Disusun oleh:
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUHAN............................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................
C. Tujuan Penulisan................................................................................
A. Definisi.................................................................................................
B. Tujuan .................................................................................................
C. Indikasi................................................................................................
D. Kontra Indikasi...................................................................................
E. Pengkajian...........................................................................................
F. Perncanaan..........................................................................................
G. Implementasi Dan Dokumentasi.......................................................
H. Sop AYAM...........................................................................................
A. Kesimpulan..........................................................................................
B. Saran....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
KONSEP TEORI
A. DEFINISI
Dehidrasi Adalah adalah dimana tubuh kehilangan cairan elektrolit yang
sangat dibutuhkan organ organ tubuh untuk bisa menjalankan fungsinya
dengan baik. (menurut Aspiani 2017).
Dehidrasi atau disebut juga ketidakseimbangan hiperosmolar
(hyperosmolar imbalance), terjadi akibat kehilangan cairan yang tidak
diimbangi dengan kehilangan elektrolit dalam jumlah proporsional, terutama
natrium. Kehilangan cairan (air) menyebabkan peningkatan kadar natrium,
peningkatan osmolalitas, serta dehidrasi intraseluler. (menurut Reni 2017).
Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan dari
pada yang didapatkan, sehingga keseimbangan zat gula dan garam menjadi
terganggu, akibatnya tubuh tidak dapat berfungsi secara normal. (menurut
Yuli 2018)
Jadi, dehidrasi adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh hilangnya
cairan dalam tubuh dari yang didapatkan.
B. TUJUAN
Sebagai acuan penerapan langkah langkah penangganan dehidrasi
C. INDIKASI
Sembelit (sukar buang air besar) Sembelit dapat disebabkan oleh hal-
hal di luar penyakit. Contohnya meliputi kekurangan cairan, diet kurang
serat, kurangnya aktivitas fisik, atau efek samping pengobatan. Ketika
tubuh cukup air, makanan yang dimakan akan bergerak bebas. Usus besar
(kolon) akan menyerap air dari makanan yang dimakan dan kemudian
mengeluarkan limbah berupa feses. Ketika mengalami dehidrasi, usus
besarakan menghemat air yang menyebabkan feses menjadi keras dan
kering. Hasilnya adalahsembelit.
D. KONTRA INDIKASI
Sampai saat ini belum ada kontra indikasi untuk dehidrasi karena
dehidrasi bisa terjadi pada setiap orang yang mengalami kondisi ketika
cairan tubuh yang hilang lebih banyak dari pada yang dikonsumsi.
Contoh kasus:
Seorang anak berinisial H yang berumur 9 tahun dirawat di rumah sakit
pertamedika dengan keluhan BAB keras dan butuh mengejan, tindakan
apa yang harus dilakukan perawat?
E. PENGKAJIAN
1. Demografi
Jenis kelamin : dehidrasi rentan terjadi pada wanita dari pada pria
Umur : sering terjadi pada usia diatas 65 tahun
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit dahulu
Fistula
Ileustomy
Suction gastrointesnital
Dm
Diabetes insipedus
Perdarahan
b. Pemeliharaan kesehatan
Diet rendah garam
Pemasukan cairan kurang terpenuhi
c. Pola cairan
Gejala : haus berkurang, cairan kurang
Tanda : bb menurun melebihi 2-8% dari bb semula, mukosa mulut kering,
lidah kotor
d. Pemeriksaan fisik
1. Kesadaran : apatis-coma
2. Tekanan darah menurun
Nadi meningkat
Pernapasan cepat dan dalam
Suhu meningkat pada waktu awal
3. Bb meningkat
4. Tugor menurun
5. Membran mukosa kering
6. CVP menurun
e. Pemeriksaan penunjang
Laboratolium
1. Urine
a. Osmolalitas kemih > 450m osmol/kg
b. Natrium urine > 10meg/l (penyebab diluar ginjal)
c. Natrium urine > 10meg/l (penyebab pada ginjal /adrenal)
d. Oj urine meningkat
e. Jumlah urine menurun (30-50/jam)
2. Darah
a. Ht meningkat
b. Kadar protein
c. Na+ serium normal
d. Rasio buru/keratin serum>20 : 1 (N=10:1)
e. Glukosa serum : normal / meningkat1
F. PERENCANAAN
1. Persiapan alat
1. Stetoskop
2. Tensimeter
3. Jam tangan
4. Infuse set
5. Abbocath
2. Persiapan pasien
Dehidrasi berat
Rujuk segera, apabila memungkinkan:
a. Dehidrasi dengan oralit selama dalam perjalanan
b. Pasang jalur intravena dan berikan cairan intravena ringer
laktat atau NaCl 0,9% dengan dosis 100 ml/kgbb
c. Berikan anti biotik dosis pertama apabila terdapat indikasi
d. Berikan obat dosis pertama
Dehidrasi ringan
Berikan oralit dengan jumlah 75cc/kgbb. Tentukan oralit untuk 3 jam
pertama
Dehidrasi ringan-sedang dilakukan terapi sesuai prosedur yaitu:
1. Dehidrasi oral
2. Observasi
3. Edukasi
4. Kondisi membaik pasien dipulangkan dan apabila kondisi
memburuk pasien dirujuk
KESIMPULAN
Dr. Pengambean Marulam M. dkk. 2005. Ilmu Penyakit Dalam,Jakarta, Renika Cipta