Anda di halaman 1dari 26

PEMERIKSAAN SEKRET VAGINA

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ketrampilan Dasar Kebidanan II

Dosen Pengampu : Ratifah, SST, MKes

DISUSUN OLEH

1. Ayu Eka Lestari (P17424313006)


2. Fira Widyaningrum (P17424313021)
3. Riska Purmalasari (P17424313037)

TINGKAT 1 REGULER A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

PRODI DIII KEBIDANAN PURWOKERTO

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan makalah yang berjudul ‘PEMERIKSAAN SEKRET VAGINA’ ini. Penulisan

laporan ini bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Keterampilan Dasar Kebidanan II

pada semester II di Program Studi D III Kebidanan Purwokerto Poltekkes Kemenkes

Semarang.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya apabila tanpa

bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak tidak akan dapat terselessaikan

dengan baik. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dosen mata kuliah Keterampilan Dasar Kebidanan II yang telah

memberikan izin kepada penulis dalam proses penulisan makalah ini.

2. Semua pihak yang telah memberikan bantuan moral maupun spiritual

kepada penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena

itu saran dan kritik penulis harapkan dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih

baik. Demikian, semoga makalah Pemeriksaan Sekret Vagina ini dapat bermanfaat

khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf dengan segala kekurangan yang ada

pada makalah ini.

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Sekret Vagina ................................................................................ 3

B. Komponen Sekret Vagina yang Normal ...................................................... 3

C. Mikroorganisme yang terdapat pada sekret vagina yang normal .............. 4

D. Mikroorganisme yang terdapat pada sekret vagina yang Tidak normal

.............................................................................................................. 5

F. Dampak Dari Sekret Vagina ........................................................................ 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 13

B. Saran .......................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

1. Checklist Prosedur Pemeriksaan Sekret Vagina


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini banyak kita temukan berbagai macam penyakit yang

menyerang organ genetali pada wanita yaitu vagina,baik itu merupakan

penyakit yang ringan maupun penyakit yang membutuhkan pemeriksaan

lebih lanjut.

Seperti diantaranya sekret vagina, adanya bacteri atau virus tertentu

yang menyerang organ genetalia pada wanita yang tentunya itu akan sangat

membahayakan kesehatan khususnya organ vital pada wanita. Sekret

vagina juga disebabkan karena aktivitas bakteri yang hidup pada vagina

yang normal, pada perempuan, sekret vagina ini merupakan suatu hal yang

alami dari tubuh untuk memnbersihkan diri, sebagai pelicin dan pertahanan

dari berbagai infeksi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari sekret vagina?
2. Apa saja komponen - komponen yang ada pada sekret vagina?
3. Apa saja mikroorganisme yang terdapat pada secret vagina yang

normal ?
4. Apa saja macam - macam dari sekret vagina?
5. Apa saja dampak dari sekret vagina?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum

Diharapkan mampu melakukan Asuhan Kebidanan yang tepat.


2. Tujuan Khusus

Diharapkan mahasiswa mampu melakukan:


1. Pengkajian
2. Identifikasi
3. Menentukan antisipasi masalah potensial
4. Identifikasi kebutuhan segera
5. Rencana Asuhan Kebidanan disertai rasionalisasi dan

implementasi
6. Melaksanakan intervensi sesuai kebutuhan
7. Mengevaluasi keefektifan Asuhan Kebidanan yang telah

diberikan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Sekret Vagina

Dalam kondisi normal, kelenjar pada serviks menghasilkan suatu

cairan yang jernih yang keluar, bercampur dengan bakteri, sel-sel vagina

yang terlepas dan sekresi dari kelenjar Bartolin. Selain itu sekret vagina juga

disebabkan karena aktivitas bakteri yang hidup pada vagina yang normal,

pada perempuan, sekret vagina ini merupakan suatu hal yang alami dari

tubuh untuk memnbersihkan diri, sebagai pelicin dan pertahanan dari

berbagai infeksi. Dalam kondisi normal, sekret vagina tersebut lebih jernih,

putih keruh atau berwarna kekuningan ketika mengering pada pakaian.

B. Komponen Sekret Vagina yang Normal

Sekret vagina terdiri dari beberapa komponen yang meliputi air,

elektrolit, mikroorganisme, sel-sel epitel dan senyawa organik seperti asam

lemak, protein dan karbohidrat. Komponen-komponen ini bergabung untuk

menghasilkan sekret vagina dengan pH kurang dari 4,5. Sel epitel berasal

dari epitel toraks serviks dan epitel gepeng vagina. Flora vagina yang

normal terdiri dari mikroorganisme yang mengkolonisasi cairan vagina dan

sel epitel. Leukosit, meskipun normalnya terdapat pada fase sekresi siklus

menstruasi, biasanya hanya ditemukan dalam jumlah kecil.


C. Mikroorganisme yang Terdapat dalam Sekret Vagina yang Normal

Organisme yang ditemukan pada sekret vagina dalam konsentrasi

setinggi 10 satuan pembentuk-koloni/mm3 cairan. Konsentrasi organisme

anaerob biasanya kira-kira 5 kali konsentrasi organisme aerob. Rata-rata 5-

10 organisme ditemukan dari vagina, meskipun pengambilan bahan contoh

ulangan dapat menemukan lebih banyak bakteri. Organisme fakultatif yang

paling menonjol adalah spesies laktobasilus, korinebakteria, streptokokus,

stafilokokus epidermis dan Gardnerella vaginalis. Sebenarnya semua wanita

paling sedikit mempunyai satu organisme fakultatif dan salah satu

organisme fakultatif ini dapat ditemukan pada 40-80% wanita. E. coli,

merupakan organisme koliformis virulen yang tersering ditemukan, dapat

ditemukan dari hanya kira-kira 20% wanita dan pada wanita inipun hanya

terdapat secara sepintas. Organisme anaerob yang paling menonjol adalah

peptostreptokokus, peptokokus, laktobasilus anaerob, eubakteria;

Bacteroides sp., yang ditemukan secara keseluruhan atau sendiri-sendiri

pada 20-60% wanita. Candida albicans, organisme jamur tersering

ditemukan, terdapat 5-10% wanita. Mycoplasma hominis terdapat pada 20-

50% dan Ureaplasma urealyticum terdapat pada 50-70% wanita

asimtomatik yang aktif berhubungan seksual. Jadi sulit sekali menentukan

kapan keadaan disebut patologis bila hanya berdasarkan ditemukannya

suatu jenis kuman tertentu.


D. Mikroorganisme yang Terdapat dalam Sekret Vagina yang Tidak

Normal
1. Pengambilan spesimen cairan vagina (pap smear) mendeteksi adanya

kanker serviks.

Pap smear adalah pemeriksaan sitologi yang digunakan untuk

mendeteksi adanya kanker serviks atau sel prakanker, mengkaji efek

pemberian hormon seks, serta respon terhadap kemoterapi dan radiasi.

a. Persiapan Pengambilan Spesimen Cairan Vagina


1) Alat dan Bahan :
a) Kapas lidi steril atau aose
b) Gelas obyek
c) Bengkok
d) Sarung tangan
e) Spekulum
f) Kain kassa, kapas sublimat
g) Perlak
b. Prosedur Pelaksanaan
1) Memberitahu dan menjelas kan kepada pasien tindakan

yang akan dilakukan


2) Menyiapkan alat dan bahan membawa ke dekat pasien
3) Memasang sampiran
4) Membuka atau menganjurkan pasien menanggalkan

pakaian bawah (tetap jaga privacy pasien)


5) Memasang pengalas dibawah bokong pasien
6) Mengatur posisi pasien dengan kaki ditekuk

(dorsalrecumbent)
7) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir

mengeringkan dengan handuk bersih


8) Memakai sarung tangan
9) Buka labia mayora dengan ibu jari dan jari telunjuk

tangan yang tidak dominan


10) Mengambil sekret vagina dengan kapas lidi dan tangan

yang dominan sesuai kebutuhan


11) Menghapuskan sekret vagina pada gelas obyek yang

disediakan
12) Membuang kapas lidi dalam bengkok
13) Memasukkan gelas obyek dalam piring petri atau ke

dalam tabung kimia dan ditutup


14) Memberi label dan mengisi formulir pengiriman

spesimen untuk dikirim ke laboratorium


15) Membereskan alat
16) Melepas sarung tangan
17) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta

mengeringkannya dengan handuk bersih


18) Melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan

2. Pemeriksaan Spekulum Steril

Pemeriksaan Spekulum Steril diindikasikan untuk menentukan

apakah membran amnion sudah ruptur atau utuh. Fungsi-fungsi lain

antara lain untuk mengambil kultur; mengobservasi serviks untuk

mendeteksi servisitis, prolaks tali pusar, atau bagian janin; dan

memperkirakan dilatasi atau penipisan serviks. Pemeriksaan vagina

dengan spekulum steril dan sarung tangan steril dilakukan jika

ketuban sudah ruptur untuk menghindari memasukkkan organisme

menuju janin didalam lingkungan intra uterus. Lubrikan tidak

digunakan karena dapat mengubah temuan.

Faktor berikut mengindikasikan ruptur ketuban:

a. Tetesan atau aliran kecil cairan amnion melewati serviks


b. Berkumpulnya cairan di liang vagina
c. Kertas nitrazin menunjukkan reaksi basa terhadap cairan

vagina (berubah menjadi warna biru kurang lebih pH nya

7,15)
d. Gambaran pakis cairan vagina jika dikeringkan pada

preparat mikroskop dan diperiksa secara mikroskopik.

Berbagai zat dan kondisi dalam vagina dapat mengubah

keakuratan pemeriksaan ini :

a. Hasil negatif palsu semua hasil pengukuran dapat terjadi

jika ketuban sudah ruptur dan bocor selama waktu yang

lama , atau jika selaput ketuban bocor darisuatu tempat

diatas bagian presentasi dan hanya terdapat cairan minimal

di dalam vagina pada saat pemeriksaan vagina.


b. Hasil positif palsu Nitrazin dapat terjadi ketika kertas

terkontiminasi dengan darah, semen, lendir serviks, urine,

air mandi, antiseptik yang basah, atau lubrikan larut air.


c. Gambaran pakis positif palsu kan muncul jika lendir

serviks atau darah mengontaminasi spesimen pada

preparat.
d. Gambaran pakis lendir serviks tampak “lebih seperti

kerangka” dari pada gambaran pakis cairan amnion.

Mekonium, pH vagina, dan darah dalam cairan amnion

(hingga 20 %) tidak akan mengisi gambaran pakis


3. Sediaan Basah ( Wet Mount )

Selama pemeriksaan spekulum di vagina, sediaan basah dari

sekret vagina dapat disiapkan dengan menempatkan sedikitnya

disebuah preparat, yang ditetesi Salin Normal kemudian tutup dengan

lembaran penutup. Sel petunjuk, bakteri, sel darah merah, trikomonas,

dan sperma dapat terlihat. Preparat lain dibuat dengan larutan Kalium
Hidroksida(KOH) 10%. Bau amina setelah menempatkan KOH

mengesankan vaginosis bakteri (“uji whiff”). Jamur atau Psedohyfae

Candidae lebih mudah terlihat pada penggunakan KOH.

4. Pemeriksaan Sekret Vagina (mencari kuman neisseria gonorrhea

dalam secret vagina)

Dengan pewarnaan gram, kuman neisseria gonorrhea akan

menyerap cat carbol fuchsin sehingga kuman akan bewarna merah.

Persiapan pasien :

a. Pasien dalam pengobatan, obat perlu dihentikan sehari sebelum

pengambilan specimen
b. Sebaiknya pengambilan specimen pada pagi hari sebelum buang

air kecil
c. Pada wanita gonorrhea kronis, specimen sebaiknya diambil

sebelum atau sesudah haid


Pengambilan specimen, pembuatan dan pengiriman sediaan :
a. Pengambilan specimen
Alat yang digunakan adalah loop/lidi kapas steril,

kaca objek yang kering, bersih, lampu spiritus, kursi

obstetric, speculum vagina steril, sarung tangan, pinsil

kaca, larutan salin steril. Jika pasien/klien tersebut wanita,

maka hal yang harus dilakukan, yaitu :


1) Pasien terbaring terlentang kedua lutut ditekuk pada

kursi obstetric (posisi litotomi)


2) Masukan speculum steril dengan hati-hati dan

speculum dibuka
3) Masukan ujung kapas lidi dan oleskan pada daerah

endoservik. Gerakan lidi melingkar ke kanan

diamkan beberapa saat untuk penyerapan


4) Secret yang didapat dioleskan pada kaca objek yang

telah di beri nomor untuk dibuat sediaan


b. Pembuatan sediaan

Alat yang dibutuhkan adalah forcep, rak pewarna,

rak pengering, dan bahan yang dibutuhkan adalah Reagen

(lar carbol gentian violet, lugol/iodin, larutan carbol

fuchsin).

Caranya, yaitu :

1) Pasca pengolesan di objek glas biarkan di

udara beberapa saaat mongering, fiksasi

dengan melakukan diatas nyala api lampu

spiritus
2) Tuangi larutan carbol gentian violet selama 2-

3 menit
3) Cuci dengan air kran atau air mengalir
4) Tuangi dengan alcohol 95% selama 20-30

detik cuci kembali


5) Tuangi carbol fuchsin selama 1-2 menit

kembali
6) Kemudian keringkan
c. Pengiriman sediaan

Bila perlu uji silang (cross cek) dila fasilitas lab

kurang sediaan perlu di kirim ke laboratorium

Cara pengiriman :
1) Setelah sediaan difiksasi bungkus dengan

kertas tik tipis di bagi 2 menurut pjnya, tiap

potong untuk 15-20 sediaan


2) Bungkus lagi dengan kertas karton

bergelombang menurut lebarnya dan ikat 2

kali
3) Bungkus lagi dengan kertas karton

bergelombang menurut panjangnya dan ikat

satu kali
4) Bungkus kagi dengan kertas karton

bergelombang menurut panjangnya dan ikat

dua kali
5) Bungkus lagi dengan kertas sampul dan ikat 3

kali
5. IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)
a. Pengertian IVA
IVA merupakan salah satu metode pendeteksian kanker

serviks sejak dini. IVA atau Inspeksi Visual dengan Asam Asetat

adalah metode baru deteksi dini kanker serviks dengan

mengoleskan asam asetat (cuka) ke dalam leher rahim. Bila

terdapat lesi kanker, maka akan terjadi perubahan warna menjadi

agak keputihan pada leher rahim yang diperiksa. Metode tersebut

memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan papsmear

yang selama ini lebih populer. Anda dapat melakukan metode IVA

ini di Puskesmas dengan harga relatif murah. Ini dapat dilakukan

hanya untuk deteksi dini. Jika terlihat tanda yang mencurigakan,

maka metode lainnya yang lebih lanjut harus dilakukan.


Program pemeriksaan atau screening yang ideal dan

optimal untuk kanker serviks menurut WHO, sangat dianjurkan

pada setiap wanita dan dilakukan setiap 3 tahun pada usia 25 – 60

tahun
IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara

sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin

(Sukaca E. Bertiani, 2009) IVA merupakan pemeriksaan leher

rahim (serviks) dengan cara melihat langsung (dengan mata

telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan

asam asetat 3-5% (Wijaya Delia, 2010). Laporan hasil konsultasi

WHO menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi lesi tingkat pra

kanker (high-Grade Precanceraus Lesions) dengan sensitivitas

sekitar 66-96% dan spesifitas 64-98%. Sedangkan nilai prediksi

positif (positive predective value) dan nilai prediksi negatif

(negative predective value) masing-masing antara 10-20% dan 92-

97% (Wijaya Delia, 2010). Pemeriksaan IVA merupakan

pemeriksaan skrining alternatife dari pap smear karena biasanya

murah, praktis, sangat mudah untuk dilaksanakan dan peralatan

sederhana serta dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan selain

dokter ginekologi. Pada pemeriksaan ini, pemeriksaan dilakukan

dengan cara melihat serviks yang telah diberi asam asetat 3-5%

secara inspekulo. Setelah serviks diulas dengan asam asetat, akan

terjadi perubahan warna pada serviks yang dapat diamati secara

langsung dan dapat dibaca sebagai normal atau abnormal.


Dibutuhkan waktu satu sampai dua menit untuk dapat melihat

perubahan-perubahan pada jaringan epitel. Serviks yang diberi

larutan asam asetat 5% akan merespon lebih cepat daripada larutan

3%. Efek akan menghilang sekitar 50-60 detik sehingga dengan

pemberian asam asetat akan didapat hasil gambaran serviks yang

normal (merah homogen) dan bercak putih (displasia) (Novel S

Sinta,dkk,2010).
b. Tujuan Iva
Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit

dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan.

Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada leher rahim.


c. Keuntungan Iva

Menurut (Nugroho. 2010:65) keuntungan IVA dibandingkan tes-tes

diagnosa lainnya adalah :


1) Mudah, praktis, mampu laksanakan
2) Dapat dilaksanakan oleh seluruh tenaga kesehatan
3) Alat-alat yang dibutuhkan sederhana
4) Sesuai untuk pusat pelayanan sederhana
5) Memberikan hasil segera sehingga dapat diambil keputusan

mengenai penatalaksanaannya.
d. Jadwal Iva

Program Skrining Oleh WHO :


1) Skrining pada setiap wanita minimal 1X pada usia 35-40

tahun
2) Apabila fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada

usia 35-55 tahun


3) Apabila fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia

35-55 tahun (Nugroho Taufan, dr. 2010:66)


4) Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada

wanita usia 25-60 tahun.


5) Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali

seumur hidup memiliki dampak yang cukup signifikan.


6) Di Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila : hasil

positif (+) adalah 1 tahun dan, bila hasil negatif (-) adalah 5

tahun.

e. Syarat Mengikuti Test Iva


1) Sudah pernah melakukan hubungan seksual
2) Tidak sedang datang bulan/haid
3) Tidak sedang hamil
4) 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual
f. Pelaksanaan Skrining Iva

Untuk melaksanakan skrining dengan metode IVA, dibutuhkan

tempat dan alat sebagai berikut:


1) Ruangan tertutup, karena pasien diperiksa dengan posisi

litotomi. Meja/tempat tidur periksa yang memungkinkan

pasien berada pada posisi litotomi.


2) Terdapat sumber cahaya untuk melihat serviks
3) Spekulum vagina
4) Asam asetat (3-5%)
5) Swab-lidi berkapas
6) Sarung tangan
g. Cara Kerja Iva
1) Penilaian Klien
a) Menyambut pasien dengan hormat dan penuh

keramahan
b) Menjelaskan mengapa tes IVA direkomendasi dan

menjelaskan prosedurnya
c) Memberitahukan pasien kemungkinan temuan dan

apa follow up atau terapi yang dibutuhkan.


2) Persiapan
a) Cek apakah alat dan instrumen sudah tersedia
b) Memastikan bahwa lampu tersedia dan siap digunakan
c) Cek apakah pasien telah mengosongkan kandung

kencing dan mencuci atau membilas daerah genitalnya


d) Mintakan pasien untuk menanggalkan pakaiannya

sampai ke pinggang
e) Membantu pasien naik ke meja pemeriksaan dan

menutupinya.
f) Cuci tangan dengan sabun dan air dan keringkan

dengan udara atau kain bersih. Lalu palpasi perut.


g) Pakai sepasang sarung tangan bedah yang telah

disterilkan dengan desinfektan tingkat tinggi. Jika

tersedia pakai sarung tangna kedua pada satu tangan.


h) Atur instrumen dan alat-alat di atas baki yang telah

disterilkan, jika belum dilakukan.


3) Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat
a) Periksa alat kelamin luar dan cek discharge pada

urethra
b) Raba kelenjar skena dan kelenjar bartholini
c) Masukkan spekulum sehingga seluruh serviks dapat

terlihat
d) Letakkan spekulum dalam posisi terbuka sehingga

spekulum tetap pada posisi dimana serviks tetap

kelihatan. Jika memakai sarung tangan sebelah luar,

masukkan ke dalam larutan klorin 0,5% dan pindahkan

sarung tangan dengan cara memutarnya dari dalam

keluar.
e) Jika membuang sarung tangan, letakkan di dalam satu

tas plastik atau container yang tahan bocor.


f) Jika menggunakan kembali sarung tangan, rendam

dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk

dekontaminasi
g) Gerakkan sumber cahaya sehingga dapat melihat

serviks dengan jelas


h) Pariksa serviks apakah ada radang serviks, ekstropion,

tumor, kista nabothi atau ulkus.


i) Pakai kapas lidi bersih untuk mengambil cairan, darah

atau mukus dari serviks. Buang kapas lidi ke dalam

kantong plastik atau kotak yang tahan bocor.


j) Identifikasi mulut serviks, squamocolumnar junction

(SCJ) dan daerah transformasi.


k) Celupkan kapas lidi dalam larutan asam asetat dan

oleskan pada serviks.


l) Tunggu 1 menit agar asam asetat diserap dan perubahan

aceto white kelihatan.


m) Periksa dengan hati-hati, cek apakah serviks mudah

berdarah dan cari aceto white epithelium.


n) Jika perlu, oleskan lagi kapas lidi pada serviks untuk

membersihkan mucus, darah, debris.


o) Jika pemeriksaan visual telah selesai, pakai kapas lidi

baru untuk membersihkan sisa-sisa asam asetat pada

serviks dan vagina.


p) Lepaskan spekulum. Jika tes IVA negatif, masukkan ke

dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk

dekontaminasi. Jika tes IVA positif, masukkan

spekulum ke dalam kotak desinfektan tingkat tinggi.


q) Lakukan pemeriksaan bimanual dan rektovaginal (jika

ada indikasi).
h. Kategori Iva

Menurut (Sukaca E. Bertiani, 2009) Ada beberapa kategori yang

dapat dipergunakan, salah satu kategori yang dapat dipergunakan

adalah:
1) IVA negatif = menunjukkan leher rahim normal.
2) IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan

jinak lainnya (polip serviks).


3) IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium).

Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker

serviks dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada

diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia ringan-sedang-berat

atau kanker serviks in situ).


4) IVA-Kanker serviks = Pada tahap ini pun, untuk upaya

penurunan temuan stadium kanker serviks, masih akan

bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker serviks bila

ditemukan masih pada stadium invasif dini (stadium IB-IIA).


i. Penatalaksanaan Iva
Pemeriksaan IVA dilakukan dengan spekulum melihat langsung

leher rahim yang telah dipulas dengan larutan asam asetat 3-5%,

jika ada perubahan warna atau tidak muncul plak putih, maka hasil

pemeriksaan dinyatakan negative. Sebaliknya jika leher rahim

berubah warna menjadi merah dan timbul plak putih, maka

dinyatakan positif lesi atau kelainan pra kanker.

Namun jika masih tahap lesi, pengobatan cukup mudah, bisa

langsung diobati dengan metode Krioterapi atau gas dingin yang

menyemprotkan gas CO2 atau N2 ke leher rahim. Sensivitasnya


lebih dari 90% dan spesifitasinya sekitar 40% dengan metode

diagnosis yang hanya membutuhkan waktu sekitar dua menit

tersebut, lesi prakanker bisa dideteksi sejak dini. Dengan demikian,

bisa segera ditangani dan tidak berkembang menjadi kanker

stadium lanjut. Metode krioterapi adalah membekukan serviks

yang terdapat lesi prakanker pada suhu yang amat dingin (dengan

gas CO2) sehingga sel-sel pada area tersebut mati dan luruh, dan

selanjutnya akan tumbuh sel-sel baru yang sehat (Samadi Priyanto.

H, 2010)

Kalau hasil dari test IVA dideteksi adanya lesi prakanker, yang

terlihat dari adanya perubahan dinding leher rahim dari merah

muda menjadi putih, artinya perubahan sel akibat infeksi tersebut

baru terjadi di sekitar epitel. Itu bisa dimatikan atau dihilangkan

dengan dibakar atau dibekukan. Dengan demikian, penyakit kanker

yang disebabkan human papillomavirus (HPV) itu tidak jadi

berkembang dan merusak organ tubuh yang lain.


j. Tempat Pelayanan
IVA bisa dilakukan di tempat-tempat pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pemeriksaan dan yang bisa melakukan

pemeriksaan IVA diantaranya oleh :


Perawat terlatih
Bidan
Dokter Umum
Dokter Spesialis Obgyn.

E. Dampak Dari Sekret Vagina


1. Menjaga kebersihan vagina
2. Mengganggu kehidupan janin,
3. Kondisi gawat janin.
4. Janin berkemungkinan memiliki cacat bawaan pada saluran kemih,
5. Pertumbuhannya terhambat,
6. Meninggal sebelum dilahirkan.
7. Bayi berisiko tak segera bernapas secara spontan dan teratur setelah

lahir.
8. Terjadinya infeksi oleh kuman yang berasal dari bawah.
9. Pada kehamilan lewat bulan : terjadi karena ukuran tubuh janin

semakin besar.
10. Menjalani pola hidup sehat, terutama makan dengan asupan gizi

berimbang.
11. Kelebihan Amnion. Kelebihan Amnion dapat terjadi karena :
a. Produksi air seni janin berlebihan.
b. Ada kelainan pada janin yang menyebabkan cairan ketuban

menumpuk, yaitu hidrosefalus, atresia saluran cerna, kelainan

ginjal dan saluran kencing kongenital.


c. Ada sumbatan/penyempitan saluran cerna pada janin
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keluar cairan pervaginam, penyebabnya adalah serviks

inkompeten, ketegangan rahim berlebihan (kehamilan ganda, hidramnion),

kelainan bawaan dari selaput ketuban,dan infeksi.Tanda-tanda bahaya pada

kehamilan adalah tanda-tanda yang terjadi pada seorang Ibu hamil yang

merupakan suatu pertanda telah terjadinya suatu masalah yang serius pada

Ibu atau janin yang dikandungnya. Tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi

pada awal kehamilan (hamil muda) atau pada pertengahan atau pada akhir

kehamilan (hamil tua).

B. Saran

Penulis menyarankan agar petugas kesehatan dapat berkerja

profesional dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai seorang bidan

yang ideal dan bertanggung jawab. Sehingga pasien dapat merasakan

kepuasan atas asuhan kebidanan yang diberikan.


DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eny Retna, dkk. 2009. KDPK Kebidanan Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Nuha Medika

Eko, Nurul, dkk. 2010. KDPK (Keterampilan Dasar Praktik Klinik)


Kebidanan.Yogyakarta: Pustaka Rihamna

Kusmiyati, Yuni. 2008. Penuntun Belajar Keterampilan Dasar Praktik Klinik


Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya

Uliyah, Musrifatul, dkk. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk


Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Lampiran I

LEMBAR CHECKLIST MEMBERSIHKAN CAIRAN /


SEKRET PERVAGINAM

NO PROSEDUR KERJA
A. ALAT
1 Kapas lidi steril atau aose
2 Gelas objek
3 Bak Instrumen
4 Sarung Tangan
5 Spekulum
6 Kain Kassa, Kapas Sublimat
7 Bengkok
8 Perlak
B. TAHAP PRA INTERAKSI
1 Melakukan verifikasi data bila ada
2 Membawa alat di dekat pasien dengan benar
C. TAHAP ORIENTASI
4 Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
5 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga atau pasien
6 Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
D. TAHAP KERJA
1 Menjaga privacy pasien
2 Membuka dan menganjurkan klien untuk menanggalkan pakaian bagian
bawah
3 Memasang pengalas di bawah bokong pasien
4 Mengatur posisi pasien dengan kaki ditekuk (dorsal recumbent)
5 Mencuci tangan
6 Memakai sarung tangan
7 Membuka labia mayora dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang tidak
dominan
8 Mengambil secret vagina dengan kapas lidi dengan tangan yang dominan
sesuai kebutuhan
9 Menghapus secret vagina pada objek gelas yang disediakan
10 Membuang kapas lidi pada bengkok
11 Memasukkan objek gelas kedalam piring patri atau kedalam tabung kimia
dan ditutup
12 Memberi label dan mengisi formulir pengiriman specimen untuk dikirim ke
laboratorium
E. TAHAP TERMINASI
1 Melakukan evaluasi tindakan
2 Berpamitan dengan klien
3 Membereskan alat-alat
4 Melepaskan sarung tangan
5 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
6 Mencatat kegiatan dalam lembar dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai