OLEH KELOMPOK :
1. MUHAMMAD HUSNUL ABROR
2. BAIQ RUMILANG
3. PUJI KURIANDINI
4. NURUL HAYATI
5. EKA ROSITA WARNI
Mamben, Juni 2022
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan masalah...............................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian............................................................................................
B. Etiologi ...............................................................................................
C. Tanda Dan Gejala................................................................................
D. Patofisiologi Dan Pathway...................................................................
E. Penatalaksanaan....................................................................................
F. Asuhan Keperawatan............................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal ginjal kronik merupakan penyakit yang menahun dan bersifat progresif,
dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme atau
keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia. Gagal ginjal kronik
terjadi apabila Laju Filtrasi Glomeruler (LFG) kurang dari 60 ml/menit/1,73m2
selama tiga bulan atau lebih. Berbagai faktor yang mempengaruhi kecepatan
kerusakan serta penurunan fungsi ginjal dapat berasal dari genetik, perilaku,
lingkungan maupun proses degeneratif. Penyakit Ginjal Kronik atau Chronic Kidney
Disease (CKD) merupakan masalah kesehatan dunia dengan peningkatan
insidensi, prevalensi serta tingkat morbiditas dan mortalitas. Prevalensi global telah
meningkat setiap tahunnya. Menurut data WHO penyakit ginjal kronis berkontribusi
pada beban penyakit dunia dengan angka kematian sebesar 850.000 setiap tahun.
Penyakit tersebut merupakan penyebab ke-12 kematian dan ke-17 penyebab
kecacatan di Dunia.
Angka kematian akibat gagal ginjal kronis terus meningkat di banyak negara
termasuk di negara berkembang seperti Indonesia. Penyakit ginjal kronis adalah
proses patofiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan
fungsi ginjal yang progesif dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal.
Selanjutnya, gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan
penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, pada suatu derajat yang memerlukan
terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transpalasi ginjal (Suwitra,
2010).
Gagal ginjal kronik adalah kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan
metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur ginjal
progesif dengan menifestasi penumpukan sisa metabolik (toksik uremik) di dalam
darah (Muttaqin & Sari, 2011). Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir
merupakan gangguan fungsi renal yang progesif dan ireversibel dimana kemampuan
tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dankeseimbangan cairan dan
elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah) (Smeltzer & Bare, 2002).
Data World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 mengemukakan
bahwa angka kejadian gagal ginjal kronik diseluruh dunia mencapai 10% dari
populasi, sementara itu pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa
mencapai 1,5 juta orang diseluruh dunia (Indonesian Renal Registry [IRR], 2014).
The United States Renal Data System (ESRDS) atau gagal ginjal kronik Global
diperkirakan 3.010.000 pada tahun 2012 dengan tingkat pertumbuhan 7%.
Prevalensi gagal ginjal kronik akan terus mengalami peningkatan, di Taiwan
2.990/1.000.000 penduduk, Jepang 2.590/1.000.000 penduduk, dan Amerika
Serikat 2.020/1.000.000 penduduk (ESRD,2012).
Angka kejadian gagal ginjal kronis di Indonesia berdasarkan data dari
Riskesdas pada tahun 2013, menunjukkan prevalensi gagal ginjal kronis berdasar
diagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,2%. Prevalensi tertinggi di Sulawesi
Tengah sebesar 0,5%, diikuti Aceh, Gorontalo, dan Sulawesi Utara masing-
masing 0,4%. Sementara Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Lampung, Jawa
Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur masing-masing 0,3%.
Prevalensi penyakit gagal ginjal kronis 0,2% di Provinsi Sumatera Utara
(Kementerian Kesehatan RI, 2013). Data Indonesia Renal Registry pada tahun
2014 menunjukkan diagnosa penyakit utama pasien hemodialisa baru dari renal
unit yang terkirim adalah pasien Gagal Ginjal Terminal/ESRD merupakan pasien
terbanyak (84%) diikuti dengan pasien Gagal Ginjal Akut/ARF sebanyak 9%,
dan pasien Gagal Ginjal Kronik sebanyak 7%. Pasien gagal ginjal kronik harus
menjalani hemodialisa yang merupakan salah satu terapi yang menggantikan
sebagian kerja dari fungsi ginjal dalam mengeluarkan sisa hasil metabolisme
dan cairan serta zat-zat yang tidak dibutukan melalui difusi dan helmofiltrasi.
Tindakan hemodialisis tersebut dapat menurunkan resiko kerusakan organ.
B. Rumusan masalah
1. Apa Pengertian Gagal Ginjal Kronik ?
2. Apa Etiologi Gagal Ginjal Kronik ?
3. Apa Tanda Dan Gejala Gagal Ginjal Kronik ?
4. Apa Patofisiologi Dan Pathway Gagal Ginjal Kronik ?
5. Apa Penatalaksanaan Gagal Ginjal Kronik ?
6. Apa Komplikasi Gagal Ginjal Kronik ?
7. Apa Asuhan Keperawatan Gagal Ginjal Kronik ?
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Gagal Ginjal Kronik
2. Mengetahui Etiologi Gagal Ginjal Kronik
3. Mengetahui Tanda Dan Gejala Gagal Ginjal Kronik
4. Mengetahui Patofisiologi Dan Pathway Gagal Ginjal Kronik
5. Mengetahui Penatalaksanaan Gagal Ginjal Kronik
6. Mengetahui Komplikasi Gagal Ginjal Kronik
7. Mengetahui Asuhan Keperawatan Gagal Ginjal Kronik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gagal Ginjal Kronik
Gagal ginjal kronik adalah suatu kondisi yang ditandai oleh hilangnya secara
bertahap fungsi ginjal dari waktu ke waktu. Kondisi ini akan merusak ginjal dan
menurunkan kemampuannya untuk menjaga tubuh tetap sehat dengan melakukan
fungsi normalnya.Berbeda dengan gagal ginjal akut yang proses kejadiannya cepat,
pada gagal ginjal kronik proses kerusakan ginjal berlangsung lambat, secara
perlahan namun pasti, dan pada akhirnya ginjal gagal melakukan fungsinya. Ginjal
berperan penting untuk menyaring darah dalam rangka membuang produk sisa dan
kelebihan cairan dari tubuh melalui air seni. Ketika ginjal tidak bekerja dengan baik
maka sampah hasil sisa metabolisme akan menumpuk di dalam darah dan dapat
menurunkan kesehatan tubuh. Penyakit ginjal kronik bisa datang tiba – tiba, karena
gejala sebelumnya tidak teras.
Namun bisa juga terjadi dikit demi sedikit dalam beberapa tahun sebagai akibat
dari kerusakan ginjal. Tiap ginjal terdiri dari jutaan sel - sel penyaring berukuran
kecil yang disebut dengan nefron. Jika nefron rusak maka sel – sel ini akan berhenti
bekerja. Sebagai gantinya, nefron sehat bisa mengambil alih kerjanya sehingga
beban kerja nefron sehat menjadi lebih berat. Jika kerusakan berlanjut maka akan
semakin banyak nefron yang mengalami kerusakan. Hingga pada titik tertentu,
nefron sehat yang tersisa tidak bisa menyaring darah dengan baik untuk menjaga
kesehatan tubuh. Salah satu cara untuk mengukur apakah ginjal bekerja dengan baik
adalah dengan menghitung laju filtrasi glomerolus (LFG) untuk menghitung laju
rata-rata penyaringan darah yang terjadi di glomerulus ginjal. LFG biasanya
dihitung dengan menggunakan hasil dari pemeriksaan kreatinin darah.
Fungsi utama ginjal adalah menyaring limbah (zat sisa metabolisme tubuh) dan
kelebihan cairan dari darah untuk dibuang melalui urine. Setiap hari, kedua ginjal
menyaring sekitar 120–150 liter darah dan menghasilkan sekitar 1–2 liter urine. Di
dalam ginjal, terdapat unit penyaring bernama nefron yang terdiri dari glomerulus
dan tubulus. Glomerulus menyaring cairan dan limbah untuk dikeluarkan, tetapi
mencegah sel darah dan protein darah keluar dari tubuh. Selanjutnya, mineral yang
dibutuhkan tubuh akan diserap di tubulus agar tidak terbuang bersama urine.
Selain menyaring limbah dan kelebihan cairan, ginjal juga berfungsi untuk:
Menghasilkan enzim renin yang menjaga tekanan darah dan kadar garam
dalam tubuh tetap normal
Membuat hormon eritropoietin yang merangsang sumsum tulang untuk
memproduksi sel darah merah
Memproduksi vitamin D dalam bentuk aktif yang bermanfaat untuk menjaga
kesehatan tulang
Gagal ginjal kronis (GGK) atau penyakit ginjal kronis (PGK) menyebabkan cairan,
elektrolit, dan limbah menumpuk di dalam tubuh dan menimbulkan banyak
gangguan. Gejala dapat lebih terasa ketika fungsi ginjal sudah semakin menurun.
Pada tahap lanjut, GGK dapat membahayakan jika tidak ditangani, salah satunya
dengan cuci darah. Gagal ginjal kronis merupakan masalah kesehatan global yang
jumlahnya terus meningkat. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013
oleh Kementerian Kesehatan RI, sebanyak 0,2% dari seluruh penduduk Indonesia
menderita gagal ginjal kronis. Survei yang dilakukan oleh perkumpulan dokter
ginjal se-Indonesia menunjukkan, kebanyakan gagal ginjal kronis di Indonesia
terjadi akibat hipertensi dan diabetes (nefropati diabetik) yang tidak terkontrol.
Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta mal fungsi sistem renin,
angiotensin, aldosteron.
Anemia : akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah,
perdarahan gastro intestinal.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang biasa muncul pada klien dengan gagal ginjal kronis
menurut Pranata & Prabowo (2014) dan Margareth (2012) adalah:
3. Intervensi Keperawatan
dengan kriteria Hasil: Tekanan darah sistol, tekanan darah diastole, tingkat
pernapasan, irama pernapasan, urine output, dispnea saat beristirahat,
dispnea dengan aktivitas ringan, kelelahan. NIC 4040.
Perawatan Jantung. Intervensi:
1. Evaluasi episode nyeri dada (intensitas, lokasi, radiasi, durasi dan faktor
yang memicu serta meringankan nyeri dada),
1. Monitor dan catat intake dan output cairan selama 24 jam secara akurat,
1. Kaji status nutrisi klien dan kemampuan klien untuk pemenuhan nutrisi
klien,
1. Sangat terganggu,
2. Banyak terganggu,
3. Cukup terganggu,
4. Sedikit terganggu,
5. Tidak terganggu
1. Sangat terganggu,
2. Banyak terganggu,
3. Cukup terganggu,
4. Sedikit terganggu,
5. Tidak terganggu
1. Tidak tahu,
2. Pengetahuan terbatas,
4. Pengetahuan baik,
4. Implementasi
A. Kesimpulan
Gagal ginjal kronik adalah suatu kondisi yang ditandai oleh hilangnya secara
bertahap fungsi ginjal dari waktu ke waktu. Kondisi ini akan merusak ginjal dan
menurunkan kemampuannya untuk menjaga tubuh tetap sehat dengan melakukan
fungsi normalnya.Berbeda dengan gagal ginjal akut yang proses kejadiannya cepat,
pada gagal ginjal kronik proses kerusakan ginjal berlangsung lambat, secara
perlahan namun pasti, dan pada akhirnya ginjal gagal melakukan fungsinya. Ginjal
berperan penting untuk menyaring darah dalam rangka membuang produk sisa dan
kelebihan cairan dari tubuh melalui air seni. Ketika ginjal tidak bekerja dengan baik
maka sampah hasil sisa metabolisme akan menumpuk di dalam darah dan dapat
menurunkan kesehatan tubuh. Penyakit ginjal kronik bisa datang tiba – tiba, karena
gejala sebelumnya tidak teratasi.
B. Saran
Perubahan pola hidup menjadi bagian penting dari pengobatan untuk memperlambat
progresifitas gagal ginjal dan mengurangi gejala yang muncul. Langkah - langkah
ini juga bisa membantu mengontrol tekanan darah dan gula darah serta masalah
lainnya yang memperburuk penyakit ginjal.
Ikuti program diet yang sesuai dengan kondisi ginjal. Dietitian akan
membantu mengatur pola makan dengan jumlah garam dan protein yang
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan ginjal. Pasien juga perlu
memperhatikan asupan cairan yang dikonsumsi tiap harinya.
Olahraga rutin tiap hari.
Jangan merokok.
Jangan minum alkohol.
Konsultasi dengan dokter sebelum mengkonsumsi obat – obatan baru
termasuk obat yang dijual bebas di apotek, vitamin atau obat herbal. Karena
beberapa obat – obatan ini bisa memperburuk kerja ginjal.
Gagal ginjal bisa mempengaruhi keseluruhan tubuh, termasuk bisa
menyebabkan masalah berat pada jantung, tulang dan otak. Oleh sebab itu,
apabila kondisi ini tidak diobati bisa mengancam nyawa.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/gagal-ginjal-kronis
https://www.honestdocs.id/gagal-ginjal-kronik
https://www.alomedika.com/penyakit/nefrologi/penyakit-ginjal-kronis/
patofisiologi
https://www.academia.edu/7562917/
PATOFISIOLOGI_GAGAL_GINJAL_KRONIsttps://
pathwaypatofisiologi.blogspot.com/2014/01/pathway-gagal-ginjal-kronik.html
https://123dok.com/article/konsep-asuhan-keperawatan-gagal-ginjal-kronik-
pengkajian-pengkajian.zlj52jgy