Anda di halaman 1dari 97

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY.

“H”
UMUR 24 TAHUN G2P1A0 USIA KEHAMILAN
37 MINGGU INPARTUKALA 1 II.III.

Disusun oleh :

Nama: Santa Prisdawati

Nim: A022817029

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JAYAPURA

PRODI D-III KEBIDANAN

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Laporan “Asuhan

Kebidanan Ibu Bersalin Pada Ny. “H”Umur24 tahun G2p1a0 Usia

Kehamilan 37 Minggu Inpartukala 1 II.III.” Penulis juga mengucapkan

banyak terimakasih kepada Ibu Eftyaningrum Dwi Wahyu Astutik,

M.Tr.Keb sebagai CI Akademik Stikes Jayapura dan Ibu Sri Sundari

S.ST,M.H.Kes sebagai CI Lahan RS DIANHARAPAN yang telah

membimbing dalam pembuatan laporan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat

penulis harapkan juga bila dalam penyampaian makalah ini ditemukan

hal-hal yang tidak berkenan bagi pembaca, dengan segala kerendahan hati

kami mohon maaf. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat

bagi para pembaca.

Sentani, 28 September

Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai

secara spontan beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian

selama proses persalinan, bayi dilahirkan spontan dengan presentasi

belakang kepala dengan usia kehamilan 37 hingga 42 minggu. Setelah

persalinan ibu dan bayi dalam keadaan baik (Siwi Elisabeth Walyani,

Purwoastuti Endang. 2019)

Menurut WHO kematian ibu yaitu kematian dari setiap wanita

selama kehamilan, bersalin atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya

kehamilan oleh sebab apapun, tanpa melihat usia dan lokasi kehamilan

oleh setiap penyebab yang berhubungan dengan atau diperberat oleh

kehamilan atau penanganannya tetapi bukan oleh kecelakaan atau

incidental (faktor kebetulan) (Jurnal Matematika dan Pendidikan

Matematika. 2016).

iii
Menurut Saddiyah Rangkuti, faktor penyebab kematian ibu dapat

disebabkan oleh dua faktor yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak

langsung. Penyebab langsung sekitar 75% berupa perdarahan, eklampsia,

partus lama, komplikasi aborsi dan infeksi. Sedangkan penyebab tidak

langsung sekitar 25% berupa status perempuan dalam keluarga,

keberadaan anak, pendidikan, sosial ekonomi, dan geografis daerah (Jurnal

Ilmiah Research. 2015). Data dari Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia (Kemenkes) tahun 2015 menunjukkan bahwa dari 100.000

kelahiran hidup di Indonesia, 305 diantaranya berakhir dengan kematian

sang ibu (Profil Kesehatan Indonesia. 2015) tingginya Angka Kematian

Ibu (AKI) tersebut 305/100.000 kelahiran hidup (Media Indonesia. 2017)

Jumlah kematian ibu maternal adalah kasus kematian pada ibu yang

disebabkan oleh karena kondisi pada masa kehamilan atau persalinan dan

atau pada masa nifas. Kondisi ini menggambarkan rendahnya derajat

kesehatan masyarakat khususnya kaum ibu yang diharapkan dapat

melahirkan generasi penerus sebagai sumber daya manusia yang

berkualitas (Profil Kesehatan Kabupaten Jayapura. 2018). Dari laporan

rutin data kematian per puskesmas diperoleh data kematian ibu sebanyak

5 kasus dari 4.187 kelahiran hidup (KLH) atau 119/1000 KLH, 5 kematian

iv
ini terjadi pada ibu bersalin dan ibu nifas dengan penyebab kematian

perdarahan 3 kasus dan infeksi 2 kasus. Jumlah kematian ibu maternal

pada tahun 2018 ini tidak mengalami perubahan dibandingkan tahun 2017,

sehingga jika merujuk pada target RPJMN angka kematian ibu masih

cukup tinggi dan harus diwaspadai (Profil Kesehatan Kabupaten Jayapura.

2018).

Persalinan saat ini menjadi yang ditakutkan dikalangan ibu,

khususnya ibu hamil. Tidak sedikit ibu dan bayinya mengalami

kegawatdaruratan dan sampai pada akhirnya tidak dapat terselamatkan

yang pada akhirnya menyebabkan meningkatnya angka kematian ibu dan

anak. Akan tetapi hal tersebut dapat diminimalisir dengan asuhan

persalinan. Dan jumlah persalinan yang ada di Ruang Bersalin Puskesmas

Sentani dari bulan Januari 2019 hingga Desember 2019 berjumlah 2.390

ibu yang melahirkan normal sedangkan ibu hamil dengan komplikasi yang

dirujuk berjumlah 315 ibu (Data Puskesmas Sentani Ruang VK. 2019).

Dengan adanya urain diatas maka penulis sangat tertarik

melakukan asuhan kebidan pada ibu bersalin guna untuk mencegah angka

kematian pada ibu bersalin.

v
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat

dirumuskan suatu masalah dalam pengkajian kasus ini sebagai berikut

a. Bagaimana “Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Ny.”H” Umur 24

Tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 37 Minggu Inpartu Kala I Normal

Fase Aktif Dilatasi Maksimal Di Puskesmas Sentani”.?

b. Bagaimana “ Asuhan kebidanan pada ibu bersalin Ny. “ H” umur

24 tahun inpartu kala II fase aktif diselerasi G2P0A0 usia

kehamilan 39 minggu.

c. Bagaimana “ Asuhan kebidanan pada Ny. “H” umur 24 tahun

P1A0 pada kala III Normal.”

d. Bagaiman “ Asuhan Kebidanan pada Ny. “ H “ umur 24 tahun P1

A0 kala IV normal “

C. Tujuan

1. Umum

Penulis mendapat pengalaman yang nyata dalam memberikan asuhan

kebidanan pada ibu bersalin normal melalui manajemen kebidanan

tujuh langkah varney.

vi
2. Khusus

a. Mampu mengidentifikasi masalah dan melakukan analisis pada

data yang terkumpul pada persalinan normal

b. Mampu menginterpretasikan data dasar/diagnosa yang terkumpul

baik dalam bentuk diagnosa serta masalah dan kebutuhan pada

persalinan normal

c. Mampu mengidentifikasi masalah potensial pada persalinan normal

d. Mampu mengidentifikasi kebutuhan dan melakukan tindakan

segera pada persalinan normal

e. Mampu membuat rencana asuhan pada persalinan normal

f. Mampu mengimplementasikan rencana tindakan yang dibuat pada

persalinan normal

g. Mampu mengevaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan rencana

manajemen yang telah dicapai pada persalinan normal

D. Manfaat

a. Bagi Penulisan

Menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman tentang asuhan

kebidanan pada ibu bersalin normal serta menerapkan ilmu yang telah

didapat.

vii
b. Bagi Lahan Praktik

Memberi masukan sebagai aplikasi antara teori dan praktek serta

menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat

antara institusi, Rumah sakit dan mahasiswa yang melaksanakan

kegiatan tersebut. Menerapkan asuhan kebidanan pada ibu bersalin

normal.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Institusi memperoleh gambaran tentang sejauh mana para mahasiswa

memahami ilmu yang diperoleh serta keterampilan tentang asuhan

kebidanan pad aibu bersalin normal yang telah diberikan oleh institusi

pendidikan selama proses pembelajaran serta menambah bahan bacaan

dan ilmu pengetahuan

d. Bagi ibu bersalin

Menambah pengetahuan kepada ibu bersalin khususnya tentang faktor-

faktor yang memengaruhi persalinan dan tahapan persalinan.

viii
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Persalinan

Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam

kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi

ibu dan keluarga. Peranan ibu adalah melahirkan bayinya, sedangkan

peranan keluarga adalah memeberikan bantuan dan dukungan pada ibu

ketika terjadi proses persalinan. Dalam hal ini peranan petugas kesehatan

tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan berlangsung dangan

aman baik bagi ibu maupun bagi bayi yang dilahirkan.(Sumarah,dkk :

2008).

Beberapa istilah yang berkaitan dengan persalinan sebagi berikut.

1. Persalinan, adalah proses membuka dan menipisnya serviks,

dan janin turun ke jalan lahir.

2. Kelahiran, adalah proses dimana janin dan ketuban didorong

keluar melalui jalan lahir. Dengan demikian bisa dikatakan

bahwa persalinan (labor) adalah rangkaian peristiwa mulai dari

kencang – kencang teratur sampai dikeluarkannya produk

1
konsepsi ( janin, plasenta, ketuban, dan cairan ketuban) dari

uterus ke dunia luar melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,

dengan bantuan atau dengan kekuatan sendiri.

3. Paritas, adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari 500

gram yang pernah dilahirkan, hidup maupun mati, bila berat

badab tidak diketahui, maka dipakai umur kehamilan lebih dari

24 minggu.

4. Delivery (kelahiran), adalah peristiwa keluarnya janin termasuk

plasenta.

5. Gravida (kehamilan) adalah jumlah kehamilan termasuk

abortus, molahidatidosa dan kehamilan ektopik yang pernah

dilami oleh seorang ibu.

6. Persalinan dan kelahiran normal, adalah proses pengeluaran

yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),

berlangsung dalam waktu 18-24 jam, tanpa komplikasi baik

pada ibu maupun pada janin.

7. Spontan, adalah persalian yang terjadi katena dorongan

kontraksi pada ibu maupun janin.

2
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

Pada setiap persalinan harus diperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. faktor-faktor inilah yang akan menjadi penentuan dan

pendukung jalanya persalinan dan sebagai acuan melakukan tindakan

tertentu pada saat terjadinya proses persalinan, faktor-faktor tersebut di

antaranya :

a. Power (tenaga yang mendorong bayi keluar )

Seperti his atau kontraksi uterus kekuatan ibu mengedan, kontraksi

diafragma, dan ligamentum action terutama ligamentum rotundum.

b. Passage (faktor jalan janin )

Perubahan pada serviks, pendataran serviks, pembukaan servik dan

perubahan pada vagina dan dasar panggul.

c. Passager

Passager utama lewat jalan lahir adalah janin. Ukuran kepala

janin lebih lebar daripada bagian bahu, kurang lebih seperempat

dari panjang ibu. 96% bayi dilahirkan dengan bagian kepala lahir

pertama. Passanger terdiri dari janin, plasenta, dan selaput ketuban.

3
d. Psikis ibu

Penerimaan klien atas jalannya perawatan antenatal (petunjuk

dan persiapan untuk menghadapi persalinan), kemampuan klien

untuk bekerjasama dengan penolong, dan adaptasi terhadap rasa

nyeri persalinan (Nurwiandani:2018).

C. Perubahan Fisiologis Persalinan

Sejumlah perubahan – perubahan fisiologis yang normal akan

terjadi selama persalinan, hal ini bertujuan untuk mengetahui perubahan –

perubahan yang dapat dilihat secara klinis bertujuan untuk dapat secara

tepat dan cepat menginterperstasikan tanda – tanda, gejalah tertentu dan

penemuan perubahan fisik dan laboratorium apakah normal atau tidak

selama persalinan kala I.

1) Perubahan Tekanan Darah

Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan

kenaikan sistolik rata – rata sebesar 10 – 20 mmHg dan

kenaikan diastolik rata – rata 5 – 10 mmHg dengan kenaikan

uterus, tekanan darah akan turun seperti sebelum masuk

persalinan dan akan naik lagi bila terjadi kontraksi. Arti penting

dan kejadian ini adalah untuk memastikan tekanan darah yang

sesungguhnya, sehingga diperlukan pengukuran diantara

kontraksi. Jika seoarang ibu dalam keadaan sangat takut/kwatir

pertimbangkan kemungkinan rasa takutnyalah yang

4
menyebabkan kenaikan tekanan darah. Dalam hal ini perlu

dilakukan pemeriksaan lainnya untuk mengesampingkan

preeklamsia, oleh karena itu diperlukan asuhan mendukung

yang dapat menimbulkan ibu rileks/santai.

Posisi tidur terlentang selama bersalin akan menyebabkan

penekanan uterus terhadap pembuluh darah besar (aorta) yang

menyebabkan sirkulasi darah baik untuk ibu maupun janin

dapat afeksia. Oleh karena itu posisi tidur ibu selama persalinan

yang terbaik adalah menghindari posisi tidur terlentang.

Untuk memastikan tekanan darah yang sesungguhnya maka

diperlukan pengukuran tekanan darah diluar kontraksi

2) Perubahan Metabolisme

Selama persalinan baik motabolisme karbhidrat aerobik

maupun aneorobik akan naik secara perlahan. Kenaikan ini

sebagian besar sisebabkan oleh kecemasan secara kegiatan otot

kerangka tubuh. Kegiatan metabolisme yang meningkat

tercermin dengan kenaikan suhu badan, denyut nadi,

pernafasan, kardiak output dan kehilanagan cairan.

3) Perubahan Suhu Badan

Suhu badan akan sedikit meningkat selama persalinan

dan segera setelah kelahiran. Kenaikan ini dianggap normal

asal tidak melebhi 0,5 - 1̊ C. suhu tubuh yang naik sedikt

merupakan keadaan yang wajar, namun bila keadaan ini

5
berlangsung lama, kenaikan suhu ini mengindikasikan adanya

dehidrasai. Parameter lainnya harus dilakukan antara lain

selaput ketuban sudah pecah atau belum, karena hal ini bisa

merupakan tanda infeksi.

4) Denyut Jantung

Perunahan yang menyolok selama kontraksi dengan

kenaikan denyut jantung, penurunan selama acme sampai satu

angka yang lebih rendah dan angka antara kontraksi.

Penurunan yang menyolok selama acme kontraksi uterus tidak

terjadi jika ibu berda dalam posisi miring bukan posisi

terlentang. Denyut jantung diantara kontraksi sedikit lebih

tinggi dibanding selama periode persalinan atau sebelum

masuk persalinan. Hal ini mencerminkan kenikan dalam

metabolisme yang terjadi selama persalinan. Denyut jantung

sedikit naik merupakan keadaan yang normal, meskipun

normal perlu dikontrol secara periode untuk mengidentifikasi

adanya infeksi.

5) Pernafasan

Pernafasan terjadi kenaikan sedikit dibanding dengan

sebelum persalinan, kenaikan pernafasan ini dapat disebabkan

karena adanya rasa nyeri, kekhawatiran serta penggunaan

teknik pernafasan yang tidak benar. Untuk itu diperlukan

6
tindakan untuk mengendalikan pernafasan (untuk menghindari

hiperventilasa) yang ditandai oleh adanya perasaan pusing.

6) Perubahan Renal

Poliuri sering terjadi selama persalinan, hal ini

disebabkan oleh kardial output yang mingkat, serta disebabkan

karena filtrasi glomelurus serta aliran plasma ke renal. Poliuri

tidak begitu kelihatan dalam posisi terlentang, yang

mempunyai efek mengurangi aliran urine selama kehamilan.

Kandung kencing harus sering dikontrol (setiap 2 jam) yang

bertujuan agar tidak menghambat penurunan bagian terendah

janin dan trauma pada kandung kemihserta mengindari retensi

urine setelah melahirkan. Protein urine (+1) selama persalinan

yang merupakan hal yang wajar, tetapi proteinuri (+2)

merupakan hal yang tidak wajar, keadaan ini lebih sering pada

ibu primipara, anemia, persalinan lama atau pada kasus pre

eklamsia.

7) Perubahan Gastrointestinal

Kemampuan pergerakan gastrik serta penyerapan

makanan padat berkurang akan menyebabkan percernaan

hampir berhenti selama persalinan dan menyebabkan

konstipasi. Lambung yang penuh dapat menimbulkan

ketidaknyamanan, oleh itu ibu dianjurkan tidak makan terlalu

7
banyak atau minum berlebihan, tetapi makan dan minum

semaunya untuk mempertahan energi dan hidrasi.

8) Perubahan Hematologis

Heaemoglobin akan meningkat 1,3 gr/100 ml selama

persalinan dan kembali ketingkat pra persalinan pada hari

pertama setelah persalinan apabila tidak terjadi kehilangan

darah selam persalinan, waktu koogulasi berkurang dan

mendapat tambahan plasma selma persalinan. Jumlah sel – sel

darah putih meningkat secara progessif selama kala 1

persalinan sebesar 5000 s/d 15.000 WBC sampai dengan akhir

pembukaan lengkap, hal ini tidak berindekasi adanya infeksi.

Setelah itu turun kembali kekeadaan semula. Gula darah akan

turun selama persalinan dan akan turun selama menyolok pada

persalinan yang mengalami penyulit atau persalinan lama, hal

ini disebabkan karena kegiatan uterus dan otot – otot kerangka

tubuh. Penggunaan uji laboratorium untuk penapisan ibu yang

menderita diabetes militus akna memberikan hasil yang tidak

tepat dan tidak dapat diandalkan.

9) Kontraksi Uterus

Kontraksi Uterus terjadi karena adanya rangsangan

pada otot polos uterus dan penurunan hormon progesterone

yang menyebabkan keluarnya hormon oksitosi. Kontraksi

uterus dimulai dari fundus uteri menjalar kebawah fundus uteri

8
bekerja kuan dan lama untuk mendorong jani ke bawah,

sedangkan uterus bagian bawah pasif hanya mengikuti tarikan

dan segmen atas rahim, akhirnya menyebabkan serviks menjadi

lembek dan membuka. Kerjasama anatara uterus bagian atn dan

uterus bagian bawah disebut polaritas.

10) Pembentukan Segmen Atas Rahim dan Segmen Bawah Rahim

Segmen atas rahir (SAR) terbentuk pada uterus bagian

atas dengan sifat otot yang lebih tebal dan kontraktif. Pada

bagian ini terdapat banyak otot serong dan memanjang. SAR

terbentuk dari fundus sampai ishmus uteri.

Segmen bawah rahim (SBR) terbentang di uterus

bagian bawah anatara ishmus dengan serviks, dengan sifat otot

yang tipis dan elastis, pada bagian ini banyak terdapat otot

yang melingkar dan memanjang.

11) Perkembangan Retraksi Ring

Retraksi ring adalah batas pinggiran atas SAR dan SBR,

dalam keadaan persalinan normal tidak nampak dan akan

kelihatan pada persalinan abnormal, karena kontraksi uterus

yang berlebihan, retraksi ring akan tampak sebagai garis atau

batas yang menonjol di atas simpisis yang merupakan tanda

dan ancaman ruptur uterus

12) Penarikan Serviks

9
Pada akhir kehamilan otot yang mengelilingi ostium

uteri internum (OUI) ditarik oleh SAR yang menyebabkan

serviks menjadi pendek dan menjadi bagian dari SBR. Brntuk

serviks menghilang karena canalis servikalis membesar dan

atas dan membentuk ostium uteri eksterna (OUE) sebagai

ujung dan bentuknya menjadi sempit.

13) Pembukaan Ostium Uteri Interna dan Ostium Uteri Eksterna

Pembukaan serviks disebabkan oleh karena

membesarnya OUE karena otot yang melingkar disekitar

ostium meregang untuk dapat melewati kepala. Pembukaan

uteri tidak saja karena penarikan SAR akan tetapi juga karena

tekanan isi uterus yaitu kepala dan kantong amnion. Pada

primigravida dimulai dari ostium uteri internum terbuka lebih

dahulu daru ostium uteri ekternum membuka pada saat

persalinan terjadi. Sedangkan pada multigravida ostium uteri

internum dan ekternum membuka secara bersama – sama pada

saat persalinan terjadi.

14) Show

Show adalah pengeluaran dari vagina yang terdiri dari

sedikit lendir yang bercampur sedikit darah, lendir ini berasal

dan ektruksi lendir yang menyumbat canalis servikalis

sepanjang kehamilan sedangkan darah berasal dari desidua vera

yang lepas.

10
15) Tonjolan Kantong Ketuban

Tonjolan kantong ketuban ini disebabkan oleh adanya

regangan SBR yang menyebabkan terlepasnya selaput korion

yang menepel pada uterus, dengan adanya tekanan maka akan

terlihat kantong yang berisi cairan yang menonjol ke ostium

uterus internum yang membuka. Cairan ini terbagi dua yaitu

fore water dan hind water yang berfungsi untuk melindungi

selaput amnion adar tidak terlepas seluruhnya. Tekanan yang

diarahkan ke cairan sama dengan tekanan ke uterus sehingga

akan timbul generasi fluid pressure. Bila selaput ketuban pecah

maka cairan tersebut akan keluar, sehingga plasenta akan

tertekan dan menyebabkan kantong ketuban pecah, diikuti

dengan proses kelahiran bayi.

16) Pemecahan Kantong Ketuban

Pada akhir kala I bila pembukaan sudah lengkap dan

tidak ada tahanan lagi, ditambah dengan kontraksi yang kuat

serta desakan janin yang menyebabkan kantong ketuban pecah,

diikuti denga proses kelahiran bayi.

D. Tanda – tanda Persalinan

Jika seorang ibu hadir dalam persalinan, bidan harus menerima ibu

dan kemuarganya. Bahkan kalau ada kebutuhan mendadak untuk asuhan,

sangatlah penting bagi ibu dan keluarganya untuk merasa diterima. Hal ini

akan menolong ibu merasa lebih nyaman dan menguras stres. Dengan

11
terjadinya rasa percaya dana saling menghormati pada saat pertama kali

bertemu akan memudahkan dalam memberikan asuhan yang dibutuhkan.

Sering terjadi petugas kesehatan terburu – buru sehingga kelihatan tidak

ramah atau kurang berkenan / yidak manusiawi. Hal ini akan

menimbulkan rasa takut dan kurang percaya yang bisa menghalangi

persalinan dan mengurangi kerja sama terutama saat keadaan

gawatdarurat.

Setelah menerima ibu dan keluarga dengan baik, bidan mengkaji

riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik untuk menentukan

apakah ibu sedang dalam persalinan, ibu dan bayi dalam keadaan baik, dan

apakah ada penyulit. Setelah bidan mengumpulkan data, selanjutnya,

mendiagnosa apakah ibu dalam persalinan yang sesunggunya, apakah

pasien membutuhkan intervensi darurat. Kemudian bidan perlu membuat

rencana asuhan dan melaksanankan rencana tersebut dan melakukan

evaluasi pelaksanaan asuhan.

Persalinan patut dicurigai jika setelah usia kehailan 22 minggu

keatas, ibu merasa nyeri abdomen berulang diserta dengan cairan lendir

yang mengandung darah atau Show. Agar dapat mendiagnosa persalinan

bidan harus memastika perubahan serviks dan kontraksi yang cukup.

1. Perubahan serviks, kepastian persalinan dapat ditentukan

hanya jika serviks secara progresif menipis dan membuka.

2. Kontraksi yang cukup/adekuat kontraksi dianggap ade kuat

jika:

12
a. Kontraksi terjadi teratur, minimal 3 kali dalam 10

menit, setiap kontraksi berlangsung sedikitnya 40 detik.

b. Uterus mengeras selama kontraksi, sehingga tidak biasa

menekan uterus dengan menggunakan jari tangan.

Sangat sulit membedakan antara persalinan sesunggunya

dan persalinan semu. Indikator persalinan sesunggunya ditandai

dengan kemajuan penipisan dan pembukaan serviks. Ketika ibu

mengalami persalinan semu, ia merasakan kotraksi yang

menyakitkan, namun kontraksi tersebut tidak menyebabkan

penipisan dan pembukaan serviks. Persalinan semu bisa terjadi

beberapa hari atau beberapa minggu sebelum permulaan persalinan

sesunggunya. Karena persalinan semu sangat menyakitkan,

mungkin sulit bagi ibu yang mengahadapinya masa ini dalam

kehmilannnya. Dengan memberikan dukungan tersendiri dan

pemastian ulang bahwa persalinan semu menunjukan bahwa

persalinan sesungguhnya akan tiba, bidan dapat membantu ibu

untuk menghadapi masa sulut tersebut.

Tanda – tanda persalinan sudah dekat, sebagai

berikut.

1. Menjelang minggu ke – 36, pada primigravida terjadi

penurunan fundus uteri karena kepala janin sudah

masuk pintu atas panggul yang disebabkan oleh

kontraksi braxton Hicks, ketegangan didnding perut,

13
ketegangan ligamentum rotondum dan gaya berat janin

sehingga kepala kearah bawah . masuknya janin ke

pintu atas panggul dirasakan ibu hamil dengan rasa

ringan di bagian atas (rasa sesak mulai berkurang)

terjadi kesulitan saat berjalan, sering kencing.

Gambaran penurunan janin bagian terendah janin

tersebut sangat jelas pada primigravida, sedang pada

multigravida, kurang jelas karena kepala janin baru

masuk pintu atas panggul menjelang persalinan.

2. Terjadinya his pemulaan. Pada saat hamil muda sering

terjadi kontraksi Braxton Hick. Kontraksi ini dapat

dikemukakan sebagai keluhan, karena dirasakan sakit

dan menggangu. Kontraksi ini terjadi karena perubahan

kesimbangan estrogen dan progesteron dan memberikan

kesempatan rangsangan oksitosin. Dengan makin tua

kehamilan, maka pengeluaran estrogen dan

progesterone makin berkurang, sehingga menimbulkan

oksitosin kontraksi lebih sering sebagai his palsu.

3. Lightening

Beberapa minggu sebelum persalina, calon ibu akan

merasa bahwa keadaanya menjadi lebih enteng. Ia

merasa kurang sesak, tetapi sebaliknya ia merasa bahwa

14
berjalan sedikit lebih sukar, dan sering diganggu oleh

perasaan nyeri pada anngota bawa.

4. Pollakisuria

Pada akhir bulan ke-IX, berdasarkan hasil

pemeriksaan didapatkan epigastrum kendor, fundus

uteri lebih rendah dari pada kedudukannya, dan kepala

janin sudah mulai masuk kedalam pintu atas panggul,

keadaan ini menyebabkan kandung kencing tertekan

sehingga merangsang ibu untuk sering kencing yang

disebut pollakisuria.

5. False Labor

Masa 3 atau 4 minggu sebelum persalinan, calon ibu

diganggu oleh his pendahuluan yang sebetulnya hanya

merupakan peningkatan dari kontraksi Bracton Hicks,

his pendahuluan ini bersifat:

a) Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah.

b) Tidak teratur

c) Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan

majunya waktu dan bila dibawa jalan malah sering

berkurang.

d) Tidak ada pengaruh pada pendataran atau

pembuakan serviks.

6. Perubahan serviks

15
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan serviks

menunjukan bahwa serviks yang tadinya tertutup,

panjang, dan kurang lunak. Namun kondisinya berubah

menjadi lebih lembut, beberapa menunjukan telah

terjadi pembukaan dan penipisan. Perubahan ini

berbeda untuk masing – masing ibu. Misalnya, pada

multipara sebagian besar masih dalam keadaan tertutup.

7. Energi Spurt

Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi

kira – kira 24 – 28 jam sebelim persalinan mulai.

Setelah beberapa hari sebelumnya merasa kelelahan

fisik karena tuanya kehamilan maka ibu mendapati

suatu hari sebelum persalinan dengan energi yang

penuh. Peningkatan energi ibu ini tampak dari aktivitas

yang dilakukannya seperi membersihkan rumah,

mengepel, mencuci perabot rumah, dan pekerjaan

rumah lainnya sehingga ibu akan kehabisan tenaga

menjelang kelahiran bayinya, persalinan menjadi lebih

panjang dan sulit.

8. Gastrointestinal Upsets

Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda –

tanda, seperti diare, obstipasi, mual dan muntah

16
karena efek penurunan hormon terhadap sistem

pencernaan.

Tanda – tanda Awal Persalinan

1. Timbulnya His persalinan

a) Nyeri melingkar dari punggung memencar ke perut bagian

depan.

b) Makin lama makin pendek intervalnya dan makin kuat

intensitasnya.

c) Kalau dibawa berjalan bertambah kuat.

d) Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan

serviks.

3. Blody Show

Blody show merupakan lendir disertai darah dari jalan lahir

dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis

keluar diserta dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini

disebabkan karena lepasnya selaput janin pada bagian bawah

segmen bawah rahim sehingga beberapa capillair darah terputus.

4. Prematur Ruptur Of Membrane.

Prematur Ruptur Of Membrane adalah keluarnya cairan

banyak dengan sekonyong – konyong dari jalan lahir. Hal ini

terjadi akibat ketuban pecah atau selaput janin robek. Ketuban

biasanya pecah kalau pembukaan lengkap atau hampir lengkap dan

17
dalam hal ini keluarnya cairan merupakan tanda yang lambat

sekali. Kadang – kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil,

malahan kadang – kadang selaput janin robek sebelum persalinan.

Walaupun demikian persalinan diharapkan akan mulai dalam 24

jam setelah air ketuban keluar.

Tanda – Tanda Pada Kala I

1. His belum begitu kuat, datangnya setiap 10 – 15 menit dan

tidak seberapa mengganggu ibu hingga ia merasa sering masi

dapat berjalan.

2. Lambat laun his bertambah kuat: interval lebih pendek,

kontraksi lebih kuat dan lebih lama.

3. Blody show bertambah banyak.

4. lama kala I untuk primi 12 jam dan untuk multi 8 jam.

5. Pedoman untuk mengetahui kemajuan kala I adalah:

“kemajuan pembukaan 1 cm sejam bagi primi dan 2 cm

sejam bagi multi, walaupun ketentan ini sebetulnya kurang

tepat seperti akan diuraikan nanti”

Tanda – Tanda Pada Kala II

1. His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50 – 100 detik,

datangnya setiap 2 – 3 menit

18
2. Ketuban biasanya pecah pada kala ini ditandai dengan

keluarnya cairan kekuning – kuniningan sekonyong –

konyong dan banyak. Pasien mulai mengejan.

3. Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai

di dasar panggul, perineum menonjol, vulva menganga, dan

rectum terbuka.

4. Pada puncak his, bagian kecil kepala nampak di vulva dan

hilang lagi waktu his berhenti, begitu terus hingga nampak

lebih besar. Kejadian ini disebut kepala membuka pintu.

5. Pada akhirnya lingkaran terbesar kepala terpegang oleh vulva

sehingga tidak bisa mundur lagi, tonjolan tulang ubun – ubun

telah lahir dan subocciput ada di bawah symphisis disebut

kepala keluar pintu.

6. Pada his berikutnya dengan akstensi maka lahirlah ubun –

ubun besar, dahi, dan mulut pada commissura posterior.

7. Saat ini untuk primipara, perineum biasanya akan robek pada

pinggir depannya karena tida dapat menahan regangan yang

kuat tersebut.

8. Setelah kepala lahir dilanjut dengan putaran paksi luar,

sehingga kepala melintang, vulva menekan pada leher dan

dada tertekan oleh jalan lahir sehingga dari hidung anak

keluar lendir dan cairan.

19
9. Pada his berikutnya bahu belakang lahir kemudian bahu

depan disusul seluruh badan anak denga fleksi lateral, sesuai

dengan paksi jalan lahir.

10. Sesudah anak lahir, sering keluar sisia air ketuban, yang tidak

keluar waktu ketuban pecah, kadang – kadang bercampur

darah.

11. Lama kalai II pada primi kurang lebih 50 menit pada multi

kurang lebih 20 menit.

Tanda – Tanda Persalinan Kala III

1. Setelah anak lahir his berhenti sebentar, tetapi setelah beberapa

menit timbul lagi disebut “his pengeluaran uri” yaitu his yang

melepaskan uri sehingga terletak pada segmen bawah rahim

(SBR) atau bagian atas dari vagina.

2. Setalah anak lahir uterus teraba seperti tumor yang keras,

segmen atas melebar kaerena mengandung plasenta, fundus

uteri teraba sedikit dibawah pusat

3. Bila plasenta telah lepas bentuk uterus menjadi bundar dan

tetap bundar sehingga perubahan bentuk ini dapat diambil

sebagai tanda pelepasan plasenta.

4. Jika keadaan ini dibiarkan, maka setelah plasenta lepas fundus

uteri naik sedikit hingga setinggi pusat atau lebih dan bagian

tali pusat diluar vulva menjadi lebih panjang.

20
5. Naiknya fundus uteri disebabkan karena plasenta jatuh dalam

SBR atau bagian atas vagina dan dengan demikian mengangkat

uterus yang berkontraksi dengan sendirinya akibat lepasnya

plasenta maka bagian tali pusat lahir menjadi panjang.

6. Lamanya kala uri kurang lebih 8,5 menit, dan pelepasan

plasenta hanya memekan waktu 2 – 3

Tabel karateristik Persalian Sesungguhnya dan

Persalinan Semu.

PERSALINAN PERSALINAN SEMU

SESUNGGUHNYA

Serviks menipis dan membuka Tidak ada perubahan pada

serviks

Interval antara rasa nyeri yang Tidak ada perubahan

secara perlahan semakin interval antara rasa nyeri

pendek yang satu dengan yang lain

Waktu dan kekuatan kotraksi Tidak ada perubahan pada

semakin bertambah waktu dan kekuatan

kontraksi

Rasa nyeri di rasa pada bagian Kebanykan rasa nyeri

tulang belakang dan menyebar dibagian depan

kedepan

21
Dengan berjalan bertambah Tidak ada perubahan rasa

intensitas nyeri dengan berjalan

Ada hubungan antara tingkat Tidak ada hubungan antara

kekuatan kontraksi dengan tingkat kekuatan kontraksi

intensitas nyeri uterus dengan intensitas

nyeri.

Lendir darah sering tampak Tidak ada lendir darah

Ada penurunan bagian kepala Tidak ada kemajuan

janin penurunan bagian terendah

janin

Kepala janin sudah terfiksasi Kepala belum masuk PAP

dan PAP diantara kontraksi walaupun ada kontraksi

Pemeberian obat penenang Pemeberian obat penenang

tidak menghentikan proses yang efesien menghentikan

persalinan sesungguhnya rasa nyeri pada persalinan

semu.

E. Manisme Persalinan

Janin dengan presentasi belakang kepala, ditemukan hampir sekitar

95 % dari semua kehamilan.Presentasi janin paling umum dipastikan

dengan palpasi abdomen dan kadangkala diperkuat sebelum atau pada saat

22
awal persalinan dengan pemeriksaan vagina (toucher). Pada kebanyakan

kasus, presentasi belakang kepala masuk dalampintu atas panggul dengan

sutura sagitalis melintang. Oleh karena itu kita uraikan dulu mekanisme

persalinan dalam presentasi belakang kepala dengan posisi ubun-ubun

kecil melintang dan anterior.

Karena panggul mempunyai bentuk yang tertentu , sedangkan

ukuran-ukuran kepala bayi hampir sama besarnya dengan dengan ukuran

dalam panggul, maka jelas bahwa kepala harus menyesuaikan diri dengan

bentuk panggul mulai dari pintu atas panggul, ke bidang tengah panggul

dan pada pintu bawah panggul, supaya anak dapat lahir. Misalnya saja jika

sutura sagitalis dalam arah muka belakang pada pintu atas panggul, maka

hal ini akan mempersulit persalinan, karena diameter antero posterior

adalah ukuran yang terkecil dari pintu atas panggul. Sebaliknya pada pintu

bawah panggul, sutura sagitalis dalam jurusan muka belakang yang

menguntungkan karena ukuran terpanjang pada pintu bawah panggul ialah

diameter antero posterior.

Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah :

a. Penurunan kepala.

b. Fleksi.

23
c. Rotasi dalam ( putaran paksi dalam)

d. Ekstensi.

e. Ekspulsi.

f. Rotasi luar ( putaran paksi luar)

Dalam kenyataannya beberapa gerakan terjadi bersamaan,

akan tetapi untuk lebih jelasnya akan dibicarakan gerakan itu satu

persatu.

a. Penurunan Kepala.

Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas

panggul  biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari

kehamilan, tetapi pada multigravida biasanya baru terjadi pada

permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam PAP,

biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi

yang ringan. Masuknya kepala melewati pintu atas panggul

(PAP), dapat dalam keadaan asinklitismus yaitu bila sutura

sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara

simpisis dan promontorium.     

Pada sinklitismus os parietal depan dan belakang sama

tingginya. Jika sutura sagitalis  agak ke depan mendekati

24
simpisis atau agak ke belakang mendekati promontorium, maka

dikatakan kepala dalam keadaan asinklitismus, ada 2 jenis

asinklitismus yaitu : Asinklitismus posterior :   Bila sutura

sagitalis mendekati simpisis dan os  parietal belakang lebih

rendah dari os parietal depan. Asinklitismus anterior  :   Bila

sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietal

depan lebih rendah dari os parietal belakang. Derajat sedang

asinklitismus pasti terjadi pada persalinan normal, tetapi kalau

berat gerakan ini dapat menimbulkan disproporsi sepalopelvik

dengan panggul yang berukuran normal sekalipun.

Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala

II persalinan. Hal ini disebabkan karena adanya kontraksi dan

retraksi dari segmen atas rahim, yang menyebabkan tekanan

langsung fundus pada bokong janin. Dalam waktu yang

bersamaan terjadi relaksasi dari segmen bawah rahim, sehingga

terjadi penipisan dan dilatasi servik. Keadaan ini menyebabkan

bayi terdorong ke dalam jalan lahir. Penurunan kepala ini juga

disebabkan karena tekanan cairan intra uterine, kekuatan

25
mengejan atau adanya kontraksi otot-otot abdomen dan

melurusnya badan anak.

1. Sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat

di antara simpisis dan promontorium.

2. Sutura sagitalis mendekati simpisis dan os  parietal

belakang lebih rendah dari os parietal depan

3. Sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os

parietal depan lebih rendah dari os parietal belakang

b.  Fleksi

Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi

yang ringan. Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga

bertambah. Pada pergerakan ini dagu dibawa lebih dekat ke

arah dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah dari

ubun-ubun besar hal ini disebabkan karena adanya tahanan

dari dinding seviks, dinding pelvis dan lantai pelvis.

Dengan adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika

(9,5 cm) menggantikan diameter suboccipito frontalis (11

cm). sampai di dasar panggul, biasanya kepala janin berada

dalam keadaan fleksi maksimal.

26
c. Rotasi Dalam (Putaran Paksi Dalam)

Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan

sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian

depan janin memutar ke depan ke bawah simpisis. Pada

presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah

daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan

memutar ke depan kearah simpisis. Rotasi dalam penting

untuk menyelesaikan persalinan, karena rotasi dalam

merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala

dengan bentuk jalan lahir khususnya bidang tengah dan

pintu bawah panggul.

d. Ekstensi

Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-

ubun kecil berada di bawah simpisis, maka terjadilah

ekstensi dari kepala janin. Hal ini di sebabkan karena

sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke

depan dan ke atas sehingga kepala harus mengadakan fleksi

untuk melewatinya. Kalau kepala yang fleksi penuh pada

waktu mencapai dasar panggul tidak melakukan ekstensi

27
maka kepala akan tertekan pada perineum dan dapat

menembusnya.

Subocciput yang tertahan pada pinggir bawah

simpisis akan menjadi pusat pemutaran (hypomochlion),

maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum:

ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan dagu bayi dengan

gerakan ekstensi.

e. Rotasi Luar (Putaran Paksi Luar)

Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami

restitusi yaitu kepala bayi memutar kembali ke arah

punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang

terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu

dalam keadaan miring. Di dalam rongga panggul bahu akan

menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya,

sehingga di dasar panggul setelah kepala bayi lahir, bahu

mengalami putaran dalam dimana ukuran bahu (diameter

bisa kromial) menempatkan diri dalam diameter

anteroposterior dari pintu bawah panggul. Bersamaan

dengan itu kepala bayi juga melanjutkan putaran hingga

28
belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadikum

sepihak.

f. Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di

bawah simpisis dan menjadi hipomochlion untuk kelahiran

bahu belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir , selanjutnya

seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan sumbu jalan

lahir.

Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang

adekuat, dan janin dengan ukuran yang rata-rata, sebagian

besar oksiput yang posisinya posterior berputar cepat

segera setelah mencapai dasar panggul, dan persalinan tidak

begitu bertambah panjang. Tetapi pada kira-kira 5-10 %

kasus, keadaan yang menguntungkan ini tidak terjadi.

Sebagai contoh kontraksi yang buruk atau fleksi kepala

yang salah atau keduanya, rotasi mungkin tidak sempurna

29
atau mungkin tidak terjadi sama sekali, khususnya kalau

janin besar.

F. Patofisiologi Persalinan

30
BAB III

SKENARIO

A. KASUS

Seorang perempuan berusia 24 tahun G2P1A0 datang ke BPM pada

pukul 07.00 WIT diantar oleh suaminya. Ibu mengeluh merasakan

tanda nyeri pada pinggang menjalar sampai ke ari – ari sejak pukul

03.00 WIT disertai dengan adanya pengeluaran lendir bercampur

darah. Berdasarkan anmnesa yang dilakukan oleh bidan usia kehamilan

37 minggu, TTV batas normal, pada pemfis didapatkan his frekuensi 3

– 4 kali dalma 10 menit salam 30 detik teratur. DJJ normal, hasil

pemeriksaan leopold IV, kondidsi tangan pemeriksa divergen

penurunan kepala 2/5 bagian, dari hasil VT didapatkan dinding vegina

tidak ada kelainan, portio lunak, efaccemen 50%,pembukaan 7 cm,

presentasi letak belakang kepala, penunjuk UUK kiri depam, ketuban

31
positif, penurunan kepala stasion 0. Pemeriksaan laboratorium semua

dalam batas normal. Setelah melakukan pemeriksaan bidan

menjelaskan kepada ibu dan suami untuk berjalan – jalan dan relax

suami diminta untuk mendampingi ibu dan bidan menyakinkan ibu

untuk selalu mendampingi ibu sebagai bentuk asuhan sayang ibu.

Bidan mengajarkan ibu dan suami untuk membantu rasa nyeri selama

proses persalinan. Dan akhirnya ibu melahirkan secara normal.

Bagaimana saudara menjelaskan skenario pada kasus diatas.

B. KLARIFIKASI ISTILAH

DJJ : (Denyut Jantung Janin) adalah suatu indikator

yang digunakan untuk memantau kondisi kesehatan

janin di dalam kandungan

TTV : Tanda – tanda vital

HIS : kontraksi otot – otot pada persalinan

Leopold : adalah pemeriksaan dengan metode perabaan yang

berfungsi untuk memperkirakan posisi bayi dalam

rahim. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan saat

menjalani pemeriksaan kandungan rutin di trimester

32
tiga kehamilan, atau saat kontraksi sebelum

persalinan

Divergen : kedua tangan saling bertemu

C. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Ny H. umur 24 tahun dengan usia kehamilan 37 G2P1A0

mengeluh merasakan tanda nyeri pada pinggang menjalar ke ari –

ari disertai lendir bercpur darah

2. Ny. H telah mengalami his 3 – 4 kali dalam 10 menit sebanyak 30

detik

D. ANALISIS MASALAH

1. Ny H. umur 24 tahun dengan usia kehamilan 37 G2P1A0

mengeluh merasakan tanda nyeri pada pinggang menjalar ke ari –

ari disertai lendir bercpur darah

a. Apa saja tanda – tanda persalinan?

Jawaban :

tanda – tanda persalinan sudah dekat :

33
1) beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa

menjadi lebih enteng.

a) Ia merasa kurang sesak tapi berjalan sedikit lebih

sukar, dan diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota

bawah

b) Juga terdapat beser / pollakisuria

c) Pada pemeriksaan ternyata epigastrium kendor, fundus

uteri lebih rendah &ternyata bahwa kepala sudah mulai

masuk kedalam pintu atas panggul

2) His pendahuluan / his palsu  ↑ kontraksi Braxton hicks

yang bersifat

a) Nyeri, dan nyeri ini hanya terasa diperut bagian bawah

b) Tidak teratur

c) Lamanya his pendek

d) Tidak bertambah kuat dengan majunya waktu

e) Kalau dibawa jalan tidak bertambah kuat malahan

sering berkurang

f) Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan

cervix

Tanda – tanda Persalinan

1) Timbulnya His persalinan ialah His pembukaan dengan

sifat :

34
a) Nyeri melingkar dari punggung memancar keperut

bagian bawah

b) Teratur

c) Makin lama makin pendek intervalnya dan makin kuat

intensitasnya

d) Kalau dibawa berjalan bertambah kuat

e) Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau

pembukaan servix

2) Keluarnya lendir berdarah pada jalan lahir Perdarahan yang

sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput janin pada

bagian bawah segmen rahim beberapa capillair terputus

3) Keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong dari

jalan lahir. Hal ini terjadi bila ketuban pecah/selaput janin

robek pada pembukaan lengkap atau hampir lengkap.

2. Ny. H telah mengalami his 3 – 4 kali dalam 10 menit sebanyak 30

detik

a. Apa Makna Klinis His 3 – 4 selama 10 menit sebanyak 30

detik?

Jawaban : menunjukan adanya kontraksi uterus yang adekuat

pada fase aktif dalam kala 1 persalinan

b. Bagaimana fisiologi / mekanisme His bisa terjadi?

Jawaban : ada bebera teori mengenai his / kontaksi otot rahim

1) factor-faktor hormonal

35
a) Rasio estrogen terhadap progesterone

Progesterone menghambat kontraksi uterus selama

kehamilan dan estrogen bekerja sebaliknya karena kerja

estrogen meningkatkan jumlah taut celah (gap junction)

antara sel-sel otot polos uterus yang berdekatan.Mulai

bulan ke-7 & seterusnya sekresi estrogen terus

meningkat sedangkan sekresi progesterone tetap

konstan/menurun sehingga menyebabkan peningkatan

kontraktilitas uterus

b) Teori oxitosin

Ada beberapa alasan :

 Otot uterus meningkatkan jumlah reseptor

oksitosin dan oleh karena itu meningkatkan

responnya terhadap dosis oksitosin yang

diberikan selama beberapa bulan terakhir

kehamilan.

 Kecepatan eksresi oksitosin meningkat pada saat

persalina

 Iritasi/regangan pd serviks uteri pd persalinan

menyebabkan suatu reflex neurogenik melalui

nucleus paraventrikuler dan supraoptik

hipotalamus yang menyebabkan kelenjar

36
hipofisis posterior meningkatkan sekresi

oksitosin.

 Meskipun telah dilakukan hipofisektomi masih

dpt melahirkan bayi pada kehamilan aterm dan

berlangsung lama.

c) Pengaruh hormone fetus pada uterus

Kelenjar hipofisis fetus juga menghasilkan oksitosin

yang jumlahnya meningkat yang mungkin berperan

dalam merangsang uterus dan kelenjar adrenalnya

menyekresikan sejumlah besar kortisol suatu stimulant

keuterus. Selain itumembran fetus melepaskan

prostaglandin dalam konsentrasi tinggi pada saat

persalinan yang meningkatkan intensitas kontraksi

uterus.

d) Teori prostaglandin

Dari hasil percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin

E2 dan F2 yang diberikan secara IV intra dan

extraamnial menimbulkan kontraksi miometrial pd

setiap umur kehamilan. Hal ini juga didukung kadar

prostaglandin yang tinggi pada air ketuban dan darah

perifer ibu hamil sebelum melahirkan atau selama

persalinan.

2) Factor-faktor mekanis

37
a) Regangan otot-otot uterus

Regangan sederhana organ-organ berotot polos

biasanya akan meningkatkan kontraktilitas otot-otot

tsb.selanjutnnya regangan intermiten seperti yang

terjadi berulang pada uterus karena pergerakan fetus

juga dapat meningkatkan kontraksi otot polos

b) Regangan / iritasi serviks

Regangan atau iritasi syaraf pada serviks mengawali

timbulnya reflex pada korpus uteri, tetapi efek ini juga

secara sederhana dapat terjadi akibat tranmisi miogenik

sinyal-sinyal dari servik kekorpus uteri.

c. Bagaimana cara menilai His?

Jawaban :

1) memantau kontraksi uterus dengan menggunakan jarum

detik jam tangan secara hati-hati letakkan tangan penolong

diatas uterus dan palpasi jumlah kontraksi yang terjadi

dalam kurun waktu 10 menit

2) tentukan durasi atau lama setiap kontraksi yang terjadi.

38
3) Pada fase aktif, minimal terjadi dua kontraksi dalam 10

menit, lama kontraksi adalah 40 detik atau lebih. Diantara

dua kontraksi akan terjadi relaksasi dinding uterus

E. KERANGKA KONSEP

39
F. HIPOTESIS

40
Ny. H umur 16 tahun G2P1A0 mengalami fase aktif kala I dilatasi

maksimal.

41
BAB IV

TINJAUAN KASUS

A. Asuhan Kebidanan Persalinan Kala I

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY. “H” UMUR

24 TAHUN G2P1A0 USIA KEHAMILAN 37 MINGGU INPARTU

KALA 1 FASE AKTIF DILATASI MAKSIMAL

DI PUSKESMAS SENTANI

Tanggal pengkajian : 28 september 2020

Jam pengkajian : 07.00 WIT

Tempat : Ruang Bersalin

Dikaji oleh : Mhs Santa Prisdawati

LANGKAH I. PENGKAJIAN

A. Data Subjektif

1. Identitas

Nama Ibu : Ny. H Nama Suami : Tn S

Umur : 24 Tahun Umur : 25 Tahun

Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia

42
Suku : NTT Suku : Toraja

Agama : Kristen Agama : Kristen

Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jln. Tabita Alamat : Jln. Tabita

a. Alasan Kunjungan

Ibu mengatakan merasa seperti ingin melahirkan dan ini

merupakan kehamilan kedua

b. Keluhan utama

Ibu mengatakan merasakan tanda nyeri pada pinggang menjalar

ke ari – ari.

c. Riwayat menstruasi

Menarche : 12 tahun Warna : Merah segar

Lamanya : 5-6 hari Keluhan : Tidak Ada

Siklus : Teratur Konsistensi : Encer

Teratur : Ya HPHT : 11-02-2020

Banyak : 2-3x ganti pembalut

d. Riwayat kesehatan

1) Riwayat penyakit menular dalam keluarga

43
Ibu mengatakan baik dalam pihak keluarga maupun suami

tidak sedang menderita penyakit menular, seperti : TBC,

Hepatitis, dan HIV/AIDS.

2) Riwayat penyakit keturunan dalam keluarga

Ibu mengatakan baik dalam pihak keluarga maupun suami

tidak sedang menderita penyakit keturunan, seperti : ASMA,

Diabetes Melitus, dan Hipertensi.

e. Perilaku kesehatan

1) Penggunaan alkohol/obat sejenisnya

Ibu mengatakan tidak minum-minuman alkohol dan tidak

mengkonsumsi obat-obatan.

2) Obat/jamu yang sering digunakan

Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi jamu-jamuan.

3) Rokok, makan sirih

Ibu mengatakan tidak merokok dan hanya makan pinang.

4) Iritasi vagina

Ibu mengatakan tidak ada iritasi pada vagina

6. Riwayat kehamilan,persalinan, nifas, KB yang lalu

44
Kehamilan Persalinan Nifas KB

NO Peny Penyul Temp Penolon


Usia Jenis Penyulit Laktasi Jenis Lama
ulit it at g
1. Cukup Tida Norm PKM Bidan Tidak ASI Tidak Tidak
Tidak
bulan k al sentan ada ada ada
ada
ada i
2. H A M I L I N I

7. Riwayat hamil ini

a. Tempat periksa hamil :

Ibu mengatakan melakukan pemeriksaan pertama kali di Puskesmas

Sentani

b. Frekuensi pemeriksaan selama hamil :

Ibu mengatakan sudah memeriksakan kehamilannya sebanyak 6 kali

1) Ibu mengatakan pemeriksaan pertama pada kehamilan 3 bulan

2) Ibu mengatakan pemeriksaan ketiga pada kehamilan 5 bulan

3) Ibu mengatakan pemeriksaan keempat pada kehamilan 6 bulan

4) Ibu mengatakan pemeriksaan kelima pada kehamilan 7 bulan

5) Ibu mengatakan pemeriksaan keenam pada kehamilan 8 bulan

45
6) Ibu mengatakan pemeriksaan keenam pada kehamilan 9 bulan

c. Petugas kesehatan ANC

Ibu mengatakan melakukan pemeriksaan oleh Bidan

d. Imunisasi

Ibu mengatakan TT 3 : pada usia kehamilan 5 bulan, tanggal 20-

07-2020

e. Keluhan mual dan muntah

Ibu mengatakan

TM I : Mual dan muntah

TM II : Tidak ada

TM III : Tidak ada

f. Keluhan pusing

TM I : Tidak ada

TM II : Tidak ada

TM III : Tidak ada

g. Oedem

TM I : Tidak ada

TM II : Tidak ada

TM III : Tidak ada

46
h. Nyeri perut

TM I : Tidak ada

TM II : Tidak ada

TM III : Tidak ada

i. Penglihatan

TM I : Penglihatan jelas

TM II : Penglihatan jelas

TM III : Penglihatan jelas

j. Gerakan janin pertama kali

Ibu mengatakan gerakan pertama kali usia kehamilan 16 minggu

k. Rasa gatal vulva dan vagina

TM I : Ada rasa gatal

TM II : Tidak ada

TM III : Tidak ada

l. Gerakan janin

Ibu mengatakan gerakan janin sering dalam sehari

8. Aktifitas sehari-hari

47
NO
Pola kebutuhan Sebelum Hamil Selama Hamil
.
a. Nutrisi

Frekuesi Makan 3x/hari 3x/hari

Porsi 1 piring 2 piring

Nafsu Makan Baik Baik

Jenis Makanan Nasi, lauk, sayur Nasi, lauk, sayur, buah

Pantangan Ibu mengatakan tidak ada Ibu mengatakan tidak ada

Frekuensi Minuman 7-9x/hari 7-9x/hari

Porsi 1 gelas sedang (250 ml) 1 gelas sedang (250 ml)

Jenis Minuman Air putih, teh Air putih, susu dan teh

Pantangan Ibu mengatakan tidak ada Ibu mengatakan tidak ada


b. Eliminasi

BAB

Frekuensi 1x/hari 1x/hari

Konsistensi Lunak Lunak

Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan

Bau Khas feses Khas feses

BAK

48
Frekuensi 4-5x/hari 7-8x/hari

volume ±800cc/hari ±1000cc/hari

Konsistensi cair cair

Warna kuning jernih kuning jernih

Bau Amoniak Am oniak

c. Pola istirahat

Tidur siang 1-2 jam/hari 1-2 jam/hari

Tidur malam 8 jam/hari 6-7 jam/hari


d. Personal hygiene

Frekuensi mandi 2x/hari 2-3x/hari

Sikat gigi 2x/hari 2x/hari

Bersihkan alat

kelamin Saat mandi, BAB, Saat mandi, BAB, BAK

Ganti pakaian dalam BAK

Setelah mandi, jika

Setelah mandi,jika lembab

lembab

49
e. Pola Seksualitas 2x/minggu 2x/bulan

9. Riwayat pernikahan

Status pernikahan : Menikah

Lama : 3tahun

Usia saat menikah : 21 tahun

Menikah ke : 1 (Pertama)

10. Riwayat sosial (Psikososial, Spiritual, Ekonomi)

a. Respon ibu terhadap kehamilan ibu mengatakan sangat senang dengan

kehamilannya

b. Respon suami dan keluarga terhadap kehamilan Ibu mengatakan suami

dan keluarga sangat senang dengan kehamilannya

c. Apakah kehamilan ini direncanakan Ibu mengatakan kehamilan ini

direncanakan

d. Jenis kelamin yang diharapkan

Ibu mengatakan mengharapkan anak perempuan

e. Kegiatan spiritual

Ibu mengatakan selalu mengikuti ibadah setiap minggu.

50
f. Riwayat kembar dan operasi

1) Riwayat kembar

Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat kembar

2) Riwayat operasi

Ibu mnegatakan tidak pernah melakukan operasi.

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda-tanda Vital

TD : 120/80 mmHg R : 23 x/menit

N : 80 x/menit S : 36,5oC

d. Tafsiran persalinan : 22-09-2020

e. Usia kehamilan : 37 minggu

f. Tinggi badan : 155 cm

g. BB sebelum hamil : 54 kg

h. BB sekarang : 70 kg

i. Kenaikan BB : 16 kg

51
a. IMT BB : 54 = 54

TB(m) x TB(m) 1.55 x 1.55 2.402

= 22,5 (BB Ideal)

2. Pemeriksaan fisik

a. Kepala

1) Warna rambut : Hitam

2) Tekstur : Lurus

3) Kebersihan : Bersih

4) Benjolan : Tidak ada

5) Nyeri tekan : Tidak ada

b. Muka

a) Odema : Tidak ada

b) Pucat : Tidak pucat

c) Cloosma gravidarum : Tidak ada

c. Mata

a) Bentuk :Simetris kanan/kiri

b) Odema : Tidak ada

c) Konjungtiva : Merah muda

d) Sklera : Putih

52
e) Kebersihan : Bersih

f) Penglihatan : Jelas

d. Hidung

a) Kebersihan : Bersih

b) Polip : Tidak ada

c) Sekret : Tidak ada

e. Mulut dan gigi

a) Mukosa : Lembab

b) Lidah : Bersih

c) Stomatitis : Tidak ada

d) Caries : Tidak ada

e) Karang gigi : Tidak ada

f. Telinga

a) Bentuk : Simetris kanan/kiri

b) Kebersihan : Bersih

c) Pendengaran : Jelas

d) Serumen : Tidak ada

g. Leher

a) Kelenjar tyroid : tidak ada pembesaran

53
b) Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran

c) Vena jugularis : tidak ada pembengkakan

h. Dada

a) Bunyi jantung : Normal

b) Pernapasan : Normal

i. Payudara

a) Bentuk : Simetris kanan/kiri

b) Pembesaran : Membesar sesuai usia kehamilan

c) Striae : Tidak ada

d) Putting susu : Menonjol

e) Areola : Hiperpigmentasi

f) Benjolan : Tidak ada

g) Pengeluaran : ada +/+ colostrum

j. Abdomen

a) Bekas luka operasi : Tidak ada

b) Pembesaran perut : Membesar sesuai usia kehamilan

c) Bentuk perut : Membulat

d) Striae : Tidak ada

e) Kandung kemih : Kosong

54
f) Oedema : Tidak ada

g) Linea : Nigra

k. Pemeriksaan kebidanan

a) Palpasi uterus

Leopold I : Teraba bulat, lunak dan tidak

melinting (bokong) TFU 32 cm,

Leopold II : Teraba keras, datar, dan memanjang

(punggung) pada samping kiri,

terbaba bagian-bagian terkecil janin

(ekstremitas) pada bagian kanan

Leopold III :Saat di goyangkan Teraba keras,

bulat dan melinting pada bagian

terbawah (kepala)

Leopold IV : Sudah masuk PAP (divergen)

b) TBJ : (TFU-n)x155 = (32-12)x155

= 20x155= 3.100 gram

c) Auskultasi

(1) DJJ : 137 x/menit

(2) Frekuensi : setiap 30 menit

55
(3) Puntum maximum: Perut bagian kiri bawah

(4) Irama : Teratur

d) Kontraksi

(1) Frekuensi : 4x / 10 menit

(2) Durasi : 35 detik

l. Ekstremitas

a) Oedema tangan dan jari : Tidak ada

b) Oedema kaki : Tidak ada

c) Varises : Tidak ada

d) Reflek patella : Aktif +/+

m. Genitalia

a) Inspeksi

Vulva/vagina

(1) Varises : Tidak ada

(2) Kemerahan : Tidak ada

(3) Luka : Tidak ada

(4) Oedema : Tidak ada

(5) Perinium (luka parut) : Tidak ada

b) Pemeriksaan dalam

56
(1) Dinding vagina : Tidak ada luka parut

(2) Portio (effecement) : Tipis

(3) Posisi portio : Atas

(4) Pembukaan serviks : 7 cm

(5) Konsistensi serviks : Lunak

(6) Ketuban : Utuh

(7) Presentasi janin : Kepala

(8) Penurunan bagian terendah : Hodge II

(9) Posisi janin : Normal

n. Punggung/pinggang dan anus

a) Posisi tulang belakang : Panggul luas

b) Kebersihan : Bersih

c) Hemoroid : Tidak ada

C. Pemeriksaan penunjang

a. HB : Tidak dilakukan

b. Protein urin : Negatif (-)

c. Glukosa urin : Tidak dilakukan

d. Golongan darah : Tidak dilakukan

LANGKAH II. INTERPRESTASI DATA DASAR

57
1. Diagnosa

Ibu : Ny.”H” umur 24 tahun G2P1A0, UK 37 minggu inpartu kala

I normal fase aktif dilatasi maksimal, janin tunggal, hidup,

intra uteri

DS : ibu mengatakan merasakan tanda nyeri pada pinggang

menjalar sampai ke ari – ari sejak pukul 03.00 WIT

DO :

a.Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c.Tanda-tanda vital

TD : 120/80 mmHg R : 23 x/menit

N : 80 x/menit S : 36,5oC

Tinggi Badan : 155 cm

Berat Badan Sebelum hamil : 54 kg

Berat Badan Sekarang : 70 kg

Kenaikan Berat Badan : 16 kg

Indeks Masa Tubuh : berat badan / (Tb x Tb)

: 54 / (1,55 x 1,55)

: 29,5 (Berat Badan Ideal)

58
Usia Kehamilan : 37 minggu

Hari Pertama Haid Terakhir : 20-04-2019

Taksiran Persalinan : 27-01-2019

Palpasi Leopold

Leopold I : Teraba bulat, lunak, tidak melenting

(bokong) TFU : 32 cm.

Leopold II : Pada samping kiri perut ibu teraba

keras, panjang seperti papan

(punggung), dan pada samping

kanan perut ibu teraba bagian terkeil

janin (bagian ekstremitas).

Leopold III : Saat di goyangkan Teraba keras,

bulat dan melinting pada bagian

terbawah (kepala)

Leopold IV : Kepala janin sudah masuk Pintu

Atas Panggul (Divergent)

TBJ : (32-12x155) = 3.100 gram

Auskultasi

DJJ : 137 x/m

59
His Kontraksi : 3 – 4 x/dalam 10 menit, durasi 30

x/detik

Pemeriksaan dalam

Keadaan Vagina : tidak ada kelainan

Pembukaan : 7 cm

Ketuban : Utuh

Portio : Lunak

Presentasi : 2/5

Penurunan : Hodge II

Posisi janin : Ubun-Ubun Kecil

Kesan Panggul : Cukup

Pengeluaran : Lendir Bercampur Darah

Kontraksi : Adekuat dan teratur, 3 - 4 x / dalam

10 menit, durasi 30 x / detik

2. Masalah

Tidak ada

LANGKAH III. ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL

Tidak ada

60
LANGKAH IV. ANTISIPASI TINDAKAN

Tidak ada

LANGKAH V. PERENCANAAN

1. Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

bahwa keadaan ibu dan janinnya dalam keadaan baik.

R/ Agar ibu dan keluarga mengetahui keadaan ibu dan janinnya.

2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan steril

R/Untuk mencegah terjadinya dekontaminasi dari pasien ke petugas

kesehatan

3. Lakukan vulva hygiene

R/ Agar vulva dan perineum bersih

4. Observasi tanda-tanda vital setiap 30 menit dan VT setiap 4 jam

R/Untuk memantau keadaan ibu dan kemajuan persalinan, serta

mempermudah dalam melakukan tindakan.

5. Observasi DJJ setiap 30 menit.

R/Untuk memantau keadaan janin .

6. Observasi His setiap 30 menit.

R/Agar mengetahui kontraksi uterus karena dapat berubah setiap saat

sehingga mempengaruhi turunnya kepala dan dilatasi serviks.

61
7. Ajarkan ibu teknik relaksasi dan pengaturan nafas pada saat kontraksi,

ibu menarik nafas melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut

selama timbul kontraksi.

R/ Untuk mengurangi rasa nyeri dan memberikan suplai okseigen yang

cukup kejanin.

8. Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin

selama persalinan.

R/ Agar tidak mempengaruhi kontraksi, mencegah penekanan pada

vena cava inferior oleh uterus yang membesar, dan menghalangi

penurunan kepala bayi serta memberikan perasaan yang tidak nyaman

pada ibu.

9. Beritahu keluarga untuk memberikan minuman dan makanan pada ibu

R/ Agar ibu memiliki tenaga pada saat meneran.

10. Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan

untuk menolong persalinan serta tempat penerangan dan lingkungan

BBL.

R/ Agar penolong lebih mudah dalam mengambil dan menggunakan

alat saat melakukan tindakan yang diperlukan untuk menolong

persalinan.

62
11. Observasi tanda dan gejala kala II

R/ Untuk mengetahui ibu sudah memasuki tahap kala II persalinan

atau belum

LANGKAH VI. PELAKSANAAN

Tanggal : 31 januari 2020 Jam :07.17 Wit Oleh : Mhs. Santa

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga

2. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan steril

3. Melakukan vulva hygiene

4. Mengobservasi Tanda-tanda vital dan VT

a. Tanda-tanda vital

Tekanan Darah : 110/80 mmHg

Respirasi : 23 x/mrnit

Nadi : 80 x/mneit

Suhu Tubuh : 36,5oC

a. Pembukaan : 7 cm

5. Mengobservasi DJJ setiap 30 menit.

DJJ : 140 x/m

6. Mengobservasi His setiap 30 menit.

63
Kontraksi : 5x/10menit,durasi 42 detik

7. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dan pengaturan nafas pada saat

kontraksi, ibu menarik nafas melalui hidung dan dikeluarkan melalui

mulut selama timbul kontraksi.

8. Menganjurkan ibu ke kamar mandi untuk mengosongkan kandung

kemihnya secara rutin selama persalinan.

9. Memberitahu keluarga untuk memberikan minuman dan makanan

pada ibu

10. Mempersiapkan perlengkapan persalinan alat partus set, mengambil

oksitosin dengan metode 1 tangan, tempat tidur bayi, 2 kain dan 1

handuk bersih dan kering, pakaian bayi, lampu sorot, obat-obatan

yaitu vit k dan salep mata, pakaian ibu, dua kantong plastik, underpad

11. Observasi tanda dan gejala kala II

a. Adanya dorongan kuat (dorogan meneran)

b. Adanya tekanan pada anus

c. Perineum tampak menonjol

d. Vulva dan anus membuka

LANGKAH VII. EVALUASI

64
Tanggal : 28 september 2020 Jam : 07.20 WIT Oleh : Mhs. Santa

1. Ibu dan keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan pada ibu

2. Sudah mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan steril

3. Sudah melakukan vulva hygiene

4. Sudah mengobservasi Tanda-tanda Vital dan pembukaan sudah lengkap

5. Sudah mengobservasi DJJ

6. Sudah mengobservasi His setiap 30 menit.

7. Ibu sudah mengerti teknik pernapasan yang baik

8. Ibu sudah ke kamar mandi untuk BAK

9. Ibu sudah di beri makan dan minum

10. Sudah mempersiapkan alat, bahan dan obat yang diperlukan

11. Sudah melihat tanda-tanda kala II persalinan

B. Asuhan Kebidanan Persalinan Kala II

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY.”H” UMUR

24 TAHUN INPARTU KALA II FASE AKTIF DISELERASI

65
G2P1A0 USIA KEHAMILAN 37 MINGGU

DI PUSKESMAS SENTANI

LANGKAH I. PENGKAJIAN DATA DASAR

Tanggal : 28 september 202 Jam : 07..40 WIT Oleh : Mhs. Santa

1. Data Subjektif

a. Ibu mengatakan ingin buang air besar

b. Ibu mengatakan ada dorongan untuk meneran

c. Ibu mengatakan sakitnya bertambah kuat dan tembus ke tulang

belakang

2. Data Objektif

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda-tanda Vital

TD : 120/80 mmHg R : 20 x/menit

N : 75 x/menit S : 37 oC

d. Adanya tekanan pada anus

e. Perineum menonjol

f. Vulva dan anus membuka

g. Portio tidak teraba

h. Pembukaan serviks 10 cm

i. Ketuban (J)

j. Presentase kepala

66
k. Posisi UUK

l. Penurunan kepala hodge IV (4/5)

m. Adanya pelepasan lendir bercampur darah

n. Kontraksi uterus 5 x/10menit, durasi 45 detik

o. Molase 0

LANGKAH II. INTERPRETASI DATA DASAR

Diagnosa kebidanan :

Ibu : Ny. “H” umur 24 tahun G2P1A0, usia kehamilam 37 minggu inpartu kala

II normal fase aktif deselerasi, janin intra uteri, tunggal, hidup,

presentasi kepala

DS : Ibu mengatakan sakit perut bagian bawah hingga tembus ke tulang

belakang

DO :

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda-tanda Vital

TD : 120/80 mmHg R : 20 x/menit

N : 70 x/menit S : 37

LANGKAH III. DIAGNOSA POTENSIAL

Tidak ada

LANGKAH IV. TINDAKAN SEGERA

67
Tidak ada

LANGKAH V. PERENCANAAN

1. Pasang underpad dibawah bokong ibu

R/Agar darah atau cairan yang keluar dari jalan lahir ibu tidak merembes

2. Lakukan VT kedua dan memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap

R/ Agar ibu mengetahui kemajuan persalinan dan ibu dapat mempersiapkan

diri untuk persalinannya

3. Letakkan handuk bersih di atas perut ibu

R/ Agar saat bayi lahir, bayi bisa langsung dikeringkan diatas perut ibu

4. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagian alas bokong ibu

R/ Agar dapat digunakan untuk menyokong kepala bayi

5. Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan dan bahan

R/ Agar memastikan kelengkapan alat-alat

6. Pakai sarung tangan steril pada kedua tangan

R/ Untuk mencegah infeksi silang antara petugas dan pasien

7. Bantu lahirkan kepala dan bahu bayinya, saat tampak kepala bayi dengan

diameter 5-6 cm membuka vulva

R/ Untuk membantu lahirnya kepala

8. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat

R/ Untuk memastikan tali pusat tidak melilit kepala bayi

9. Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung secara

spontan

68
R/ untuk memudahkan lahirnya seluruh kepala bayi

10. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara biparietal

R/Untuk membantu lahirnya bahu bayi

11. Setelah kepala dan bahu bayi lahir, lakukan sanggah susur

R/ Untuk membantu melahirkan tangan, tubuh hingga kaki bayi

12. Telusuri tangan atas berlanjut kepunggung, bokong, tungkai dan kaki

R/ untuk membantu melahirkan seluruh tubuh bayi

13. Lakukan penilaian sepintas

R/ untuk mengetahui kondisi bayi baru lahir

14. Keringkan tubuh bayi diatas perut ibu

R/ agar bayi tidak kedinginan dan bayi merasa nyaman

15. Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya ada 1 bayi

R/ untuk mengetahui bayi kembar atau tunggal

LANGKAH VI. PELAKSANAAN

Tanggal : 28 september 2020 Jam : 07. 50 WIT Oleh : Mhs. Santa

1. Memasang underpad dibawah bokong ibu

2. Melakukan VT kedua dan memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap

diri untuk persalinannya

VT kedua : Pembukaan 10 cm (Pembukaan Lengkap)

3. Meletakkan handuk bersih di atas perut ibu

4. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagian alas bokong ibu

69
5. Membuka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan dan

bahan

6. Memakai sarung tangan steril pada kedua tangan

7. Membantu lahirkan kepala dan bahu, saat tampak kepala bayi dengan

diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan

yang dilapisi dengan kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan

belakang kepala lalu memimpin ibu meneran saat ada kontraksi

8. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat

9. Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung secara

spontan

10. Setelah putaran paksi luar selesai pegang kepala bayi secara biparietal dengan

lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul

di bawah arkus pbis dan kemudian gerakkan kearah atas dan distal untuk

melahirkan bahu belakang.

11. Setelah kepala dan bahu bayi lahir, geser tangan bawah untuk menopang

kepala dan bahu gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang

lengan dan siku sebelah atas

12. Menelusuri tangan atas berlanjut kepunggung, bokong, tungkai dan kaki,

memegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kedua kaki dan

pegang kedua kaki dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi yang lain agar

bertemu dengan jari telunjuk).

13. Melakukan penilaian sepintas, bayi cukup bulan, menangis kuat, gerakan

aktif

70
14. Mengeringkan tubuh bayi diatas perut ibu

15. Memeriksa kembali uterus memastikan hanya ada satu bayi yang lahir dan

bukan kehamilan ganda atau gemeli.

LANGKAH VII. EVALUASI

Tanggal : 28 september 2020 Jam : 07.55 WIT Oleh : Mhs. Santa

1. Sudah dipasang underpad di bawah bokong ibu

2. Sudah melakukan VT kedua dan memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah

lengkap

diri untuk persalinannya

3. Sudah meletakkan handuk bersih di atas perut ibu

4. Sudah meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagian alas bokong

ibu

5. Sudah membuka tutup partus set dan memeriksa kembali kelengkapan

peralatan dan bahan

6. Sudah memakai sarung tangan steril pada kedua tangan

7. Sudah membantu lahirkan kepala dan bahu, saat tampak kepala bayi dengan

diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan

yang dilapisi dengan kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan

belakang kepala lalu memimpin ibu meneran saat ada kontraksi

8. Sudah memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat

9. Sudah menunggu putaran paksi luar yang berlangsung spontan

10. Sudah lahirkan kepala dan bahu

71
11. Sudah melakukan sanggah susur

12. Sudah lahirkan seluruh tubuh bayi

13. Sudah lakukan penilaian sepintas pada bayi

C. Asuhan Kebidanan Persalinan Kala III

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”H.” UMUR

24 TAHUN P2A0 KALA III NORMAL

DI PUSKESMAS SENTANI

LANGKAH I. PENGKAJIAN DATA DASAR

Tanggal : 28 september 2020 Jam : 07.18 WIT Oleh : Mhs. Santa

1. Data Subjektif

a. Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah/mules

b. Ibu mengatakan merasa senang bayi lahir dengan selamat

2. Data Objektif

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda-tanda Vital

TD : 123/60 mmHg R : 21 x/menit

N : 84 x/menit S : 37oC

d. TFU : Setinggi pusat

e. Adanya tanda-tanda pelepasan plasenta

1) Ada semburan darah

72
2) Tali pusat memanjang

3) Perubahan pada fundus, membulat

LANGKAH II. INTERPRETASI DATA DASAR

Diagnosa kebidanan :

Ibu : Ny.“H” umur 24 tahun, P1A0 kala III normal

Bayi : Bayi lahir spontan, menangis spontan, warna kulit kemerahan,

pergerakan aktif

DS : Ibu mengatakan perut terasa mules karena plasenta belum lahir

DO : Kontraksi uterus baik. Plasenta sudah tampak di depan vulva

LANGKAH III. DIAGNOSA POTENSIAL

Tidak ada

LANGKAH IV. TINDAKAN SEGERA

Tidak ada

LANGKAH V. PERENCANAAN SEGERA

1. Beritahu ibu bahwa dia akan disuntik oksitosin

R/ agar ibu mengetahui akan disuntik dan tidak kaget

2. Suntikan oksitosin 10 IU di 1/3 paha bagian luar

R/ agar kontraksi uterus ibu baik

3. Lakukan peng-kleman tali pusat pada 2 titik

R/ untuk menghindari muncratnya darah dari tali pusat saat dilakukan

pemotongan

4. Potong tali pusat dan menjepit tali pusat

R/ untuk memisahkan bayi dan plasenta

73
5. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu

R/ untuk kontak kulit ibu ke bayi

6. Pindahkan klem tali pusat hingga 5-10 cm dari vulva

R/ untuk mempermudah melakukan peregangan tali pusat terkendali

7. Letakkan satu tangan (kiri) di atas perut (diatas simpisis), dan tangan

lain memegang klem (kanan)

R/ untuk mendeteksi kontraksi uterus dan untuk mengangkat tali pusat

8. Lakukan peregangan tali pusat terkendali saat uterus berkontraksi

R/ untuk membantu lahir atau pengeluaran plasenta

9. Lakukan penekanan bagian bawah rahim depan uterus hingga plasenta

dapat dilahirkan

R/ untuk membantu lahir atau pengeluaran plasenta

10. Lakukan pemegangan dengan kedua tangan saat plasenta muncul di

introitus vagina.

R/ untuk membantu lahir atau pengeluaran plasenta dan selaput ketuban

11. Lakukan massase uterus setelah plasenta lahir selama 15 detik

R/ untuk memastikan kontraksi uterus baik

12. Periksa kelengkapan plasenta dan masukkan plasenta ke dalam kantong

plastik khusus

R/ untuk mengetahui plasenta lengkap atau tidak dan memastikan tidak

ada jaringan sisa plasenta tertinggal

LANGKAH VI. PELAKSANAAN

74
Tanggal : 28 september 2020 Jam : 08.15 WIT Oleh : Mhs. Santa

1. Memberi tahu ibu bahwa dia akan disuntikkan oksitosin 3 cc di 1/3 paha

bagian luar

2. Menyuntikkan oksitosin 10 IU di 1/3 paha bagian luar

3. Melakukan peng-kleman tali pusat pada 2 titik.

Pegang tali pusat pijat 5cm dari pusat bayi pasang klem, lalu pijat

lagi sekitar 3 cm dari klem pertama lalu pasang klem kedua.

4. Memotong tali pusat dan menjepit tai pusat. Dengan satu tangan,

pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi kepala bayi) dan lakukan

pemotongan tali pusat diantara 2 klem tersebut, kemudian pasang

penjepit tali pusat dan melepaskan klem pertama

5. Tidak dilakukan karena akan segera diberikan pemberian salep mata dan

Vit K pada bayi

6. Memindahkan klem tali pusat 5-10 cm dari vulva

7. Meletakan satu tangan (kiri) di atas perut ibu untuk mendeteksi

kontraksi uterus, kemudian tangan lain (kanan) memegang klem

8. Melakukan peregangan tali pusat terkendali setelah uterus berkontraksi,

tegangan tali pusat ke arah bawah sambil tangan lain mendorong uterus

ke belakang-atas (dorso-kranial) secara hati-hati

9. Melakukan penekanan bagian bawah rahim depan uterus hingga

plasenta dapat dilahirkan. Bila pada penekanan dinding bawah rahim ke

arah dorso ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat kea rah distol

75
maka lanjutkan dorongan ke arah kranial hingga plasenta dapat

dilahirkan jam 18.15 WIT

10. Melakukan pemegangan dengan kedua tangan saat plasenta muncul di

introitus vagina. Dengan pegang berputar plasenta hingga selaput

ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan pada wadah yang

disediakan.

11. Melakukan massase uterus selama 15 detik searah jarum jam

12. Memeriksa kelengkapan plasenta, plasenta lengkap jumlah kotiledon 22,

panjang tali pusat 55 cm, lebar plasenta 17, berat plasenta 500 gram,

tebal 2,5 cm

LANGKAH VII. EVALUASI

Tanggal : 28 september 2020 Jam : 08.20 WIT Oleh : Mhs. Santa

1. Sudah memberitahu ibu akan disuntikan oksitosin di paha ibu

2. Sudah dilakukan penyuntikan oksitosin di 1/3 paha luar ibu

3. Sudah mengklem 2 lilitan tali pusat

4. Sudah dilakukan pemotongan tali pusat

5. Tidak dilakukan

6. Sudah memindahkan klem 5-6 cm

7. Sudah meletakkan tangan kiri diatas perut ibu dan tangan kanan

memegang klem yang berada di tali pusat

8. Sudah melakukan peregangan tali pusat terkendali

9. Sudah menekan bagian dinding bawah rahim depan uterus hingga

plasenta lahir

76
10. Sudah menangkap plasenta dengan kedua tangan dan plasenta sudah

dilahirkan

11. Sudah melakukan masase uterus searah jarum jam selama 15 detik

12. Sudah memeriksa kelengkapan plasenta, plasenta lengkap.

D. Asuhan Kebidanan Persalinan Kala IV

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”H” UMUR

24 TAHUN P2A0 KALA IV NORMAL

DI PUSKESMAS SENTANI

LANGKAH I. PENGKAJIAN DATA

Tanggal : 28 september 2020 Jam : 18.25 WIT Oleh : Mhs. Santa

1. Data Subjektif

a. Ibu mengatkan perutnya masih mules

b. Ibu mengatakan lega plasenta lahir lengkap

2. Data Objektif

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda-tanda Vital

TD : 90/60 mmHg R : 24 x/menit

N : 88 x/menit S : 37oC

d. Perdarahan : + 100 cc

e. Kontraksi uterus : Baik

f. Robekan perineum : Derajat 1, penjahitan jelujur

77
LANGKAH II. INTERPRETASI DATA DASAR

Diagnosa kebidanan :

DS : Ny.”H” 24 tahun P2A0 kala IV Normal

DO :

a. Plasenta lahir lengkap

b. Tinggi fundus uteri 1 jari di bawah pusat

c. Kontraksi uterus Baik

d. Terdapat robekan perineum derajat 1, penjahitan

LANGKAH III. DIAGNOSA POTENSIAL

Tidak ada

LANGKAH IV. TINDAKAN SEGERA

Tidak ada

LANGKAH V. PERENCANAAN

1. Lakukan pengecekan kemungkinan adanya robekan pada vagina dan

perineum

R/ Untuk mengetahui ada robekan atau tidak jika ada segera dilakukan

penjahitan

2. Lakukan penjahitan jika ada robekan perineum

R/Agar robekan tidak melebar

78
3. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik

R/ Untuk mendeteksi adanya pendarahan atau tidak

4. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan

klorin 0,5%

R/Untuk membersikan noda darah dan cairan tubuh yang tersisa

5. Pastikan kandung kemih kosong

R/ Agar kandung kemih tidak menghalangi darah yang masih tersisa

dalam uterus

6. Ajarkan ibu atau keluarga cara melakukan masasse pada uterus dan nilai

kontraksi

R/ Untuk me mastikan kontraksi uteri keras (baik)

7. Lakukan pengecekan kehilangan darah

R/Untuk mengetahui pendarahan ibu normal atau tidak

8. Lakukan observasi 2 jam post partum TTV dan pastikan keadaan ibu baik

R/Untuk memantau keadaan ibu setelah persalinan

9. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernapas dengan baik

R/Untuk menilai keadaan bayi dan memastikan bayi tidak asfiksia

10. Tempatkan semua alat bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% selama 10

menit

R/=Untuk dekontaminasi alat agar tidak terkontaminasi ke pasien lain dan

penolong

11. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah yang sesuai

79
R/Untuk menjaga kebersihan dan menghindari terkontaminasi ke pasien

lain

12. Bersihkan ibu dari sisa darah dan cairan tubuh dengan menggunakan air

DTT

R/ Agar ibu bersih dan merasa nyaman

13. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu makan dan minuman

R/ Untuk memulihkan tenaga ibu setelah persalinan

14. Bersihkan tempat tidur dengan larutan klorin 0,5%

R/ Untuk membersikan tempat tidur dari cairan tubuh dan darah ibu

15. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan kedalam larutan

klorin 0,5% dan lepas secara terbalik

R/Untuk dekontaminasi darah atau cairan tubuh ibu yang menempel pada

sarung tangan.

16. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir

R/ Untuk membersihkan tangan

17. Pakai sarung tangan steril

R/ Untuk melanjutkan pemeriksaan bayi

18. Berikan salep mata dan vit K1

R/ Salep mata untuk memperlama kontak obat dengan permukaan mata

dan mencegah kebutaan, kemudian vit K1 berfungsi untuk proses

pembentukan tulang dengan kalsium

19. Berikan HB-0 dan pemeriksaan fisik bayi baru lahir

80
R/ HB-0 untuk imunisasi pertama bayimenghindari hepatitis B dan

pemeriksaan fisik untuk memantau keadaan bayi

20. Lepaskan sarung tangan

R/= Untuk mencregah dekontaminasi

21. Cuci tangan

R/= Untuk membersikan tangan

22. Lengkapi patograf

R/= Untuk mendokumentasikan tindakan apa saja yang diberikan, dan

pemantauan persalinan ibu dari kala I sampai kala IV

LANGKAH VI. PELAKSANAAN

Tanggal :28 september 2020 Jam : 08.38 WIT Oleh : Mhs. Santa

1. Melakukan pengecekan robekan pada vagina dan perineum

2. Terdapat robekan derajat 1 dan dilakukan penjahitan jelujur.

3. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan

4. Mencelupkan tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin

0,5 %, bersihka noda darah dan cairan tubuh, lepaskan sarung tangan

secara terbalik, kemudian cuci tangan

5. Memastikan kandung kemih kosong

6. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan massase uterus dengan

meletakan tangan ibu diatas perut (diatas simpisis) me mutar searah jarum

jam

81
7. Melakukan pengecekan kehilangan darah ibu 3/5 bagian underpad sekitar

200 cc dari kala I sampai kala II

8. Melakukan observasi 2 jam post partum (Pemantauan Persalinan kala IV):

82
Jam ke Wakt TD N SB TFU Kontraksi Kandung Kemih Perdarahan
u Uterus
1 07.38 110/60 mmHg 90x/m 36,8ºC Setinggi pusat Baik Kosong 50 cc
07.53 103/70 mmHg 90x/m - 1 jari dibawah Baik Kosong -
pusat
08.08 110/70 88x/m - 1 jari dibawah Baik Kosong -
mmHg pusat
08.23 110/80 90x/m - 2 jari dibawah Baik Kosong -
mmHg pusat
2 08.53 120/90 88x/m 37ºC 2 jari dibawah Baik Kosong -
mmHg pusat
09.23 120/80mmHg 86x/m - 2jaridibawah pusat Baik Kosong 30 cc

83
9. Memantau keadaan bayi dan pernafasan baik, hidung kembang kempis

10. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 %

untuk dekontaminasi selama 10 menit. Cuci, bilas dan keringkan peralatan

setelah didekontaminasi

11. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang

tersedia

12. Membersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan

menggunakan air DTT, dan bersihkan tempat tidur atau sekitaran ibu

13. Menganjurkan keluarga untuk memberi ibu makan dan minum. Setelah itu

membantu ibu memberikan ASI pada bayi

14. Membersihkan tempat tidur dengan larutan klorin 0,5 %

15. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 %, balik

bagian dalam keluar dan buang pada tempat sampah medis

16. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, kemudian keringkan

dengan handuk bersih atau tissue kering

17. Memakai sarung tangan DTT/steril untuk melakukan pemeriksaan fisik

bayi

18. Memberikan salep mata (dorampenicol) dan vitamin k 1mg/2mg dosis 0,5

cc dipaha kiri bawah lateral, dan pemeriksaan fisik bayi baru lahir.

19. Memberikan Hb-0 dan antropometri setelah 2 jam post partum

a. Suntikan Hb-0 di paha kanan bawah lateral

b. Antropometri :

BB : 3,910 gram LP : 35 cm

84
PB : 52 cm LD : 35 cm

LK : 34 cm LILA : 12 cm

20. Melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam

larutan klorin 0,5 % selama 10 menit

21. Mencuci tangan

22. Melengkapi partograf

LANGKAH VII. EVALUASI

Tanggal : 28 september 2020 Jam : 09.23 WIT Oleh : Mhs. Santa

1. Sudah melakukan pengecekan vagina dan perineum

2. Ada robekan derajat 1 dan sudah dilakukan penjahitan.

3. Sudah memastikan kontraksi uterus baik dan tidak terjadi perdarahan

4. Sudah melepas sarung tangan dan mencuci tangan

5. Sudah memastikan kandung kemih kosong

6. Sudah mengajarkan ibu cara melakukan massase yang benar dan ibu

mengerti

7. Sudah mengecek kehilangan darah ibu di underpad

8. Sudah melakukan observasi 2 jam post partum

9. Sudah memantau keadaan bayi

10. Sudah menempatkan alat bekas pakai di larutan klorin 0,5 %, selama 10

menit, kemudian dibilas dan dikeringkan

11. Sudah membuang sampah pada tempatnya

12. Sudah membersihkan ibu dan membantu ibu menggunakan pakaian

85
13. Keluarga sudah memberikan ibu makanan dan minuma, setelah itu ibu

sudah menyusui bayinya

14. Sudah membersihkan tempat tidur

15. Sudah mencelupkan tangan yang menggunakan sarung tangan dan

membukanya secara terbalik

16. Sudah mencuci tangan dan mengeringkan menggunakan handuk atau

tissue kering

17. Sudah menggunakan sarung tangan steril

18. Sudah memberikan salep mata dan vitamin k1

19. Sudah menyuntikan Hb-0 dan antropometri

20. Sudah melepaskan sarung tangan secara terbalik

21. Sudah mencuci tangan

22. Sudah mengisi partograf

86
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuhan kebidanan persalinan adalah asuhan yang diberikan pada

ibu selama proses persalinan mulai kala I hingga kala IV dengan

menggunakan manajemen asuhan kebidanan menurut Varney. Pada studi

kasus ini, dilakukan asuhan kebidanan pada NY. “H” umur 24 tahun

G²P¹A⁰ dengan persalinan normal di PKM Sentani.

Berdasarkan kasus yang kami dapat ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU BERSALIN PADA NY. “H ” UMUR 24 TAHUN P1A0 I DI

PUSKESMAS SENTANI tidak terdapat kesenjangan antara teori dan

kasus karena pada saat di lakukan pengkajian semua dalam batas normal

dan tdk terdapat kesenjangan antara teori dan kasus

B. Saran

1. Bagi Penulis

Lebih memperdalami asuhan kebidanan pada ibu bersalin serta

sebagai penerapan ilmu yang telah didapat di Kampus.

2. Bagi Lahan Praktik

Dapat memberi masukan sebagai aplikasi antara teori dan praktek

serta melaksanakan kegiatan tersebut. Menerapkan asuhan

kebidanan pada ibu bersalin

87
3. Bagi Institusi Pendidikan

Institusi dapat memantau tentang sejauh mana para mahasiswa

memahami ilmu yang diperoleh serta keterampilan tentang asuhan

kebidanan pada ibu bersalin yang telah diberikan oleh institusi

pendidikan selama proses pembelajaran

88
DAFTAR PUSTAKA

Siwi Elisabeth Walyani, Purwoastuti Endang. 2019. Asuhan Persalinan Dan Bayi

Baru Lahir. Yogyakarta : PUSTAKABARUPRESS

Sumarah, dkk. (2008). Perawatan ibu bersalin (Asuhan kebidanan pada ibu

bersalin). Cetakan pertama. Yogyakarta: Fitramaya.

Fitriana dan Nurwiandani. 2018. Asuhan Persalinan Konsep Persalinan Secara

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan Cetakan Keempat.

Jakarta: Bina Pustaka

Sarihusada.2012.Asuhan Persalinan

Jurnal Ilmiah Research. 2015

Profil Kesehatan Kabupaten Jayapura. 2018

89

Anda mungkin juga menyukai