Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY.

“X”

UMUR 28 TAHUN P1A0 AKSEPTOR KB IMPLANT

DI BPM

Disusun Oleh:

Tia Annisa Putri

(A022817043)

YAYASAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MASYARAKAT PAPUA


(YP3MP) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JAYAPURA
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas Kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat

dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan laporan individu yang berjudul “Asuhan

kebidanan keluarga berencana pada ny.“X” umur 28 tahun P2A0 akseptor KB

implant”. Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada CI lahan Ibu Sri

Sundari, S.ST,M.H.Kes dan pembimbing akademik Ibu Eftyaningrum Dwi Wahyu

Astutik,M.Tr.Keb yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas ini

sebagai upaya menjadikan penulis sebagai manusia yang berilmu dan berpengetahuan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih

banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Untuk itu, penulis mengharapkan saran

yang membangun demi kesempurnaan laporan ini sehingga dapat bermanfaat bagi

siapapun yang membacanya.

Sentani, 12 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................2

C. Tujuan..........................................................................................................2

D. Manfaat........................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4

A. Keluarga berencana .....................................................................................4

B. Tujuan keluarga berencana .........................................................................4

C. Jenis-jenis keluarga berencana.....................................................................4

BAB III ANALISIS SKENARIO KASUS.........................................................19

A. Skenario......................................................................................................19

B. Klasifikasi Istilah.......................................................................................19

C. Identifikasi Masalah...................................................................................20

D. Analisis Masalah........................................................................................20

E. Kerangka Konsep.......................................................................................21

F. Hipotesis.....................................................................................................21

iii
BAB IV ASKEB....................................................................................................22

Manajemen 7 Langkah Varney..............................................................................22

BAB V PENUTUP................................................................................................25

A. Kesimpulan................................................................................................25

B. Saran ..........................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga berencana merupakan usaha suami istri untuk mengukur jumlah

dan jarak anak yang diinginkan. Usaha yang dimaksud termasuk kontrasepsi atau

pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Prinsip dasar metode

kontrasepsi adalah prinsip mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi

telur wanita (fertilitas) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk

berimplantasi (melekat dan berkembang didalam rahim) (Niken, 2012).

Salah satu program KB nasional adalah pemakaian kontrasepsi implan.

Implan merupakan salah satu alat kontrasepsi yang di bawah kulit pada lengan kiri

penggunanya. Kontrasepsi ini mengandung hormon progesteron yang bekerja

menghambat proses ovulasi di dalam kelenjar telur. Pemakaian implan bisa sekali

pasang untuk 3-5 tahun. Pencapaian peserta KB baru di Indonesia tahun 2012

terdapat 743.336 akseptor dan 4,57% (33.937 akseptor) menggunakan implan.

Angka drop out di Indonesia pada tahun 2010 sebesar 19% dari seluruh akseptor

dan 10% diantaranya disebabkan efek samping dan masalah kesehatan lainnya .

Efek samping kontrasepsi implan diantaranya gangguan siklus menstruasi 98,5%0

dan peningkatan berat badan (3,3%), peningkatan tekanan darah (2,2%), sakit

kepala (5,5%), dan perdarahan (1,6%) (Hadi, 2013).

Pada dasarnya metode kontrasepsi implan memiliki efek samping yang mana

masih dikatakan hal yang fisiologis apabila efek samping tersebut berhenti dan

tidak berlanjut melebihi batas waktu yang semestinya. Efek samping utama dari

kontrasepsi implan adalah haid yang tidak teratur. Haid dapat berupa flek-flek

hingga perdarahan yang banyak atau malah tidak keluar sama sekali (amenorea).

2
Tetapi menurut penelitian efek samping ini akan terjadi pada tahun pertama

akseptor menggunakan kontrasepsi tersebut.

Tidak semua perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu yang disebabkan

oleh efek samping kontrasepsi implant terutama gangguan haid dapat diatasi oleh

ibu yang menggunakan KB. Oleh karena itu sebagai bidan harus mampu

memberikan peran tersebut dalam memberikan asuhan keluarga berencana pada

akseptor KB implan dengan masalah gangguan haid.

Berdasarkan permasalahan pada latar belakang di atas maka penulis tertarik

untuk melakukan asuhan kebidanan keluarga berencana pada akseptor KB implan

dengan masalah gangguan haid.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana “Asuhan kebidanan keluarga berencana pada akseptor KB implan

dengan masalah gangguan haid dengan metode pendekatan asuhan kebidanan 7

langkah varney?”

C. Tujuan

1. Umum

Mampu melakukan asuhan kebidanan keluarga berencana pada akseptor KB

implan dengan masalah gangguan haid dengan metode pendekatan asuhan

kebidanan 7 langkah varney.

2. Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian data pada keluarga berencana pada

akseptor KB implan dengan masalah gangguan haid.

3
b. Mampu melakukan interpretasi data dasar/diagnosa pada keluarga

berencana pada akseptor KB implan dengan masalah gangguan haid.

c. Mampu mengidentifikasi diagnose masalah potensial pada keluarga

berencana pada akseptor KB implan dengan masalah gangguan haid.

d. Mampu mengidentifikasi kebutuhan dan melakukan tindakan segera pada

keluarga berencana pada akseptor KB implan dengan masalah gangguan

haid.

e. Mampu membuat rencana asuhan pada keluarga berencana pada akseptor

KB implan dengan masalah gangguan haid.

f. Mampu melakukan pelaksanaan asuhan secara menyeluruh pada keluarga

berencana pada akseptor KB implan dengan masalah gangguan haid.

g. Mampu mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan pada keluarga

berencana pada akseptor KB implan dengan masalah gangguan haid.

D. Manfaat

1. Bagi Institusi Pendidikan

Institusi memperoleh gambaran tentang sejauh mana para mahasiswa

memahami ilmu yang diperoleh serta keterampilan tentang asuhan kebidanan

pada keluarga berencana yang telah diberikan oleh institusi pendidikan selama

proses pembelajaran serta menambah bahan bacaan dan ilmu pengetahuan.

2. Bagi mahasiswa

Menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman tentang asuhan

kebidanan pada keluarga berencana serta menerapkan ilmu yang telah didapat.

4
3. Bagi Akseptor.

Menambah pengetahuan kepada keluarga berencana khususnya tentang

gangguan haid pada kontrasepsi implant.

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Keluarga Berencana (KB)

Keluarga berencana merupakan usaha suami istri untuk mengukur

jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Usaha yang dimaksud termasuk

kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Prinsip

dasar metode kontrasepsi adalah prinsip mencegah sperma laki-laki

mencapai dan membuahi telur wanita (fertilitas) atau mencegah telur yang

sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat dan berkembang didalam

rahim) (Niken, 2012).

B. Tujuan Keluarga Berencana

Tujuan keluarga berencana adalah membentuk keluarga kecil sesuai

dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan

kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang

dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (Kusumaningtyas, 2015).

C. Jenis-Jenis Keluarga Berencana

1. Metode kontrasepsi sederhana

Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat : metode amenorhoe laktasi

(MAL), couitus interuptus, metode kalender, metode lendir serviks,

metode suhu basal badan dan simtotermal yaitu perpaduan antara suhu

basal dan lendir serviks.

4
2. Metode kontrasepsi dengan alat

a. Kondom

Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang

terbuat dari berbagai bahan di antaranya lateks (karet), plastik

(vinil), atau bahan alami (produk hewani) yang dipasang pada

penis ataupun pada vagina saat berhubungan seksual (Nani,

2018).

Kelebihan :

Kelebihan dari alat kontrasepsi ini adalah murah, mudah

diperoleh, tidak memerlukan pengawasan, dan dapat mengurangi

kemungkinan penularan penyakit kelamin.

Kekurangan :

Kekurangan dari kondom adalah dapat robek, pelumas kurang,

tekanan pada waktu ejakulasi, dan sebagian kecil ditemukan

kasus alergi terhadap kondom karet.

b. Diafragma

Diafragma adalah suatu mangkuk dangkal yang terbuat dari

karet lunak yang dipakai oleh wanita menempel di mulut rahim.

Alat ini berguna untuk mencegah sel mani tidak masuk ke rahim.

Penggunaan diafragma tidak mengganggu produksi ASI, tidak

mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang 6 jam

sebelumnya dan tidak mempunyai pengaruh sistemik. Akan

tetapi, pada beberapa pengguna, menjadi penyebab infeksi

saluran uretra. Selain itu diafragma juga bisa bocor terutama

setelah dipakai lebih dari satu tahun. pemeriksaan pelvis oleh

5
petugas kesehatan terlatih diperlukan untuk memastikan

ketepatan pemasangan (Nani, 2018).

c. Spermisida

Spermisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk

menonaktifkan atau membunuh sperma. Spermisida

menyebabkan sel membran sperma terpecah memperlambat

pergerakan sperma dan menurunkan kemampuan pembunuhan

sel telur. Spermisida dikemas dalam bentuk aerosol (busa), tablet

vagina,atau krim. Spermisida kurang efektif dalam mencegah

kehamilan apabila digunakan sendiri. Alat kontrasepsi ini akan

efektif apabila digunakan bersamaan dengan metode lainnya

seperti diafragma dan kondom. Penggunaan spemisida tidak

mengganggu produksi ASI mudah digunakan, dan tidak

memerlukan pemeriksaan kesehatan khusus. Disamping itu,

terdapat kekurangan metode seperti ini kurang efektif dalam

penggunaannya karena harus menunggu waktu 10-15 menit

setelah pemakaian sebelum melakukan hubungan seksual dan

efetikvitasnya pemakaian hanya 1-2 jam saja (Nani, 2018).

3. Metode kontrasepsi hormonal

1) Kontrasepsi pil

a) Pil kombinasi

Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang sampai

saat ini dianggap paling efektif. Hal ini karena selain pil ini

dapat mencegah terjadinya ovulasi juga mempunyai efek

lain terhadap traktus genitalis seperti menimbulkan

6
perubahan-perubahan pada lendir serviks sehingga menjadi

kurang banyak dan kental yang menyebabkan sperma tidak

dapat masuk ke cavum uteri (Nani, 2018).

Efek Samping :

Efek samping dari pil kombinasi ini dapat dibagi menjadi

dua, yaitu efek samping ringan dan efek samping berat.

Efek samping ringan berupa penambahan berat badan,

perdarahan di luar haid, depresi, dan gangguan

gastrointestinal. Sementara itu, efek smaping berat adalah

tromboembolli yang terjadi karena peningkatan aktivitas

faktor pembekuan dan dapat juga disebabakan pengaruh

vaskuler secara langsung.

Kekurangan :

Kekurangan pil kombinasi ini adalah harus dikonsumsi

setiap hari sehingga kadang-kadang dapat lupa dan ada efek

samping yang bersifat sementara seperti mual, muntah,

sakit kepala, payudara terasa nyeri.

b) Mini Pil

Mini pil tidak mengandung estrogen dan hanya

mengandung progestin saja sehingga mini pil lebih aman

bagi wanita yang tidak cocok menggunakan pil kombinasi.

Mini pil baik dikonsumsi oleh ibu menyusui karena tidak

mengandung zat yang menyebabkan pengurangan produksi

ASI. Pil jenis ini dikonsumsi mulai hari pertama sampai

hari kelima masa subur (Nani, 2018).

7
Kekurangan :

Kekurangan mini pil adalah dapat menyebabkan gangguan

haid, peningkatan atau penurunan berat badan, risiko

kehamilan ektopik cukup tinggi. Apabila lupa

mengonsumsi satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar.

4. Kontrasepsi Suntik

a) Suntikan kombinasi

Jenis suntikan kombinasi adalah cycloferm dan

mesigyna yang mengandung hormon estrogen dan progestin

yang disuntikkan setiap bulan. Jenis suntikan ini cocok

untuk wanita yang ingin mendapat haid yang teratur setiap

bulan. Suntikan kombinasi membuat lendir serviks menjadi

kental sehingga penetrasi sperma terganggu dan menekan

ovulasi (Nani, 2018).

Efek Samping :

Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan

kontrasepsi ini adalah terjadi perdarahan bercak, mual,

pusing, nyeri payudara ringan, penambahan berat badan.

b) Suntikan Progestin

Suntikan progestin seperti depo-provera dan noris-

terat mengandung hormon progestin saja. Suntikan ini

mengentalkan lendir serviks dan menurunkan kemampuan

penetrasi sperma serta menjadikan selaput lendir rahim tipis

dan strofi sehingga menghambat transportasi gamet oleh

tuba (Nani, 2018).

8
Efek Samping :

Efek samping yang ditimbulkan kontrasepsi jenis ini adalah

perdarahan yang tidak teratur atau bercak-bercak darah, dan

berat badan meningkat. Pada penggunaan jangka panjang

dapat menurunkan kepadatan tulang (densitas), kekeringan

pada vagina, menurunkan libio, dan sakit kepala.

5. Kontrasepsi Implan

Implan merupakan salah satu alat kontrasepsi yang di

bawah kulit di lengan kiri penggunanya. Metode ini dapat

dipakai oleh semua wanita dalam usia reproduksi dan aman

dipakai pada masa menyusui. Metode ini membuat lendir

serviks menjadi kental, mengganggu proses pembentukan

endometrium, dan mengurangi transportasi sperma sehingga

menekan ovulasi (Nani, 2018).

Sesuai dengan perkembangannya, implant terdiri atas tiga

jenis. Norplant : terdiri atas 6 batang silastik lembuut

berongga dengan panjang 3,4 cm, diameter 2,4 cm, dan diisi

dengan 36 mg Levonogestrel. Jenis norplant ini efektif

digunakan selama 5 tahun. Implanon : terdiri atas satu batang

putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, diameter 2 mm

yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel. Implanon ini

efektif digunakan selama 3 tahun. Jadena dan Indoplant :

terdiri atas 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonogestrel.

Dua jenis implant efektif diguanakan selama 3 tahun.

9
Efek Samping :

Efek samping yang ditimbulkan dari pengguna implan adalah

nyeri kepala, peningkatan atau penurunan berat badan, nyeri

payudara, mual, pening, dan mengalami gangguan haid

(terjadinya spotting, perdarahan haid memanjang atau lebih

sering berdarah).

6. Metode kontrasepsi dengan alat kontrasepsi dalam rahim

(AKDR)

AKDR (alat kontrasepsi rahim) merupakan alat

kontrasepsi yang dimasukan ke dalam rahim yang terbuat dari

bahan plastik dan tembaga yang hanya boleh dipasang oleh

dokter atau bidan terlatih. Setelah di rahim, AKDR mencegah

sperma bertemu dengan sel telur, AKDR dapat dipakai

sampai 10 tahun (tergantung kepada jenisnya), dan dapat

dipakai oleh semua wanita umur reproduksi (Nani, 2018).

Keuntungan AKDR :

Alat kontrasepsi dalam rahim dapat diterima masyarakat

dunia, termasuk indonesia dan menempati urutan ketiga

dalam pemakaian.

Kerugian AKDR :

Alat AKDR bukanlah alat kontrasepsi yang sempurna,

sehingga masih terdapat beberapa kerugian sebagai berikut:

a. Masih terjadi kehamilan dengan AKDR

b. Terdapat perdarahan : spotting dan menometroragia.

10
c. Leokorea,sehingga menguras protein dan liang senggama

terasa lebih basah.

d. Dapat terjadi infeksi.

e. Tingkat akhir infeksi menimbulkan kemandulan primer

atau sekunder dan kehamilan ektopik.

f. Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan portio uteri

dan mengganggu hubungan seksual.

Sekalipun dijumpai penyulit AKDR, kelangsungan

pemakaian cukup tinggi, sehingga tetap menjadi andalan

gerakan keluarga berencana nasional.

7. Metode kontrasepsi mantap

a. MOW

Mow/tubektomi adalah strategi bedah untuk

pembersihan dimana tuba fallopi wanita dijepit dan diblokir

atau dipisahkan dan diperbaiki yang tujuannya menjaga sel

telur agar tidak mampu mencapai rahim untuk implantasi.

Metode ini memerlukan tindakan operasi dengan anestesi

(Kanes, 2017).

b. MOP

MOP/vasektomi adalah tindakan memotong saluran

sperma yang menghubungkan buah zakar dengan kantong

sperma, sehingga tidak dijumpai lagi bibit dalam ejakulat

seorang pria. Sperma yang sudah dibentuk tidak akan

dikeluarkan oleh tubuh, tetapi diserap dan dihancurkan oleh

tubuh (Agnesa, 2012).

11
BAB III

ANALISIS SKENARIO KASUS

A. SKENARIO

Seorang ibu berusia 28 tahun memiliki 2 orang anak dan anak terakhirnya berusia 1

tahun. Ibu mengaku sedang menggunakan KB implan sejak 5 bulan yang lalu. Ibu

datang ke klinik bidan dengan keluhan selama 1 bulan terakhir mengalami perdarahan

bercak. Hasil pemeriksaan TD 120/80 mmHg, nadi 80x/m, suhu 36,5 0c. Dari kasus

diatas diagnose yang tepat adalah..

B. KLARIFIKASI ISTILAH

KB Implan : Salah satu alat kontrasepsi yang di bawah kulit di lengan kiri

penggunanya.

TD : Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat

mengalir di dalam pembuluh darah dan beredar mencapai semua

jaringan tubuh manusia.

Diagnose : Suatu upaya untuk mengidentifikasi karakteristik suatu masalah

C. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Ibu para 2, abortus 0 usia 28 tahun

2. Anak terakhirnya berusia 1 tahun.

3. Ibu mengaku sedang menggunakan KB implan sejak 5 bulan yang lalu.

12
4. Ibu mengeluh selama 1 bulan terkahir mengalami perdarahan bercak.

5. Hasil pemeriksaan TD 120/80 mmHg, nadi 80x/m, suhu 36,50c.

D. ANALISIS MASALAH

1. Ibu para 2, abortus 0 usia 28 tahun

a. Apakah ibu termasuk usia yang berisiko?

Jawab : Tidak, karena faktor usia yang berisiko meliputi:

Primi muda : terlalu muda, hamil pertama usia 16 tahun atau kurang.

Primi Tua : terlalu tua, hamil usia ≥35 tahun.

b. Apakah kontrasepsi implant memengaruhi produksi ASI ibu?

Jawab : Tidak, karena implant merupakan alat kontrasepsi hormonal yang

mengandung hormon progesteron.

Mekanisme KB implan

KB implant adalah KB hormonal yang hanya mengandung hormon progesteron

saja, yang mana fungsi progesteron adalah mempengaruhi pertumbuhan dan

ukuran alveoli sehingga tidak menekan hormon prolaktin dan oksitosin maka

pada ibu menyusui tidak mengganggu produksi ASI.

c. Apakah TTV ibu dalam batas normal?

Jawab : iya, karena pada pemeriksaan TTV ditemukan TD 120/80 mmHg, nadi

80x/m, suhu 36,50c. Berikut TTV normal:

TD : Systole 110-130

Diastole 80-90

S : 36,5-37,50C

N : 70-80x/menit

13
2. Ibu mengeluh selama 1 bulan terkahir mengalami perdarahan bercak.

a. Berdasarkan kasus di atas, apakah keluhan ibu termasuk dalam efek samping

dari KB implant?

Jawab : iya, karena ibu mengalami salah satu mekanisme dari hormon

progesteron, hal itulah yang menyebabkan terjadi efek samping seperti

perdarahan bercak.

Mekanisme hormon progesteron pada KB implan

Progesteron bertanggung jawab pada perubahan endometrium pada siklus

menstruasi dalam serviks serta vagina. Sehingga pada saat pemasangan

implant, pada fase luteal kadar hormon progesteron tetap tinggi dan hormon

estrogen menurun sehingga tidak terjadi pelepasan lapisan uterus

(endometrium) yang mengakibatkan sering terjadinya gangguan pola haid

amenorrhea (tidak haid).

E. KERANGKA

Kontrasepsi Implant

Hormon Progesteron

Siklus Menstruasi

Gangguan Haid

F. HIPOTESIS

Ny. “X” usia 28 tahun P1A0 akseptor KB implant dengan masalah gangguan haid

14
BAB IV

ASKEB

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY. “X” UMUR 28


TAHUN P1A0 AKSEPTOR KB IMPLANT

Tanggal pengkajian : 12-10-2020

Jam pengkajian : 09.35 WIT

Oleh : Mhs. Tia Annisa Putri

LANGKAH I : PENGKAJIAN DATA DASAR

A. Data Subjektif

1. Biodata

Nama istri : Ny. “X” Nama suami : Tn “A”

Umur : 28 thn Umur : 30 thn

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia

Pendidikan : SMA Pendidikan : S1

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS

Alamat : doyo baru Alamat : doyo baru

2. Alasan kunjungan

Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaannya

3. Riwayat keluhan utama

a. Ibu mengatakan memiliki 2 orang anak dan anak terakhirnya berusia 1 tahun.

15
b. Ibu mengaku sedang menggunakan KB implan sejak 5 bulan yang lalu

c. Ibu mengatakan selama 1 bulan terakhir mengalami perdarahan bercak.

4. Riwayat menstruasi

a. Menarche : 15 Tahun

b. Siklus : 25 hari

c. Lama : 5 Hari

d. Volume : 2x ganti pembalut

e. Sifat darah : Encer

f. Dismenorhea : ada +

5. Riyawat obstetrik

a. Persalinan dan Nifas yang lalu

Penyu Persalinan Nifas


Anak lit
Jen Penol A Kelu
ke perslin PB JK
an is ong Tempat BB SI han
2.80
Tid Bi Puskes 0 49 Tidak
1. Spont ♂ +
ak ada dan Mas gra Cm ada
an
m
3.00
Puskes
Tid Bi 0 49 Tidak
2. Spont mas ♂ +
ak ada dan gra Cm ada
an
m

16
b. KB yang lalu
Jenis Pasang Lepas
No kontras Tgl Oleh Tempat Keluhan Tgl Oleh Tempat Alasan
epsi
1. KB Bidan PKM Flek-flek - - - -
Implant darah
pada
kemaluan
nya dan
kenaikan
berat
badan.

6. Riwayat kesehatan

a. Sekarang : Ibu mengatakan tidak menderita penyakit sistemik (TBC,

Hepatitis), (Stroke, Jantung), dan penyakit kronik (Diabetes

Melitus, Asma)

b. Yang lalu : Ibu mengatakan yang lalu tidak menderita penyakit sistemik

(TBC, Hepatitis), (Stroke, Jantung), dan penyakit kronik

(Diabetes Melitus, Asma)

c. Keluarga : Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita

penyakit sistemik (TBC, Hepatitis), (Stroke, Jantung), dan

penyakit kronik (Diabetes Melitus, Asma)

7. Riwayat sosial ekonomi

a. Riwayat pernikahan

Status pernikahan : Menikah

Umur istri saat menikah : 22 tahun

Umur suami saat menikah : 24 tahun

Lama menikah : 6 tahun

17
b. Kesadaran psikososial

1) Respon Suami dan Keluarga:

Suami dan keluarga sangat mendukung ibu untuk menggunakan KB

2) Kebiasaan ibu hidup sehat:

Ibu mengatakan tidak memiliki kebiasaan merokok dan mengkonsumsi

minum-minuman beralkohol.

8. Riwayat perekonomian

a. Pekerjaan suami : PNS

b. Pendapatan suami : Ibu mengatakan cukup untuk kebutuhan

sehari-hari

c. Pekerjaan istri : IRT

9. Pola kebutuhan sehari-hari

Sedang menggunakan
NO. Pola kebutuhan Sebelum menggunakan KB
KB
1 Nutrisi
Frekuesi Makan 3x/hari 4x/hari
Nafsu Makan Baik Baik
Jenis Makanan Nasi, lauk, sayur Nasi, lauk, sayur
Frekuensi Minuman 8x/hari, gelas sedang 8x/hari, gelas sedang
Jenis Minuman Air putih, teh Air putih, teh

2 Eliminasi BAB
Frekuensi 1x/hari 1x/hari
Bau/warna Khas/kuning kecokelatan Khas/kuning
Eliminasi BAK kecokelatan
Frekuensi 4-5x/hari
Bau/Warna Amoniak/kuning jernih 4-5x/hari
Amoniak/kuning jernih

18
3 Pola istirahat
Tidur siang 2 jam/hari 1 jam/hari
Tidur malam 8 jam/hari 8 jam/hari

4 Personal hygiene
Frekuensi mandi 2x/hari 2x/hari
Sikat gigi 2x/hari 2x/hari
Bersihkan alat Saat mandi, BAB, BAK Saat mandi, BAB, BAK
kelamin Setelah mandi, jika basah Setelah mandi, jika
Ganti pakaian dalam basah

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tinggi badan : 156 cm

Berat badan sebelum : 66 kg

Berat badan sekarang : 67 kg

2. TTV : Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Suhu Badan : 36,5 0C

Respirasi : 24x/menit

3. Pemeriksaan fisik

a. Kepala

Warna rambut : Hitam

Nyeri tekan : Tidak ada

b. Wajah

Oedem : Tidak ada


19
Pucat : Tidak ada

c. Mata

Bentuk : Simetris

Konjungtiva : Merah muda

Sklera : Putih

Penglihatan : Tidak kabur

d. Telinga

Bentuk : Simetris

Nyeri tekan : Tidak ada

Serumen : Tidak ada

e. Mulut dan gigi

Stomatitis : Tidak ada

Karies : Tidak ada

Mukosa mulut : Lembab

f. Leher

Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran

Kelenjar linfe : Tidak ada pembesaran

Vena jugolaris : Tidak ada pembengkakan

g. Dada

Nyeri tekan : tidak ada

Pernapasan : normal

h. Payudara

Nyeri tekan : tidak ada

Benjolan : tidak ada

Pengeluaran : ASI

20
i. Abdomen

Nyeri tekan : Tidak ada

j. Genetalia : Terlihat perdarahan (bercak darah pada pembalut)

k. Anus : Bersih, tidak ada hemoroid

l. Ekstremitas atas : Simetris kanan/kiri

Kelengkapan jari : Lengkap kanan/kiri

Gerakan : Aktif

Ekstremitas bawah

Kelengkapan : lengkap kanan/kiri

Oedema : tidak ada

Gerakan : Aktif

Reflex patella : +/ +

LANGKAH II : INTERPRETASI DATA DASAR/DIAGNOSA MASALAH

Diagnosa : Ny.”X” umur 28 tahun P1A0 akseptor KB implant

Masalah : Gangguan Haid

DS :

a. Ibu mengatakan usianya 28 tahun

b. Ibu mengatakan memiliki 2 orang anak dan anak terakhirnya berusia 1

tahun.

c. Ibu mengaku sedang menggunakan KB implan sejak 5 bulan yang lalu

d. Ibu mengatakan selama 1 bulan terakhir mengalami perdarahan bercak.

21
DO :

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Berat badan

Sebelum : 50 kg

Sekarang : 51 kg

d. Tinggi badan : 154 cm

e. IMT : 21,5

f. TTV

TD : 120/80 mmHg

S : 36,50C

R : 24x/m

N : 80x/m

g. Genetalia : Terlihat perdarahan (bercak darah pada pembalut)

LANGKAH III : MASALAH POTENSIAL

Tidak ada

LANGKAH IV : TINDAKAN SEGERA

Tidak ada

LANGKAH V : PERENCANAAN

1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan

a. Keadaan umum : Baik

22
b. Kesadaran : Composmentis

c. Berat badan

Sebelum : 50 kg

Sekarang : 51 kg

d. Tinggi badan : 154 cm

e. IMT : 21,5

f. TTV

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80x/m

Suhu Badan : 36,50C

Respirasi : 24x/m

R/ Agar ibu mengetahui keadaannya.

2. Berikan KIE Mekanisme hormon progesteron pada KB implan. Pada KB implan

hormon progesteron bertanggung jawab pada perubahan endometrium pada siklus

menstruasi dalam serviks serta vagina. Sehingga pada saat pemasangan implant, pada

fase luteal kadar hormon progesteron tetap tinggi dan hormon estrogen menurun

sehingga tidak terjadi pelepasan lapisan uterus (endometrium) yang mengakibatkan

sering terjadinya gangguan pola haid amenorrhea (tidak haid).

R/ Agar ibu mengetahui efek samping KB implant dan tidak khawatir akan

keadaannya.

3. Anjurkan ibu untuk menjaga kesehatannya yaitu dengan tidur tepat waktu, makan-

makanan bergizi, minum air putih minimal 2 liter dan rajin berolahraga.

23
R/ Agar ibu tidak lelah dan stress karena itu bisa menjadi salah satu faktor gangguan

haid.

4. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang 3 tahun lagi atau apabila masalah gangguan haid

ibu semakin bertambah parah.

R/ Agar masalah pada ibu dapat di atasi dengan di bantu oleh bidan.

LANGKAH VI : PELAKSANAAN

Tanggal:12-10-2020 Jam:09.45 WIT Oleh: Mhs.Tia

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan

2. Memberikan KIE tentang mekanisme hormon progesteron pada KB implan.

3. Menganjurkan ibu untuk menjaga kesehatannya yaitu dengan tidur tepat waktu,

makan-makanan bergizi, minum air putih minimal 2 liter dan rajin berolahraga.

4. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 3 tahun lagi atau apabila masalah

gangguan haid ibu semakin bertambah parah.

LANGKAH VII : EVALUASI

Tanggal:12-10-2020 Jam:10. 20 WIT Oleh: Mhs.Tia Annisa

1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya

2. Ibu sudah mengerti tentang mekanisme hormon progesteron pada KB implan

dengan cara mengulang kembali informasi yang telah disampaikan.

3. Ibu sudah mengerti tentang cara menjaga kesehatan dengan cara mengulang

kembali informasi yang telah disampaikan.

4. Ibu sudah mengerti kunjungan ulangnya dengan cara mengulang kembali

informasi yang telah disampaikan.

24
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat penulis ambil yaitu pada sebagian akseptor mengalami

perubahan hormonal seperti salah satunya gangguan haid, tetapi diri ibu tidak dapat

menerima perubahan hormonal tersebut. Maka dari itu disini memberikan KIE

sebelum akseptor mengambil keputusan untuk menggunakan KB yang dipilihnya itu

sangatlah penting.

B. Saran

Dari kesimpulan di atas maka penulis menyarankan kepada para bidan untuk lebih

memperjelas dalam memberikan KIE dan kembali memastikan ibu, apakah ibu sudah

mengerti dengan KIE yang diberikan sebelum menggunakan KB tersebut terutama

keuntungan dan kerugiannya. Agar pada saat ibu mengalami efek samping dari KB

tersebut ibu tidak merasa kaget atau khawatir.

25

Anda mungkin juga menyukai