RinaHartati S : 18301103
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya makalah yang berjudul “asuhan keperawatan pada
pasien penyakit chronic kidney disease (CKD)” dapat diselesaikan sesuai dengan
rencana. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan,
khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, makalah ini masih banyak kekurangan
dalam pembuatan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
A. LatarBelakang........................................................................................
B. Rumusan Masalah .................................................................................
C. Tujuan....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................
A. Defenisi CKD........................................................................................
B. Etiologi CKD.........................................................................................
C. Klasifikasi CKD....................................................................................
D. Manifestasi klinik CKD........................................................................
E. Patofisiologi dan WOC CKD................................................................
F. Komplikasi CKD...................................................................................
G. Penatalaksanaan medis dan keperawatan CKD....................................
H. Pemeriksaan penunjang diagnostik.......................................................
I. keperawatan (pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin
muncul, rencana intervensi keperawatan).............................................
BAB IV PENUTUP....................................................................................
A. Kesimpulan............................................................................................
B. Saran......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
AnatomidanFisiologi
1. Anatomi
Ginjal merupakan suatu organ yang terletak retro peritoneal pada
dinding abdomen di kanan dan kiri colum naver tebralis setinggi vertebra T12
hingga L3.Ginjal kanan terletak lebih rendah dari yang kiri karena besarnya
lobus hepar. Ginjal dibungkus oleh tiga lapis jaringan. Jaringan yang terdalam
adalah kapsul arenalis, jaringan pada lapisan kedua adalah adiposa, dan jaringan
terluar adalah fascia renal. Ketiga lapis jaringan ini berfungsi sebagai pelindung
dari trauma dan memfiksasi ginjal (Tortora, 2011).
Ginjal memiliki korteks ginjal di bagian luar yang berwarna coklat
terang dan medulla ginjal di bagian dalam yang berwarna coklat gelap. Korteks
ginjal mengandun gjutaan alat penyaring disebut nefron. Setiap nefron terdiri
dari glomerulus dan tubulus. Medula ginjal terdiri dari beberapa massa-massa
triangular disebut piramida ginjal dengan basis menghadap korteks dan bagian
apeks yang menonjol ke medial. Piramida ginjal berguna untuk mengumpulkan
hasil ekskresi yang kemudian disalurkan ketubulus kolektivus menuju pelvis
ginjal (Tortora, 2011).
2. Fisiologi
Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan
komposisi kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengekresikan zat
terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal dicapai dengan filtrasi
plasma darah melalui glomerulus dengan reabsorpsi sejumlah zat terlarut dan
air dalam jumlah yang sesuai di sepanjang tubulus ginjal. Kelebihan zat
terlarut dan air di eksresikan keluar tubuh dalam urin melalui system
pengumpulan urin (Price dan Wilson, 2012).
Menurut Sherwood (2011),ginjalmemilikifungsiyaitu:
a. Mempertahankan keseimbangan H2O dalam tubuh.
b. Memelihara volume plasma yang sesuai sehingga sangat berperan dalam
pengaturan jangka panjang tekanan darah arteri.
c. Membantu memelihara keseimbangan asam basa pada tubuh.
d. Mengekskresikan produk-produksi sametabolisme tubuh.
e. Mengekskresikan senyawa asing seperti obat-obatan.
Ginjal mendapatkan darah yang harus disaring dari arteri. Ginjal
kemudian akan mengambil zat-zat yang berbahaya dari darah. Zat-zat yang
diambil dari darah pun diubah menjadi urin. Urin laluakan dikumpulkan dan
dialirkan ke ureter. Setelah ureter, urin akan ditampung terlebih dahulu di
kandung kemih. Bila orang tersebut merasakan keinginan berkemih dan keadaan
memungkinkan, makaurin yang ditampung dikandung kemihakan di keluarkan
lewat uretra (Sherwood, 2011).
Tiga proses utama akan terjadi di nefron dalam pembentukan urin, yaitu
filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi. Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi
sejumlah besarcairan yang hampirbebas protein dari kapiler glomerulus
kekapsula bowman. Kebanyakan zat dalam plasma, kecuali protein, di filtrasi
secara bebas sehingga konsentrasinya pada filtrate glomerulus dalam kapsula
bowman hampir sama dengan plasma. Awalnya zat akan difiltrasi secara bebas
oleh kapiler glomerulus tetapi tidak difiltrasi, kemudian di reabsorpsi parsial,
reabsorpsi lengkap dan kemudian akan di eksresi (Sherwood, 2011).
2.1 Defenisi CKD
Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak mampu mengangkut sampah
metabolik tubuh atau melakukan fungsi regulernya. Suatu bahan yang biasanya
di eliminasi di urin menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan ekskresi
renal dan menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan metabolik, cairan,
elektrolit serta asam-basa (Suharyanto & Madjid, 2009).
Gagal ginjal adalah suatu kondisi dimana fungsi ginjal mengalami
penurunan sehingga tidak mampu lagi untuk melakukan filtrasi sisa metabolisme
tubuh dan menjaga keseimbangan cairan elektrolit seperti sodium dan kalium di
dalam darah atau urin. Penyakit ini terus berkembang secara perlahan hingga
fungsi ginjal semakin memburuk sampai ginjal kehilangan fungsinya (Price &
Wilson, 2006).
2.2 Etiologi Penyakit CKD
Gagal ginjal kronik disebabkan oleh berbagai penyakit, seperti
glomerolunefritis akut, gagal ginjal akut, penyakit ginjal polikistik, obstruksi
saluran kemih, pielonefritis, nefrotoksin, dan penyakit sistemik, seperti diabetes
melitus, hipertensi, lupus eritematosus, poliartritis, penyakit sel sabit, serta
amiloidosis (Bayhakki, 2013).
:
1. Penurunan cadangan ginjal, yang terjadi apabila GFR turun 50% dari
normal.
2. Insufisinensi ginjal, yang terjadi apabila GFR turun menjadi 20-35% dari
normal. Nefron-nefron yang tersisa sangat rentan mengalami kerusakan
sendiri karena beratnya beban yang mereka terima.
3. Gagal ginjal, yang terjadi apabila GFR kurang dari 20% normal. Semakin
banyak nefron yang mati.
4. Gagal ginjal terminal, yang terjadi apabila GFR menjadi kurang dari 5%
dari normal. Hanya sedikit nefron fungsional yang tersisa. Pada seluruh
ginjal ditemukan jaringan parut dan atrofi tubulus
Glomerolunefritis
Obstruksi saluran
kemih
Pe produksi sel
Protein Uria darah ditulang
Peningkatan kadar
kratinin
Kadar protein darah Produksi HB
menurun
DX: Intoleransi
aktivitas
Dx :Kelebihan volume
cairan
4. Psikososial
Adanya perubahan fungsi struktur tubuh dan adanya tindakan dialisis
akan menyebabkan penderita mengalami gangguan pada gambaran diri.
Lamanya perawatan, banyaknya biaya perawwatan dan pengobatan
menyebabkan pasien mengalami kecemasan, gangguan konsep diri dan
gangguan peran pada keluarga (self esteem).
5. Pemeriksaan Fisik (ROS: Review of System)
a. B1 (Breathing) Klien bernapas dengan bau urine (fetor amonia)
sering di dapatkan pada faseini. Respon uremia didapatkan adanya
adanya pernapasan Kusmaul. Pola nafas cepat dan dalam merupakan
upaya untuk melakukan pembuangan karbondioksida yang
menumpuk di sirkulasi.
b. B2 (Blood) Pada kondisi uremia berat, tindakan auskultasi
perawatakan menemukan adanya friction rub yang merupakan tanda
khas efusi perikardial. Didapatkan tanda dan gejala gagal jantung
kongestif, TD meningkat, akraldingin, CRT >3detik, palpitasi, nyeri
dada atau angina dan sesaknafas ,gangguan irama jantung, edema
penurunan perfusi perifer sekunder dari penurunan curah jantung
akibat hiperkalemi dan gangguan konduksi elektrikal otot ventrikel.
Pada system hematologic sering didapatkan adanya anemia. Anemia
sebagai akibat dari penurunan produksi eroteopoetin, lesi GI uremik,
penurunan usia sel dara merah dan kehilangan darah biasanya dari
saluran GI, kecenderungan mengalami perdarahan sekunder dari
trombosit openia.
c. B3 (Brain) Di dapatkan penurunan tingkat kesadaran, disfungsi
serebral, seperti proses piker dan disorientasi. Klien sering
didapatkan adanya kejang, adanya neuropati perifer, burning feet
syndrome, restless leg syndrome, kramototdannyeri otot.
d. B4 (Bladder) Penurunan urine output <400ml/hr sampai anuria,
terjadi penurunan libido berat.
e. B5 (Bowel) Di dapatkan adanya mual dan muntah, anoreksia dan dia
resekunder dari bau mulut amonia, peradangan mukosa mulut, dan
ulkus saluran cerna sehingga sering didapatkan penurunan intake
nutrisi dari kebutuhan.
f. B6 (Bone) Didapatkan adnaya nyeri panggul, sakit kepala, kramotot,
nyeri kaki (memburuk saat malam hari), kulitgatal, ada/berulangny
ainfeksi, pruritus, demam (sepsis, dehidrasi), petekie, area ekimosis
pada kulit, fraktur tulang, defosit fosfat kalsium pada kulit ,jaringan
lunak dan keterbatasan gerak sendi. Didapatkan adanya kelemahan
fisik secara umum sekunder dari anemia dan penurunan perfusi
perifer dari hipertensi.
b. Diagnosa Keperawatan
1. kelebihan volume cairan b.d kelebihan asupan natrium
2. intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
3. ganguan pertukaran gas b.d perubahan membran aveolar-kapiler
c. Intervensi Keperawatan
1. Dx : Kelebihan Volume cairan b.d kelebihan natrium
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam diharapkan
keseimbangan cairan terpenuhi
Kriteria Hasil:
a) Berat badan stabil (5)
b) Keseimbangan intake dan output dalam 24 jam (5)
c) Keseimbangan membrane mukosa (5)
DO: -tacikardi
-pasien tampak gelisah
-hiperkapnia
-pernafasan krekles
-warna kulit abu-abu mengkilat
Terapi:
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak mampu mengangkut sampah
metabolik tubuh atau melakukan fungsi regulernya. Suatu bahan yang biasanya di
eliminasi di urin menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan ekskresi renal
dan menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan metabolik, cairan, elektrolit
serta asam-basa (Suharyanto & Madjid, 2009).
Gagal ginjal adalah suatu kondisi dimana fungsi ginjal mengalami
penurunan sehingga tidak mampu lagi untuk melakukan filtrasi sisa metabolisme
tubuh dan menjaga keseimbangan cairan elektrolit seperti sodium dan kalium di
dalam darah atau urin. Penyakit ini terus berkembang secara perlahan hingga
fungsi ginjal semakin memburuk sampai ginjal kehilangan fungsinya (Price &
Wilson, 2006).
4.2 Saran
1. Bagi mahasiswa supaya memberikan asuhan keperawatan yang tepat kepada
pasien dengan Chronic Kidney Disease (CKD) sesuai dengan perkembangan
ilmu.
2. Bagi institusi agar dapat mengembangkan konsep asuhan keperawatan pada
pasien dengan Chronic Kidney Disease (CKD).
3. Bagi tenaga kesehatan agar menerapkan asuhan keperawatan yang tepat
kepada pasien dengan Chronic Kidney Disease (CKD) sesuai dengan
perkembangan ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
Bayhakki, (2013). Seri Asuhan Keperawatan Klien Gagal Ginjal Kronik, Jakarta, EGC.
Prabowo, Eko dan Andi Eka Pranata, (2014). Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan,
Yogyakarta, Nuha Medika.
Lewis., & Sharon, Mantik. (2014). Medical Surgical Nursing. Canada. Elsevier