Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SITOHISTOTEKNOLOGI

“PAP SMEAR PAPANICOLOU ”


Dosen : Dr.Dra.Sy.Miftahul El J.T.M.Biomed

KELOMPOK 4 :

1. Irma Fatmawati Sumiraf (1010191060)


2. Muhammad Firdaus (1010191063)
3. Nindia Sari Nabilah (1010191077)
4. Nurmalita Mulyadi Putri (1010191084)
5. Retno Kusuma Ningsih (1010191105)

KELAS : 2C – Analis Kesehatan

PRODI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jakarta, 29 Maret 2020


Kelompok IV

DAFTAR ISI
Hal
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
1.1. Latar Belakang............................................................................................ 4

2
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
1.3. Tujuan Penulisan........................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................
2.1. Pengertian Pap Smear................................................................................. 5
2.2. Tujuan Pap Smear....................................................................................... 5
2.3. Waktu Untuk Melakukan Pap Smear.......................................................... 6
2.4. Prosedur Pemeriksaan Pap Smear............................................................... 7
2.5. Hasil Pap Smear.......................................................................................... 10
BAB III PENUTUP..............................................................................................................
3.1. Kesimpulan ................................................................................................ 12
3.2. Saran........................................................................................................... 12
3.3. Daftar Pustaka............................................................................................. 12

BAB I
PEMDAHULUAN

3
1.1. Latar Belakang
Pap Smear merupakan suatu metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding leher rahim dengan
menguunakan mikroskop, yang dilakukan secara cepat, tidak sakit, serta hasil yang akurat. Pap
smear merupakan cara yang mudah, aman dan untuk mendeteksi kanker serviks melalui
pemeriksaan getah atau lendir di dinding vagina.

Pemeriksaan pap smear merupakan cara yang mudah, murah, sederhana, aman dan akurat
untuk mendeteksi pertumbuhan sel-sel yang akan menjadi kanker, untuk mengetahui normal atau
tidaknya sel-sel di serviks, mengetahui berapa keganasan kanker serviks, dan mendeteksi infeksi-
infeksi yang disebabkan oleh virus urogenital dan penyakit-penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seksual.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa definisi pemeriksaan pap smear?
2. Apa saja tujuan pemeriksaan pap smear?
3. Kapan waktu pemeriksaan pap smear dilakukan?
4. Bagaimana prosedur pemeriksaan pap smear?
5. Apa hasil pemeriksaan pap smear?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi pemeriksaan pap smear.
2. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan pap smear.
3. Untuk mengetahui kapan waktu pemeriksaan pap smear dilakukan.
4. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan pap smear.
5. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan pap smear.

BAB II
PEMBAHASAN

4
2.1. Pengertian Pap Smear
Pap Smear adalah pemeriksaan untuk mendeteksi adanya perubahan-perubahan yang
abnormal pada sel serviks dengan metode mengambil sedikit sel dari cairan leher rahim dengan
menggunakan sikat yang halus (spatula). Selanjutnya diperiksa di bawah mikroskop untuk
melihat perubahan-perubahan yang terjadi dari sel tersebut.

Servikal pap smear merupakan spesimen sitologik yang termasuk ke dalam salurn reproduksi
wanita servikal smear, vagina smear, dan endometrium smear. Servikal pap smear ini merupakan
salah satu sediaan yang diperuntukan skrining dari kanker serviks. Hal ini dikarenakan kanker
serviks uterus merupakan kanker yang paling banyak diderita pada area tersebut.Hampir semua
kanker serviks invasif didahului oleh fase preinvasive, yang dapat terlihat secara mikroskopis
melalui peristiwa perubahan sitologik. Perubahan tersebut diawali dengan serviks intraepithelial
neoplasia (CIN) kelas I hingga III termasuk kaesinoma in-satu.

2.2. Tujuan Pap Smear


Tujuan pap smear adalah untuk menemukan adanya kelainan pada mulut leher rahim.
Meskipun kanker tergolong penyakit mematikan, namun sebagian besar dokter ahli kanker
menyebut bahwa dari seluruh jenis kanker, kanker serviks termasuk yang paling bisa dicegah dan
diobati apabila terdeteksi sejak awal. Oleh karena itu, dengan mendeteksi kanker serviks sejak
dini diharapkan dapat mengurangi jumlah penderita kanker serviks.

Beberapa tujuan pemeriksaan pap smear :

1. Untuk mendeteksi pertumbuhan sel-sel yang akan menjadi kanker.


2. Untuk mengetahui normal atau tidaknya sel-sel di serviks.
3. Untuk mendeteksi perubahan prakanker pada serviks.
4. Untuk mendeteksi infeksi-infeksi disebabkan oleh virus urogenital dan penyakit-penyait
yang ditularkan melalui hubungan seksual.
5. Untuk mengetahui tingkat berapa keganasan kanker serviks.

2.3. Waktu untuk Melakukan Pap Smear


Pemeriksaan pap smear dapat dilakukan kapan saja kecuali pada saat haid karena darah atau
sel darah dari rahim dapat mengganggu keakuratan hasil pap smear, namun waktu yang tepat
untuk melakukan pap smear adalah satu atau dua minggu setelah berakhir masa menstruasi.

5
Untuk wanita yang sudah menopouse bisa melakukan pemiriksaan pap smear kapan saja.
Adapun waktu untuk melakukan pap smear secara teratur :

1. Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berusia muda sudah menikah atau belum menikah
namun aktivitas seksualnya sangat tinggi.
2. Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah
mmenderita infeksi HIV (Human Papilloma Virus) atau kutil kelamin.
3. Setiap tahun untuk wanita yang berumur diatas 35 tahun.
4. Setiap tahun untuk wanita yang menggunakan pil KB.
5. Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang yang berusia diatas 35 tahun atau wanita yang telah
menjalani histerektomi bukan karena kanker, jika 3 kali berturut-turut hasil pap smear
menunjukan negative.
6. Setahun sekali bagi wanita yang berumur 40-60 tahun.
7. Sesudah 2x pap tes hasilnya negative dengan innterval 3 tahun dengan catatan bahwa
wanita yang resiko tinggi harus lebih sering menjalankan pap tes.
8. Sering mungkin jika hasil pap smear menunjukan abnormal sesering mungkin setelah
penilaian dan pengobatan prakanker maupun kanker serviks.

Syarat Pengambialan Pap Smear :

1. Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum


menstruasi berikutnya.
2. Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan
penyakit yang pernah diderita.
3. Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilah bahan.
4. Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidaak boleh dikerjaan dalam 24
jam sebelumnya.
5. Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukan ke dalam vagina 48 jam sebelum
pemerikasaan.
6. Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena
ada beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisa.

2.4. Prosedur Pemeriksaan Pap Smear


Adapun teknik pengambilan servikal smear terbagi menjadi dua bagian besar yang umum
dilakukan saat ini, yaitu teknik konvensional dan teknik berbasis cairan.

a) Konvensional
6
Konvensional smear diperoleh menggunakan kombinasi spatula. Spatula yang ada digunakan
di laboratorium terbagi menjadi spatula kayu dan spatula plastik. Meskipun spatula kayu atau
plastik dapat diterima namun spatula plastik lebih dianjurkan karna ketika menggunakan spatula
kayu dapat menyebabkan artifak berupa serat kayu dalam sediaan. Prosedur pengambilan
spesimen sitoklogik servikal adalah dengan memutar spatula diputar setidaknya 360 derajat .
Setelah dilakukan pengambilan spesimen, spatula yag mengandung komponen sel-sel serviks
kemudian dioleskan ke kaca objek dengan putaran yang terbalik dari pengambilan spesimen,
walaupun teknik pengambilan spesimen dapat juga berbeda tergantung dari keperluan
diagnostik.

Ada dua pilihan fiksasi untuk servikal smear. Yang pertama adalah fiksasi yang
menggunakan alkohol dan polietilen glikol, dimana campuran itu diberikan ke kaca objek yang
telah berisi komonen sel dengan menyemprotkan menggunakan “spray” atau menuang dari
wadah yang sudah menjadi bagian dari kit pembuatan sediaan servikal smear secara
konvensional. Metode fiksasi yang kedua merupakan metode yang umum yaitu dengan
mencelupkan ke dalam wadah yang berisi etanol 95%.

b) Berbasis Cairan

Pengambilan spesimen servikal smear berbasis cairan merupakan suatu pengembangan


metode yang ditunjukan untuk mengurangi atau menghilangkan kekurangan-kekurangan yang
terjadi ketika pembuatan sediaan kovensional dilakukan. Pembuatan sediaan berbasis cairan ini
merupakan langkah penting dalam pengembangan perangkat skrining untuk alat otomatis.
Sediaan yang dibuat berbasis cairan saat ini diperlukan untuk meminimalkan adanya sel yang
saling tumpang tindih sehingga akan lebih mudah dalam skrining sel abnormal. Namun diluar
dari sisi baiknya pengumpuan spesimen metode berbasis cairan ternyata dengan metode ini
menghasilkan nilai yang sedikit berbeda dengan konvensional. Perbedaan terjadi dengan adanya
peningkatan deteksi lesi intraepitel skuamosa tingkat rendah (LSIL) atau lesi intraepitel
skuamosa tingkat tinggi (HSIL). Meskipun demikian, metode ini menawarkan beberapa
keuntungan dari pemeriksaan konvensional yaitu dapat membuat sediaan sitologik secara duplo
bahkan membuat blok sel dari sisa spesimen. Selain itu sediaan sitologik yang dihasilkan dapat
lebih tipis daripada metode konvensional yang memungkinkan skriner dan dokter patologi tidak
mengalami kelelahan dan kesulitan dalam deteksi sediaan.

A. Prosedur Pengambilan Sampel

1. Siapkan peralatan dan bahan.


2. Gunakan sarung tangan.
3. Minta pasien untuk duduk pada kursi yang telah disediakan, mengarah ke aspekus genitalis.
4. Lakukan periksa pandang (inspeksi) pada daerah vulva dan perineum.

7
5. Ambil spekulum dengan tangan kanan, masukkan ujunng telunjuk kiri pada introitus vagina
(agar terbuka), masukkan ujung spekulum dengan arah sejajar introitus (yakinkan bahwa
tidak ada bagian yang terjepit) dan dorong bilah spekulum ke dalam lumen vagina.
6. Setelah masuk setengah panjang bilah, putar spekulum 90 derajat hingga tangkainya ke arah
bawah. Atur bilah atas dan bawah dengan membuka kunci pengatur bilah atas bawah
(hingga masing-masing bila menyentuh dinding atas dan bawah vagina).
7. Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan serviks tampak jelas (perhatikan ukuran
dan warna porsio, dinding dan sekret vagina dan forniks).
8. Jika sekret vagina ditemukan banyak, bersihkan secara hati-hati (supaya pengambilan epitel
tidak terganggu).
9. Pengambilan sampel pertama kali dilakukan pada porsio diusahakan di daerah
squamocolumnair junction. Sampel diambil dengan menggunakan spatula Ayre yang
diputar 360 derajat.
10. Oleskan sampel pada gelas objek diusahakan tidak terlalu tebal/terlalu tipis.
11. Sampel segera difiksasi sebelum mengering. Fiksasi ini dapat menggunakan spray yang
disemprotkan dari jarak 20-25 cm, atau dengan merendam pada wadah yang mengandung
etil alkohol 95% selama 15 menit yang kemudian dibiarkan mengering kemudian diberi
label.
12. Setelah pengambilan sampel selsai, lepaskan pengungkit dan pengatur jarak bilah,
kemudian keluarkan spekulum.
13. Letakan spekulum pada tempat yang telah disediakan.
14. Lepaskan sarung tangan.

Pada sediaan sitopatologi, sampel dilakukan dua jenis cara fiksasi, yaitu :

a. Fiksasi Basah
Setelah sediaan selesai dibuat, sewaktu sediaan masih segar, sediaan dimasukkan segera
kedalam lcohol 95%. Setelah difiksasi selama 30 menit, sediaan dapat diangkat dan dikeringkan

8
serta dikirim dalam keadaan kering terfiksasi atau dapat pula dikirim dalam keadaan terendam
cairan fiksassi di dalam botol.
b. Fiksasi Kering
Setelah sediaan selesai dibuat, sewaktu sediaan masih segar, semprot segera dengan hair
spray pada objeck glass yang mengandung secret tersebut, dengan jarak kurang lebih 10 – 15 cm
dari objeck glass, sebanyak 2 – 3x semprotan. Kemudian sediaan dikeringkan di udara terbuka
selama 5 – 10 menit. Setelah kering dilakukan pewarnaan.

B. Proses Pengolahan Sampel

1. Diberi tanggal pemeriksaan pada blanko permintaan pemeriksaan.


2. Diskripsikan keadaan makroskopis sampel pada slide.
3. Diberi nomer pada slide dengan menggunakan pensil 2B.
4. Sampel siap dilakukan proses pewarnaan.
Catatan : sebelum dilakukan pewarnaan sediaan harus difiksasi terlebih dahulu.

C. Pewarnaan Pap Smear Papanicolou

 Prinsip : Spesimen pada kaca slide


Difiksasi alkohol 96 % (spray/ rendam minimal 30 menit).
Dipulas Haematoxylin (inti), lalu OG-6, dan EA 50 atau 65.
Fiksasi sediaan :
 Rendam dengan alkohol absolut/ 96 %,  segera 10- 15 detik segera rendam angkat
sediaan minimal 30 menit kirim ke lab.
 Spray dengan alkohol absolut / 96% semprot pada jarak 15-20 cm.

Bila sediaan kering :


 rehidrasi : rendam aquadest :gliserin (aa)
                 selama 3-5 menit, fiksasi alkohol 96% 30 menit,  lalu pulas.
 air mengalir 3-5 menit, fiksasi alkohol 96% lalu pulas.

 Alat dan bahan :


-  Objek glass
-  Deck glass
-  Alkohol 96%,70%,50%
-  Haris hematoksilin
-  Eosin alkohol (EA) 50%
-  Orange Green ( OG) 6
-  Xylol
-  Entelan

9
 Prosedur pewarnaan:
1. Rehidrasi sediaan kedalam alkohol 70%, alkohol 50%, aquades masing-masing 7 celup.
2.  Pewarnaan inti dengan haris hematoxylin (untuk histopatologi = 45 menit, untuk
sitopatologi = 15 menit.) lalu bilas dengan air yang mengalir.
3. Dehidrasi dengan air alkohol 50%, alkohol 70%, alkohol 90%  masing-masing 7 celup.
4.  Mewarnai sitoplasma dengan OG 6 selama 3 menit.
5. Dehidrasi dengan alkohol 70% dan 96% 7 celup.
6. Mewarnai sitoplasma dengan eosin alkohol selama 3 menit.
7.  Dehidrasi dengan alkohol 70% dan 96% 7 celup.
8. Tiriskan dan keringkan lalu jernihkan dengan larutan xylol 1 menit atau lebih, lalu
keringkan di udara.
9. Teteskan entelan 1 tetes pada sediaan lalu tutup dengan deck glass jangan sampai ada
gelembung.
10. Sediaan siap dibaca

2.5. Hasil Pap Smear


1) Kelas 0 : Tidak dapat dinilai.
Segera ambil smear ulang.
2) Kelas I : Normal Smear.
Kontrol ulang 1-2 tahun lagi.
3) Kelas II : Proses radang dengan atau tanpa Displasia ringa.
Kontrol ulang 3-6 bulan lagi.
4) Kelas III : Displasia Sedang – Berat.
Kontrol ulang segera.
5) Kelas IV : Karsinoma Insitu.
Kontrol ulang segera.
6) Kelas V : Karsinoma Invasif.
Kontrol ulang segera.

GAMBAR SAJIAN PREPARAT PAP SMEAR

10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
11
Adapun kesimpulan dari pembahasan diatas ialah Pap Smear merupakan suatu metode
untuk pemeriksaan cairan dinding leher rahim dengan meggunakan mikroskop, yang dilakukan
secara cepat, tidak sakit, serta hasil yang akurat (Wijaya, 2010). Pap smear merupakan cara yang
mudah, aman dan untuk mendeteksi kanker serviks melalui pemeriksaan getah atau lendir di
dinding vagina (Dianada, 2008).

Tujuan dari deteksi dini kanker serviks atau pemeriksaan Pap smear ini adalah untuk
menemukan adanya kelainan pada mulut leher rahim.

3.2. Saran
Adapun saran yang dapat dikemukakan oleh penulis ialah sebaiknya seorang wanita yang
telah menikah harus melakukan Pap Smear sedini mungkin. Agar bila terdapat gejala-gejala
kanker dapat diketahui sejak dini.

3.3. Daftar Pustaka

 Buku Sitohistoteknologi (Erick Khristian, Dewi Inderiati)


 http://regalia42.blogspot.com/2018/12/makalah-sitologi-pewarnaanjaringan.html
 (Gambar 1) http://www.rs-sejahterabhakti.com/2013/09/pap-smear-papanicolau-test.html
 (Gambar 2)
http://fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/04/cdk_133_obstetri_dan_ginekologi.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai