Anda di halaman 1dari 14

PEMERIKSAAN PAPSMEAR

Disusun Oleh:
TINGKAT III REGULER B

Febi Wulan dari (P07120120048)


Fitri Ayu Dewatasari (P07120120077)
Liwaul Hamdi (P07120120053)
Mulya Darniyus (P07120120056)
Riza Putri (P07120120065)
Udrikal Muna (P07120120070)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah: Kesehatan reproduksi
Dosen Pembimbing: Hj. Dr.Dewi Marianthi, S.Kep, M.Kep, Sp.Mat

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN ACEH
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-III KEPERAWATAN
BANDA ACEH
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, serta
selawat dan salam kepada Rasulullah SAW sehingga Kelompok 5 Tingkat III Reguler B dapat
menyelesaikan tugas kelompok yang berjudul “PEMERIKSAAN PAPSMEAR”.
Tujuan dari penulisan makalah kelompok ini adalah untuk memenuhi tugas akademik pada Mata
Kuliah Kesehatan Reproduksi yang diasuh oleh Ibu Hj. Dr.Dewi Marianthi, S.Kep, M.Kep,
Sp.Mat.
Untuk itu Kelompok 5 mengucapkan terima kasih atas segala saran dan bimbingan yang
diberikan telah dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam mempelajari Mata Kuliah
yang sedang ditekuni.
Kelompok 5 menyadari bahwa makalah yang disusun ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritikan dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para peserta didik dan pembaca.

Banda Aceh, 02 September 2022

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i


DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Tujuan Penulisan..............................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian pemeriksaan papsmear.....................................................3
B. Tujuan pemeriksaan papsmear..........................................................3
C. Manfaat pemeriksaan papsmear........................................................3
D. Indikasi pemeriksaan papsmear.........................................................3
E. Persiapan sebelum pemeriksaan papsmear .......................................4
F. waktu dan frekuensi pemeriksaan papsmear.....................................4
G. Tempat pelayanan pemeriksaan papsmear........................................4
H. Tindak lanjut pemeriksaan papsmear................................................5
I. Cara kerja pemeriksaan papsmear.....................................................5
Form Checklist…………………………………………………….. 7

BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………...9
b. Saran…………………………………………………………………..9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pap smear merupakan salah satu pemeriksaan skrining yang penting untuk mendeteksi
adanya karsinoma serviks sejak dini. Pap smear sangat penting di Indonesia mengingat WHO
menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penderita kanker serviks terbanyak di
dunia. Dilihat dari hasil data, tiap harinya 20 dari 40 wanita di Indonesia yang terdiagnosa
kanker serviks meninggal dunia (Media Komunikasi Publik Kemenkes RI, 2015). Pap smear
tidak hanya dapat mendeteksi sel-sel abnormal untuk lesi prakanker ataupun kanker serviks
saja karena Pap smear juga dapat melihat adanya kelainan lain yaitu servisitis.
Penelitian oleh Gondo Mastutik et al. (2015) menunjukkan bahwa dari 140 perempuan
yang melakukan skrining dengan Pap smear, hasil Pap smear dengan gambaran normal
menurut sistem Bethesda ada sebesar 12,1%, untuk gambaran Negative for Intraepithelial
Lesion or Malignancy (NILM) sebesar 86,4% dan gambaran Low-grade Squamous
Intraepithelial Lesion (LSIL) sebesar 1,4%. Masih pada penelitian yang sama, angka
kejadian trikomoniasis pada NILM dengan peradangan ada sebesar 0,7%, untuk infeksi
jamur sebesar 15,7%, infeksi bakterial vaginosis (BV) 10,7%, infeksi bakteri dan jamur 0,7%
dan infeksi non spesifik 58,6% (Mastutik et al., 2015). Menurut sistem Bethesda tahun 2001,
NILM terdiri dari temuan non neoplastik dan organisme seperti Trichomonas vaginalis,
jamur yang morfologinya sesuai dengan Candida sp., bakteri yang morfologinya sesuai
dengan Actinomyces sp., atau adanya pergeseran flora pada BV dan sebagainya. Sedangkan
temuan non neoplastik yang dapat dilihat antara lain perubahan seluler terkait peradangan,
sel glandular paska-histerektomi dan gambaran atrofi (Mastutik et al., 2015). Peradangan
pada serviks (servisitis) sendiri terbagi menjadi servisitis infeksi dan non infeksi (Kumar et
al., 2012). Penyebab servisitis non infeksi meliputi benda asing yaitu alat kontrasepsi
intrauterin (IUD) atau bisa juga karena bahan kimia dalam cairan pembilas vagina dan
alergen seperti bahan-bahan lateks (Soper, 2015). Servisitis non infeksi ini biasanya
digolongkan ke dalam kategori servisistis non spesifik, yaitu tidak didapatkan organisme
spesifik yang menjadi penyebab peradangan. Meskipun pada hakikatnya servisitis bukanlah

1
suatu lesi prakanker, kelainan epitel yang terus-menerus dapat menjadi lahan subur bagi
timbulnya pengaruh karsinogenik dari virus human papilloma (HPV) (Kumar et al., 2012.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai pemeriksaan papsmear.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui konsep pemeriksaan papsmear
b. Untuk mengetahui dan memahami prosedur pemeriksaan papsmear
c.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemeriksaan pap smear


Pemeriksaan Pap smear adalah suatu pemeriksaan mikroskopik terhadap sel-sel yang
diperoleh dari apusan serviks untuk mendeteksi dini perubahan atau abnormalitas dalam
serviks sebelum sel-sel tersebut menjadi kanker (Taufan Nugroho, 2014).
Pemeriksaan Pap Smear adalah pemeriksaan sitologi epitel portio dan endoserviks uteri
untuk penentuan adanya perubahan pra ganas dengan cepat, mudah dan tidak menyakitkan
karena tidak merusak jaringan (Suwiyoga, 2012).

B. Tujuan pemeriksaan pap smear


Tujuan dari pap smear Menurut Bertiani (2009), adalah:
a. Mencoba menemukan sel – sel yang tidak normal dan dapat berkembang menjadi kanker
serviks.
b. Alat untuk mendeteksi adanya gejala pra kanker leher rahim bagi seseorang yang belum
menderita kanker.
c. Mengetahui adanya kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel kanker leher rahim.
d. Mengetahui tingkat keganasan sel kanker.

C. Manfaat pemeriksaan papsmear


Adapun manfaat dari pemeriksaan pap smear (Taufan Nugroho, 2014) adalah :
a. Mendiagnosis kelainan pra ganas atau keganasan portio atau serviks terutama untuk
penemuan dini kanker serviks.
b. Membantu mendiagnosis adanya proses peradangan serta penyebabnya.
c. Mengetahui fungsi hormonal karena pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan
perubahan-perubahan khas pada sel selaput lendir vagina.

D. Indikasi pemerikasaan papsmear


Papsmear hendaknya mutlak dilakukan pada setiap Wanita yang sudah menikah atau yang
sudah pernah melakukan hubungan seksual aktif.

3
E. Persiapan sebelum pemeriksaan pap smear
Beberapa persiapan sebelum melakukan pap smear yaitu ( Julisar, 2009 ) :
a. Sebaiknya datang untuk pemeriksaan pap smear dua minggu setelah haid.
b. Pada saat pengambilan lendir usahakan otot-otot vagina rileks.
c. Tidak melakukan hubungan seksual 48 jam sebelum pengambilan lendir mulut rahim.
d. Tidak menggunakan pembasuh antiseptik atau sabun antiseptik di sekitar vagina selama
72 jam sebelum pemeriksaan.

F. Waktu dan frekuensi pemeriksaan pap smear


Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 34 tahun 2015 tantang Penanggulangan Kanker
Payudara dan Kanker Leher Rahim berpendapat bahwa perempuan yang sudah melakukan
hubungan seksual yang sudah pernah pap smear mendapatkan hasil tes negatif harus
menjalani pemeriksaan 3 – 5 tahun sekali, perempuan yang memiliki hasil pap smear negatif
dan yang mendapatkan pengobatan, harus melalakukan pap smear setiap 6 bulan sekali.
American cancer society merekomendasikan frekuensi dalam pemeriksaan pap smear adalah
sebagai berikut (Rahmi ,2008) :
a. Usia 21-29 tahun: dilakukan pemeriksaan pap smear regular sekali setahun atau setiap dua
tahun sekali menggunakan pap smear berbasis cairan.
b. Usia 30 -69 tahun: setiap dua sampai tiga tahun jika hasil tiga kali test normal secara
berurutan.
c. Usia > 70 tahun: pemeriksaan pap smear dapat dihentikan jika hasil test normal sebanyak
tiga kali secara berurutan dan hasil pap smear normal selama 10 tahun

G. Tempat pelayanan pemeriksaan pap smear


Pemeriksaan pap smear dapat dilakukan di berbagai tempat yaitu, di rumah sakit, rumah
bersalin, pusat dan klinik deteksi kanker, praktek dokter spesialis kandungan, puskesmas,
praktik dokter umum ataupun bidan yang telah mempunyai perawatan untuk melakukan
pemeriksaan pap smear (BKKBN, 2008).

4
H. Tindak lanjut pemeriksaan pap smear
Hasil pap smear normal menunjukan hasil negatif, yaitu tidak ada sel serviks yang abnormal
namun seseorang harus tetap melakukan pap smeardan pemeriksaan panggul secara rutin.
Hasil pap smear abnormal dibagi menjadi tiga hasil utama (BKKBN, 2008):
a. Jinak (bukan kanker), dokter umumnya menetapi sebagai infeksi dan meminta pasien untuk
melakukan control ulang dalam empat sampai enam bulan untuk mengulang pap smear
atau hanya melakukan control saja.
b. Pra kanker (menunjukan adanya beberapa perubahan sel abnormal), biasanya dilaporkan
sebagai “sel atipik“ atau displasia serviks. pasien akan di anjurkan untuk melakukan
pemeriksaan kolposkopi atau biopsi. Kurang dari 5 % hasil pap smear menemukan
displasia serviks.
c. Ganas (kemungkinan kanker)

I. Cara kerja pemasangan papsmear

a. persiapan alat dan bahan

1. Lampu sorot

2. Apron

3. Jeli

4. Spekulum

5. Handscoon steril

6. Kapas desinfeksi

7. Spatula ayre

8. Bengkok

9. Larutan klorin, alcohol dan betadine

10 Gelas objek

11. Cover glass

12. Amplop

5
b. Persiapan Pasien

1. Minta pasien untuk mengosongkan kandung kemih dan melepaskan pakaian dalam

2. Mempersiapkan pasien untuk berbaring di ranjang ginekologi

3. Atur pasien pada posisi litotomi

c. Langkah Kerja

1. Persiapkan alat dan hidupkan lampu sorot kearah bagian yang akan diperiksa

2. Posisikan pasien dengan posisi litotomi

3. Perawat memakai apron dan masker

4, Mencuci tangan 6 langkah

5. Pasang handscoon steril

6. Bersihkan vulva dengan kapas yang dibasahi larutan betadine , dimulai dari labia mayor
kanan dan labia mayor kiri. Setelah itu bersihkan labia minor kanan dan kiri

7. Masukan speculum yang diolesin jeli ke dalam vulva

8. Cari portio, lalu evaluasi apakah ada kelainan atau tidak, ada jaringan yang mudah
berdarah atau tidak. Pada saat pemasangan papsmear di usahakan tidak ada darah di
daerah portio

9. Masukkan spatel ayre ke dalam lubang partio, diputar searah 360 derajat

10. Setelah ditemukan cairan, lalu oleskan ke gelas objek

11. Setelah itu semprot cairan di gelas objek dengan alcohol spray, diusahakan
menyemprot dari jarak 20 cm. Lalu tutup dengan cover glass

12. Setelah itu berikan label dengan di isi nama pasien dan tanda tangan perawat,
kemudian masukkan ke dalam amplop dan berikan amplop kepada laboratorium

13. Lepas speculum secara pelan-pelan dan masukkan ke dalam bengkok yang berisi cairan
klorin

6
Form Checklist

No SOP Pemeriksaan papsmear Pelaksanaan


Ya Tidak
Pengertian Tindakan
Pap smear adalah suatu pemeriksaan mikroskopik terhadap
sel-sel yang diperoleh dari apusan serviks untuk mendeteksi
dini perubahan atau abnormalitas dalam serviks sebelum sel-
sel tersebut menjadi kanker (Taufan Nugroho, 2014).

Tujuan
1. Mencoba menemukan sel – sel yang tidak normal dan dapat
berkembang menjadi kanker serviks
2. Alat untuk mendeteksi adanya gejala pra kanker leher rahim
bagi seseorang yang belum menderita kanker
3. Mengetahui adanya kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-
sel kanker leher rahim
4. Mengetahui tingkat keganasan sel kanker

Indikasi
Papsmear hendaknya mutlak dilakukan pada setiap Wanita
yang sudah menikah atau yang sudah pernah melakukan
hubungan seksual aktif.

Persiapan:
a. Perawat
1. Mencuci tangan sesuai 6 langkah
2. Memakai alat pelindung diri seperti masker, apron dan
handscoon steril
b. Pasien:
1. Minta pasien untuk mengosongkan kandung kemih dan
melepaskan pakaian dalam
2. Mempersiapkan pasien untuk berbaring di ranjang
ginekologi
3. Atur pasien pada posisi litotomi

c. Lingkungan:
Siapkan suasana lingkungan yang nyaman untuk
pelaksanaan tindakan dan atur penerangan yang cukup
Alat dan Bahan
1. Lampu sorot
2. Apron
3. Jeli
4. Spekulum
5. Handscoon steril

7
6. Kapas disenfeksi
7. Spatula ayre
8. Bengkok
9. Larutan klorin, alcohol spray, dan betadine
10. Gelas objek
11. Cover glass
12. Amplop
Cara Kerja
1. Persiapkan alat dan hidupkan lampu sorot kearah bagian
yang akan diperiksa

2. Posisikan pasien dengan posisi litotomi

3. Perawat memakai apron dan masker


4. Mencuci tangan 6 langkah

5. Pasang handscoon steril


6. Bersihkan vulva dengan kapas yang dibasahi larutan
betadine , dimulai dari labia mayor kanan dan labia mayor
kiri. Setelah itu bersihkan labia minor kanan dan kiri

7. Masukan speculum yang diolesin jeli ke dalam vulva


8. Cari portio, lalu evaluasi apakah ada kelainan atau tidak,
ada jaringan yang mudah berdarah atau tidak. Pada saat
pemasangan papsmear di usahakan tidak ada darah di
daerah portio

9. Masukkan spatel ayre ke dalam lubang partio, diputar


searah 360 derajat

10. Setelah ditemukan cairan, lalu oleskan ke gelas objek

11. Setelah itu semprot cairan di gelas objek dengan alcohol


spray, diusahakan menyemprot dari jarak 20 cm. Lalu
tutup dengan cover glass

12. Setelah itu berikan label dengan di isi nama pasien dan
tanda tangan perawat, kemudian masukkan ke dalam
amplop dan berikan amplop kepada laboratorium

13. Lepas speculum secara pelan-pelan dan masukkan ke


dalam bengkok yang berisi cairan klorin

BAB III

8
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan dari makalah ini ialah Pap smear merupakan suatu
metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding leher rahim dengan menggunakan mikroskop,
yang dilakukan secara cepat, tidak sakit , serta hasil yang akurat ( Wijaya, 2010 ). Pap smear
merupakan cara yang mudah, aman dan untuk mendeteksi kanker serviks melalui
pemeriksaan getah atau lendir di dinding vagina ( Dianada, 2008 ). Tujuan dari deteksi dini
kanker servik atau pemeriksaan Pap Smear ini adalah untuk menemukan adanya kelainan
pada mulut leher rahim. Beberapa faktor yang diduga meningkatkan kejadian kanker serviks
yaitu meliputi usia, status sosial ekonomi, pengetahuan, dan pendidikan. Hal ini juga
merupakan factor dominan dalam pemeriksaan deteksi dini kanker serviks ( Dianada, 2007 ).

B. Saran
Adapun saran yang dapat dikemukakan oleh penulis ialah sebaiknya seorang wanita yang
telah menikah harus melakukan Pap Smear sedini mungkin. Agar bila terdapat gejala - gejala
kanker dapat diketahui sejak dini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Julisar, L. 2009. Panduan Dokter Umum & Bidan Sitologi Pap Smear Alat Pencegahan &
Deteksi Dini Kanker Leher Rahim. Jakarta : EGC. 
Mastutik, Gondo, et al. 2015. Eksplorasi tipe human pappiloma virus yang menginfeksi
penderita squamous cell carcinoma serviks, adenocarcinoma serviks, dan kondiouma akuminata.
Jakarta: EGC.
Andrijono, Purwoto, G., Sekarutami, S. M., Handjari, D. R., Primariadewi, Nuhonni, S. A., …
Octavia, L. I.(2013). Panduan Penatalaksanaan Kanker Serviks. Komite Penanggulangan Kanker
Nasional, 1–30.
Amalia, L. (2009) Kanker Serviks dan 32 Jenis Ranker Lainnya. Yogyakarta: Landscape
Baird, G. (2009) Panduan Untuk Penderita Kanker Serviks. Jakarta: EGC BKKBN (2008)
Kanker Serviks dan Pencegahannya, Jakarta
Candraningsih (2011), Pap Smear Sebagai Pendeteksi Dini Kanker Serviks
Depkes RI (2008), Profil kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Diananda, R. (2007) Mengenal Seluk Beluk Kanker, Cetakan kedua. Jakarta : Katahati.
Dini Andriyani, & Rohmah, F. (2015). Hubungan Pengetahuan Pada Wanita Usia Subur dengan
Partisipasi Seteksi Dini Kanker Serviks di Klebakan Sentolo Kulon Progo Yogyakarta. Journal
of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
In, P., Cancer, C., Detection, E., In, P., District, C., Ratnasari, D., … Purwokerto, U. M. (2015).
SERVIKS TERHADAP KEIKUTSERTAAN PADA PROGRAM, XII(2), 60–71.
Balai Pustaka Kemenkes RI, 2015. Kanker pembunuh papan atas. Mediakom, Edisi 55: 1-69.
Notoatmodjo, (2007) Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta,
Rahmi, J. (2008) Ancaman Penyakit Kanker, Deteksi Dini dan Pengobatannya, Yogyakarta:
Cahaya Ilmu.
Sarwono. (2011) Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Taufan Nugroho, (2014), Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita, Medical Book
Utami, N. (2013). Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku deteksi dini kanker serviks
pada pasangan usia subur di wilayah kerja puskesmas Sangkrah, kelurahan Sangkrah. Retrieved
from http://eprints.ums.ac.id/26035/

10
Wahyuni, S., Kes, M., Kiantini, R., Inayah, G., Umarjianto, A., Mayangsari, A.Kementerian, G.
(2015). Info
Sehat untuk Semua: Kanker Pembunuh Papan Atas. Mediakom.
Widyasari, Y. (2013). Hubungan antara pengetahuan dan motivasi wanita pasangan usia subur
(PUS) dalam melakukan pemeriksaan pap smear di Desa Mander Kecamatan. Retrieved from
http://lppm.stikesnu.com/wpcontent/uploads/2014/02/31.pdf
Wijaya dan Delia (2010), Kenali dan waspda kanker serviks sejak dini.

11

Anda mungkin juga menyukai