Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH BIOLOGI

Teknologi Penanggulangan Kelainan Pada Sistem Ekskresi

Dibuat Oleh:

Abiva Ghaliyah Fidela Yuniza

DINAS PENDIDIKAN & KEBUDAYAAN KABUPATEN BELITUNG

SMA NEGERI 2 TANJUNG PANDAN TAHUN AJARAN 2022/2023

KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat ALLAH SWT berkat rahmat dan karunia-Nya lah sehingga penyusun
Makalah Biologi ini bisa diselesaikan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih ada hal-hal
yang belum sempurna dan luput dari perhatian kami. Oleh karena itu,dengan segala kekurangan
dan kerendahan hati,penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian
demi perbaikan makalah ini kedepannya. Akhirnya, besar harapan penulis makalah ini dapat
memberikan manfaat yang berarti untuk para pembaca. Dan yang terpenting adalah semoga
dapat turut serta memajukan ilmu pengetahuan.

TanjungPandan,Oktober2022
DAFTARISI

JUDUL............................................................................................................................................1

KATAPENGANTAR.....................................................................................................................2

DAFTARISI...................................................................................................................................3

A.Latarbelakang...............................................................................................................................4

B.Tujuan...........................................................................................................................................4

C.Manfaat.........................................................................................................................................4

A.Pencegahan

Primer………...................................................................................................................................5

B.Efek

samping............................................................................................................................................6

A.Kesimpulan..................................................................................................................................8

B.Saran.............................................................................................................................................8

DAFTARPUSTAKA.......................................................................................................................9

BABIPENDAHULUAN

BABIIPEMBAHASAN

BABIIIPENUTUP
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem ekskresi manusia bertugas untuk mengolah racun zat sisa metabolisme yang tidak terpakai,
yang kemudian akan dibuang ke luar tubuh. Jika racun dan zat sisa metabolisme dibiarkan menumpuk di
dalam tubuh, maka berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan.

Beberapa organ dalam tubuh memiliki peran penting dalam sistem ekskresi manusia. Beberapa organ
tersebut, termasuk kulit, usus besar, hati, ginjal, dan paru-paru. Dalam menyingkirkan racun dan zat sisa
metabolisme tubuh masing-masing organ memiliki fungsi dan cara kerja yang berbeda.

B. Tujuan

A. Mengidentifikasi jenis-jenis organ ekskresi dan fungsinya pada system ekskresi.

B. Menjelaskan berbagai macam teknologi yang dapat dilakukan untuk penanggulangan kelainan
pada ekskresi.

C. Manfaat

A. Mengetahui jenis-jenis organ ekskresi.

B. Mengetahui penerapan teknologi penanggulangan kelainan pada ekskresi.

C. Mengetahui fungsi organ ekskresi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemcegahan Primer

1. Transplantasi Cangkok Ginjal

Transplantasi ginjal atau pencangkokan ginjal adalah prosedur bedah untuk mengganti
organ ginjal yang telah mengalami kerusakan akibat gagal ginjal kronis stadium
akhir. Ginjal yang dicangkok dapat berasal dari donor yang masih hidup atau sudah meninggal
dunia. Ginjal adalah organ yang sangat penting bagi tubuh.

2. Dialisis atau Cuci Darah

Dialisis adalah suatu proses difusi zat terlarut dan air secara pasif melalui suatu membran berpori
dari satu kompartemen cair menuju kompartemen cair lainnya. Prinsip dasar dialisis, adanya suatu
membran semipermeabel yang diletakkan diantara darah pasien pada satu sisi dan cairan atau larutan
dialisat pada sisi lainnya, maka subtansi yang dapat menembus membran akan bergerak dari konsentrasi
tinggi menuju konsentrasi rendah

3. Hemodialisis

Bagi orang awam, hemodialisis lebih dikenal dengan cuci darah. Tujuan dari cuci darah
yakni untuk membersihkan darah dari zat sisa metabolisme menggunakan metode penyaringan
yang dilakukan di luar tubuh. Cara efektif untuk menolong penderita gagal ginjal ialah dengan
melakukan cuci darah. Hemodialisis memakai media yang berguna menjadi ginjal buatan pasien.
Alatnya bernama dialiser, di dalamnya terdapat cairan dialisat dan membran permeabel.
Teknologi ini mempunyai alat pengontrol dan pencatat tekanan, aliran darah, dan suhu. Agar bisa
menyaring semua darah, setiap pasien biasanya butuh waktu sembilan sampai 12 jam seminggu.
Pelaksanaan Hemodialisis dibagi jadi tiga kali, sehingga perlu tiga hingga lima jam untuk satu
kali cuci darah. Namun, hal tersebut tergantung dari tingkat kerusakan ginjal pasien itu sendiri.

B. Efek Samping

1. Hipotensi

Penurunan tekanan darah adalah efek samping yang paling umum dari hemodialisa, terutama jika
kamu mengidap diabetes. Tekanan darah rendah dapat disertai dengan sesak napas, kram perut,
kram otot, mual, atau muntah.

2. Kram Otot

Meskipun penyebabnya tidak jelas, kram otot selama hemodialisa sering terjadi. Terkadang kram
dapat diredakan dengan menyesuaikan asupan cairan dan natrium selama hemodialisa
berlangsung.
3. Gatal

Banyak orang yang menjalani hemodialisa mengalami gatal-gatal pada kulit. Kondisi ini sering
kali lebih buruk selama atau setelah prosedur.

4. Masalah Tidur

Orang yang menjalani hemodialisa juga kerap kesulitan tidur, atau bahkan mengalami napas
berhenti saat tidur (sleep apnea). Kaki yang terasa sakit, tidak nyaman, atau gelisah juga bisa
menyebabkan masalah tidur.

5. Anemia

Kurangnya jumlah sel darah merah dalam darah (anemia) adalah komplikasi umum dari gagal
ginjal dan hemodialisa. Ini terjadi ketika ginjal gagal mengurangi produksi hormon disebut
erythropoietin, hormon yang merangsang pembentukan sel darah merah. Pembatasan diet,
penyerapan zat besi yang buruk, tes darah yang terlalu sering, atau kurangnya asupan zat besi
dan vitamin juga bisa menyebabkan anemia.

6. Masalah Kepadatan Tulang

Ketika ginjal yang rusak tidak mampu lagi memproses vitamin D yang membantu penyerapan
kalsium, maka orang tersebut akan mengalami masalah kepadatan tulang. Selain itu, produksi
hormon paratiroid berlebihan juga dapat mengurangi kadar kalsium dari tulang.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulannya kotoran dalam tubuh akan menumpuk dan menimbulkan berbagai


penyakit. Karena sistem ekskresi merupakan sistem pembuangan zat-zat sisa pada makhluk
hidup seperti karbon dioksida, urea, racun dan lainnya. Gangguan pada ginjal misalnya, akan
berdampak terganggunya fungsi ginjal yang biasanya disebabkan oleh peradangan, infeksi
bakteri. Akibatnya akan muncul penyakit batu ginjal, gagal ginjal, radang ginjal, dan sebagainya.

B. SARAN

Untuk menjaga sistem ekskresi agar tetap sehat, dibawah ini terdapat upaya, yaitu:

1. Konsumsi air putih yang cukup

2. Mengatur pola makan

3. Istirahat yang cukup

4. Rajin berolahraga

5. Tidak merokok dan minum alkohol

6. Cek kesehatan secara berkala


7. Rajin aktifitas fisik
8. Diet sehat dengan kalori seimbang
9. Istirahat yang cukup
10. Kelola stress
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.alodokter.com/transplantasi-ginjal-ini-yang-harus-anda-ketahui

2. https://www.halodoc.com/artikel/kenali-sistem-ekskresi-dan-fungsinya-pada-tubuh-
manusia

3. https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/diagnosis-klasifikasi-pencegahan-terapi-penyakit-ginjal-
kronis

Anda mungkin juga menyukai