DOSEN PENGAMPU :
Ns. Siti Asma K. Laitupa, S.Kep., M.Kep
DI SUSUN
OLEH
Bagas Prayogi
Nim. P07120320009
Penyusun
Bagas Prayogi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A.Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Tujuan.....................................................................................................................2
C.Rumusan Masalah....................................................................................................2
BAB II KONSEP MEDIS......................................................................................3
A. Definisi...................................................................................................................3
B. Etiologi...................................................................................................................3
C. Patofisiologi............................................................................................................4
D. Tanda dan Gejala....................................................................................................5
E.Pemeriksaan Penunjang............................................................................................5
F. Penatalaksanaan/Perawatan.....................................................................................6
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................8
A.Pengkajian...............................................................................................................8
B. Diagnosa Keperawatan..........................................................................................13
C. Intervensi..............................................................................................................18
4. Implementasi.........................................................................................................26
5. Evaluasi.................................................................................................................26
BAB IV PENUTUP.............................................................................................27
A.Kesimpulan............................................................................................................27
B.Saran......................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
12,5% yang terobati dengan baik.
B. Tujuan
C.Rumusan Masalah
1,Apa saja konsep medis pada pasien dengan Gagal Ginjal Akut ?
2
3
BAB II
KONSEP MEDIS
A. Definisi
Gangguan ginjal akut (GGA) atau Acute kidney injury (AKI) yang
sebelumnya diknal dengan ARF adalah penurunan fungsi ginjal yang di tandai
dengan peningkatan kadar kreatinin serum dibanding dengan kadar sebelumnya
atau penurunan urine output (UO)(Balqis, Noormartany, Gondodiputra, & Rita,
2016). Acute kidney injury (AKI) adalah penurunan cepat (dalam jam hingga
minggu) laju filtrasi glomerulus (LFG) yang umumnya berlangsung reversible,
diiikuti kegagalann ginjal untuk mengekskresi sisa metabolisme nitrogen dengan
/ tanpa gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
B. Etiologi
menyebabkan terjadinya GGA dapat dipengaruhi oleh ginjal sendiri dan oleh
faktor luar.
1) Glomerolusitis
2) Pyelonefritis
4
3) Ureteritis.
4) Nefrolitiasis
5) Polcystis kidney
2) Dysplidemia
3) SLE
5) Preklamsi,
6) Obat-obatan
C. Patofisiologi
fungsinya untuk menyaring menjadi lebih banyak. Hal ini berakibat pada
ginjal, dimana ginjal kehilangan kemampuan dalam mengentalkan urine.
5
Ditahap ekskresi urine dikeluarkan dalam jumlah besar sehingga pasien
mengalami kehilangan cairan. Tubulus pada akhirnya akan kehilangan
kemampuan dalam menerima elektrolit dan urine yang dibuang mengandung
banyak sodium yang mengakibatkan terjadinya poliuri (Bayhakki,2013) dalam
(Khanmohamadi, 2014).
Ada beberapa gejala yang timbul oleh adanya penyakit gagal ginjal,
pendarahan.
6
E. Pemeriksaan Penunjang
s/d 90%.
(Engran Balbarra.)
F. Penatalaksanaan/Perawatan
7
Dengan menjaga tekanan darah maka dapat mengontrol kerusakan ginjal,
karena tekanan darah sendiri dapat mempercepat kerusakan tersebut. Obat
penghambat ACE merupakan obat yang mampu memberi perlindungan
tambahan pada ginjal dan mengurangi tekanan darah dalam tubuh dan aliran
pembuluh darah.
Hal yang bisa dilakukan ialah dengan merubah gaya hidup seperti
mengurangi konsumsi garam, menurunkan berat badan diutamakan bagi
penderita obesitas
c. Obat-obatan
Yaitu dengan cara minum air yang cukup dan pengaturan diit rendah
protein memperlambat perkembangan gagal ginjal.
e. Hemodialisis
8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.Pengkajian
1. Biodata
a. Inisial :
b. Umur :
c. Jenis Kelamin :
d. Suku/Bangsa :
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Biasanya pasien dengan diagnosa gagal ginjal akut sering terasa sesak,
mual, muntah.
9
a. Pola Nutrisi
Biasanya pasien tidak mampu makan karena pasien mual dan muntah
pasien hanya mampu menghabiskan 3 sendok makan dari porsi yang
disediakan dan pasien minum 2 gelas / hari.
b. Pola Istirahat
Biasanya pasien tidak dapat tidur dengan tenang dan hanya tidur 4-5
jam/hari.
c. Pola Eliminasi
Biasanya BAB 2 hari satu kali dengan konsistensi padat dan untuk
BAK dengan urine warna kuning pekat agak kental.
d. Pola Aktifitas
e. Personal Hygine
4. Riwayat Psikologis
sembuh
5. Riwayat Sosial
6. Riwayat Spiritual
10
Menanyakan pada pasien apakah pasien berdoa untuk kesembuhan
penyakitnya dan mau berobat kerumah sakit.Peristaltik usus terdengar
sedikit lemah.
a. Kepala
1. Kesimetrisan
2 Edema periorbital
4. Caput succeodenum
5 Cephalhematom
b. Mata
1. Kesimetrisan
4. Refleks Cahaya
c. Hidung
1. Kesimetrisan
d. Mulut
11
1. Kesimetrisan
2. Adanya labioschisi
4. Pengeluaran Saliva
e. Telinga
f. Leher
2. Benjolan ada/tidak
g. Dada
(1 : 1)
2. Puting : timbul/tidak
h. Abdomen
12
2. Inspeksi ukuran abdomen dan palpasi kontur abdomen : bulat
menonjol ,
4. Auskultasi bisisng usus : terdengar satu sampai dua jam setelah lahir.
i. Ekstremitas
5. Kelengkapan organ
j. Genitalia
Laki-laki
1. Penis : ada/tidak
Perempuan
1. Vagina : berlobang/tidak
8. Pemeriksaan Penunjang
13
a. Kreatinin dan BUN serum keduanya tinggi karena beratnya gagalginjal
b. Klirens kreatinin menunjukkan penyakit ginjal tahap akhir bila berkurang s/d
90%.
B. Diagnosa Keperawatan
a, Hipervolemia (D.0022)
14
1. Ortopnea 1. Ederma anasarka dan/atau
2. Dispenea ederma perifer
3. Paroxysmal nocturnal 2. Berat badan meningkat dalam
dyspnea (PND) waktu singkat
3. Jugular Venous Pressure
(JVP) dan/atau Cental
Venous Pressure (CVP)
meningkat
4. Refleks hepatojugular positif
b.d dengan anemi dan nyeri sendi sekunder terhadap gagal ginjal
15
1. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
2. Tirah baring
3. Kelemahan
4. Imobilitas
5. Gaya hidup monoton
3. Ansietas (D.0080)
1. Krisis situasional.
16
2. Kebutuhan tidak terpenuhi.
3. Krisis maturasional.
4. Ancaman terhadap konsep diri.
5. Ancaman terhadap kematian.
6. Kekhawatiran mengalami kegagalan.
7. Disfungsi sistem keluarga.
8. Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan.
9. Faktor keturunan (temperamen mudah teragitasi sejak lahir)
10. Penyalahgunaan zat.
11. Terpapar bahaya lingkungan (mis. toksin, polutan, dan lain-lain).
12. Kurang terpapar informasi.
17
7. Suara bergetar.
8. Kontak mata buruk.
9. Sering berkemih.
10. Berorientasi pada masa lalu.
18
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
5.Sariawan
6.Serum abumin
8.Diare
C. Intervensi
a. Hipervolemia
1. Manajemen Hipervolemia (I.03114)
Observasi
Periksa tanda dan gejala hypervolemia
Identifikasi penyebab hypervolemia
Monitor status hemodinamik, tekanan darah, MAP, CVP, PAP,
PCWP, CO jika tersedia
Monitor intaje dan output cairan
Monitor tanda hemokonsentrasi ( kadar Natrium, BUN,
hematocrit, berat jenis urine)
19
Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma
Monitor kecepatan infus secara ketat
Monitor efek samping diuretic
Therapeutik
Timbang berat bada setiap hari pada waktu yang sama
Batasi asupan cairan dan garam
Tinggikan kepala tempat tidur 30-40 derajat
Edukasi
Anjurkan melapor jika haluaran urine <0.5 ml/kg/jam dalam 6
jam
Anjurkan melapor jika BB bertambah > 1 kg dalam sehari
Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluaran
cairan
Ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuritik
Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat diuretic
Kolaborasi pemberian continuous renal replacement therapy
20
Monitor jumlah, waktu dan berat jenis urine
Monitor kadar albumin dan protein total
Monitor hasil pemeriksaan serum (mis. Osmolaritas serum,
'hematocrit, natrium, kalium, BUN)
Identifikasi tanda-tanda hipovolemia (mis. Frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan
nadi menyempit, turgor kulit menurun, membrane mukosa
kering, volume urine menurun, hematocrit meningkat, haus,
lemah, konsentrasi urine meningkat, berat badan menurun
dalam waktu singkat)
Identifikasi tanda-tanda hypervolemia 9mis. Dyspnea, edema
perifer, edema anasarka, JVP meningkat, CVP meningkat,
refleks hepatojogular positif, berat badan menurun dalam
waktu singkat)
Identifikasi factor resiko ketidakseimbangan cairan (mis.
Prosedur pembedahan mayor, trauma/perdarahan, luka bakar,
apheresis, obstruksi intestinal, peradangan pankreas, penyakit
ginjal dan kelenjar, disfungsi intestinal)
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
b. Intoleransi aktivitas
1. Manajemen Energi (I. 05178)
21
Observasi
Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
Monitor kelelahan fisik dan emosional
Monitor pola dan jam tidur
Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan
aktivitas
Terapeutik
Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis.
cahaya, suara, kunjungan)
Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan
22
Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivotas tertentu
Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang diinginkan
Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam aktivitas
Identifikasi makna aktivitas rutin (mis. bekerja) dan waktu
luang
Monitor respon emosional, fisik, social, dan spiritual terhadap
aktivitas
Terapeutik
Fasilitasi focus pada kemampuan, bukan deficit yang dialami
Sepakati komitmen untuk meningkatkan frekuensi danrentang
aktivitas
Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang
konsisten sesuai kemampuan fisik, psikologis, dan social
Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia
Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih
Fasilitasi transportasi untuk menghadiri aktivitas, jika sesuai
Fasilitasi pasien dan keluarga dalam menyesuaikan lingkungan
untuk mengakomodasikan aktivitas yang dipilih
Fasilitasi aktivitas fisik rutin (mis. ambulansi, mobilisasi, dan
perawatan diri), sesuai kebutuhan
Fasilitasi aktivitas pengganti saat mengalami keterbatasan
waktu, energy, atau gerak
Fasilitasi akvitas motorik kasar untuk pasien hiperaktif
Tingkatkan aktivitas fisik untuk memelihara berat badan, jika
sesuai
Fasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi otot
Fasilitasi aktivitas dengan komponen memori implicit dan
emosional (mis. kegitan keagamaan khusu) untuk pasien
dimensia, jika sesaui
23
Libatkan dalam permaianan kelompok yang tidak kompetitif,
terstruktur, dan aktif
Tingkatkan keterlibatan dalam aktivotasrekreasi dan
diversifikasi untuk menurunkan kecemasan ( mis. vocal group,
bola voli, tenis meja, jogging, berenang, tugas sederhana,
permaianan sederhana, tugas rutin, tugas rumah tangga,
perawatan diri, dan teka-teki dan kart)
Libatkan kelarga dalam aktivitas, jika perlu
Fasilitasi mengembankan motivasi dan penguatan diri
Fasilitasi pasien dan keluarga memantau kemajuannya sendiri
untuk mencapai tujuan
Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-hari
Berikan penguatan positfi atas partisipasi dalam aktivitas
Edukasi
Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari, jika perlu
Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
Anjurkan melakukan aktivitas fisik, social, spiritual, dan
kognitif, dalam menjaga fungsi dan kesehatan
Anjurka terlibat dalam aktivitas kelompok atau terapi, jika
sesuai
Anjurkan keluarga untuk member penguatan positif atas
partisipasi dalam aktivitas
Kolaborasi
Kolaborasi dengan terapi okupasi dalam merencanakan dan
memonitor program aktivitas, jika sesuai
Rujuk pada pusat atau program aktivitas komunitas, jika perlu
c. Ansietas
24
1. Reproduksi Ansietas (I.09314)
Observasi
Identifikasi saat tingkat anxietas berubah (mis. Kondisi, waktu,
stressor)
Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
Monitor tanda anxietas (verbal dan non verbal)
Terapeutik
Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
Temani pasien untuk mengurangi kecemasan , jika
memungkinkan
Pahami situasi yang membuat anxietas
Dengarkan dengan penuh perhatian
Gunakan pedekatan yang tenang dan meyakinkan
Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan
dating
Edukasi
Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai
kebutuhan
Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
Latih kegiatan pengalihan, untuk mengurangi ketegangan
Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
Latih teknik relaksasi
25
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat ansietas, jika perlu
d. Defisit Nutrisi
1. Manajemen Nutrisi (I. 03119)
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi makanan yang disukai
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
Monitor asupan makanan
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makan melalui selang nasigastrik jika
asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
26
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda
nyeri, antiemetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
4. Implementasi
5. Evaluasi
27
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Gangguan ginjal akut (GGA) atau Acute kidney injury (AKI) yang
sebelumnya diknal dengan ARF adalah penurunan fungsi ginjal yang di tandai
dengan peningkatan kadar kreatinin serum dibanding dengan kadar sebelumnya
atau penurunan urine output (UO)(Balqis, Noormartany, Gondodiputra, & Rita,
2016). Acute kidney injury (AKI) adalah penurunan cepat (dalam jam hingga
minggu) laju filtrasi glomerulus (LFG) yang umumnya berlangsung reversible,
diiikuti kegagalann ginjal untuk mengekskresi sisa metabolisme nitrogen
dengan / tanpa gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
B.Saran
28
mahasiswa tetang “Gagal Ginjal Akut” dan asuhan keperawatan pada pasien
“Gagal Ginjal Akut”. Semoga kedepannya makalah ini dapat dikembangkan
menjadi lebih baik untuk dijadikan acuan pembelajaran untuk meningkatkan
wawasan dan pengetahuan. Apabila dalam penulissan makalah ini terdapat
kesalahan maupun kekurangan, saya memohon maaf dan saya mengharapkan
saran dan kritikan membangun untuk memperbaiki makalah ini dimasa yang akan
datang
29
DAFTAR PUSTAKA
Wati, N. A. (2018). Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pada
klien Gagal Ginjal Akut Dengan Masalah Kelebihan Volume Cairan. 13-
19.
30