Anda di halaman 1dari 18

UAS BIOLOGI REPRODUKSI

STUDI KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. A G2P1A0 USIA KEHAMILAN 30
MINGGU DENGAN KEPUTIHAN PADA KEHAMILAN
DI PUSKESMAS CAKUNG

Disusun Oleh :

Puji Astuti L0450462205608


Wastuningsih L0450462205741
Yupinar L0450462205847
Ellyati L0450462205850
Fenty Kindriyanty L0450462205853

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


POLITEKNIK BHAKTI ASIH PURWAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Angka
Kematian Ibu di Indonesia sampai saat ini masih cukup tinggi, berdasarkan Survey
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di Indonesia 359/100.000
kelahiran hidup. Jumlah ini meningkat dibanding data SDKI tahun 2007 yang
besarnya 228 kematian, dan masih merupakan yang tertinggi di Asia (SDKI,2012).
Sedangkan Angka Kematian Bayi di Indonesia 32/1000 kelahiran hidup (Profil
Kesehatan Indonesia,2012).

Penyebab kematian pada ibu salah satunya adalah infeksi .Pada tahun 2013
penyebab kematian pada seorang ibu diantaranya perdarahan (30,3%),hipertensi
(27,1%),partus lama (1,8%),abortus (1,6%),lain-lain(40,8%) dan infeksi yang
mencapai (7,3%) (Kemenkes RI,2014).Sedangkan,kematian bayi kebanyakan
disebabkan oleh Premature (32,4%),Asfiksia (35,9%) Sepsis (12%) ,hipotermi
(6,3),ikterus (5,6%) post matur(2,8%) dan kelainan kongenital(1,4%)(Kemenkes
RI,2010).Salah satu jenis infeksi yang dapat mengakibatkan kematian pada seorang
ibu adalah PMS (penyakit menular seksual ) karena PMS merupakan pintu masuk
atu tanda-tanda adanya HIV (kemenkes,2013) dan total kasus PMS pada tahun 2012
sebanyak 140.803 kasus dari 430 layanan PMS. Jumlah kasus PMS terbanyak berupa
cairan vagina abnormal (klinis) 20.962 dan servicitis (lab) 33.025(Data dari profil
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan,2012).

Dampak IMS pada kehamilan bergantung pada organisme


penyebab, lamanya infeksi, dan usia kehamilan pada saat terinfeksi.hasil konsepsi
yanh tidak sehat seringkali terjadi akibat IMS ,misalnya kematian janin(abortus
spontan atau lahir mati),bayi berat lahir rendah (akibat prematuritas,atau retardasi
pertumbuhan janin dalam rahim),dan infeksi kongenital atau perinatal
(kebutaan,pneumonia neonates,dan retardasi mental (sarwono,2014). Salah satu nya
adalah keputihan, keputihan pada ibu hamil dapat mengakibatkan resiko tinggi pada
ketuban pecah dini, sehingga bayi lahir prematur atau bayi lahir dengan berat lahir
rendah.( Sam,2015).Selama kehamilan terjadi supresi imunokompetensi ibu yang
dapat mempengaruhi terjadinya berbagai penyakit infeksi.supresu system imun akan
semakin meningkat seiring dengan berlanjutnya usia kehamilan,serta mempengaruhi
perjalanan penyakit infeksi genital salah satunya kandidosis (sarwono,2014).

Penyebab keputihan pada ibu hamil disebabkan karena adanya perubahan


hormonal dan aliran darah didaerah rahim serta vagina sehingga mengakibatkan
peningkatan proses sekresi vagina,perubahan hormonal ini dapat mengubah
keseimbangan vagina sehingga menyebabkan munculnya jamur pencetus iritasi
(Sam,2015). Pencegahan keputihan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan
organ kewanitaan,membersihkan vagina dari bagian depan kebagian belakang,jangan
menyemprotkan sabun kedalam vagina,gunakan celana dalam yang berbahan
katun,dan hindari menggunakan panty liner terlalu sering (Sari dkk,2012).

Di Indonesia, sebanyak 75 % wanita mengalami keputihan minimal satu kali


dalam hidupnya, dan 45 % wanita mengalami dua kali keputihan atau lebih dalam
hidupnya(Dagasou,Sartje 2014). Bidan mempunyai peran yang sangat strategis
dalam kesejahteraan wanita. Hal ini dikarenakan bidan mempunyai kapasitas untuk
memudahkan akses pelayanan persalinan, promosi dan pendidikan/ konseling
kesehatan ibu dan anak, serta melakukan deteksi dini terhadap kasus-kasus
kebidanan

Melihat pentingnya peran bidan sebagai tenaga kesehatan yang berwenang


dalam menangani asuhan kebidanan maka penulis sebagai mahasiswa kebidanan
akan melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil yang diberikan secara
menyeluruh. Berdasarkan kasus yang ditemui dilapangan maka penulis
memfokuskan pada Asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. A 25th G2P1A0 dengan
keputihan di Puskesmas Cakung.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan keputihan di
Puskesmas Cakung
2. Tujuan Khusus
Dalam memberikan asuhan kebidanan diharapkan mahasiswa dapat:
a. Mengetahui pengertian dari keputihan dalam kehamilan pada Ny. A
b. penyebab dari keputihan dalam kehamilan pada Ny. A

c. Mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh keputihan dalam


kehamilan pada Ny. A
d. Mengetahui pencegahan keputihan dalam kehamilan pada Ny. A

e. Mengetahui penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. A


dengan keputihan dalam kehamilan
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Keputihan Pada Kehamilan


Keputihan (Flour Albus) adalah gejala keluarnya getah atau cairan vagina
yang berlebihan sehingga sering menyebabkan celana dalam basah.Dalam keadaan
normal vagina mengeluarkan cairan /lender dalam jumlah sedikit dan sama sekali
tidak dirasa atau dikeluhkan oleh wanita pada umunya lender ini dihasilkan oleh
kelenjar yang ada didalam serviks selalu terdapat dalam liang vagina dan berguna
agar dinding vagina selalu dalam keadaan basah.(Ratna,2010).
Keputihan merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan produksi
secret oleh serviks uteri sehingga kemudian keluar melalui vagina, keputihan terbagi
menjadi 2 jenis yaitu keputihan fisiologis dan patologis.(Bening,2013).
Keputihan adalah semua pengeluaran cairan pervaginam yang bukan darah.
Keputihan bukan penyakit tersendiri, tetapi merupakan manifestasi gejala dari hampir
semua penyakit kandungan (Winkjosastro, 2008).
Keputihan adalah nama gejala yang diberikan kepada cairan yang dikeluarkan
dari alat-alat genital yang tidak berupa darah yang sering dijumpai pada penderita
ginekologi (Sarwono,2008).
1. Keputihan Fisiologis
Keputihan yang fisiologis ditandai dengan secret yang berwarna bening,tidak
menimbulkan bau yang menyengat ,iritasi,maupun rasa nyeri. Keputihan
fisiologis dapat ditemukan pada beberapa keadaan,yaitu bayi baru lahir sampai
umur kira-kira 10 hari,waktu disekitar menstruasi, hasrat seksual, siklus haid,
kehamilan, penggunaan pil kontrasepsi dan stress.(Bening,2013).
Keputihan fisiologis terjadi pada :
a. Bayi baru lahir kira-kira 10 hari, hal ini karena pengaruh hormon
esterogen dan progesteron sang ibu.
b. Masa sekitar menarche atau pertama kali datang haid, hal ini
ditunjang oleh hormon esterogen.
c. Setiap wanita yang mengalami kegairahan seksual, hal ini berkaitan
dengan kesiapan vagina untuk menerima penetrasi saat senggama.
d. Masa sekitar ovulasi karena produksi kelenjar-kelenjar mulut rahim.
e. Kehamilan yang menyebabkan peningkatan suplai darah kedaerah
vagina dan mulut rahim, serta penebalan dan melunaknya selaput
lendir vagina. (Sibagariang dalam putriani,2013 )

2. Keputihan Patologis
Keputihan patologis biasanya ditandai dengan secret vagina yang berwarna
keruh atau kuning,atau kuning kehijauan,berbau tidak sedap disertai lesi atau
iritasi vagina, dyspareunia, gatal dan perdarahan. penderita juga dapat
mengeluhkan sistitis yang berupa dysuria eksternal akibat lesi vulva. Keputihan
patologis pada wanita hamil yang paling sering terjadi adalah infeksi berupa
vaginosis bacterial trikomoniasis dan candidais. (Bening,2013).
a. Trikomoniasis
Penyebabnya adalah parasite Trichomonas vaginalis .penularan
hampir selalu melalui hubungan seksual .keputihan jenis ini bersifat
khas yaitu jumlah banyak ,warna kuning kehijau-hijauan bau tidak
sedap,sakit saat melakukan hubungan seksual dan gatal
b. Candidais
Penyebabnya adalah jamur Candida.keputihan ini khas ,yaitu
warnanya putih kental (menggumpal) kadang sedikit berair dan
disertai rasa gatal dan sakit waktu senggama.pemeriksaan pada daerah
kelamin akan tampak kemerahan pada vulva sampai sekitar anus.flek-
flek putih,kadang bengkak dan lecet akibat di garuk. Candidais sering
dijumpai pada wanita pemakai pil kontrasepsi ,kehamilan diabetes
dan penggunaan obat yang lama.(Ratna,2010)

B. Penyebab Keputihan
Sejumlah faktor yang menyebabkan keputihan ialah :(Ratna,2010)
1. Faktor pendukung:anemia,gizi rendah,kelelahan dan obesitas
2. Faktor psikologik lebih banyak dipengaruhi faktor hormonal yang normal
seperti saat ovulasi, sebelum/sesudah haid, rangsangan seksual emosi
3. Faktor patologik
a. Tumor alat gestasi
b. Infeksi bakteri,parasite,jamur,virus
c. Keracunan obat yang masuk vagina,antiseptic
d. Benda asing:IUD,tampon
e. Alergi:obat-obatan,alergi sperma/partner seksnya

Keputihan disebabkan oleh hal-hal yang berhubungan dengan perilaku wanita


dalam menjaga kebersihan organ genetalianya.Banyak wanita menganggap cairan
yang keluar dari vagina itu sebagai cairan biasa. Padahal menurut penelitian 75%
dari seluruh wanita di dunia akan mengalami keputihan paling tidak sekali seumur
hidup. Bahkan 45% wanita mengalami dua kali atau lebih dan 92% keputihan
disebabkan oleh jamur yang disebut Candida albican (Maria dalam rika puji rahayu
dkk,2010).

Penyebab keputihan dari keletihan ditandai muncul hanya pada waktu kondisi
tubuh sangat capek dan biasa lagi ketika tubuh sudah normal kembali (Susanto,dalam
rika puji rahayu dkk,2010).Perilaku tidak hygienis seperti air cebok tidak bersih,
celana dalam tidak menyerap keringat, penggunaan pembalut yang kurang baik
merupakan salah satu faktor penyebab keputihan (Ayuningsih, Teviningrum dan
Krisnawati, 2010)

C. Bahaya Keputihan Bagi Ibu Hamil


1. Lahir Prematur
Salah satu bahaya keputihan bagi ibu hamil adalah menyebabkan bayi terlahir
prematur. Bayi yang lahir di usia kurang dari 38 minggu bisa dikatakan lahir
secara prematur. Bayi yang lahir prematur memiliki berbagai macam organ yang
belum sempurna. Akibatnya bayi yang dilahirkan secara prematur menyebabkan
organ bayi tersebut belum berkembang secara sempurna, sehingga angka
kehidupan bayi prematur di bawah usia 38 minggu tergolong rendah.

2. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya


Ciri-ciri air ketuban pecah biasanya ketika akan mendekati persalinan, sayangnya
ibu hamil yang mengalami keputihan patologis akan menyebabkan ketubannya
pecah sebelum waktunya. Jika ketuban pecah sebelum waktunya, hal itu
menandakan bahwa ibu hamil akan mengalami persalinan dini. Tidak heran jika
persalinan dini akan menyebabkan bayi lahir secara prematur.

3. Berat Badan Lahir Rendah


Jika bayi dilahirkan secara prematur, akibatnya adalah bayi tersebut memiliki
berat badan yang rendah. Bayi dengan berat badan yang rendah bisa membuat
bayi tersebut memerlukan perawatan khusus dan juga ruangan khusus. Bayi juga
rentan untuk terkena berbagai macam gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan
itu misalnya malnutrisi, gizi buruk dan organ yang belum berkembang secara
sempurna.

4. Kontraksi Dini
Keputihan tidak normal juga bisa menyebabkan ibu hamil mengalami kontraksi
dini. Kontraksi dini itu adalah ibu hamil mengalami perut mulas dan kencang, ibu
hamil juga akan mengalami pegal-pegal. Kontraksi merupakan tanda-tanda akan
melahirkan. Jika sudah begini, ibu hamil akan diberikan obat penguat kandungan
agar janin yang dikandungnya tidak mengalami lahir prematur atau bahkan
keguguran.

5. Perkembangan Janin Terhambat


Dampak bahaya keputihan bagi ibu hamil yang tidak normal, adalah janin di
dalam kandungan ibu hamil terganggu perkembangannya. Jika sudah begitu,
organ di dalam bayi atau janin pun akan terganggu karena tidak berkembang
sesuai mestinya. Anda bisa bayangkan bagaimana jadinya jika perkembangan
janin terganggu, hingga perkembangan organ pun terganggu sehingga tidak bisa
menjalankan fungsinya dengan baik.

6. Menyebabkan Kebutaan Pada Bayi


Jangan menganggap remeh keputihan tidak normal yang dialami oleh ibu hamil,
alasannya adalah keputihan tersebut bisa menyebabkan bayi mengalami kebutaan.
Keputihan yang disebabkan oleh bakteri Neisserea Gonorrhoeae bisa membuat
janin yang ada di dalam kandungan mengalami kebutaan.
7. Kematian
Bahaya keputihan bagi ibu hamil yang disebabkan oleh virus HPV bisa membuat
bayi mengalami kematian. Selain menyebabkan kematian, bayi yang ada di dalam
kandungan akan mengalami gangguan ketika bernafas dan juga gangguan sistem
pencernaan.

8. Keguguran
Infeksi Chlamydia adalah infeksi yang menyebabkan keputihan tidak normal bagi
ibu hamil. Akibatnya adalah bayi di dalam ibu hamil bisa keguguran, terutama
kehamilan dengan usia muda.

D. Pencegahan Keputihan
1. Jangan menggunakan celana dalam dari nylon karena panas dan lembab
didaerah vulva dan vagina.
2. Meningkatkan kebersihan diri (sehabis BAK/BAB, ceboklah dengan air
bersih)
3. Jangan memakai bedak yang sifatnya merangsang.
4. Hindari pemakaian pantyliners secara terus menerus.
5. Jangan memakai pembersih vagina secara terus menerus karena dapat
mengurangi PH vagina.
6. Pengobatan terhadap partner seks,terutama pada kasus trichomoniasis dan
candidosis
7. Program pengobatan intensif dengan obat yang sesuai dan dosis yang tepat
(Ratna,2010)

E. Penatalaksaan Keputihan Pada Ibu Hamil


Pengkajian pada kasus keputihan dapat didapat melalui proses wawancara,
pemeriksaan kandungan dan pemeriksaan laboratorium. Anamnesa dapat
berupa(Manuaba,2010) :
1. Sejak kapan terjadinya
2. Apakah disertai gatal, berbau, gumpalan atau bercampur darah
3. Apakah disertai dengan demam
4. Apakah disertai dengan nyeri pada bagian perut bagian bawah
Hal-hal penting yang mungkin dapat dipertimbangkan menjadi penyebab dalam
keputihan pada ibu hamil diantaranya:

1. Umur, harus diperhatikan pengaruh esterogen pada bayi ataupun wanita


dewasa. Pada wanita usia lebih tua diperhatikan kemungkinan keganasan
terutama kanker serviks.
2. Metode kontrasepsi yang dipakai, pada penggunaan kontrasepsi hormonal
dapat meningkatkan sekresi kelenjar serviks yang dapat diperparah dengan
adanya infeksi jamur.
3. Kontak seksual, merupakan salah satu penyebab penyebaran penyakit.
4. Perilaku, cara suka tukar menukar alat mandi atau handuk, serta cara
membilas vagina yang salah juga merupakan faktor terjadinya keputihan.
5. Sifat keputihan, yang diperhatikan adalah jumlah, bau, warna dan
konsistensinya, keruh/jernih, ada/tidaknya darah, dan telah berapa lama. Hal
ini penting dalam menegakkan penyebab terjadinya keputihan.Ramayanti
dalam putriani,2013)

Pemeriksaan Inspekulo
Untuk mencari penyebab keputihan :
a. Dari mana asal keputihan ,mulut rahim atau hanya bersifat lokal dalam
vagina
b. Bagaimana warna dinding vagina,apakah terdapat bintik merah,seperti
digigit nyamuk,apakah keputihan bergumpal atau encer ,apakah keputihan
melekat pada dinding vagina
c. Bagaimana mulut rahim (porsio) ,apakah tertutup oleh keputihan , apakah
terdapat perlukaan apakah mudah berdarah

Pemeriksaan Laboratorium
Penyebab keputihan adalah infeksi,benda asing,dan keganasan.Dengan demikian
pemeriksaan pemeriksaan laboratorium untuk penegakan diagnosis infeksi
(Tricomonas,candida,albikan,bakteri,spesifik) dan pap smear untuk
keganasan .dengan pemeriksaan laboratorium bertujuan untuk :
a. Penentuan pH, menggunakan kertas indikator (normal 3,0 – 4,5)
b. Penilaian sediaan basah,dengan KOH 10% dan garam fisiologis.
Trichomonas vaginalis akan terlihat jelas dengan garam fisiologis sebagai
parasit berbentuk lonjong dengan flagellnya dan gerakannya yang cepat.
Sedangkan Candida albicans dapat dilihat jelas dengan KOH 10%
tampak sel ragi (blastospora). Pada infeksi Gardnerella vaginalis akan
dijumpai clue cell yang merupakan ciri khasnya.
c. Kultur, untuk menentukan kuman penyebab.
d. Pemeriksaan serologis, untuk mendeteksi Herpes genitalis dan Human
Papiloma virus dengan pemeriksaan ELISA.
e. Tes pap smear, tes ini ditunjukkan untuk mendeteksi adanya keganansan
pada serviks, infeksi termasuk Human Papiloma virus, peradangan,
sitologi hormonal dan evaluasi hasil terapi. (Ramayanti dalam
putriani,2013)

Dalam melakukan asuhan pada ibu hamil dengan keputihan, Bidan dapat
melakukan tindakan :
a. Melakukan pertanyaan tentang berbagai masalah keputihan

b. Melakukan pemeriksaan inspekulo

c. Pengambilan preparat pemeriksaan laboratorium dan pap smear

d. Melakukan konsultasi dengan dokter ahli (Manuaba ,2010)

F. Pengobatan Keputihan
Keputihan merupakan salah satu kondisi paling umum untuk wanita mencari
perawatan medis. Wanita dengan keluhan keputihan akan berusaha melakukan terapi
dengan menggunakan obat yang salah (Rees M dalam putriani,2013)
1. Parasit Pada infeksi Trichomonas vaginalis diberikan metronidazol 3x250 mg
peroral selama 10 hari, dapat juga dengan Klotrimazol 1x100 mg intravaginal
selama 7 hari.
2. Jamur Pada infeksi Candida albicans dapat diberikan mikostatin 10.000 unit
intravaginal selama 14 hari, obat lainnya Itrakonazol 2x200 mg peroral dosis
sehari.
3. Bakteri Untuk Gonokokus dapat diberikan Tetrasiklin 4x250 mg peroral/hari
selama 10 hari, untuk Gradnerella vaginalis diberikan Clindamycin 2x300mg
peroral/hari selama 7 hari, Klamidia trachomatis diberikan Tetrasiklin 4x500
mg peroral/hari selama 7-10 hari, dan Treponema palladium diberikan Benzatin
Penisilin G 24 juta unit IM dosis tunggal atau Doksisiklin 2x200 mg peroral
selama 2 minggu.
4. Virus
Pada virus Herpes tipe 2,diberikan obat topical larutan neutral 1% atau larutan
proflavine 0,1%, pada Human Papiloma virus pemberian vaksinasi mungkin
cara pengobatan yang rasional untuk infeksi virus ini (namun vaksinasi ini
masih dalam penelitian), kemudian pemberian suntikan interferon dan obat
topical podofilin 25% atau podofilotoksin 0,5% baik untuk Kondiloma
akuminata.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


PUSKESMAS CAKUNG

A. Anamnesis
Tanggal : 25 Mei 2023 Pukul : 10.00 WIB
Tempat : R. KIA

1. Identitas Pasien

ISTRI SUAMI
Nama : Ny. A Tn. B
Umur : 23 Tahun 28 Tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMK SMA
Pekerjaan : IRT Karyawan Swasta
Alamat : Jl. Cakung 0812xxxxx

2. Subyektif
a. Alasan Kunjungan
Ibu datang bersama dengan anaknya untuk melakukan kunjungan ulang
pemeriksaan kehamilan. Ibu mengeluh keluar cairan pervaginam sejak 1
minggu yang lalu berwarna putih jernih kental, tidak berbau, tidak bercampur
darah, tidak nyeri perut bagian bawah dan sedikit gatal sejak 1 minggu yang
lalu.ibu mengatakan sering lelah karena tidak ada yang membantu dalam
mengerjakan pekerjaan rumah dikarenakan suami bekerja .

b. Riwayat Haid
HPHT : 02 – 10 – 2022
Menarche : Usia 12 tahun
Lamanya haid : 5-6 hari
Banyaknya : 4-5x ganti pembalut
Siklus haid : 28 – 30 hari

c. Riwayat Perkawinan
Usia saat menikah : 21 tahun
Lama Penikahan : 4 tahun
Pernikahan ke :1

d. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu


No Tahun UK Tempat/ Jenis Komplikasi JK BB/PB Keadaan Lama KB
Persalinan Penolong Persalinan Anak saat ini Menyusui
Persalinan

1. 2019 39 BPM/ Bidan Spontan Tidak Ada L 3000/48 Sehat 1 tahun Suntik

2. 2022 Hamil ini

e. Riwayat penyakit / operasi yang lalu


Tidak ada

f. Riwayat penyakit keluarga


Tidak ada

g. Lingkungan sosial
Ibu tinggal bersama suami dan anaknya di rumah kontrakan. Orang tua dan
mertua tinggal di Kampung.

h. Psikologis
Ibu senang atas kehamilan keduanya, meski kadang terasa lelah karna harus
menjaga anak pertamanya. Suami membantu pekerjaan rumah.

i. Pola Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan dilakukan secara bersama sama dengan suami
B. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis

b. Tanda tanda vital


Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 36,5°C

c. Pemeriksaan Antropometri
Tinggi Badan : 163 cm
Berat Badan : 67 kg

d. Kepala dan leher

Rambut : Bersih, rambut kehitaman, tidak ada keluhan


e.
Edema Wajah : Tidak ada
Cloasma Gravidarum : Tidak ada
Mata : Simetris, tidak ada kelainan, conjungtiva pucat
Hidung : Tidak ada kelainan
Mulut : Tidak ada kelainan
Leher : Tidak teraba adanya benjolan

Payudara

Bentuk : Simetris, tidak teraba adanya benjolan


Areola Mammae : Terlihat adanya hiperpigmentasi
Putting Susu : Puting susu menonjol di kedua payudara, tidak
ada kelainan
Kolosrum : Belum terlihat adanya colostrum
f. Abdomen
Bekas Luka : Tidak ada
Tinggi Fundus Uteri : 28 cm
Leopold I : Teraba bulat, lunak, tidak melenting
(bokong)
Leopold II Kanan : teraba bagian-bagian kecil
(ekstremitas),
Kiri : teraba datar, keras, memanjang seperti
papan (punggung janin)
Leopold III : Teraba bagian keras, melenting, bulat
(kepala)
Leopold : Teraba 5/5
Auskultasi DJJ : Puctum : Atas symphisis
maksimum
Frekuensi : 158 kali per menit

g. Ekstrimitas
Tidak ada kelainan

h. Genitalia
Vulva Vagina : Tidak ada kelainan
Varices : Tidak ada Varices
Pengeluaran : Tampak pengeluaran cairan putih bening

i. Anus
Tidak ada kelainan

Assesment
Diagnosa Ibu : G2P1A0 hamil 30 minggu
Diagnosa Janin : Tunggal, hidup, presentasi kepala

Penatalaksanaan
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa saat ini keadaan ibu dan janin
baik. Ibu hamil 30 minggu bagian terendah janin kepala. Ibu mengetahui keadaan
dirinya dan janinnya.
2. Menjelaskan pada ibu bahwa cairan yang keluar dari vaginam berwarna putih
jernih,tidak berbau masih termasuk dalam batas normal hal ini bisa disebabkan
oleh efek samping dari kelelahan yang ibu rasakan ,dan kurangnya pemahaman
ibu tentang menjaga kebersihan diri terutama personal hygiene.tetapi hal ini bisa
menjadi tidak normal jika keputihan yang ibu alami menyebabkan gatal pada
daerah genetalia.ibu mengetahui kemungkinan penyebab dari keluhan yang ia
rasakan.
3. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan personal hygiene ,ganti celana
dalam minimal 2x/hari ,jangan biarkan vagina lembab dan hindari memakai
celana yang terlalu ketat.ibu berjanji akan menjaga kebersihan personal hygiene.
4. memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan, seperti :
perdarahan pervaginam, keluar ketuban sebelum waktunya, demam tinggi >38,0 0

C, nyeri perut hebat, sakit kepala hebat, gerakan janin tidak ada atau berkurang.
Ibu mengetahui dan mengerti tanda bahaya pada trimester III.
5. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang ibu hamil memakan
makanan 4 sehat 5 sempurna .ibu bersedia untuk mengkonsumsi makanan yang
bergizi.
6. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat dan tidurnya yaitu ± 8
jam/hari .Ibu berjanji akan istirahat yang cukup
7. Memberikan ibu kalk 2x1 ,Fe 1x1,vit c 1x1 .Ibu berjanji untuk menghabiskan
obat yang telah di berikan.
8. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang dua minggu lagi tanggal 08 Juni 2023
atau jika ada keluhan. Ibu berjanji akan datang untuk kunjungan ulang atau jika
ada keluhan.
BAB IV
PENUTUP

Berdasarkan asuhan yang telah diberikan pada Ny. A G2P1A0 hamil 30 minggu
dengan keputihan didapatkan bahwa Ny. A mengalami keputihan dimana pengertian
keputihan pada kehamilan adalah cairan yang keluar dari vagina selain darah atau suatu
keadaan dimana terjadi peningkatan produksi secret oleh serviks uteri sehingga kemudian
keluar melalui vagina. Penyebab dari keputihan yang dialami oleh Ny.A adalah diantaranya
kelelahan yang dirasakannya, kurangnya menjaga kebersihan dari dan kemungkinan akibat
kurangnya menjaga kebersihan diri maka keputihan tersebut dapat disebabkan oleh jamur
candidais.

keputihan memiliki dampak yang serius bagi kehamilan tetapi pada kasus Ny.B
dampak yang dikhawatirkan tidak terjadi dikarenakan sudah terlebih dahulu dilakukan
pencegahan dan penanganan terhadap keputihan.pencegahan yang dilakukan dengan
memberikan pendidikan kesehatan mengenai keputihan, dan penanganan keputihan pada
Ny. A dilakukan sesuai teori yang ada hanya saja tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium
dengan penyebab dikarenakan Ny. A menolak untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium
sehingga hanya dilakukan pemeriksaan inspekulo dan konsul kepada dokter umum.

Anda mungkin juga menyukai