Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMERIKSAAN TINGKAT DEHIDRASI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medical Bedah

Dosen pengampu: Setio Budi Raharjo, S.Kp, M.Kep

Disusun oleh:

Fatya Junita Anggraini (P07120121010)

Henni Salsabila (P07120121012)

Muhammad Dusturi (P07120121019)

Naya Anzalina (P07120121021)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KESEHATAN KEMENKES ACEH

PRODI D-III KEPERAWATAN BANDA ACEH

TAHUN AJARAN 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt. karena berkat rahmat dan


hidayah-Nya penulis dapatmenyelesaikan makalah yang berjudul
“Dehidrasi” ini dapat diselesaikan. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Penjaskes.

Pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih yang


yang sebesar-besarnyakepada semua pihak yang telah membantu saya
dalam menyelesaikan penyusunan makalahtentang Dehidrasi.

Semoga dengan adanya makalah ini, dapat membantu Saya pada


khususnya danumumnya bagi semua dalam memahami materi. Dalam
pembuatan makalah ini, saya masih sadarmasih banyak terdapat
kekurangan, terutama sekali dalam hal penyajian materi.

Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih banyak


kekurangan, baikdalam hal isi maupun sistematika dan teknik
penulisannya. Oleh sebab itu, penulis sangatmengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempernaan makalah ini.
Akhirnyasemoga makalah ini bisa memberikan manfaat khususnya bagi
penulis umumnya bagi pembaca. Amin

Banda Aceh, 12 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUHAN............................................................................

A. Latar Belakang....................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................
C. Tujuan Penulisan................................................................................

BAB II KONSEP TEORI...............................................................................

A. Definisi.................................................................................................
B. Tujuan .................................................................................................
C. Indikasi................................................................................................
D. Kontra Indikasi...................................................................................
E. Pengkajian...........................................................................................
F. Perncanaan..........................................................................................
G. Implementasi Dan Dokumentasi.......................................................
H. Sop AYAM...........................................................................................

BAB III PENUTUP.........................................................................................

A. Kesimpulan..........................................................................................
B. Saran....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penurunan asupan cairan dapat terjadi pada pasien yangsedikitmengkonsumsi


cairan tanpa merekasadari bahwa mereka kehilangan cairantubuh yang dapat
membahaykan tubuhmereka. Kehilangan cairan yang tidakdiimbangi dengan
kehilangan elektrolitdalam jumlah proposional, terutamanatrium dapat
mengakibatkan dehidrasi(Triyana, 2012).

Dehidrasi diartikan sebagaikurangnya cairan di dalam tubuh karenajumlah yang


keluar lebih besar dari padajumlah yang masuk. Jika tubuh kehilanganbanyak cairan,
maka tubuh akanmengalami dehidrasi (Rismayanthi, 2012).Bahaya dehidrasi
diantaranya adalahpenurunan kemampuan kognitif karenasulit berkonsentrasi, risiko
infeksi salurankemih dan terbentuknya batu ginjal.Konsumsi cairan dalam jumlah
yangcukup dan tidak menahan air kemih adalahcara yang paling efektif untuk
mencegahinfeksi saluran kemih, serta menurunnyastamina dan produktivitas kerja
melaluigangguan sakit kepala, lesu, kejang hinggapingsan. Kehilangan cairan lebih
dari 15%akan berakibat fatal (Alim, 2012). Salah satu pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan keperawatan, Sebagai bagian dari
pelayanan kesehatan, maka pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh tenaga
perawat memiliki tugas diantaranya memberikan asuhan keperawatan (Hidayat, 2011,
p.75).

Asuhan keperawatan adalah suatu pendekatan untuk pemecahan masalah yang


memampukan perawat untuk mengatur dan memberikan asuhan keperawatan. Standar
asuhan yang tercantum dalam Standar Praktik Klinis Keperawatan terdiri dari lima
fase asuhan keperawatan: 1) Pengkajian; 2) Diagnosa; 3) Perencanaan; 4)
Implementasi; dan 5) Evaluasi. Salah satu manfaat dari penerapan asuhan
keperawatan yang baik adalah meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan dalam
bidang keperawatan (Kozier, 2010).
BAB II

KONSEP TEORI

A. DEFINISI
Dehidrasi Adalah adalah dimana tubuh kehilangan cairan elektrolit yang
sangat dibutuhkan organ organ tubuh untuk bisa menjalankan fungsinya
dengan baik. (menurut Aspiani 2017).
Dehidrasi atau disebut juga ketidakseimbangan hiperosmolar
(hyperosmolar imbalance), terjadi akibat kehilangan cairan yang tidak
diimbangi dengan kehilangan elektrolit dalam jumlah proporsional, terutama
natrium. Kehilangan cairan (air) menyebabkan peningkatan kadar natrium,
peningkatan osmolalitas, serta dehidrasi intraseluler. (menurut Reni 2017).
Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan dari
pada yang didapatkan, sehingga keseimbangan zat gula dan garam menjadi
terganggu, akibatnya tubuh tidak dapat berfungsi secara normal. (menurut
Yuli 2018)
Jadi, dehidrasi adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh hilangnya
cairan dalam tubuh dari yang didapatkan.

B. TUJUAN
Sebagai acuan penerapan langkah langkah penangganan dehidrasi

C. INDIKASI
Sembelit (sukar buang air besar) Sembelit dapat disebabkan oleh hal-
hal di luar penyakit. Contohnya meliputi kekurangan cairan, diet kurang
serat, kurangnya aktivitas fisik, atau efek samping pengobatan. Ketika
tubuh cukup air, makanan yang dimakan akan bergerak bebas. Usus besar
(kolon) akan menyerap air dari makanan yang dimakan dan kemudian
mengeluarkan limbah berupa feses. Ketika mengalami dehidrasi, usus
besarakan menghemat air yang menyebabkan feses menjadi keras dan
kering. Hasilnya adalahsembelit.

D. KONTRA INDIKASI
Sampai saat ini belum ada kontra indikasi untuk dehidrasi karena
dehidrasi bisa terjadi pada setiap orang yang mengalami kondisi ketika
cairan tubuh yang hilang lebih banyak dari pada yang dikonsumsi.
Contoh kasus:
Seorang anak berinisial H yang berumur 9 tahun dirawat di rumah sakit
pertamedika dengan keluhan BAB keras dan butuh mengejan, tindakan
apa yang harus dilakukan perawat?

E. PENGKAJIAN
1. Demografi
Jenis kelamin : dehidrasi rentan terjadi pada wanita dari pada pria
Umur : sering terjadi pada usia diatas 65 tahun
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit dahulu
 Fistula
 Ileustomy
 Suction gastrointesnital
 Dm
 Diabetes insipedus
 Perdarahan
b. Pemeliharaan kesehatan
 Diet rendah garam
 Pemasukan cairan kurang terpenuhi
c. Pola cairan
Gejala : haus berkurang, cairan kurang
Tanda : bb menurun melebihi 2-8% dari bb semula, mukosa mulut kering,
lidah kotor
d. Pemeriksaan fisik
1. Kesadaran : apatis-coma
2. Tekanan darah menurun
Nadi meningkat
Pernapasan cepat dan dalam
Suhu meningkat pada waktu awal
3. Bb meningkat
4. Tugor menurun
5. Membran mukosa kering
6. CVP menurun
e. Pemeriksaan penunjang

Laboratolium

1. Urine
a. Osmolalitas kemih > 450m osmol/kg
b. Natrium urine > 10meg/l (penyebab diluar ginjal)
c. Natrium urine > 10meg/l (penyebab pada ginjal /adrenal)
d. Oj urine meningkat
e. Jumlah urine menurun (30-50/jam)
2. Darah
a. Ht meningkat
b. Kadar protein
c. Na+ serium normal
d. Rasio buru/keratin serum>20 : 1 (N=10:1)
e. Glukosa serum : normal / meningkat1

F. PERENCANAAN
1. Persiapan alat
1. Stetoskop
2. Tensimeter
3. Jam tangan
4. Infuse set
5. Abbocath
2. Persiapan pasien

Dehidrasi berat
Rujuk segera, apabila memungkinkan:
a. Dehidrasi dengan oralit selama dalam perjalanan
b. Pasang jalur intravena dan berikan cairan intravena ringer
laktat atau NaCl 0,9% dengan dosis 100 ml/kgbb
c. Berikan anti biotik dosis pertama apabila terdapat indikasi
d. Berikan obat dosis pertama

Dehidrasi ringan
Berikan oralit dengan jumlah 75cc/kgbb. Tentukan oralit untuk 3 jam
pertama
Dehidrasi ringan-sedang dilakukan terapi sesuai prosedur yaitu:
1. Dehidrasi oral
2. Observasi
3. Edukasi
4. Kondisi membaik pasien dipulangkan dan apabila kondisi
memburuk pasien dirujuk

Dehidrasi dirujuk dengan terlebih dahulu memberikan rehidrasi oral


dan parental.

G. IMPLEMENTASI DAN DOKUMENTASI


Evaluasi keperawatan dilakukan dengan melakukan pengumpulan data
selama tindakan keperawatan (mis, tugor kulit, asupan dan haluaran
cairan, serta pengukuran berat badan) disamping menentukan apakah
kriteria hasil yang telah ditetapkan menurut masing masing diagnosis telah
tercapai atau belum.
H. SOP PEMERIKSAAN TINGKAT DEHIDRASI

PENGERTIAN Adalah keadaan kekurangan cairan akibat hilangnya


cairan tubuh yang menyertai kejadian diare atau
kurangnya intake cairan akibat terjadinya mual dan
muntah berlebihan.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah
penanganan dehidrasi
ALAT DAN Alat
BAHAN 1. Stetoskop
2. Tensimeter
3. Jam tangan
4. Infuse set
5. Abbocath
Bahan
Obat yang sesuai, cairan infuse NaCL 0,9% atau RL
Prosedur Dehidrasi berat
Rujuk segera, apabila memungkinkan :
a. Rehidrasi dengan oralit selama dalam
perjalanan
b. Pasang jalur intravena dan berikan cairan
intravena ringer laktat atau NaCL 0,9%
dengan dosis 100ml/kgbb
c. Berikan antibiotic dosis pertama apabila
terdapat indikasi
d. Berikan dosis obat
Dehidrasi ringan
Berikan oralit dengan jumlah 75cc/kgbb.
Tentukan oralit untuk 3 jam pertama
Dehidrasi ringan-sedang dilakukan terapi
sesuai prosedur yaitu:
1. Dehidrasi oral
2. Observasi
3. Edukasi
4. Kondisi membaik pasien
dipulangkan dan apabila
kondisi memburuk pasien
dirujuk
Dehidrasi dirujuk dengan terlebih dahulu
memberikan rehidrasi oral dan parental.
BAB 3

KESIMPULAN

Penyebab dehidrasi yang lebih sering terjadi karena disebabkan oleh


hilangnya Natrium dan air dari daerah yang terdapat tekanan osmotik yang rendah
dan penggeseran air ke dalam sel, apabila larutan NaCL isotonik banyak terbuang,
volume ekstraseliuler dan intraseluler kecil, darah menjadi pekat dan hampir tidak
dapat mengalir. Sel tubuh akan digenangi oleh cairan yang mengandung oksigen dan
bahan makanan yang tidak mencukupi pada dehidrasi yang murni akibat kehilangan
air, pengobatannya ialah minum air atau infus glukosa 5%. Intravena secukupnya,
glukosa 5% atau air leding biasa akan juga di serap di rektrum. Pada dehidrasi yang
primer sebagai akibat kehilangan Natrium, perlu di berikan air garam fisrologik
secukupnya, kalau terjadi serebral yang berat, larutan NaCL hepertonik perlu di
berikan.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Pengambean Marulam M. dkk. 2005. Ilmu Penyakit Dalam,Jakarta, Renika Cipta

Iniyah,Lin.2010. Asuhan Keperawatan Anak.Jakarta:EGC

Helen, Farer.2002. Perawatan Maternitas.Jakarta:

Anda mungkin juga menyukai