Anda di halaman 1dari 20

Makalah Anatomi Dan Fisiologi

ORGAN GINJAL

DI SUSUN OLEH:
NAMA : ZAHRAH HUMAERAH
NIM : PO713251201099
KELAS : B
TINGKAT : 1

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan tugas mata kuliah Anatomi dan Fisiologi dengan Judul “Sistem

Endokrin”.

Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk

itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman. Saya pribadi yakin

masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu saya sangat

mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi

kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat

maupun inpirasi terhadap pembaca.

Makassar, September 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 4
BAB II. PEMBAHASAN .............................................................................. 5
A. Definisi Ginjal .................................................................................... 5
B. Struktur Anatomi Ginjal .................................................................. 5
C. Fungsi Ginjal ..................................................................................... 7
D. Mekanisme Kerja Ginjal .................................................................. 8
E. Penanganan Penyakit Ginjal............................................................ 12
BAB III. PENUTUP ...................................................................................... 14
A. Kesimpulan ........................................................................................ 14
B. Saran .................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ginjal merupakan salah satu organ utama sistem kemih yang bertugas

menyaring dan membuang zat-zat yang bersifat toksik hasil metabolisme dari

tubuh. Zat toksik tersebut berasal dari proses normal pengolahan makanan

yang dikonsumsi dan dari pemecahan jaringan otot setelah melakukan

kegiatan fisik. Pembuangan zat yang dianggap racun oleh tubuh maka

sebagian akan dieksresi melalui usus sebagai tinja, sebagian lagi melalui ginjal

sebagai urin dan sisanya melalui kulit dibawah keringat (Alam, 2008).

Penurunan fungsi ginjal bisa bersifat akut dan kronis. Gejala dari kedua

gangguan tersebut mirip, yaitu volume urin tiba-tiba berkurang, atau urin tidak

keluar. Diikuti dengan pusing, mual, kehilangan nafsu makan, lemas dan sesak

nafas. Kadar ureum dan kreatinin meningkat dan terjadi gangguan elektrolit

tubuh karena ketidakseimbangan kandungan mineral, natrium, kalium,

kalsium yang berfungsi sebagai hantaran listrik tubuh (Alam, 2008).

Cronic Renal Failure merupakan masalah medik, sosial dan ekonomi

yang sangat besar bagi pasien dan keluarganya, khususnya di negara-negara

yang sedang berkembang yang memiliki sumber-sumber terbatas untuk

membiayai pasien dengan gagal ginjal terminal. Sebagian besar negara-negara

yang sedang berkembang ini jarang memiliki registrasi nasional untuk

penyakit ginjal. Dengan demikian insidensi dan prevalensi penyakit ginjal

kronik (PGK) serta bebannya terhadap sistem pelayanan kesehatan dan luaran

1
pada pasien dengan gagal ginjal terminal tidak diketahui. Insidensi tahunan

gagal ginjal terminal dilaporkan bervariasi mulai dari 4 per sejuta di Bolivia

sampai 254 per sejuta penduduk di Puerto Rico. Indonesia sendiri belum

memiliki sistem registri yang lengkap di bidang penyakit ginjal, namun di

Indonesia diperkirakan 100 per sejuta penduduk atau sekitar 20.000 kasus

baru dalam setahun. Penyakit ginjal kronis (Cronic renal failure) merupakan

masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia (Depkes RI, 2008).

Di Amerika Serikat (AS), ditemukan peningkatnya insiden dan

prevalensi gagal ginjal kronik. Prevalensi dari penyakit ginjal kronik secara

umum didefinisikan sebagai penyakit yang bertahan lama, kerusakan fungsi

ginjal yang irreversible, dan memiliki angka kejadian lebih tinggi

dibandingkan penyakitginjal stadium akhir atau terminal. Sekarang ditemukan

> 300.000 pasien menderita penyakit ginjal kronik di negara Amerika Serikat.

Di negara negara berkembang lainnya, insiden ini diperkirakan sekitar 40-60

kasus perjuta penduduk per tahunnya. Survei Perhimpunan Nefrologi

Indonesia menunjukkan, 12,5 persen dari populasi mengalami penurunan

fungsi ginjal. Secara kasar itu berarti lebih dari 25 juta penduduk. Di seluruh

dunia tahun 2005 ada 1,1 juta orang menjalani dialisis kronik. Tahun 2010,

diproyeksikan lebih dari 2 juta orang.Menurut data dari Penefri (Persatuan

Nefrologi Indonesia), di perkirakan ada 70 ribu penderita gagal ginjal di

Indonesia. Namun yang terdeteksi menderita gagal ginjal kronis tahap

terminal hanya sekitar 4 ribu sampai 5 ribu saja (Depkes RI, 2008).

2
Informasi yang diperoleh dari medical record di Rumah Sakit Dr. Saiful

Anwar Malang, bahwa penderita gagal ginjal kronik pada tahun 2009

sebanyak22.196 pasien. Penyakit ginjal kronis, merupakan permasalahan

bidang nefrologi dengan angka kejadiannya masih cukup tinggi, etiologi luas

dan komplek, sering tanpa keluhan maupun gejala klinis kecuali sudah terjun

ke stadium terminal (gagal ginjal terminal). Pasien penyakit ginjal kronis di

evaluasi selain untuk menetapkan diagnosa jenis penyakit ginjal, juga untuk

mengetahui adanya penyakit penyerta, derajat penyakit dengan menilai

fungsiginjal, komplikasi yang terkait dengan derajat fungsi ginjal. Umumnya

penyakit ginjal kronis disebabkan penyakit ginjal instrinsik difus dan

menahun. Tetapi hampir semua nefropati bilateral dan progresif akan berakhir

dengan gagal ginjal kronik. Umumnya penyakit diluar ginjal, misal nefropati

obstruktif dapat menyebabkan kelainan ginjal intrinsik dan berakhir dengan

gagal ginjal kronik.

Glomerulonefritis, hipertensi esensial dan pielonefritis merupakan

penyebab paling sering dari gagal ginjal kronik, kira-kira 60%. Penyakit ginjal

kronik yang berhubungan dengan penyakit ginjal polikistik dan nefropati

obstruktif hanya 15-20%. Penyakit ginjal hipertensif (arteriolar

nephrosclerosis) merupakan salah satu penyebab penyakit ginjal kronik.

Insiden hipertensi esensial berat yang berakhir dengan gagal ginjal

kronik<10% (Madjid, 2009).

3
B. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan ginjal?

2. Bagaimana struktur dan anatomi ginjal?

3. Apa fungsi dari ginjal?

4. Bagaimana mekanisme kerja ginjal?

5. Penyakit yang berhubungan dengan ginjal?

6. Bagaimana penanganan penyakit ginjal?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Ginjal

Ginjal adalah bagian tubuh yang sangat penting. Fungsi ginjal sebagai

penyaring darah dari sisa-sisa metabolisme menjadikan keberadaanya tidak

bisa tergantikan oleh organ tubuh lainnya. Kerusakan atau gangguan ginjal

menimbulkan masalah pada kemampuan dan kekuatan tubuh. Akibatnya,

aktivitas kerja terganggu dan tubuh jadi mudah lelah dan lemas. Ginjal

memainkan peran kunci dalam tubuh, tidak hanya dengan menyaring darah

dan mengeluarkan produk-produk sisa, namun juga dengan menyeimbangkan

tingkat elektrolit di dalam tubuh, mengontrol tekanan darah, dan menstimulasi

produksi dari sel-sel darah merah (Colvy, 2010).

B. Struktur dan Anatomi Ginjal

1. Struktur ginjal

Pada bagian luar, yaitu kulit ginjal (korteks), terdapat alat penyaring

darah yang disebut nefron. Dalam setiap ginjal, diperkirakan terdapat

sekitar satu juta nefron. Setiap nefron, terususun oleh badan Malpighi dan

5
saluran panjang (tubulus) yang bergulung. Badan Malpighi tersusun oleh

glomerulus dan kapsul bowman. Glomerulus merupkan anyaman

pembuluh kapiler darah sebagai lanjutan dari arteri ginjal. Kapsul bowman

merupakan bangun seperti mangkuk, yang didalamnya berkumpul

pembuluh darah halus glomerulus. Saluran lanjutan dari kapsul bowman

adalah tubulus (Wijaya, 2006)

Tubulus berupa saluran-saluran panjang bergelung dan dikelilingi

oleh pembuluh-pembuluh kapiler darah. Tubulus yang letaknya dekat

dengan badan Malpighi disebut tubulus proksimal, sedangkan tubulus

yang letaknya jauh dari badan Malpighi disebut tubulus distal. Tubulus

proksimal dan tubulus distal dihubungkan oleh lengkung henle. Lengkung

henle ini berupa pembuluh menyerupai leher angsa yang turun kea rah

nedula ginjal kemudian naik kembali menuju korteks ginjal. Bagian akhir

dari tubulus ginjal adalah saluran pengumpul yang terletak pada sumsum

ginjal (medula).

Sumsum ginjal merupakan tempat berkumpulnya pembuluh-

pembuluh halus dari kapsul bowman. Pembuluh-pembuluh halus tersebut

mengalirkan urin ke saluran yang lebih besar dan bermuara di rongga

ginjal (pelvis). Kemudian, urin dialirkan melalui saluran ginjal (ureter) dan

ditampung didalam kantung kencing (kandung kemih). Jika kandung

kemih banyak mengandung urin, dinding kantung tertekan sehingga otot

melingkar pada pangkal kantung meregang. Akibat meregangnya otot

6
melingkar tersebut, timbul rasa ingin buang air kecil. Selanjutnya, urin

dikeluarkanmelalui saluran kemih (uretra) (Wijaya, 2006)

2. Anatomi ginjal

Ginjal berukuran (panjang) 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm,

kira-kira sebesar kepalan tangan. Ginjal dibentuk oleh unit-unit yang

disebut nephron yang jumlahnya mencapai 1-1,2 jura buah pada tiap

ginjal. Unit nephron dimulai dari pembuluh darah halus/kapiler, bersifat

sebagai saringan disebut glomerulus, darah melewati glomerulus atau

kapiler tersebut dan disaring sehingga terbentuk filtrate (utin yang masih

encer) yang jumlahnya kira-kira 170 liter per hari, kemudian dialirkan

melalui pipa/saluran yang disebut tubulus. Urin ini dialirkan keluar ke

saluran ureter, kandung kencing, kemudian keluar melalui uretra (Lumenta

dkk, 2006)

C. Fungsi Ginjal

Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah sangat banyak

(sangat vaskuler) yang fungsi atau tugas dasarnya adalah “menyaring atau

membersihkan” darah (Smeltzer, 2002). Volume aliran darah ke ginjal adalah

1,2 liter/menit atau 1700 liter/hari yang kemudian disaring menjadi cairan

filtrat sebanyak 120 ml/menit (170 liter/hari) ke tubulus. Cairan filtrate ini di

proses dalam tubulus sehingga akhirnya keluar dari ke-2 ginjal menjadi urin

sebanyak 1-2 liter/hari. Fungsi ginjal (Soelaeman dkk, 2015), yaitu:

1. Bertugas sebagai sistem filter atau saringan, dan membuang “sampah”.

2. Menjaga keseimbagan cairan tubuh.

7
3. Produksi hormon yang mengontrol tekanan darah.

4. Produksi hormone erythropoietin yang membantu pembuatan sel darah

merah.

5. Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang.

D. Mekanisme Kerja Ginjal

Mekanisme kerja ginjal sesuai dengan fungsinya, (Syaifuddin, 2006)

adalah sebagai berikut:

1. Pertama, darah dan zat-zat lainnya di nefron masuk ke bagian Glomerulus

dan Kapsula Bowman. Proses filtrasi ini menghasilkan urin primer yang

mengandung glukosa, garam-garam, natrium, kalium, asam amino dan

protein.

2. Kedua, darah masuk kedalam Tubulus Kontortus Proksimal, yang

selanjutnya pada Tubulus Kontortus Proksimal ini darah akan mengalami

reabsorpsi atau penyerapan kembali zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh.

Proses reabsorpsi ini menghasilkan urin sekunder yang mengandung air,

garam-garam, urea, dan pigmen.

3. Ketiga, darah akan masuk ke dalam Tubulus Kontortus Distal untuk

ditambahkan zat-zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh. Proses ini

disebut Augmentasi. Proses ketiga ini menghasilkan urin normal yang

mengandung 95% air, urea, amoniak, asam urat, garam mineral (NaCl),

zat warna empedu, dan zatzat yang berlebih (vitamin,obat,dll). Urin

normal akan ditampung sementara di Pelvis Ginjal. Setelah itu urin akan

melewati Ureter dan akan disimpan kembali di kantung kemih. setelah

8
kantung kemih penuh, dinding kantung kemih akan tertekan dan

menyebabkan rasa ingin buang air kecil, dan urin pun dibuang melalui

Uretra (Syaifuddin, 2006).

E. Penyakit pada Ginjal

Suatu keadaan dimana kemampuan fungsi ginjal mengalami penurunan,

sehingga tidak dapat melakukan penyaringan, pembuangan elektrolit tubuh,

menjaga keseimbangan cairan, dan memproduksi urin (Price, 2005). Tanda

dan gejala penyakit ginjal, antara lain:

1. Kelelahan dan nyeri pinggang.

2. Kram otot, sering terjadi pada otot betis.

3. Mual dan muntah, biasanya karena ureum dan kreatinin darah tinggi.

4. Mudah memar.

5. Gatal, karena anemia dan asidosis.

6. Sesak nafas, terjadi karena hiperkalemi dan overhidrasi.

7. Gejala lainnya adalah perubahan frekuensi kencing, haus, nafsu makan

turun, susah tidur, kurang konsentrasi, gelisah, mengantuk, diare, sembelit,

sakit kepala, cegukan (hiccup), mulut bau ammonia disebabkan oleh

ureum yang berlebihan pada air liur, gangguan memori, mati rasa dan

kesemutan pada tangan dan kaki, anemia, kejang, penurunan libido,

impotensi dan bengkak seputar mata pada waktu bangun tidur (Price,

2005; Erwinsyah, 2009).

Penyakit gagal ginjal dibedakan menjadi dua yaitu gagal ginjal akut dan

gagal ginjal kronik.

9
1. Gagal ginjal akut

Gagal ginjal akut (GGA) adalah suatu sindrom klinik akibat adanya

gangguan fungsi ginjal yang terjadi secara akut, ditandai dengan

berkurangnya volume urin dalam 24 jam. Penderita gagal ginjal akut

dilakukan perbaikan aliran darah ke ginjal, dengan menghentikan

penggunaan obat-obatan yang merusak ginjal dan memperberat kerja

ginjal atau mengangkat sumbatan pada saluran kencing. Stadium ini,

fungsi ginjal masih dapat dikembalikan seperti semula (Erwinsyah, 2009).

Penyebab gagal ginjal akut dibagi menjadi 3 yaitu :

a. Gagal Ginjal Akut pre renal (gangguan diluar renal) disebabkan karena

syok hypovolemik, misalnya, dehidrasi berat, diare, perdarahan, gagal

jantung, sepsis.

b. Gagal Ginjal Akut renal (kerusakan dalam ginjal) disebabkan oleh

kelainan vascular, misalnya myelonephritis, glomerulonephritis,

intoksikasi, penyakit lupus, vaskulitis, hipertensi maligna,

glomerulonefritis akut dan Nefritis interstitial akut.

c. Gagal Ginjal Akut post renal disebabkan oleh obstruksi intra renal dan

ekstra renal, misalnya obstruksi saluran kemih, tumor, batu saluran

kemih.

Pengobatan gagal ginjal akut bertujuan untuk mencegah komplikasi

dan mengembalikan fungsi ginjal. Pasien biasanya perlu menjalani rawat

inap yang lamanya tergantung pada seberapa parah kondisinya dan

seberapa cepat ginjalnya dapat kembali pulih (Sudoyo, 2006).

10
Metode pengobatan gagal ginjal akut tergantung pada penyebabnya.

Beberapa metode pengobatan gagal ginjal akut, (Pane, 2020) yaitu :

a. Pengaturan pola makan, yaitu dengan membatasi konsumsi makanan

tinggi garam dan kalium selama proses penyembuhan ginjal.

b. Pemberian obat-obatan, yaitu dengan memberikan obat yang dapat

menyeimbangkan kadar elektrolit di dalam darah, memberikan obat

diuretik untuk mengeluarkan kelebihan cairan, antibiotik jika gagal

ginjal disebabkan oleh infeksi bakteri.

c. Cuci darah, yaitu prosedur yang dilakukan bila kerusakan ginjal cukup

parah.

2. Gagal ginjal kronik

Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir merupakan suatu

proses patofisiologi dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan

penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya berakhir

dengan kelainan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang

irreversible, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal

yang tetap, berupa dialysis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2014).

Menurut National Kidney Foundation kriteria penyakit ginjal kronik,

yaitu diantaranya:

a. Kerusakan ginjal ≥ 3 bulan, berupa kelainan struktural atau fungsional

dari ginjal, dengan atau tanpa berkurangnya Laju Filtrasi Glomerulus

(LFG), dengan manifestasi berupa kelainan patologi atau kelainan

11
laboratorik pada darah, urin, atau kelainan pada pemeriksaan

radiologi.

b. LFG < 60 ml/menit per 1,73 m2 luas permukaan tubuh selama > 3

bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal.

Tahapan Penyakit Ginjal Kronik menurut The National Kidney

Foundation Kidney Disease Improving Global Outcomes (NKF-KDIGO)

tahun 2012 adalah

a. Tahap I: Kerusakan ginjal dengan GFR normal atau GFR > 90

ml/min/1.73m2.

b. Tahap II: Kerusakan ginjal ringan dengan GFR 60 - 89

ml/min/1.73m2

c. Tahap III: Kerusakan ginjal sedang dengan GFR 30 – 59

ml/min/1.73m2.

d. Tahap IV : Kerusakan ginjal berat dengan GFR 15 - 29

ml/min/1.73m2.

e. Tahap V : Gagal ginjal, GFR.

E. Penanganan Penyakit Ginjal

Penyakit ginjal tidak dapat disembuhkan. Perawatan difokuskan untuk

meredakan gejala, mencegah kemungkinan komplikasi, serta menghambat

perkembangan penyakit gagal ginjal kronis menjadi lebih parah. Langkah

penanganan yang bisa dilakukan adalah dengan pemberian obat. Tujuan

tindakan ini adalah untuk mengendalikan penyakit yang menyertai kondisi

12
ginjal, sehingga penurunan fungsi ginjal tidak bertambah buruk. Obat yang

diberikan (Willy, 2018) antara lain:

1. Obat hipertensi seperti ACE inhibitor atau ARB.

2. Suplemen untuk anemia seperti suntikan hormon eritropoietin yang

terkadang ditambah suplemen besi.

3. Obat diuretic seperti furosemide.

4. Suplemen kalsium dan vitamin D seperti calcitriol.

5. Obat kortikosteroid seperti cortisone atau hydrocortisone.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Ginjal adalah bagian tubuh yang sangat penting. Fungsi ginjal sebagai

penyaring darah dari sisa-sisa metabolisme menjadikan keberadaanya

tidak bisa tergantikan oleh organ tubuh lainnya.

2. Struktur ginjal terdiri dari, korteks (kulit ginjal), Medulla (sumsum ginjal),

pelvis renalis, ureter, vena, arteri.

3. Anatomi ginjal berukuran (panjang) 11 - 12 cm, lebar 5 - 7 cm, tebal 2,3 -

3 cm, kira-kira sebesar kepalan tangan. Ginjal dibentuk oleh unit-unit yang

disebut nephron yang jumlahnya mencapai 1-1,2 jura buah pada tiap

ginjal.

4. Fungsi ginjal yaitu menyaring atau membersihkan darah.

5. Mekanisme kerja ginjal yakni dengan Proses filtrasi, dimana darah dan

zat-zat lainnya di nefron masuk ke bagian glomerulus dan kapsula

Bowman. Proses ini menghasilkan urin primer yang mengadung glukosa,

garam-garam, natrium, kalium, asam amino dan protein.

6. Penyakit gagal ginjal dibedakan menjadi dua yaitu gagal ginjal akut dan

gagal ginjal kronik.

7. Penyakit ginjal tidak dapat disembuhkan. Perawatan difokuskan untuk

meredakan gejala, mencegah kemungkinan komplikasi, serta menghambat

perkembangan penyakit gagal ginjal kronis menjadi lebih parah.

14
B. Saran

Setelah kita tahu apa itu ginjal cara kerjanya dan fungsi ginjal maka kita

sebaiknya harus menjaga dan digunakan sebaik mungkin karena jantung

merupakan organ vital di tubuh manusia. Adapun caranya seperti hindari

merokok dan minuman beralkohol, kurangi makanan fast food karena kadar

lemaknya jauh lebih tinggi, lebih baik makan makanan sayur-sayuran dan

berserat, makan buah-buahan, berolahraga.

15
DAFTAR PUSTAKA

Alam. 2008. Gagal Ginjal. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.


http://eprints.umm.ac.id/31708/1/jiptummb--agusaprian-28165-2-babi.pdf

Colvy Jack. 2010. Gagal Ginjal (Tips Cerdas Mengenali & Mencegah Gagal Ginjal).
Yogyakarta : DAFA Publishing. file:///C:/Users/ACER/Downloads/318-1554-
1-PB.pdf

Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil kesehatan Indonesia 2007. Jakarta : Depkes RI
Jakarta. http://eprints.umm.ac.id/31708/1/jiptummb--agusaprian-28165-2-
babi.pdf

Erwinsyah, 2009. Hubungan antara quick of blood (qb) dengan penurunan kadar ureum
dan kreatinin plasma pada pasien ckd yang menjalani hemodialysis. Jambi:
RSUD Raden Mattaher. http://repository.unimus.ac.id/1148/3/BAB%20II.pdf

Lumenta dkk. 2006. Manajemen Hidup Sehat. Jakarta:Gramedia.


https://books.google.co.id/books?id=g5Lbitu6jPoC&printsec=frontcover&hl=i
d&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=fals

Madjid. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien. Jakarta: Tim Wilkimson.


http://eprints.umm.ac.id/31708/1/jiptummb--agusaprian-28165-2-babi.pdf

Pane. 2020. Gagal ginjal Akut. Jakarta: Alodoc. https://www.alodokter.com/gagal-ginjal-


akut

Price. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Volume 2 Ed/6.


Hartanto H, Susi N, Wulansari P, Mahanani DA, editor. Jakarta: EGC; 2005.
BAB 53, Penyakit Serebrovaskular; hal. 1106-1129. http:// repository
.unimus.ac.id/1148/3/BAB%20II.pdf

Smeltzer.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart (Alih bahasa
Agung Waluyo) Edisi 8 vol.3. Jakarta :EGC

Soelaeman dkk. 2006. Gejala Penyakit Ginjal. Bandung:Rumah Sakit Muhammadiyah


Bandung. http://www.rsmb.co.id/gejala-penyakit-ginjal/

Sudoyo. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (2 ed., Vol. III). Jakarta: Departemen
Ilmu Penyakit Dalam. http://repository.unimus.ac.id/1148/3/BAB%20II.pdf

Suwitra K. 2014. Penyakit ginjal kronik. Jakarta: Interna. http://repository


.unimus.ac.id/1148/3/BAB%20II.pdf

Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 3. Jakarta:


EGC. http://repository. unimus.ac.id/1148/3/BAB%20II.pdf

Wijaya, Agung. 2006. Biologi SMP/MTs Kls IX (KTSP). Jakarta: Grasindo.


https://books.google.co.id/books?id=l7l5ZZu2eHgC&pg=PA4&lpg=PA4&dq
Willy. 2018. Gagal Ginjal Kronis. Jakarta: Alo Dokter. https://www.alodokter.com/gagal-
ginjal-kronis/pengobatan

Anda mungkin juga menyukai