Anda di halaman 1dari 11

KEPUTIHAN (FLUOR ALBUS)

Dr. Suparyanto, M.Kes

KEPUTIHAN (FLUOR ALBUS)

1. PENGERTIAN KEPUTIHAN
 Keputihan adalah semacam silim yang keluar terlalu banyak, warnanya putih seperti sagu
kental dan agak kekuning-kuningan. Jika silim atau lendir ini tidak terlalu banyak, tidak menjadi
persoalan.(Handayani, 2008)
 Keputihan adalah nama gejala yang diberikan kepada cairan yang di keluarkan dari alat – alat
genital yang tidak berupa darah (Sarwono, 2005)
 Keputihan di devinisikan sebagai cairan dari kelamin perempuan (Vagina ) yang berlebihan
selain air kencing atau darah. Sifatnya bisa normal atau tidak normal (Indriatmi, 2007)
 Keputihan adalah semua pengeluarancairan alat genetalia yang bukan darah. Keputihan
bukan penyakit tersendiri, tetapi merupakan manifestasi gejala dari hampir semua penyakit
kandungan (Manuaba, 2005)
 Keputihan adalah gejala penyakit yang ditandai oleh keluarnya cairan dari organ reproduksi
dan bukan berupa darah. Keputihan yang berbahaya adalah keputihan yang tidak normal (Blankast,
2008)

2. KEPUTIHAN PADA IBU HAMIL


 Keputihan adalah cairan yang keluar dari vagina yang berwarna putih yang biasanya keluar
menjelang haid atau pada masa kehamilan. Keputihan biasanya terjadi menjelang ovulasi, badan
lelah atau akibat rangsangan seksual (Purwantyastuti, 2004)
 Keputihan muncul dikarenakan adanya peningkatan hormonal selama kehamilan. Dalam hal
ini Vagina akan mengeluarkan Cairan berwarna putih seperti susu, encer dan tidak berbau. Cairan
akan bertambah banyak seiring dengan bertambahnya usia kehamilan anda. Hal ini merupakan hal
yang wajar, untuk itu kebersihan dan kelembaban disekitar area vagina harus tetap terjaga, juga
pakailah pakaian dalam yang tidak terlalu ketat dan menyerap keringat. Namun jika keputihan disertai
gatal-gatal dan berbau segera periksa ke dokter anda. Karena dengan kondisi ini kemungkinan terjadi
adanya infeksi, jika tidak segera mendapatkan pengobatan dapat menyebabkan perlunakan dalam
leher rahim dan akan timbul kontraksi sebelum waktunya. (Kusumawati, 2008)
 Seorang wanita lebih rentan mengalami keputihan pada saat hamil karena pada saat hamil
terjadi perubahan hormonal yang salah satu dampaknya adalah peningkatan jumlah produksi cairan
dan penurunan keasaman vagina serta terjadi pula perubahan pada kondisi pencernaan. Semua ini
berpengaruh terhadap peningkatan risiko terjadinya keputihan, khususnya yang disebabkan oleh
infeksi jamur. Selama belum terjadi persalinan dan selaput ketuban masih utuh, dimana janin masih
terlindungi oleh selaput ketuban dan air ketuban yang steril, umumnya tidak ada efek langsung infeksi
vagina yang menyebabkan terjadinya keputihan pada janin. (Ocvyanti, 2008)

3. KLASIFIKASI KEPUTIHAN
 Ada dua jenis Keputihan yaitu :
1. Keputihan tidak normal (patologis)
2. Keputihan normal (fisiologis)
 Perbedaan keputihan fisiologis dan yang patologis. Keputihan fisiologis terdiri atas cairan
yang kadang – kadang berupa mukus yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang,
sedang pada keputihan patologis terdapat banyak leukosit. (Sarwono, 2005)

4. GEJALA KEPUTIHAN
 Keputihan normal mempunyai ciri – ciri :
1. Cairan yang keluar encer
2. Berwarna bening atau krem
3. Tidak berbau
4. Tidak gatal
5. Jumlahnya sedikit
 Disebut Keputihan tidak normal jika mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Cairan yang keluar bersifat kental
2. Berwarna putih susu, kuning atau hijau
3. Terasa gatal
4. Berbau tidak sedap
5. Menyiksa bercak pada pakaian dalam
6. Jumlahnya banyak

5. FAKTOR PENYEBAB KEPUTIHAN


 Adapun beberapa penyebab Keputihan antara lain :
a. Infeksi vagina oleh jamur (Candida albicans) atau parasit (Tricomonas)
 Jenis infeksi yang terjadi pada vagina yakni, bacterial vaginosis, trikomonas, dan candidiasis.
Bakterial vaginosis merupakan gangguan vagina yang sering terjadi ditandai dengan keputihan dan
bau tak sdap. Hal ini di sebabkan oleh lactobacillus menurun, bakteri patogen (penyebab infeksi)
meningkat, dan pH vagina meningkat.
b. Faktor Hygiene yang jelek
 Kebersihan daerah vagina yang jelek dapat menyebabkan timbulnya keputihan. Hal ini terjadi
karena kelembaban vagina yang meningkat sehingga bakteri patogen penyebab infeksi mudah
menyebar.
c. Pemakaian obat-obatan (Antibiotik, Kortikosteroid, dan Pil KB) dalam waktu lama.
 Karena pemakaian obat- obatan khususnya anti biotik yang terlalu lama dapat menimbulkan
sistem imuitas dalam tubuh. Sedangkan penggunaan KB mempengaruhi keseimbangan hormonal
wanita. Biasanya pada wanita yang mengkonsumsi antibiotik timbul keputihan.
d. Stress
 Otak mempengaruhi kerja semua organ tubuh, jadi jika reseptor otak mengalami stress maka
hormonal di dalam tubuh mengalami perubahan keseimbangan dan dapat menyebabkan timbulnya
keputihan. Hal ini sesuai dengan pendapat Purwantyastuti (2004) yang mengatakan bahwa wanita
bisa mengalami gangguan siklus menstruasi / keputihan yang disebabkan oleh stress.
 Penyebab lain keputihan adalah alergi akibat benda-benda yang dimasukkan secara sengaja
atau tidak sengaja ke dalam vagina, seperti tampon, obat atau alat kontrasepsi, rambut kemaluan,
benang yang berasal dari selimut, celana dan lainnya. Bisa juga karena luka seperti tusukan,
benturan, tekanan atau iritasi yang berlangsung lama. Karena keputihan, seorang ibu bahkan bisa
kehilangan bayinya. (Suryana, 2009)

6. AKIBAT KEPUTIHAN PADA KEHAMILAN


 Keputihan akibat infeksi yang terjadi pada masa kehamilan akan meningkatkan risiko
persalinan prematur dan janinnya juga berisiko mengalami infeksi.(Atiwicaksono, 2008)
 Namun jika keputihan disertai gatal-gatal dan berbau segera periksa ke dokter anda.karena
dengan kondisi ini kemungkinan terjadi adanya infeksi, jika tidak segera mendapatkan pengobatan
dapat menyebabkan perlunakan dalam leher rahim dan akan timbul kontraksi sebelum waktunya.
(Kusumawati, 2008)
 Misalnya, pada infeksi Chlamydia dapat terjadi keguguran hingga persalinan sebelum
waktunya (persalinan prematur). Infeksi virus Herpes simpleks dapat menyebabkan radang pada otak
bayi (ensefalitis). Infeksi jamur Candida sp dapat meningkatkan risiko terjadinya ayan (epilepsi).
Infeksi virus HPV dapat menyebabkan terjadinya papiloma laring pada bayi yang menyebabkan
gangguan pernapasan dan gangguan pencernaan bayi hingga kematian. Infeksi bakteri Neisserea
gonorrhoeae dapat menyebabkan infeksi pada mata bayi hingga terjadi kebutaan. (Dwiana, 2008)

7. CARA MENGATASI KEPUTIHAN

a. Tanpa Obat
1. Menjaga agar daerah genetalia senantiasa bersih serta memperhatikan sabun yang di
gunakan sebaiknya sabun yang tidak berparfum
2. Hindari mandi dengan berendam
3. Menggunakan celana dalam dari bahan katun, tidak menggunakan celana dalam yang ketat.
4. Menghindari beraktivitas yang terlalu lelah, panas dan keringat yang berlebih.
5. Liburan untuk mengurangi stress karena stress merupakan suatu faktor timbulnya keputihan.
b. Dengan obat
 Konsultasi dengan dokter karena dokter akan memberikan obat-obatan sesuai dengan jenis
keputihan yang di alami.
 Keputihan sangat tidak mengenakan, terlebih bagi wanita hamil. Untuk keputihan normal
tidak perlu dilakukan terapi khusus. Yang penting, bagaimana membersihkan organ intim secara
benar dan teratur. Umumnya, cukup dengan sabun khusus vagina dan air bersih serta menjaga agar
pakaian dalam tetap kering dan bersih. Sedangkan keputihan yang tidak normal harus segera
mendapatkan pengobatan media. Keputihan yang terjadi selama kehamilan, misalnya disebabkan
oleh infeksi jamur Candida sp, pengobatan yang paling aman adalah dengan menggunakan obat
lokal berbahan krim atau sejenis kapsul yang dimasukkan ke dalam vagina. Sementara keputihan
yang dialami wanita hamil akibat infeksi bakteri diberikan obat dalam bentuk kapsul atau tablet yang
aman dikonsumsi. Pada infeksi niceria gonorrhoeae, ada obat dalam bentuk kapsul yang dapat
diminum. Sebaiknya, segera periksakan kandungan jika terjadi keputihan. Pemeriksaan dilakukan
dengan menggunakan alat khusus untuk mendapatkan gambaran alat kelamin secara lebih baik,
seperti melakukan kolpokopi yang berupa optik untuk memperbesar gambaran leher rahim, liang
senggama, dan bibir kemaluan. Selain pengobatan medis, biasanya orang akan menggunakan daun
sirih untuk mengurangi keputihan. Caranya, dengan meminum air daun sirih yang telah direbus
terlebih dahulu. Cara ini cukup aman bagi ibu hamil dan bayinya. (Suryana, 2009)
 Dan yang terpenting bila suatu keputihan yang tidak sembuh dengan pengobatan biasa
(antibiotika dan anti jamur) harus dipikirkan keputihan tersebut disebabkan oleh suatu penyakit
keganasan seperti kanker leher rahim. Ini biasanya ditandai dengan cairan banyak, bau busuk, sering
disertai darah tak segar. (Blankast, 2008 )

PENGUKURAN NILAI TENGAH


Dr. Suparyanto, M.Kes

Apa Itu Nilai Tengah


 Tendensi sentral atau nilai tengah: ialah angka yang mewujudkan nilai yang terletak ditengah
dari hasil observasi pada suatu agregat
Macam tendensi sentral:
1. Mean
2. Median
3. Modus

Mean
 Mean adalah nilai yang diperoleh dengan cara menjumlahkan semua nilai pengamatan dibagi
jumlah semua pengamatan dalam agregat
Sifat mean adalah:
 Mempertimbangkan semua nilai pengamatan
 Dapat dimanipulasi secara matematis, sehingga dapat dipergunakan untuk keperluan statistik
 Hanya berlaku untuk data kuantitatif
 Sangat dipengaruhi oleh nilai ekstrem besar atau kecil

Rumus Mean Data Distribusi Tunggal

X = ∑x / n

 X = mean
 ∑x = hasil penjumlahan nilai observasi
 n = jumlah observasi

Contoh Soal
 Sepuluh pegawai di PT Samudra penghasilan sebulanya dalam satuan ribu rupiah adalah
sebagai berikut:
 90, 120, 160, 180, 190, 90, 180, 70, 160, 100
 Me = (90+120+160+180+190+90+180+70+160+100) : 10 = 150
 Jadi penghasilan rata-rata pegawai di PT Samudra = Rp.150.000,-

Median
 Median: merupakan nilai observasi yang terletak ditengah setelah data pengamatan diurutkan
menurut besar kecilnya (array data)
Sifat nilai median:
 Median mudah dihitung dan mudah dimengerti
 Dipengaruhi jumlah observasi
 Tidak dipengaruhi oleh nilai observasi
 Sering dipakai pada distribusi frekuensi yang miring
 Digunakan pada data yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif berskala ratio, interval
maupun ordinal

 Untuk menentukan nilai median harus terlebih dahulu diurutkan dan ditentukan posisi dengan
cara:
 Bila seri pengamatan genap, maka posisi median n/2
 Bila seri pengamatan ganjil, maka posisi median n+1 / 2

Contoh Median
 Tinggi badan 11 Mhs Stikes Pemda: 180, 171, 170, 167, 166, 165, 164, 160, 147, 145, 144
 Berat badan 10 Mhs Stikes Pemda: 39, 45, 52, 43, 37, 51, 65, 56, 71, 44
 Pendidikan 5 Dosen Stikes Pemda: D3, S2, S1, S1, D3
 50, 60, 70 Median à 60
 50, 60, 70, 100.000 Median à (60+70)/2 = 65
 SD, SMP, PT Median à SMP
 SD, SD, SD, PT Median à SD
 SD, SD, SMP, PT Median à antara SD dan SMP

Modus
 Modus adalah nilai yang memiliki frekuensi terbanyak atau sering muncul
Sifat modus adalah:
 Tidak dipengaruhi nilai ekstrim
 Digunakan baik pada data kualitatif (nominal dan ordinal) maupun data kuantitatif (interval
dan rasio)

Contoh Modus

Data kualitatif
 Kebanyakan Mahasiswa di Jogja naik sepeda
 Kebanyakan pemuda Indonesia merokok
 Pada umumnya Pegawai Negeri Sipil tidak disiplin
 Pada umumnya warna mobil tahun 70-an adalah cerah, sedangkan tahun 80-an adalah gelap

Data kuantitatif
 Data umur pegawai di Departemen X adalah: 20, 45, 60, 56, 45, 45, 20, 19, 57, 45, 45, 51, 35

Modus Data Kelompok

Modus = b + p (f1 / (f1+f2))

 b = batas klas bawah frekuensi terbanyak


 p = panjang klas
 f1 = frek klas terbanyak – f sebelumnya
 f2 = frek klas terbanyak – f sesudahnya

Median Data Kelompok

Median = b + p (1/2n – F / f)

 b = batas bawah, dimana median akan terletak


 p = panjang klas
 n = banyak data
 F = cf = jumlah semua frekuensi sebelum klas median
 f = frekuensi klas median

Mean Data Kelompok


Mean = ∑f x / f

 f = jumlah data
 x = nilai rata-rata batas interval/ midpoint kelas interval
 Misal interval: 21 – 30 → x = 21 + 30 / 2 = 25,5

Contoh Soal Nilai Tengah


Hitungan Modus
 Klas modus = klas ke-4 (f=30)
 b = 51 – 0,5 = 50,5
 f1 = 30 – 18 = 12
 f2 = 30 – 20 = 10
 Modus = 50,5 + 10 (12 / (12+10)) = 55,95

Hitungan Median
Klas median = klas ke-4 (f=30)
 b = 51 – 0,5 = 50,5
 p = 10
 f = 30
 F = cf = 2 + 6 + 18 = 26
 Median = 50,5 + 10 ((50-26) / 30)

Hitungan Mean
 Mean = 6072/100 = 60,72

Latihan
 Hasil pemeriksaan tinggi badan pada 10 Mhs: 171, 168, 158, 172, 165, 158, 169, 164, 178,
163
 Berapa tinggi rata-rata atau mean tinggi badan Mhs tersebut?
 Mean = 166,6 cm

 Hasil ujian UTS biostatistik Mahasiswa Stikes dengan nilai rata-rata 65,9. sedangkan hasil
ujian UAS rata-rata 71,2. Berapa mean nilai tersebut jika UTS diberi bobot 1 dan UAS diberi bobot 2
 (65,9 x 1) + (71,2 x 2) / (1 + 2) =
 Mean = 69,4

 Berat badan 15 Mhs Stikes: 51, 54, 55, 58, 63, 64, 65, 68, 69, 71, 72, 78, 79, 80
 Berapa mean, median, modus?
 Mean = 65,7
 Median = 65
 Modus = 58

Latihan
Hasil nilai ujian 40 Mhs Stikes dibagi menjadi 4 group sebagai berikut:

Hitung: Mean, Modus dan Median?

REFERENSI:
1. Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC
2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara
3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara
4. Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara
5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia
6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
MONITORING PELAKSANAAN KEGIATAN UKM
PUSKESMAS

MONITORING PELAKSANAAN KEGIATAN UKM PUSKESMAS


Dr. Suparyanto, M.Kes

1.       Pengertian
Monitoring pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas adalah: suatu kegiatan mengamati secara
seksama pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas, apakah pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas
sudah sesuai dengan sasaran, sesuai dengan tempat dan sesuai dengan waktu pelaksanaan.

Semua data masukan atau informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan tersebut dapat menjadi
landasan dalam mengambil keputusan tindakan selanjutnya yang diperlukan.
Tindakan tersebut diperlukan seandainya hasil pengamatan menunjukkan adanya hal atau kondisi
yang tidak sesuai dengan yang direncanakan semula.

2.       Tujuan Monitoring
Tujuan monitoring adalah untuk mengamati/mengetahui  perkembangan dan kemajuan pelaksanaan
kegiatan UKM Puskesmas, identifikasi permasalahan serta upaya pemecahannya.

3.       Pelaksanaan Monitoring

1. Membuat jadwal monitoring pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas


2. Pelaksanaan monitoring pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas, dengan menggunakan
format monitoring yang telah disiapkan sebelumnya
3. Pembahasan hasil monitoring pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas
4.  Menindaklanjuti hasil pembahasan monitoring pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas

4.       Jadwal Monitoring
Jadwal pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas, dibuat selama satu tahun dengan format sebagai
berikut:

KOP PUSKESMAS

JADWAL MONITORING PELAKSANAAN KEGIATAN UKM


PROGRAM………………
NO:……………………………………….

BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    Mengetahui:                                                                                 Kota, 1 Januari 2018


    Kepala Puskesmas Idola                                                               Pelaksana Program

    Dr. Fulan Akbar, M.Kes                                                             Fulanah, Amd. Keb


5.       Pelaksanaan Monitoring
Pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas, dilakukan dengan cara mengunjungi tempat pelaksaan
kegiatan, dengan membawa format monitoring, kemudian pelaksanaan kegiatan dipantau apakah
sesuai dengan sasaran, tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan, dengan cara mencontreng pada
kolom S jika sesuai, dan mencontreng TS jika tidak sesuai. (cara mencontreng dengan menggunakan
bolpoint). Format monitoring dibuat sebagai berikut:

KOP PUSKESMAS

MONITORING PELAKSANAAN KEGIATAN UKM PROGRAM………………


NO:……………………………………….

SASARAN TEMPAT WAKTU


NO TANGGAL KEGIATAN
S TS S TS S TS

  Mengetahui:                                                                               Kota, 1 Januari 2018


Kepala Puskesmas Idola                                                             Pelaksana Program

Dr. Fulan Akbar, M.Kes                                                         Fulanah, Amd. Keb

6.       Pembahasan Hasil Monitoring


Pembahasan hasil monitoring dilakukan dengan cara pertemuan, bukti pelaksanaan pertemuan
pembahasan hasil monitoring adalah: 1. Undangan, 2. Daftar hadir dan 3. Notulen

Cara membahas hasil monitoring langkahnya sebagai berikut:


a.       Identifikasi masalah
b.      Analisis masalah
c.       Rencana Tindak Lanjut masalah

Identifikasi masalah
Masalah diperoleh dari hasil monitoring pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas, dimana jika
pada hasil monitoring dicontreng TS, berarti itu merupakan masalah, kemudian masalah
tersebut ditulis dengan format identifikasi masalah sebagai berikut:
 
 
KOP PUSKESMAS

IDENTIFIKASI MASALAH HASIL MONITORING PROGRAM………………


NO:……………………………………….

NO KEGIATAN MASALAH

  Mengetahui:                                                                                    Kota, 1 Januari 2018


Kepala Puskesmas Idola                                                                  Pelaksana Program
Dr. Fulan Akbar, M.Kes                                                             Fulanah, Amd. Keb

Analisis Masalah
Analisis masalah adalah proses menyelesaikan masalah dengan cara mencari penyebab
masalah dan memilih rencana kegiatan yang sesuai. Analisis masalah dibuat dengan format
sebagai berikut:

KOP PUSKESMAS

ANALISIS MASALAH HASIL MONITORING PROGRAM………………


NO:……………………………………….

MASALAH PENYEBAB MASALAH RTL

  Mengetahui:                                                                                 Kota, 1 Januari 2018


Kepala Puskesmas Idola                                                               Pelaksana Program

Dr. Fulan Akbar, M.Kes                                                           Fulanah, Amd. Keb

Rencana Tindak Lanjut masalah


Rencana tindak lanjut masalah hasil monitoring pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas,
dibuat dengan cara menjabarkan lebih lanjut RTL yang telah ditulis di format analisis
masalah dengan format sebagai berikut: (agar dapat di tindaklanjuti)
 

KOP PUSKESMAS

RENCANA TINDAK LANUT HASIL MONITORING PROGRAM………………


NO:……………………………………….

N KEGIATA TUJUA SASARA TEMPA WAKT PELAKSAN DAN


O N N N T U A A

  Mengetahui:                                                                                Kota, 1 Januari 2018


Kepala Puskesmas Idola                                                              Pelaksana Program
Dr. Fulan Akbar, M.Kes                                                               Fulanah, Amd. Keb

Demikian cara pelaksanaan monitoring kegiatan UKM Puskesmas, semoga bermanfaat.


Aamiin.

Anda mungkin juga menyukai