Anda di halaman 1dari 67

BAB I

      PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah

Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam

masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai

indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan

lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan

penelitian.(Profil Kesehatan Sulawesi Selatan tahun  2009 .Sudarku. 2009. Diakses tanggal 13 Agustus

2011)

Menurut World Health Organization (WHO), 81% AKI akibat komplikasi selama hamil dan bersalin, dan

25% selama masa post partum.Sedangkan faktor yang mempengaruhi AKB, menurut UNICEF,

menurunnya kualitas hidup anak pada usia 3 tahun pertama hidupnya adalah: gizi buruk, ibu sering

sakit, status kesehatan buruk, kemiskinan, dan diskriminasi gender. Bayi dengan gizi buruk mempunyai

resiko 2 kali meninggal dalam 12 bulan pertama hidupnya

Angka kematian ibu di Indonesia tertinggi di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Jumlahnya mencapai 228

dari 100.000 kelahiran hidup, Ditinjau dari HDI, Indonesia menduduki ranking 109 dari 174 negara  jauh

tertinggal dari Negara-negara ASEAN lainnya. Ranking ini relatif tak beranjak, bahkan cenderung lebih

buruk. Sementara itu, AKI dan AKA Indonesia juga menduduki urutan yang tak dapat dibanggakan.Data

menunjukkan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu 461 per 100.000 kelahiran hidup, dan juga

Angka Kematian Balita (AKB) yaitu 42 per 1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan kecenderungan angka-

angka tersebut, akan sulit dicapai target MDG tahun 2015. Penurunan AKI hanya mencapai 52% dari
keadaan tahun 1990 dari target 75% dan penurunan AKB mencapai 53% dari target 67%..(Hubungan

Keluarga Berencana Dengan Pencegahan Kematian Maternal dan Neonatal. Putra,Hendry. 2010. Diakses

tanggal 13 Agustus 2011)

Berdasarkan Profil Kesehatan Sulawesi Selatan tahun 2009, jumlah kematian ibu maternal tahun 2006

sebanyak 133 orang atau 101,56 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan pada tahun 2007 sebanyak 143

kematian atau 92,89 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk tahun 2008, jumlah kematian ibu maternal

mengalami penurunan menjadi 121 orang atau 85,17 per 100.000 kelahiran hidup. (Profil Kesehatan

Sulawesi Selatan tahun  2009 .Sudarku. 2009. Diakses tanggal 13 Agustus 2011)

Data yang diperoleh dari Medical Record (Rekam Medis) di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf

Gowa pada tahun 2010 diperoleh jumlah kasus persalinan serotinus sebanyak 89 kasus (3,28%) dari

2738 jumlah persalinan.

Kehamilan serotinus adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42minggu. kehamilan ini

adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu didapatkan dari perhitungan seperti rumus

neagle atau tinggi fundus uteri serial.(Sujiatini.2009.Hal:34)

Kehamilan postterm mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan aterm,terutama terhadap

kematian perinatal berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia.(Wiknjosastro,H.2008.Hal:690) .

Berdasarkan angka kejadian Serotinus yang banyak memberi dampak terhadap Bayi dan Ibu bersalin

maka penulis termotivasi untuk membahas dalam sebuah Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Asuhan
Kebidanan Ny. ”S“ dengan Persalinan Serotinus di Rumah Sakit Umum daerah Syekh Yusuf tanggal

28  Juni 2010.

B.   Ruang Lingkup Pembahasan

Ruang lingkup pembahasan meliputi Asuhan Kebidanan Ny. ”S” dengan Persalinan Serotinus di Rumah

Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa tanggal 28  juni 2010.

C.   Tujuan Penulisan

1.     Tujuan umum

Menerapkan Asuhan Kebidanan Ny. ”S” dengan Persalinan Serotinus di Rumah Sakit Umum Daerah

Syekh Yusuf Gowa Tanggal 28 Juni 2011 sesuai wewenang bidan.

2.    Tujuan khusus

a.    Mengumpulkan data dan analisis data Ny. ”S” dengan Persalinan Serotinus di Rumah Sakit Umum

Daerah Syekh Yusuf Tanggal 28 Juni 2011.

b.    Menentukan dan merumuskan Diagnosa/Masalah aktual Ny. ”S” dengan Persalinan Serotinus di

Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa Tanggal 28 Juni 2011.

c.    Menentukan dan merumuskan diagnosa atau masalah potensial Ny. ”S” dengan Persalinan Serotinus

di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa Tanggal 28 Juni 2011.

d.    Mengidentifikasi perlunya tindakan segera Ny. ”S” dengan Persalinan Serotinus di Rumah Sakit

Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa Tanggal 28 Juni 2011.


e.    Menentukan rencana tindakan asuhan kebidanan Ny. ”S” dengan Persalinan Serotinus di Rumah

Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa Tanggal 28 Juni 2011.

f.     Melaksanakan tindakan Asuhan Kebidanan Ny. ”S” dengan Persalinan Serotinus di Rumah Sakit

Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa Tanggal 28 Juni 2011.

g.    Melaksanakan evaluasi hasil Asuhan Kebidanan Ny. ”S” dengan Persalinan Serotinus di Rumah Sakit

Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa Tanggal 28 Juni 2011.

h.    Melakukan pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ny. ”S” dengan Persalinan Serotinus di Rumah

Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa Tanggal 28 Juni 2011.

D.  Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan dalam karya tulis ini adalah :

1.    Manfaat Ilmiah

Sebagai salah satu pengalaman yang dapat menambah kemampuan dalam penerapan asuhan kebidanan

khususnya Persalinan Serotinus.

2.    Manfaat praktis

Sebagai bahan masukan atau informasi bagi tenaga bidan di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf

Gowa khususnya yang berkaitan dengan Persalinan Serotinus.

3.    Manfaat Institusi

Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa D III kebidanan untuk penulisan Karya Tulis Ilmiah selanjutnya

terutama tentang Persalinan Serotinus.


E.   Metode Penulisan

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini berdasarkan teori ilmiah yang dipadukan dengan praktek dan

pengalaman. Penulis memerlukan data yang objektif dan relevan dengan teori-teori yang dijadikan

analisa dalam pemecahan masalah untuk itu penulis menggunakan metode  sebagai berikut:

1.    Studi kepustakaan

Penulis membaca dan mempelajari buku-buku, literatur-literatur, profil kesehatan dan data dari internet

yang relevan dengan serotinus.

2.    Studi kasus

Penulis melaksanakan studi kasus Ny. ”S" dengan persalinan serotinus dalam hal ini pendekatan yang

digunakan adalah identifikasi diagnosa/masalah aktual, antisipasi masalah potensial, tindakan segera

dan kolaborasi, rencana asuhan kebidanan, melaksanakan asuhan kebidanan dan mengevaluasi asuhan

kebidanan serta mendokumentasikan asuhan kebidanan.

3.    Studi Dokumentasi

Untuk memperoleh data pengkajian, penulis menggunakan tekhnik:

a.    Observasi

Penulis memperoleh data dengan cara melakukan pengamatan langsung kepada klien.

b.    Wawancara

Penulis melakukan tanya jawab dengan klien, keluarga, bidan dan dokter yang berada di kamar bersalin

yang berhubungan dengan kasus yang dihadapi klien.


c.    Pemeriksaan fisik

Penulis melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis untuk menjamin perolehan data yang lengkap

mulai dari kepala sampai ke kaki (head to toe) meliputi: inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi, dan

pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan diagnostik lainnya.

d.    Pemeriksaan penunjang

4.    Diskusi

Berdiskusi dengan dokter, bidan dan tenaga kesehatan yang lain yang menangani kasus ini dan

pembimbing karya tulis.

F.  Sistematika Penulisan

Untuk lebih memudahkan pemahaman dalam penulisan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis

menyusun dan menulis dalam beberapa bab sebagai berikut :

BAB I    : PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah

B.   Ruang Lingkup Pembahasan

C.   Tujuan Penulisan

1.    Tujuan umum

2.    Tujuan khusus

D.   Manfaat Penulisan
E.   Metode Penulisan

F.    Sistematika Penulisan

BAB II   : TINJAUAN PUSTAKA

A.     Konsep Dasar Persalinan

1.    Pengertian persalinan

2.    Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan

3.    Macam-macam persalinan

4.    Tanda-tanda in-partu persalinan

5.    Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

6.    Diagnosa persalinan

7.    Mekanisme persalinan

B.     Konsep Dasar Tentang Serotinus

1.    Pengertian serotinus

2.    Etiologi serotinus

3.    Manifestasi klinis

4.    Komplikasi dalam serotinus

5.    Penanganan persalinan serotinus

C.    Konsep Dasar Asuhan Kebidanan


1.    Pengertian asuhan kebidanan

2.    Tahapan Asuhan kebidanan

3.    Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP)

BAB III : TINJAUAN KASUS

BAB IV : PEMBAHASAN

BAB V  : PENUTUP

A.   Kesimpulan 

B.   Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.   Konsep Dasar Persalinan

1. Pengertian persalinan

Persalinan adalah proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya,tetapi persalinan pada

manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan

pengawasan ,pertolongan dan pelayanan  dengan fasilitas yang memadai.(Bagus,I,G,M.2008.Hal:138)

2. Teori Persalinan

Teori kompleks yang menyebabkan terjadinya persalinan yaitu:

5.1  Teori penurunan hormon : 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon

estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan

menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.

5.1   Teori plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang

menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.

5.1  Teori distensi rahim : rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot

rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenter.

5.1 Teori iritasi mekanik : Di belakang serviks terletak ganglion servikal (fleksus frankenhauser). Bila

ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
5.1 Induksi partus (induction of labour), partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :

1)    Gagang laminaria: beberapa laminaria dimasukkan kedalam kanalis servikalis dengan tujuan

merangsang fleksus frankenhauser.

2)    Amniotomi: pemecahan ketuban.

3)    Oksitosin drips: pemberian oksitosin menurut tetesan per infus.

5.1   Teori prostaglandin, pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim

sehingga hasil konsepsi dapat di keluarkan.

3.      Macam-macam persalinan

3.1   Persalinan biasa ( normal / spontan ) : bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu

sendiri.

3.2   Persalinan buatan : bila persalinan dengan ransangan sehingga terdapat kekuatan untuk persalinan.

3.3   Persalinan anjuran : persalinan yang memerlukan bantuan dan mempunyai trauma perssalinan

sehingga kualitas persalinan tidak terjamin (Bagus,I.2008.Hal:138)

4     Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

4.1   Kekuatan mendorong janin keluar (power)

4.2   Faktor janin (passanger)

4.3   Jalan lahir (passage).(Winjaksosastro,H.2008.Hal:310)

5     Diagnosa persalinan

5.1   Kala I persalinan
                 Partus dimulai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show) karena serviks mulai

membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah berasal dari pecahnya kepiler sekitar kanalis

karena servikalis kerena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka.

        Kala pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu :

1)    Fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm berlangsung

dalam 7-8 jam.

2)    Fase aktif, berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 subfase :

a)    Fase  akselerasi  berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.

b)    Fase   dilatasi   maksimal   selama  2  jam  dan pembukaan berlangsung cepat menajdi 9 cm

c)    Fase   deselerasi   berlangsung   lambat dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm.

5.2 Kala II persalinan

Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada

primi dan 1 jam pada multi.

Adapun pelaksanaannya meliputi :

I.  Melihat Tanda Dan Gejala Kala Dua

1.    Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala Dua

a)    Ibu mempunyai dorongan kuat untuk menerang 

b)    Ibu merasa adanya tekanan pada anus

c)    Perineum menonjol
d)    Vulva dan anus membnuka

II.Menyiapkan Peralatan

2.    Memasatikan kelengkapan alat pertolongan persalinan  termasuk mematahkan 1 ampul oksitosin

dan memasukkan 1 buah alat suntik sekali pakai 2 ½ ml ke dala wadah partus set.

3.    Memakai celemek

4.    Mencuci tangan dibawa air yang mengalir

5.    Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.

6.    Mengambil alat suntik sekali pakai dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan

letakkan kembali kedalam wadah partus set.

III.   Memastikan Pembukaan Lengkap & Keadaan Janin Baik


7.    Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas DTT.

8.    Melakukan pemeriksaan dalam pastikan pembukaan sudah. lengkap dan selaput ketuban sudah

pecah.

9.    Mencelupkan tangan yang bersarung tangan kedalam larutan clorin 0,5%, membuka sarung tangan

dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan clorin 0,5%.

10. Mendengarkan denyut jantung janin  batas normal 120-160x/menit.

IV.  Menyiapkan Ibu Dan Keluarga  Untuk Membantu Proses Pimpinan Meneran.

11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran

saat ada his.

12.  Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran.

V.   Pimpinan  Meneran.

13.  Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan  yang kuat untuk meneran.

VI.   Persiapan Pertolongan Kelahiran Janin.

14. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm, memasang handuk bersih diatas perut

ibu untuk mengeringkan bayi.

15.  Mengambil kain bersih, lipat 1/3 bagian dan letakkan dibawah bokong ibu.

16.  Membuka tutup partus set.

17.  Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

VII. Menolong Kelahiran Bayi


  Lahirkan Kepala

18. Saat sub-occiput tampak dibawah sympisis, tangan kanan melindungi perineum dengan dialas

lipatan kain dibawah bokong ibu, sementara tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi

defleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir.

19. Mengusapkan kasa steril untuk membersihkan muka dari lendir dan darah.

20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin.

21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.

Melahirkan Bahu

22. Setelah kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar kepala  menghadap kesalah satu paha ibu,

tempatkan kedua telapak tangan biparietal kepala janin, tarik secara hati-hati kearah bawah sampai

bahu anterior/depan lahir, kemudian tarik secara hati-hati keatas sampai bahu posterior/belakang lahir.

Melahirkan Badan dan Tungkai


23. Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu janin bagian posterior  dan

lakukan sangga susur.

24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah

janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin).

VIII.   Penanganan Bayi Baru Lahir

25. Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan kanan hingga bayi

menghadapkearah penolong. Nilai bayi, kemudian letakkan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala

lebih rendah dari badan.

26. Segera mengerinkan bayi, membungkus kepala dan badan byi bayi kecuali bagian tali pusat

27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilikus bayi. Melakukag urutan pada

tali pusat kearah ibu dan memasang klem ke kedua 2 cm dari klem pertama

28. Memegang tali pusat di antara 2 klem menggunaka tangan kiri, memotong tali pusat di antara

2  klem

29. Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih, membungkus bayi hingga kepala

30. Memberikan bayi kepada ibu untuk disusui bila ibnu menghendaki.

31. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal.       

IX.  Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala Tiga

32.  Memberitahu ibu akan di suntik.


33.  Menyuntikkan oksitosin 10 unit secara intramuskuler pada bagian paha kanan 1/3 atas setelah

melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh

darah.

X.   Penanganan Tali Pusat Terkendali

34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.

35. Meletakkan tangan kiri di atas simpisis menahan bagan bawah uterus, sementara tangan kanan

memegang tali pusat menggunakan klem atau kain kasa dengan jarak 5-10 cm dari vulva.

36. Saat uterus kntraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati

kearah dorso kranial.

37. Tangan kanan menarik tali pusat keara bawah kemudian ke atas sesuai dengan kurve jalan lahir

hingga plasenta tampak pada vulva.

38.  Setelah plasenta tampak. Pada vulva teruskan melahirnkan

plasenta dengan hati-hati. Bila perlu 9terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan ke dua tangan dan

lakukan putara secarah untuk  membantu pengeluara plasenta dan mencegah robekanya selaput

ketuban.  
39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri  dengan  menggosok fundus

secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba

keras).

XI.  Memeriksa Kemungkinan Adanya Perdarahan Pasca Persalinan

40. Sambil tangan kiri melakukan massage pada fun dus uteri, periksa bagian meternal dan bagian fetal

plasenta dengan tangan kanan unutk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah

lahir lengkap, dan masukkan ke dalam kantong plastik yang tersedia.

41. Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan perineum yang menimbulkan perdarahan

aktif.

XII. Pasca Tindakan

42. Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan pervagina pastikan kontraksi uterus

baik

43. Membersihkan sarung tangan dari lendir dan darah di dalam larutan klorin 0,5% kemudian bilas

tangan yang masing mengenekan sarung tangan dengan air yang sudah didesinfeksi tingkat tinggi dan

mengeringkan.

44. Mengikat tali pusat + 1 cm dari umbilikus dengan simpul mati

45. Mengikat  balik tali pusat dengan simpul mati untuk ke dua  kalinya.

46. Melepaskan klem pada tali pusat dan memasukkannya dalam wadah bersih larutan klorin 0,5%

47. Membungkus kembali bayi

48. Berikan bayi kepada ibu  untuk disusui


XIII.   Evaluasi

49. Lanjutkan pemantaua terhadap kontraksi uterus, tanda perdarahan pervagina dan tanda vital ibu

·         2-3 kali dalam 10 menit pertama

·         Setiap 15 menit pada 1 jam pertama

·         Setiap 20-23 menit pada jam kedua

50. Mengajarkan ibu / keluarga untuk memeriksa merasakan uterus yang memiliki kontraksi baik dan

mengajarkan  untuk  melakukan massase uterus apabila kontraksi  uterus tidak baik.

51. Mengevaluasi jumlah  perdarahan yang terjadi

52. Memeriksa tekanan darah dan nadi ibu

53. Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 %

54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang disediakan.

55. Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah dan mengganti pakaiannya dengan pakaian

bersih/kering

56. Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin

minum.

57. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0, 5 %

58. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan 0,5 % lepe paskan sarugn tangan dalam keadaan

terbaik dan  merendamnya dalam larutan klorin 0,5 %.

59. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir


60. Melengkapi partograf.(Winjaksono,H.2008.Hal:341)

5.3 Kala III persalinan

Setelah bayi lahir kontraksi rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi

pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his

plasenta dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit seluruh plasenta terlepas dan terdorong ke

dalam vagina dan akan lahir spontan dan dengan sedikit dorongan dari atas symphisis maka plasenta

akan lahir yang berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai

pengeluarandarah kira-kira 100-200 cc. Kala III berlangsung ½ jam pada primi dan multi ¼ jam.

5.4 Kala IV persalinan

Adalah kala pengawasan selang 2 jam setelah bayi lahir dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu

terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.

6     Mekanisme Persalinan

Mekanisme persalinan adalah rentetan gerakan pasif dari janin melalui jalan lahir.Mekanisme persalinan

mengacu kepada bagaimana janin menyesuaikan dan meloloskan dari panggul ibu.

Gerakan Utama:

6.1         Turunya kepala

-             Masuknya kepala dalam PAP


-               Majunya kepala

Faktor – faktor penyebab / majunya kepala adalah :

-                Tekanan cairan amnion

-               Tekanan langsung fundus pada bokong

-               Kontraksi otot-otot abdomen

-               Ekstensi atau pelurusan badan janin

6.2         Fleksi

Dagu dibawah lebih dekat kearah dada janin dan diameter sub occipito bregmatika ( 9,5 ) menggatikan

diameter occipito Frontal ( 11 cm )

6.3             Putaran paksi dalam / rotasi dalam

Merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala bentuk jalan lahir khususnya untuk bidang

tengah dan PBP selalu bersamaan dengan masuknya kepala dan tidak terjadi kepala ke Hodge III kadang

– kadang baru sampai setelah kepala sampai didasar panggul.

6.4             Ekstensi

Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai didasar panggul terjadilah ekstensi atau depleksi

dari kepala

6.5             Restitusi / putaran paksi luar


Setelah kepala lahir maka kepala akan kembali kearah punggung ank untuk menghilangkan torsi pada

leher yang terjadi karena putaran paksi dalam.

6.6             Ekspulsi

Setelah paksi luar bahu depan sampai dibawah simpisis dan menjadi hypomochlion untuk kelahiran

bahu belakang. Kemudian menyusul bahu depan kemudian menyusul dan selanjutnya seluruh badan

anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.

B.   Konsep Dasar Tentang Serotinus

1.    Pengertian serotinus

1.1     Serotinus adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu, keadaan ini sering

juga disebut sebagai postterm atau kehamilan lewat waktu. (Wiknjosastro, 2008, hal 686)

1.2     kehamilan lewat bulan adalah 294 hari setelah haid terakhir, atau 230 hari setelah ovulasi /

fertilisasi (Varney,H.2006.Hal : 659)

1.3     kehamilan serotinus atau kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang telah berlangsung selama

42 minggu (294 hari) atau lebih pada siklus haid teratur rata-rata 28 hari dan hari haid terakhir diketahui

dengan pasti(Joseph.2010. hal :235)

1.4     Kehamilan post date atau kehamilan lewat waktu ialah kehamilan yang umurnya lebih dari 42

minggu (Sujiyatini.2009.Hal:34)

2.    Etiologi serotinus
Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum diketahui. beberapa teori yang diajukan

pada umumnya menyatakan bahwa terjadinya kehamilan postterm sebagai akibat gangguan terhadap

timbulnya persalinan. beberapa teori diajukan antara lain

2.1 Penurunan progesteron dalam kehmilan dipercaya merupakan kejadian perubahan endokrin yang

penting dalam memacu proses biomolekuler pada persalinan dan meningkatka sensivitas uterus

terhadap oksitosin

2.2 Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan postterm memberi kesan atau

dipercaya bahwa oksitosin secara fisiologis memegang peranan penting dalam menimbulkan persalinan

dan pelepasan oksitosin dari neurohipofisi ibu hamil yang kurang pada usia kehamilan lanjut diduga

sebagai salah satu penyebab,

2.3  Dalam teori kortisol  diajukan bahwa sebagai ”pemberi tanda” untuk dimulainya persalinan adalah

janin. kortisol janin akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi progesteron berkurang dan

memperbesar  sekresi estrogen , selanjutnya berpengaruh terhadap meningkatnya produksi

prostaglandin.

2.4 Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus Frankenhauser akan membangkitkan kontraksi uterus.

pada keadaan dimana tidak ada tekanan pada pleksus ini , seperti  pada kelainan letak, tali pusat pendek

dan bagian bawah masih tinggi kesemuanya diduga  sebagai penyebab terjadinya kehamilan postterm.

(winjaksosatro,H.2008.hal:687)

3.     Manifestasi klinis

Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu yang terbagi menjadi:

3.1  Stadium I       
Kulit kehilangan verniks kaseosa dan terjadi maserasi sehingga kulit kering, rapuh, dan mudah

mengelupas.

3.2   Stadium II

Seperti stadium I disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) dikulit.

3.3   Stadium III

Seperti stadium II disertai pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat.

(Sujiyatini.2009.hal:35)

4.    Komplikasi dalam serotinus

4.1     Komplikasi pada ibu,Morbilitas dan mortalitas pada ibu : dapat meningkatkan sebagian akibat dari

makrosomia janin dan tulang tengkorak menjadi lebih keras yang menyebabkan distosia persalinan,

partus lama , meningkatkan tindakan obstertrik dan persalinan traumatis /perdarahan post partum

akibat bayi besar. Aspek emosi : ibu dan keluarga menjadi cemas bilamana kehamilan terus berlangsung

melewati taksiran persalinan (winjaksosastro,H.2008.Hal:692)

4.2 Komplikasi pada janin

a.    Kelainan pertumbuhan janin

1)      Berat janin

Bila terjadi perubahan anatomik yang besar pada plasenta,maka terjadi penurunan berat janin. Dari

penelitian vorherr tampak bahwa sesudah umur kehamilan 36 minggu grafik rata-rata pertumbuhan

janin mendatar dan nampak adanya penurunan setelah 42 minggu.

2)      Sindrom post maturias


Dapat dikendalikan pada neonatus dengan ditemukan beberapa tanda seperti gangguan

pertumbuhan ,dehidrasi , kulit kering,keriput seperti kertas (hilangnya lemak subkutan),kuku tangan dan

kakai panjang ,tulang tengkorak paha dan genetalia luar ,warna coklat kehijauan  atau kekuningan  pada

kulit dan tali pusat ,muka tampak mnderita  dan rambut kebala banyak atau tebal.

b.    Komplikasi perinatal

Kematian perinatal menunjukan angka peningkatan setelah kehamilan 42 minggu atau lebih sebagian

besar terjadi intrapartum . umumnya disebakan oleh :

1.    Insufensiensi plasenta akibatnya:

·         Pertumbuhan janin terhambat

·         Oligohidroamnion ; terjadi kompresi tali pusat,keluar mekonium yang kental , perubhan abnormal

jantung janin

·         Hipoksia janin

·         Keluarnya mekonium yang berakibat terjadinya aspirasi mekonium yang berakibat dapat

terjadinya aspirasi mekonium pada janin

2.    Cacat bawaan terutama akibat hipoplasia adrenal dan anensefalus. (Wiknjosastro,H 2008, hal 691)

5.    Penanganan persalinan serotinus

5.1 Setelah usia kehamilan >40 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik-baiknya

5.2 Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiensi  plasenta , persalinan spontan dapat ditunggu dengan

pengawasan ketat
5.3 Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks ,kalau matang boleh dilakukan

induksi persalinan dengan atau tanpa amniotomi

5.4 bila (a) riwayat kehamilan yang lalau ada kehamilan janin dalam rahim (b) terdapat hipertensi , pre-

eklamsi dan (c) kehamilan ini adalah anak pertama karena infertilisasi , atau (d) pada kehamilan lebih

dari 40-42 minggu , maka ibu dirawat di Rumah Sakit

5.5 tindakan operasi Secsio Cesarea dapat dipertimbangkan pada insufisiensi plasenta dengan keadaan

serviks belum matang , pembukaan belum lengkap,persalinan lama, terjadi awat janin,primigravida

tua,kematian janindalam kandungan,pre-eklamsia,hipertensi menahun,infertilisasi,kesalahan letak janin.

(Nugroho,T.2010.Hal:43)

Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

1.   Pengertian asuhan kebidanan

                  Asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah dengan metode pengaturan pemikiran

dan tindakan dalam suatu urutan yang logis baik pasien maupun petugas

kesehatan . (Sudarti.2010.Hal:166).

2.    Tahapan asuhan kebidanan

Proses asuhan kebidanan terdiri dari 7 langkah yaitu:

a.    Langkah I : pengumpulan data dasar


Pengumpulan data dasar secara komprehensif untuk evaluasi pasien . data dasar ini termasuk riwayat

kesehatan , hasil pemeriksaan fisik apabila perlu, tinjauan catatan  saat ini atau catatan bsaat ini atau

catatn lama dari rumah sakit . tinjauan singkat dari data laboratorium dan pemeriksaan tambahan

lainnya , semua informasi pasien dari semua sumber yang berhubungan dengan kondisi pasien  bidan

kumpulan data awal  yang menyeluruh waaupun pasien itu ada komplikasi yang akan dibutuhkan yang

akan diajukan kepada dokter konsulen . kadang-kadang langkah I mungkin tumpang tindih dengan

langkah 5 dan 6 karena data yang diperlukan diperoleh hasil laboratorium atau hasil pemeriksaan

lainnya . kadang- kadang bidan perlu memulai langsung dari langkah 4 dalam rangka untuk

mengumpulkan data awal yang lengkap untuk diajukan didokter 

b.    Langkah II  : Merumuskan diagnosa / Masalah aktual

Dikembangkan dari dasar : interpretasi data ke masalah atau diagnose khusus yang teridenifikasi . kedua

kata masalah atau diagnose dipakai karean beberapa masalah tidak dapat didefenisikan sebagai

diagnose tetapi tetap perlu dipertimbangkan untuk membuat wacana yang menyeluruh untuk pasien.

masalah yang sering berhubungan dengan bagaimana wanita itu mengalami kenyataan akan

diagnosanya dan sering teridentifikasi oleh bidan yang terfokus pada apa yang dialaminya . misalnya

diagnose wanita itu hamil dan masalah yang berhbungan mungkin wanita itu tidak menginginkan

kehamilannya.

c.    Langkah III : mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial

mengidentifikasi masalah atau diagnose masalah potensial lainnya berdasarkan masalah yang sudah ada

adalah suatu bentuk antisipasi , pencegahan apabila perlu menggangu dengan waspada dan persiapan

untuk suatu pengakiran. langkah ini sangat vital untuk asuhan yang aman.

d.    Langkah IV: mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera.
Merefleksikan proses manajemen yang sifatnay terus menerus tidak hanya pada asuhan primer yang

periodic selama kunjungan antenatal tetapi juga selama bidan terus bersama wanita itu misalnya selama

waktu bersalin.

e.    Langkah V: merencanakan asuhan yang komprehensif/menyeluruh

Membuat suatu rencana asuhan yang komprehensif , ditentukan oleh langkah sebelumnya adalah suatu

perkembangan dari masalah atau diagnose yang sedang terjadi atau terantisipasi dan juga termasuk

mengumpulkan informasi tambahan yang tertinggal untuk data dasar.suatu rencana asuhan yang

komprehensif tidak saja mencakup apa yang ditentukan oleh kondisi pasien  dan masalah yang terkait ,

tetapi juga menggaris bawahi bimbingna yang terantisipasi  untuk wanita seperti apa yang diharapkan

terjadi berikutnya.

f.     Langkah VI: melaksanakan perencanaan

Melaksanakan perencanaan asuhan yang menyeluruh , perencanaan ini bisa dilakukan seluruh bidan

atau sebagian oleh wanita tersebut , bidan atau anggota tim kesehatan lainnya.jika bidan tidak

melakukan sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya yaitu

memastikan langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana.

g.    Langkah VII: evaluasi

Evaluasi langkah terakhir ini sebenarnyya adalah merupakan pengecekan apakah rencana asuhan

tersebut meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan , benar-benar yang telah terpenuhi

kebuthannya akan bantuan sebagaimana telah teridentifikasi di dalam masalah dan diagnose.

(Sudarti.2010.Hal:167).
3.     Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP)

Menurut Helen Varney, alur berfikir bidan saat menghadapi klien meliputi tujuh langkah, agar diketahui

orang lain apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berpikir sistematis, maka

dilakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP yaitu :

a.    Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien dan keluarga melalui anamnese

sebagai langkah I Varney.

b.    Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan diagnostik lain

yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney.

c.    Assesment

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam

suatu identifikasi : diagnosa/masalah, antisipasi diagnosa/masalah potensial, perlunya tindakan segera

oleh bidan atau dokter, konsultasi/kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah 2, 3 dan 4 Varney.

d.    Planning            

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan, tindakan implementasi (I) dan evaluasi (E)

berdasarkan assesment sebagai langkah 5, 6 dan 7 langkah Varney.


BAB  III

TINJAUAN KASUS

      Pada bab ini akan diuraikan asuhan kebidanan pada Ny.”S” dengan perslinan serotinus Di rumah

Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa, tanggal 28 Juni 2011 meliputi : penkajian data, analisa dan

perumusan diagnosa/masalah, perencanaan tindakan, implementasi dan evaluasi asuhan kebidanan.

No. Reg                           : 24 80 87

Tanggal MRS                 : 28  Juni  2011,  Jam 13.10 wita

Tanggal pengkajian      : 28  Juni  2011,  Jam 14.00 wita

A.  Mengumpulkan Data Dasar

1.    Identitas istri / suami

Nama                         : Ny.“S”           / Tn. “D”

Umur                          : 42 thn           / 40 thn

Suku                          : Makassar     / Makassar

Agama                       : Islam                        / Islam

Pendidikan               : SD                / SD                                 

Pekerjaan                  : IRT                / Pedagang

Nikah/lamanya         : 1 kali ± 20 tahun


Alamat                       : Jln.Je`ne Tallasa  

2.    Tinjauan kartu ANC

1)    GV PIV A0

2)    HPHT tanggal 28 agustus 2010, TP tanggal 04 Juni 2011.

Tanggal Keluhan TD(mmHg) BB(Kg) UK TFU DJJ Lab Tindakan

18/9/2010 - 120/80 50 3 mg  - - - -

9/10/2010 - 120/80 52 6 mg - - - -

20/11/2010 - 120/70 52,5 12 Atas - - TT I

mg simpisis

12/2/2011 - 120/80 54 24 Diats 130x/i - TT II Fe

mg pst 1x1

07/5/2011 - 120/80 54,5 36 Setinggi 138 x/i Fe 3 x1

mg px

3.    Riwayat kehamilan dan kesehatan

a.    Keluhan utama : nyeri perut tembus kebelakang disertai pelepasan lendir dan darah
b.    Riwayat keluhan utama

1)    Mulai dirasakan tanggal 27 Juni 2011 pukul 23.10 wita

2)    Sifatnya hilang timbul

3)    Lokasi keluhan : daerah perut tembus kebelakang

4)    Keluhan lain tidak ada

5)    Usaha ibu untuk mengatasi keluhannya adalah dengan mengurut-urut pinggang sambil berjalan-

jalan serta menarik nafas panjang bila ada rasa nyeri

c.    Riwayat Psikososial ,spiritual dan ekonomi

1)    Ibu,suami dan keluarga sangat menginginkan kelahiran ini

2)    Suami dan keluarga member dukungan kepada ibu

3)    Ibu berdoa kepada Allah SWT agar persalinanya berjalan dengan lancar

4)    Suami telah menyiapkan dana untuk persalinan ini

4.    Pemeriksaan fisik

a.    Kesadaran                      : komposmentis

b.    Keadaan ibu                  : tampak  bersih dan rapi

c.    Tanda-tanda vital           :

TD : 110/70 mmHg

N   : 80  x/menit
S   : 36,7 °C

P   : 20 x/menit

d.    Kepala

1)    Wajah tidak oedem, ekspresi wajah tampak meringis

2)    Konjungtiva merah muda dan sklera putih

e.    Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

f.     Payudara :

1)    simetris kiri dan kanan,

2)     Puting susu terbentuk, areola tampak hyperpigmentasi

3)      Tidak teraba massa atau benjolan, kolustrum sudah ada bila dipencet.

g.    Abdomen :

1)   Tidak ada luka bekas operasi

2)   TFU: 34 cm

3)  Tafsiran berat janin : 95 X 34 = 3230 gr

4)  Djj :140 x/i

5)  Palpasi : Leopold I      : TFU 3 jbpx


               Leopold II     : Puki

               Leopold III    : Kepala

               Leopold IV   : Sudah Berada Dalam Panggul

6)  His : 3 X 10

g.    Vulva dan vagina : tidak ada oedema dan varises

h.    Tungkai bawah : simetri kiri dan kanan, tidak ada oedem dan      varises.

6.    Penilaian kemajuan persalinan

a.    Pemeriksaan dalam (jam 14.00 wita oleh bidan “A”)

V/V                                    : t.a.k

Portio                                : tebal, lunak

Pembukaan                    : 4 cm

Ketuban                           : (+)

Presentasi/posisi           : kepala/sulit dinilai

Molase                             : -

Penurunan                     : HI

Penumbungan              : -

Kesan panggul              : normal

Pelepasan                       : lendir dan darah


b.    Tungkai bawah      

simetris kiri dan kanan, tidak ada oedem dan varises

7.    Pemeriksaan penunjang

Tanggal 28 juni  2011

1.    Hb             : 10,8 gr %

2.    Alb                        : (-)

3.    Red           : (-)

B.  Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual       

GV PIV A0 ,  inpartu kala I fase aktif, keadaan ibu dan janin baik.

1.    GV PIV A0

a.    Data subjektif :

Ibu mengatakan ini kehamilannya yang kelima dan tidak pernah keguguran.

b.    Data objektif :

1)    Tonus otot perut sudah longgar

2)    Teraba bagian-bagian janin pada saat palpasi

c.    Analisis dan interpretasi data


Pada kehamilan  terjadi peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron, keadaan ini

mengakibatkan hipertropi lobus intermedia hipofise sehingga produksi MSH meningkat, maka

terbentuklah linea nigra.

2.    Inpartu kala I fase aktif

a.    Data subjektif :

Ibu merasakan nyeri perut tembus ke belakang sejak tanggal 27 juni 2011 jam 23.10 wita

b.    Data objektif :

His 3x10 (25”-30”)

Pemeriksaan dalam oleh bidan ”A” jam 14.00 wita :

V/V                                 : t.a.k

Portio                             : tebal, lunak

Pembukaan                 : 4 cm

Ketuban                                    : (+)

Presentasi/posisi        : kepala/sulit dinilai

Molase                          : -

Penurunan                  : HI

Penumbungan                       : -
Kesan panggul                       : normal

Pelepasan                    : lendir dan darah

c.    Analisa dan interpretasi data :

1)    Inpartu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan (Wiknjosastro, 2006 : 180).

2)    Fase aktif dimulai dari pembukaan 4 sampai 10 cm (Wiknjosastro, 2008 : 304).

3)    Salah satu karakteristik persalinan sebenarnya adalah nyeri kontraksi pada bagian belakang,

melingkar ke bagian bawah perut/abdomen, bertambah lama, bertambah sering sehingga kanalis

servikalis mulai membuka dan mendatar yang mengeluarkan lendir dan darah (Bloody Show)

3.    Keadaan ibu dan janin baik

a.    Data Subjektif :

Janinnya bergerak kuat pada sebelah kiri

b.    Data Objektif :

1)    Kesadaran komposmentis

2)    Tidak ada oedem pada wajah, konjungtiva merah muda, sklera putih

3)    TTV :  

TD   : 110/70 mmHg

N     : 88 x/menit
S      : 36,7 ºC

P      : 20 xmenit       

DJJ  : 144 x/menit

c.    Analisis dan interpretasi data :

2)    Tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada oedem pada wajah, ibu yang menandakan keadaan

ibu baik (Wiknjosastro H. 2002 : 156).

3)    DJJ dalam keadaan normal, bunyi jantungnya teratur dan frekuensinya antara 120-160 x/menit

menandakan janin dalam keadaan baik.

C.  Merumuskan Diagnosa/ Masalah Potensial

Antisipasi kemungkinan terjadi gawat janin

Data Subjektif     :

Ibu mengatakan kehamilannya lewat 9 bulan

HPHT tanggal28 agustus 2010

Data Objektif       :

TP 04 Juni 2011

Analisis dan interpretasi data :

Fungsi plasenta mencapai puncaknya pada kehamilan 38 minggu dan kemudian mulai menurun

terutama setelah 42 minggu, hal ini dapat dibuktikan dengan penurunan kadar estriol dan plasenta
laktogen. Rendahnya fungsi plasenta berkaitan dengan peningkatan kejadian gawat janin dengan resiko

3 kali. Akibat dari proses penuaan plasenta maka pemasokan makanan dan oksigen akan menurun

disamping adanya spasme arteri spiralis. Janin akan mengalami pertumbuhan terhambat  dan

penurunan berat, dalam hal ini dapat disebut sebagai dismatur.

D.  Identifikasi Perlunya Tindakan Segera/kolaborasi

Persalinan dianjurkan dengan pemasangan infus RL 8 tts/menit +oxytocin 1/2cc (5 unit ).

E.  Rencana Tindakan

1.    Tujuan    :

a.    Kala I fase aktif, berlangsung normal ± 11 jam

b.    keadaan ibu dan janin tetap baik

c.    Ibu mendapat dukungan fisik dan psikis dari keluarga

2.    Kriteria:

a.    Penurunan kepala H IV, pembukaan 10 cm

b.    Kondisi ibu dan janin baik

Tanda-Tanda Vital         :

Tekanan Darah  : 90-120 mmHg (sistol)

                    70-80 mmHg (diastol)


Nadi                     : 60-90 kali/menit

Suhu                   : 36-37 ºC

Pernapasan       : 18-24 kali/menit

DJJ                       : normal yaitu 120-160 kali/menit

c.    Keluarga mendampingi ibu selama proses persalinan dan selalu memberi dukungan

d.    Ibu dapat beradaptasi dengan nyeri dan mau menerima

      3.      Rencana tindakan

1)    Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu

Rasional : Agar ibu dapat mengetahui keadaannya dan janin sehingga ibu dapat lebih kooperatif

terhadap tindakan dan anjuran petugas.

2)     Ajarkan teknik relaksasi yaitu menarik nafas panjang melalui hidung dan mengeluarkannya melalui

mulut jika his timbul.

Rasional : tekhnik relaksasi merupakan salah satu cara untuk mengurangi rasa nyeri dengan memberikan

jaringan suplai O2 yang cukup.

3)    Beri intake nutrisi dan cairan yang adekuat

Rasional : dengan intake yang adekuat dapat memberi energi bagi tubuh agar dapat memudahkan

proses persalinan.

4)    Anjurkan pengosongan kandung kemih tiap 2 jam atau jika ibu merasa ingin BAK
Rasional : kandung kemih yang penuh menyebabkan pemeriksaan yang tidak akurat dan memperlambat

turunnya kepala janin ke jalan lahir dan juga memberi perasaan yang tidak nyaman pada ibu. 

5)    Observasi DJJ, his, nadi setiap 30 menit atau bila ada indikasi

Rasional : pemantauan DJJ untuk mengetahui kondisi janin selama proses persalinan serta dapat

menentukan tindakan selanjutnya jika terjadi gawat janin .

6)    Observasi Tekanan darah dan suhu tiap 4 jam atau bila ada indikasi.

Rasional : pemantauan TTV untuk mengetahui keadaan ibu.

7)    Observasi dan lakukan pemeriksaan dalam tiap 4 jam atau bila ada indikasi

Rasional : dengan melakukan pemeriksaan dalam dapat diketahui kemajuaan persalinan.

8)    Pantau kemajuan persalinan dengan partograf

Rasional : dengan partograf memudahkan dalam pengambilan keputusan klinis dan rencana tindakan

selanjutnya

F.   Implementasi

Tercantum dalam planning pendokumentasian

G. Evaluasi

Tanggal 28 Juni 2011, jam 17.25 wita

1.    Kala I berlangsung normal

2.    DJJ terdengar jelas, kuat, dan teratur, frekuensi 140 kali/menit

3.    Kontraksi makin adekuat 4x10 durasi (45-50)


4.    Ibu merasakan ada dorongan yang kuat untuk meneran

5.    Ibu merasa ada tekanan pada anus

6.    Tampak perineum nenonjol

7.    Tampak vulva dan anus membuka

8.    Pemeriksaan dalam jam 20.00 wita

V/V                              : t.a.k

Portio                          : melesap

Pembukaan              : 10 cm

Ketuban                     : (-)

Presentase                : kepala, UUK ka-dep

Molase                       : 0

Penumbungan        : (0)

Penurunan               : H IV

Kesan panggul        : normal

Pelepasan                 : lendir dan darah


PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny” S”

TANGGAL 28 Juni 2011

No. Reg                           : 24.80.87

Tanggal MRS                 : 28  Juni 2011,  Jam 13.10 wita

Tanggal pengkajian      : 28 Juni 2011, Jam 14.00 wita

Tanggal partus               : 28 Juni 2011,  Jam 20.05 wita

KALA I

Identitas istri / suami

Nama                     : Ny.“S”         /           Tn. “D”

Umur                      : 42 thn         /            40 thn

Suku                      : Makassar   /           Makassar

Agama                    : Islam         /           Islam

Pendidikan            : SD             /           SD                                  

Pekerjaan               : IRT             /           Pedagang

Nikah/lamanya      : 1 kali/± 20 tahun

Alamat                    : Jln.Je`ne Tallasa


Data Subjektif (S)

1.    Ini kehamilannya yang pertama dan tidak pernah keguguran

2.    HPHT tanggal 28 agustus 2010

3.    Janinnya bergerak kuat disebelah kiri perut ibu

4.    Ibu  tidak pernah merasa nyeri perut yang hebat selama kehamilannya

5.    Kehamilannya lebih dari 9 bulan

6.    Tidak pernah menderita penyakit yang serius

Data Objektif (O)

1.    Pukul 18.00 wita ketuban pecah sendiri, berwarna kehijauan, kental, dan bercampur mekonium

2.    HTP tanggal 4  Juni 2011

3.    TFU 3 jrbpx

4.    Saat palpasi tidak ada nyeri tekan pada abdomen

5.    Pembesaran perut sesuai umur kehamilan

6.    Palpasi Leopold

Leopold I        : 3 jrbpx

Leopold II       : punggung kiri 

Leopold III      : kepala

Leopold IV     : Sudah Masuk Panggul


7.    Nampak pengeluaran lendir dan darah

8.    Auskultasi DJJ 140 kali/menit

9.    Kontraksi uterus 3x10 menit durasi 30-35 detik

10. Pemeriksaan dalam

V/V                              : t.a.k

Portio                          : tebal, lunak

Pembukaan              : 4 cm

Ketuban                     : (+)

Presentase                : kepala, UUK ka-dep

Molase                       : 0

Penumbungan        : (-)

Penurunan               : H II

Kesan panggul        : normal

Pelepasan                 : lendir dan darah

11. Kesadaran komposmentis

12. Konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus, tungkai tidak ada oedema dan varices

13. TTV dalam batas normal

TD       : 110/80 mmhg


N         : 80  kali/menit

S         : 36,5 °c

P         : 20 kali/menit

Assesment (A)

GV PIV AO, keadaan ibu dan janin baik, inpartu kala I fase aktif.

Planning (P)

Tanggal 28 Juni 2011, jam 14.00 wita

1.    Menganjurkan tekhnik relaksasi

2.    Memberikan intake dan cairan yang adekuat

3.    Menganjurkan pengosongan kantong kemih tiap 2 jam

4.    Mengobservasi DJJ dan his tiap 30 menit

5.    Observasi TTV tiap 4 jam 18.00 wita

TD       : 110/70 mmhg

N         : 80 kali/menit

S         : 36,5ºc

P         : 20 kali/menit

6.    Melakukan pemeriksaan dalam tiap 4 jam

V/V                              :           t.a.k
Portio                          :           tebal, lunak

Pembukaan              :           8 cm

Ketuban                     :           (-), berwarna kehijauan, kental, dan

bercampur  mekonium

Presentase                :           kepala, UUK ka-dep

Molase                       :           0

Penumbungan        :           (-)

Penurunan               :           H III

Kesan panggul        :           normal

Pelepasan                 :           lendir dan darah

7.    Menginformasikan pada ibu dan keluarga hasil kala I

ibu mengerti dengan keadaannya

KALA II

Data Subjektif (S)

1.    Ibu mengatakan ingin BAB dan ada tekanan pada anus

2.    Ibu mengatakan ada dorongan yang kuat untuk meneran

3.    Ibu mengatakan sakitnya bertambah kuat dan tembus kebelakang

Data Objektif (O)


1.    Tanda-tanda vital

TD : 120/80 mmhg

N   : 80 kali/menit

S   : 36,4ºc

P   : 22 kali/menit

2.    Perineum menonjol

3.    Vulva dan anus terbuka

4.    His 4x10 menit, durasi 40-45

5.    DJJ 140 kali/menit

6.    Pemeriksaan dalam jam 20.00 wita

V/V                        : t.a.k

Portio                    : melesap

Pembukaan        : 10 cm

Ketuban               : (-)

Presentase            : kepala, UUK ka-dep

Molase                   : 0

Penumbungan                : (-)

Penurunan           : H IV
Kesan panggul    : normal

Pelepasan             : lendir dan darah

Assesmet (A)

Perlangsungan kala II.

Planning (P)

Tanggal 28 Juni 2011, jam 20.00 wita

1.  Melihat tanda dan gejala kala II

    Dorongan untuk meneran

2. Tekanan pada anus

    Perineum menonjol

3. Vulva dan anus membuka

4.    Menyiapkan diri dan alat persalinan

alat sudah siap

5.    Memakai celemek

celemek telah dipakai

6.    Memastikan lengan/tangan tidak memakai perhiasan dan cuci tangan

tidak memakai perhiasan dan sudah mencuci tangan

7.    Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan untuk melakukan pemeriksaan dalam
memakai sarung tangan DTT

8.    Mengisap spoit dengan oxytocin 10 unit

spoit terisi oxytocin 10 unit

9.    Membersihkan vulva dan perineum

vulva dan perineum dibersihkan dengan kapas basah

10. Melakukan pemeriksaan dalam dan memastikan pembukaan lengkap

VT pembukaan 10 cm

11. Mencelupkan tangan kanan kedalam larutan klorin 0,5 % dan membuka sarung tangan secara

terbalik selama 10 menit

sudah dilakukan

12. Pemeriksaan DJJ setelah HIS

his 5 x10 menit, durasi 45-50 detik

     DJJ 135 kali/menit

13. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik ibu mengerti dan memahami

14. Meminta bantuan keluarga ibu untuk menyiapkan posisi untuk meneran keluarga membantu ibu

15. Melakukan pimpinan meneran pada saat ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran

ibu meneran sesuai pimpinan

16. Memasang handuk bersih di atas perut ibu


handuk tersedia

17. Memasang duk steril dan lipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu

duk steril berada dibawah bokong ibu

18. Membuka partus set

partus set terbuka

19. Memakai sarung tangan DTT

sarung tangan telah terpakai

20. Menyokong perineum, menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi terlalu cepat

21. Mengusap mulut, hidung dan muka bayi dengan kain steril

mulut, hidung, dan muka bayi dibersihkan

22. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher bayi

tidak ada lilitan tali pusat

23. Menunggu kepala melakukan putaran paksi luar

bayi melakukan putaran paksi luar

24. Melahirkan bahu depan dan bahu belakang dengan posisi tangan biparietal

sudah dilakukan

25. Melahirkan badan bayi dengan sangga susur

bayi lahir
26. Melakukan penusuran pada punggung, bokong dan tungkai bawah janin

27. Menilai bayi dengan apgar skor

A/S : 8/10

28. Mengganti selimut bayi dengan selimut kering dan bersih

selimut bayi diganti dengan selimut kering dan bersih

29. Melakukan cek fundus

kehamilan tunggal

30. Memberitahu bahwa ibu akan disuntik oxytocin

sudah dilakukan

31. Menyuntik oxytocin 10 unit secara IM

sudah dilakukan

32. Menjepit tali pusat dengan menggunakan klem

tali pusat dijepit dengan klem

33. Memotong tali pusat

tali pusat terpotong

34. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi, letakkan bayi tengkurap

sudah dilakukan IMD

35. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi 
Kala III

Data Subjektif (S)

1.    Ibu mengatakan nyeri pada perut bagian bawah

2.  Ibu senang dengan kelahiran bayinya

Data Objektif (O)

1.    Anak lahir tanggal 28 Juni 2011 jam 20.05 wita, Presentase belakang kepala, jenis kelamin laki-laki,

BB: 3100 gr, PB : 49, apgar score : 8/10, kulit bayi kering dan mengelupas.

2.    Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar

3.    TFU setinggi pusat

4.    Terdapat pengeluaran darah sekitar ±100 cc

5.    Tali pusat bertambah panjang dan tidak masuk kembali bila diregangkan

6.    Kesadaran komposmentis

Assesment (A)

Persalinan  kala III ibu dan bayi dalam keadaan baik

Planning (P)

Tanggal 28 Juni 2011, jam 20.05 wita

1.    Memindahkan klem pada tali pusat 5-10 cm dari vulva

klem dipindahkan
2.    Meregangkan tali pusat meletakkan satu tangan di atas sympisis, tangan satu meregangkan tali

pusat

dilakukan peregangan tali pusat

3.    Melakukan PTT dengan cara tangan kanan memegang tali pusat saat ada kontraksi sedang tangan

kiri mendorong uterus ke arah dorsol kranial

dilakukan PTT

4.    Melahirkan plesenta dengan menarik kearah bawah dan keatas sesuai kurva jalan lahir

plasenta keluar

5.    Jika plasenta terlihat di introitus vagina, menjemput plasenta dengan kedua tangan dan memutar

searah jarum jam

plasenta diputar searah jarum jam

6.    Melakukan masase fundus

uterus keras

7.    Memeriksa kelengkapan plasenta, selaput kotiledon lahir lengkap

plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap

Kala IV

Data Subjektif (S)

Ibu merasakan mules pada perut

Data Objektif (O)


1.    Plasenta lahir lengkap jam 20.15 wita

2.    Tali pusat mengerut dan berwarna agak pucat

3.    Kontraksi uterus baik, uterus teraba bulat dan keras, TFU setinggi pusat

4.    Perdarahan ± 150 cc

5.    Terdapat robekan perineum tingkat I

6.    TTV dalam batas normal

TD       : 110/70 mmhg

N         : 88 kali/menit

S         : 36,7ºc

P         : 20kali/menit

7.    Kandung kemih kosong

Assesment (A)

Perlangsungan kala IV

Planning (P)

Tanggal 28 Juni 2011, jam 20.15 wita

1.    Memeriksa robekan jalan lahir

ruptur perineum tingkat II

2.    Memastikan uterus berkontraksi dengan baik


teraba keras dan bundar

3.    Biarkan bayi di atas perut ibu sampai bayi berhasil menyusui

dilakukan

4.    Melakukan penimbangan berat badan, panjang badan, dan pemberian tetes mata, vitamin K secara

Intra Muskular di paha kiri

BB : 3100 gr, PB : 49 cm

5.    Setelah 1 jam pemberian vitamin K, berikan suntikan imunisasi

pemberian hepatitis B

6.    Melakukan evaluasi kontraksi 15 menit jam pertama dan 30 menit pada jam kedua 

kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar

7.    Mengajarkan pada ibu dan keluarga untuk melakukan masase uterus

ibu atau keluarga memahami cara melakukan masase fundus

8.    Mengevaluasi perdarahan yang terjadi

 ± 50 cc

9.    Mengobservasi tekanan darah dan nadi

TD : 110/70 mmhg

            N   : 88 kali/menit

10. Mengobservasi pernafasan dan mengukur suhu ibu


S   : 36,7ºc

P   : 20 kali/menit

11. Merendam semua peralatan bekas pakai kedalam larutan klorin 0,5 % ±10 menit

 alat sudah direndam

12. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah

barang-barang dibuang di tempat yang disediakan

13. Membersihkan ibu dari sisa-sisa air ketuban, lendir dan darah serta mengganti pakaian

ibu sudah bersih

14. Memastikan ibu merasa nyaman, menganjurkan keluarga untuk memberi makan dan minum

ibu merasa nyaman dan diberi makan

15. Mendekontaminasi tempat tidur dengan larutan klorin 0,5 %

tempat tidur dibersihkan dengan larutan klorin 0,5 %

16. Membersihkan sarung tangan dan direndam kedalam larutan klorin 0,5 %sarung tangan direndam

dilarutan klorin selama 10 menit

17. Mencuci kedua tangan dengan sabun di bawah air mengalir tangan dicuci

18. Melengkapi partograf
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan hasil tinjauan kasus pelaksanaan

asuhan pada Ny. “S” dengan Persalinan Serotinus yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh

Yusuf tanggal 28 Juni 2011. Untuk memudahkan  pembahasan, maka penulis akan membahas

berdasarkan langkah-langkah asuhan kebidanan yang selanjutnya didokumentasikan dalam bentuk

SOAP.
A.     Hasil Asuhan Pada Kala I, Tanggal 28 Juni 2011 Jam 13.10 Wita

Dalam pengkajian diawali dengan memperkenalkan diri, menyampaikan tujuan asuhan kebidanan pada

ibu dan keluarga melalui anamnesis yang meliputi riwayat kehamilan, persalinan, dan pemeriksaan fisik

sesuai dengan kebutuhan untuk mengetahui kondisi kesehatan klien. Pada tinjauan pustaka disebutkan

bahwa ibu dikatakan dalam persalinan kala I apabila ada tanda-tanda sebagai berikut : Rasa sakit oleh

adanya his yang datang lebih sering dan teratur, keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih

banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks, kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya,

pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada, kala I dimulai dari saat persalinan

mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm), proses ini terbagi dalam 2 fase, fase laten (8 jam) serviks

membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm. Sedangkan pada

tinjauan kasus Ny. “S” data yang didapatkan : his 3X10 (30-35), V/V : TAK, portio lunak dan tebal,

pembukaan 4, ketuban (+), presentase kepala, UUK ka-dep, molase 0, penumbungan (-), penurunan H I,

kesan panggul normal, pelepasan lendir dan darah, kala I berlangsung 7  jam. Dengan demikian

penerapan tinjauan pustaka dan tinjauan kasus pada NY. “S” secara garis besar tampak ada persamaan

sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

B.    Hasil Asuhan Pada Kala II, Tanggal 28 Juni 2011 Jam 20.00 Wita

Pada pengkajian kala II persalinan berdasarkan tinjauan kasus Ny. “S” mulai pada jam 20.00 wita his

4x10 (40-45), V/V : TAK, portio melesap, pembukaan 10, ketuban (-) berwarna kehijauan, kental, dan

bercampur mekonium, presentase kepala, UUK ka-dep, molase 0, penumbungan (-), penurunan H IV,

kesan panggul normal, pelepasan lendir dan darah, sampai pengkajian pada jam 20.00 wita anak lahir

dengan presentase belakang kepala, jenis kelamin perempuan, BB: 3100, PB : 49, apgar score 8/10, kulit

bayi kering dan mudah mengelupas, kala II berlangsung 5 menit. Pada tinjauan pustaka Kala II persalinan

dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada
primi dan 1 jam pada multi, tanda-tanda bayi serotinus yaitu kulit kehilangan verniks kaseosa dan terjadi

maserasi sehingga kulit kering, rapuh, dan mudah mengelupas, pewarnaan mekonium (kehijauan)

dikulit, disertai pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat. Dengan demikian penerapan

tinjauan pustaka dan tinjauan kasus pada Ny. “S” secara garis besar tampak ada persamaan sehingga

tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

C.    Hasil Asuhan Pada Kala III, Tanggal 28 Juni 2011 Jam 20.05 Wita

Pada pengkajian kala III persalinan berdasarkan tinjauan kasus Ny. “S” mulai pada jam 20.05 wita anak

lahir dengan presentase belakang kepala, jenis kelamin perempuan, BB: 3100, PB : 49, apgar score 8/10

sampai plasenta lahir lengkap jam 20.05 wita, tali pusat mengerut dan berwarna agak pucat, kala III

berlangsung 5 menit. Pada tinjauan pustaka dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,

yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit, fungsi plasenta mencapai puncaknya pada kehamilan 38

minggu dan kemudian mulai menurun terutama setelah 42 minggu yang menyebabkan plasenta dan tali

pusat mengerut dan berwarna agak pucat. Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka dan studi

kasus pada Ny. “S” secara garis besar tampak ada persamaan sehingga tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktek.

D.    Hasil Asuhan Pada Kala IV, Tanggal 28 Juni 2011 Jam 20.15 Wita

Pada pengkajian kala IV berdasarkan tinjauan kasus Ny. “S” mulai dari plasenta lahir lengkap jam 20.15

wita sampai 2 jam pengawasan yaitu kontraksi uterus baik, uterus teraba bulat dan keras, TFU setinggi

pusat, Perdarahan ± 150 cc, terdapat robekan perineum tingkat II, TTV dalam batas normal, kala IV

berlangsung 2 jam. Pada tinjauan pustaka Kala IV persalinan dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2

jam pertama postpartum. Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka dan studi kasus pada Ny. “S”

secara garis besar tampak ada persamaan sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
BAB V

PENUTUP

Setelah membahas dan menguraikan kasus Ny. ”S” dengan Persalinan Serotinus Di Rumah Sakit Umum

Daerah Syekh Yusuf Tanggal 28 Juni 2011 maka pada bab ini penulis dapat menarik kesimpulan dan

saran yaitu : 

A.   Kesimpulan

      Dari hasil pengkajian pada Ny. ”S” maka ditegakkan diagnosa GV  PIV AO, keadaan ibu dan janin baik,

inpartu kala I fase aktif. Lahir pervaginam tanpa adanya komplikasi dengan JK : perempuan, BB : 3100 gr,

PB : 49 cm, A/S : 8/10. Lama kala 1: ± 7 jam, lama kala II : ± 5 menit, kala III : ±10 menit, lama kala IV : ± 2

jam.

B.   Saran
1.    Untuk Bidan

Bidan sebagai tanaga kesehatan sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu, oleh karena

itu bidan perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan pelayanan yang

optimal kepada masyarakat.

2.  Untuk klien

Diharapkan untuk melakukan pemeriksaan ANC sesuai dengan kebutuhan, segera setelah terlambat

mendapat haid untuk mengantisipasi komplikasi dalam kehamilan dan bersedia melakukan nasehat

serta anjuran yang diberikan oleh petugas kesehatan.

3.    Untuk Institusi

Perlu peningkatan pembelajaran di laboratorium khususnya penanganan induksi persalinan sehingga

dapat melakukan suatu tindakan penanganan pada kasus tersebut karena prakrek laboratorium

sangatlah bermanfaat dalam membina tenaga bidan guna menciptakan sumber daya manusia yang

berpotensi dan professional.


DAFTAR PUSTAKA

Bagus,Ida.2009.Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Arca;Jakarta

Farell.2010.Hubungan Keluarga Berencana dengan Pencegahan Kematian

         Maternal dan Neonatal.www.klikdokter.com.Diakses tanggal 13 Agustus

         2011

JosephHK.2010.Catatan Kuliah Ginekologi dan Obstetri.Nuha

         Medika:Yogjakarta

Martaadisoebrata,Djamhoer.2004.Obstetri Patologi.EGC;Jakarta

Nugroho,Taufan.2010.Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.Nuha

         Medika;Yogjakarta
Rachman Latief.2009.Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

         2009.www.dinkessulsel.com.Diakses tanggal 13 Agustus 2011

Sastrawinata,Sulaiman.2005.Ilmu Kesehatan Reproduksi.EGC:Jakarta

Sudarti.2010.Asuhan Kebidanan Neonatus,Bayi dan Anak Balita.Nuha

          Medika:Yogjakarta

Sujiyatini.2009.Asuhan Patologi Kebidanan. Nuha Medika; Jogjakarta

Varney,Helen.2006.Buku Ajar Asuhan Kebidanan.ECG:Jakarta

Winjaksastro,H. 2008. Ilmu Kebidanan.PT.Pustaka Sarwono

          Prawiroharjo:Jakarta

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1.    Topik                                   : Gizi Ibu Menyusui

2.    Sasaran                 : Klien Ny.”S”

3.    Tanggal                  : 25  juli 2010

4.    Waktu                     : 10.00 s/d 10.30 wita

5.    Tempat                   : Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa

6.    Tujuan                    : a.   Tujuan umum


Ibu memahami tentang gizi untuk ibu     menyusui

b.    Tujuan Khusus

1.    Ibu dapat menyebutkan dan menguraikan tentang pentingnya gizi untuk ibu menyusui

2.    Ibu dapat menguraikan zat-zat gizi yang diperlukan untuk ibu menyusui

7.    Pembimbing         :  Bidan ”A”

8.    Metode                   : Ceramah dan diskusi

9.     Alat dan bahan    : Brosur

10. Daftar Pustaka      :

a.    Krisnatuti Diah Hastoro Indriyadi, Menu Sehat Ibu Hamil Dan Menyusui, Puspa Swara, Anggota IKAPI,

Cetakan Ke IV, Jakarta, 2002

b.    Wiknjosastro Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan, YBP-SP, Jakarta

GIZI IBU MENYUSUI

            Pada ibu yang normal dapat menghasilkan ASI kira-kra 550-1000 ml setiap hari, jumlah ASI

tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunnya makanan ibu. Produksi ASI sangat

dipengaruhi oleh makanan yang dimakan oleh ibu, apabila makanan ibu terpenuhi secara teratur dan

cukup mengandung gizi yang diperlukan akan mempengaruhi produksi ASI, karena kelenjar pembuat ASI
tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang cukup. Untuk membantu memproduksi ASI

yang baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak, dan vitamin serta mineral yang

cukup, selain itu ibu dianjurkan minum 

Anda mungkin juga menyukai