga uterus (Kamus Kedokteran).
Menurut dr. Sugi Suhandi, spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan
RS Mitra Kemayoran Jakarta, keputihan (flour albus) adalah cairan yang
berlebihan yang keluar dari vagina. Keputihan bisa bersifat fisiologis (dalam
keadaan normal) namun bisa juga bersifat patologis (karena penyakit). Dan
keputihan tidak mengenal batasan usia. Berapa pun usia seorang wanita, bisa
terkena keputihan.
Keputihan adalah gejala penyakit yang ditandai oleh keluarnya cairan dari
organ reproduksi dan bukan berupa darah. Keputihan yang berbahaya adalah
keputihan yang tidak normal (Blankast, 2018).
B. Jenis-jenis Keputihan
Keputihan terbagi menjadi dua yaitu :
1. Bersifat Fisiologis (Keputihan normal)
Keputihan yang terjadi pada masa ovulasi yaitu kurang lebih 12-14 hari
setelah menstruasi. Keputihan ini wajar terjadi pada wanita biasanya tidak
3
berwarna atau bening, tidak berbau, tidak berlebihan dan tidak sampai
menimbulkan keluhan.
2. Bersifat Patologis (Keputihan tidak normal)
Keluarnya lendir secara berlebihan berwarna kuning atau hijau atau
keabu-abuan, berbau amis atau busuk bisa menimbulkan keluhan seperti
gatal dan rasa terbakar pada daerah intim. (Kirania, 2016)
C. Penyebab Keputihan
1. Factor Infeksi vagina
a. Jamur
Umumnya disebabkan oleh jamur candida albicans yang
menyebabkan rasa gatal disekitar vulva/vagina. Warna cairan
keputihan akibat jamur berwarna putih kekuning – kuningan dengan
bau yang khas. Keputihan jamur bisa diakibatkan oleh kehamilan,
penggunaan pil KB, steroid, diabetes, obesitas, antibiotik, daya tahan
tubuh rendah, dan lain sebagainya.
b. Bakteri
Biasanya, diakibatkan oleh bakteri gardnerella dan keputihannya
disebut bacterial vaginosis dengan ciri – ciri cairannya encer dengan
warna putih ke abu – abuan beraroma amis sering tidak gatal atau
sedikit gatal. Keputihan akibat bakteri biasanya muncul saat
kehamilan, berganti-ganti pasangan, penggunaan alat KB spiral atau
IUD, dan lain sebagainya.
c. Virus
Keputihan yang diakibatkan oleh virus biasanya bawaan dari penyakit
HIV/ AIDS, condyloma, herpes, dan lain – lain yang bisa memicu
munculnya kanker rahim. Keputihan virus herpes menular dari
hubungan seksual dengan gejala ada luka melepuh di sekeliling liang
vagina dengan cairan gatal dan rasanya panas. Sedangkan, condyloma
memiliki ciri gejala ada banyak kutil tubuh dengan cairan yang bau
yang sering menyerang pasien hamil.
4
d. Parasit
Keputihan akibat parasit diakibatkan oleh parasit trichomonas
vaginalis yang menular dari kontak seks/ hubungan seks dengan
cairan yang berwarna kuning hijau kental dengan bau tidak enak dan
berbusa. Kadang bisa gatal dan membuat iritasi. Parasit keputihan ini
bisa menular lewat tukar – menukar peralatan mandi, pinjam –
meminjam pakaian dalam, menduduki kloset yang terkontaminasi, dan
lain sebagainya (Dita, 2017).
2. Faktor hygiene yang jelek
Kebersihan daerah vagina yang jelek dapat menyebabkan timbulnya
keputihan. Hal ini terjadi karena kelembaban vagina yang meningkat
sehingga bakteri patogen penyebab infeksi mudah menyebar.
3. Pemakaian obat-obatan
Pemakaian obat-obatan (antibiotik, kortikosteroid, dan pil KB) dalam
waktu lama. Karena pemakaian obat- obatan khususnya antibiotik yang
terlalu lama dapat menimbulkan sistem imunitas dalam tubuh. Sedangkan
penggunaan KB mempengaruhi keseimbangan hormonal wanita.
Biasanya pada wanita yang mengkonsumsi antibiotik timbul keputihan.
4. Stres
Otak mempengaruhi kerja semua organ tubuh, jadi jika reseptor otak
mengalami stress maka hormonal di dalam tubuh mengalami perubahan
keseimbangan dan dapat menyebabkan timbulnya keputihan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Purwantyastuti (2018) yang mengatakan bahwa
wanita bisa mengalami gangguan siklus menstruasi / keputihan yang
disebabkan oleh stres.
5. Penyebab lain keputihan
Alergi akibat benda-benda yang dimasukkan secara sengaja atau tidak
sengaja ke dalam vagina, seperti tampon, obat atau alat kontrasepsi,
rambut kemaluan, benang yang berasal dari selimut, celana dan lainnya.
Bisa juga karena luka seperti tusukan, benturan, tekanan atau iritasi yang
5
berlangsung lama. Karena keputihan, seorang pasien bahkan bisa
kehilangan bayinya. (Suryana, 2017)
6
E. Akibat Keputihan
Jika tidak ditangani dengan maksimal, keputihan dapat menyebabkan
radang panggul yang kronis. Hal ini dapat berpengaruh terhadap kesuburan
Anda, dan pada kemudian hari bisa membuat sel telur yang telah dibuahi
menempel pada organ selain rahim. Jika menderita keputihan selama
kehamilan dan tidak diatasi dengan tepat, maka bisa berisiko mengalami
keguguran, kelahiran prematur, dan ketuban pecah dini. Menurut Sarwono
(2017), Keputihan yang berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama bisa
mengakibatkan kemandulan.
7
2. Memperhatikan pakaian, diantaranya yaitu :
a. Apabila pakaian dalam yang digunakan sudah terasa lembab
sebaiknya segera diganti dengan yang kering dan bersih.
b. Menghindari penggunaan celana dalam dan celana panjang yang
terlalu ketat karena dapat meningkatkan kelembaban organ
kewanitaan.
c. Tidak duduk dengan pakaian basah (misalnya selesai olahraga dan
selesai renang karena jamur lebih senang pada lingkungan yang basah
dan lembab).
d. Memakai pakaian dalam dari bahan katun karena katun menyerap
kelembaban dan menjaga agar sirkulasi udara tetap terjaga.
3. Mengatur gaya hidup, diantaranya yaitu :
a. Menghindari seks bebas atau berganti-ganti pasangan tanpa
menggunakan alat pelindung seperti kondom.
b. Mengendalikan stress
c. Rajin berolahraga agar stamina tubuh meningkat untuk melawan
serangan infeksi.
d. Mengkonsumsi diet yang tinggi protein. Mengurangi makanan tinggi
gula dan karbohidrat karena dapat mengakibatkan pertumbuhan
bakteri yang merugikan.
e. Menjaga berat badan tetap ideal dan seimbang. Kegemukan dapat
membuat kedua paha tertutup rapat sehingga mengganggu sirkulasi
udara dan meningkatkan kelembaban sekitar vagina.
f. Apabila mengalami keputihan dan mendapatkan pengobatan
antibiotic oral (yang diminum) sebaiknya mengkonsumsi antibiotic
tersebut sampai habis sesuai dengan yang diresepkan agar bakteri
tidak kebal dan keputihan tidak dating lagi (Elmart, 2017).
8
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pengkajian
Tanggal : 20 Juni 2023
Pukul : 09.10 WIB
A. Data Subyektif
Identitas Istri Suami
Nama : Ny. R Tn. S
Umur : 24 tahun 28 tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMP SMA
Pekerjaan : IRT Swasta
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Alamat : Pekik Nyaring
S:
1. Ibu mengatakan sudah 7 hari ini dari vagina keluar cairan kental berwarna
kekuningan, berbau, jumlahnya banyak dan terasa gatal
2. Ibu mengatakan menarche pada usia 13 tahun, lama haid 6 hari, siklus 28
hari, 3 kali ganti pembalut, tidak nyeri haid, ada keputihan
3. Ibu mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi suntik
4. Ibu mengatakan ini adalah pernikahan ibu yang pertama, menikah sejak
berumur 18 tahun dengan suami sekarang, lama pernikahan 15 tahun,
status sah
9
5. Ibu mengatakan ganti celana dalam 2 kali sehari tetapi bahan yang
digunakan terkadang tidak menyerap keringat
6. Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit menurun menular maupun
kronis baik dari dirinya sendiri maupun keluarga.
B. Data Objektif
Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Vital sign : TD : 100/80 mmHg Suhu : 36°C
Nadi: 88x/ menit Respirasi: 24x/ menit
BB : 56 kg
TB : I60 cm
2. Pemeriksaan khusus
Genetalia : Tidak ada luka, varises, ada cairan dengan konsistensi
kental berwarna kekuningan dan berbau
C. Assasement
Ny. R usia 24 tahun dengan keputihan ab normal
D. Planning
Perencanaan 05 Juni 2023 Pukul: 11.00 WIB
1. Beritahukan hasil pemeriksaan
2. Berikan KIE tentang keputihan serta penyebabnya
3. Berikan KIE tentang personal higyne yang baik
4. Anjurkan ibu untuk melakukan papsmear
5. Berikan therapy antibiotic
6. Doumentasi
Pelaksanaan 05 Juni 2023 Pukul: 09.10 WIB
1. Memberitahu pada ibu bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, keadaan
umum ibu baik. Kesadaran : Composmentis
10
Vital sign : TD : 100/80 mmHg Suhu : 36°C
Nadi: 88x/ menit Respirasi: 24x/ menit
Dan berdasarkan hasil pemerikasaan, ibu mengalami keputihan ab normal
2. Memberitahu pada ibu tentang pengertian keputihan serta penyebab dari
keputihan
3. Menganjurkan ibu agar menjaga bagian genetalia dan sekitarnya tetap
kering, selain kering juga harus bersih. Selain itu menganjurkan kepada
ibu untuk menggunakan celana dalam yang berbahan dasar katun supaya
bisa menyerap keringat dan tidak lembab, memberitahu ibu apabila cebok
dengan arah dari atas kebawah agar kotoran tidak masuk kelubang vagina.
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan papsmear untuk
mendeteksi adanya kelainan atau tidak.
5. Memberikan ibu therapy antibiotic 2x sehari (amoxicillin
6. Pendokumentasian
11
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
12
berlebihan yang keluar dari vagina. Keputihan bisa bersifat fisiologis (dalam
keadaan normal) namun bisa juga bersifat patologis (karena penyakit). Dan
keputihan tidak mengenal batasan usia. Berapa pun usia seorang wanita, bisa
terkena keputihan (Ami, 2019).
13
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk dapat mencegah dan mengobati keputihan, kita harus tahu dulu
keputihan jenis apa yang sedang kita derita. Karena ada Keputihan psikologis
yang merupakan keputihan yang alami yang diderita para wanita. Keputihan
jenis ini terjadi karena metsbolisme dalam tubuh wanita. Keputihan pada
wanita yang normal, pasti jenisnya termasuk keputihan psikologis.
Jika merasa gatal pada vagina anda dan berbau tidak sedap vagina
tersebut serta warnanya agak kecoklat-coklatan, ada kemungkinan Keputihan
yang dialami wanita tersebut merupakan keputihan Patologis. Tentu saja
keputihan patologis ini perlu diobati Yang namanya keputihan patologis atau
keputihan karena adanya jamur atau kuman dalam wilyah vagina dan daerah
dalam vagina atau kemaluan wanita .
Keputihan pada wanita yang bersifat fisiologis sering terjadi pada saat
ovulasi (masa subur), hal itu wajar. Pada saat masa subur wanita
mengeluarkan banyak lendir itu normal, begitu juga pada wanita hamil yang
mengalami gejala keputihan fisiologis.
B. Saran
Banyak hal lainnya sebenarnya yan membuat wanita rawan terkena
keputihan patologis. Biasanya keputihan patologis itu adalah karena kuman
penyakit. Di dalam vagina bukan tempat yang steril, berbagai macam kuman
ada di situ. Flora normal di dalam vagina membantu menjaga keasaman Ph
vagina, pada keadaan yang optimal.
Ph vagina seharusnya antara 3,5 – 5,5. Flora normal ini bisa terganggu,
misalnya karena pemakaian antiseptik untuk daerah vagina bagian dalam.
Ketidakseimbangan ini mengakibatkan tumbuhnya jamur dan kuman - kuman
yang lain, padahal adanya flora normal dpasientuhkan untuk menekan
14
tumbuhan lain untuk tidak tumbuh subur. Kalu keasaman dalam vagina
berubah, maka kuman - kuman lain dengan mudah tumbuh.
Akibatnya bisa terjadi infeksi yang akhirnya menyebabkan keputihan
yang berbau, gatal dan menimbulkan rasa sakit. Anda harus hati hati dalam
membersihkan vagina.
15
DAFTAR PUSTAKA
Jawetz, Melnick JL, Adelberg EA, 2001: Medical Microbiology, Edi Nugroho,
RF Maulany. Penerjemah Mikrobiologi Kedokteran, Jakarta.
Moran JS, 2018; Sexually Transmitted Disese (STD}. Healt Care Of Other and
Children in Developing Countries, Pahland,Third Party. Hal 5.
www.wikipedia.com/keputihan.
16
BERITA ACARA BIMBINGAN
LAPORAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE (COC)
Paraf
No Tanggal Materi Keterangan Pembimbing
Bengkulu, 2023
Pembimbing Lahan
(………………………………)