Anda di halaman 1dari 84

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

A DENGAN DIAGNOSIS
MEDIS HIPERTENSI DI RUANG DAHLIA B RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH TARAKAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

OLEH:
NAMA: NUR PATASARI
NPM: 1740702037

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.A DENGAN DIAGNOSIS
MEDIS HIPERTENSI DI RUANG DAHLIA B RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH TARAKAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

OLEH:
NAMA: NUR PATASARI
NPM: 1740702037

Laporan Tugas Akhir


Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Keperawatan pada
Universitas Borneo Tarakan

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2021

i
PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir dengan Judul “Asuhan
Keperawatan Pada Tn.A dengan Diagnosis Medis Hipertensi Di Ruang Dahlia B Ru- mah
Sakit Umum Daerah Tarakan” adalah karya saya dengan arahan dari dosen pem-bimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun.Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidakditerbitkan
dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di
bagian akhir Laporan Tugas Akhir Teks ini.

Tarakan, 17 Juni 2021

Nur Patasari
NPM 1740702037

ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Laporan Tugas Akhir : Asuhan Keperawatan Pada Tn.A Dengan Diagnosis
Medis Hipertensi Di Ruang Dahlia B Di Rumah Sakit
Umum Daerah Tarakan
Nama : Nur Patasari
NPM 1740702037

Disetujui Oleh:
Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Hendy Lesmana, S.Kep.Ns., M.Kep Dewi Wijayanti, S.Kep.Ns., M..Kep


NIP.017202131999031002 NIP.1115028602

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

iii
Sulidah, S.Kep.Ns., M.Kep
NIP.196902061999031003 ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Tn.A DENGAN
DIAGNOSIS MEDIS
HIPERTENSI DI RUANG DAHLIA B RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TARAKAN

Tim Penguji :

1. Dewy Haryanti Parman,S.Kep.Ns,.M.Kep,Sp.MB ( )


NIP.197902172003122008

2. Najihah, S.Kep.,Ns.M.,Kep ( )
NIP.198801062019032018

3. Hendy Lesmana, S.Kep., Ns., M.Kep ( )


NIP. 197602131999031002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Ketua Jurusan Keperawatan Universitas


Borneo Tarakan Fakultas Ilmu Kesehatan

iv
Sulidah, S.Kep,. Ns,. M.Kep Alfianur, S.Kep., Ns., M.Kep
NIP. 196902061999031003 NIP. 197908232005021004

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadiran Tuhan Yang Masa Esa, yang telah melim-pahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Tn.A Dengan Diagnosis HipertensiDi Ruang Dahlia
Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan. Laporan tugas akhir ini disusununtuk memenuhi
salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan Diploma III Jurusan
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan.
Pada penyusunan laporan tugas akhir ini penulis mengalami hambatan dan berbagai
kesulitan, namun demikian saya berusaha menyelesaikan penyusunan laporantugas akhir
ini berkat bimbingan, bantuan, dan dorongan yang diberikan dari berbagai pihak. Dalam
kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih pada:
1. Bapak Prof Dr. Adri Patton,M.Si, selaku Rektor Universitas Borneo Tarakan.
2. Bapak Dr. Muhammad Hasbi Hasyim, selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Tarakan yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengaplikasikan
ilmu saya.
3. Bapak Sulidah,S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Borneo Tarakan yang telah memberikan motivasi kepada saya selama
saya mengikuti perkuliahan di DIII Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Borneo Tarakan.
4. Ibu Yuni Retnowati, SST.,M.Keb, selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Borneo tarakan.
5. Bapak Alfianur, S.Kep,Ns.,Kep, selaku Ketua Jurusan Keperawatan dan dosen
penguji I yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

v
6. Ibu Fitriya Handayani,S.Kep.Ns., M.Kep selaku Sekretaris Jurusan Keperawatanyang
telah banyak memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam penyusunan
Laporan Tugas Akhir ini.

7. Bapak Hendy Lesmana, S.Kep.Ns.,M.Kep selaku dosen pembimbing I danpenguji


III. Yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada saya dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir Ini.
8. Ibu Dewy Haryanti Parman,S.Kep.Ns.,M.Kep.Sp.Kep.MB selaku penguji 1
yangtelah banyak memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam menyusun
Laporan Tugas Akhir.
9. Ibu Najihah,S.Kep.Ns.,M.Kep selaku penguji II yang telah banyak memberikansaran
dan masukan kepada penulis dalam menyusun Laporan Tugas Akhir.
10.Ibu Dewi Wijayanti S.Kep.Ns.,M.Kep selaku dosen pembimbing II.Yang telah
memberikan bimbingan, masukan, serta dukungannya kepada saya dalam
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
11.Ibu Ramdya Akbar Tukan S.Kep.Ns.,M.Kep selaku dosen pembimbing akademik
saya yang banyak memberikan bimbingan, motivasi, dukungan, maupun saran selama
proses menempuh Pendidikan di Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Borneo Tarakan.
12.Ibu Ainun Jahriah S.Kep.,Ns selaku coordinator dan kepala ruangan Dahlia B yang
sudah yang telah banyak membantu selama penyelenggaraan Ujian Akhir Program di
Ruang Dahlia B RSUD Tarakan.
13.Bapak/Ibu dosen dan staf Diploma III Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Borneo Tarakan (terima kasih atas dukungan, bantuan, dan bimbingan
selama ini).
14.Klien Tn.A yang telah bersedia meluangkan waktunya dalam memberikan informasi
yang penulis butuhkan.
15.Keluarga yang tercinta terutama kedua orangtua saya dan abang saya, yang penuh
kesabaran dalam memberikan dukungan baik moral maupun materi yang tak ternilai
selama menempuh pendidikan dijurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Borneo Tarakan hingga akhirnya dapat menyelesaikan program
pendidikan ini.

vi
16.Sahabat-sahabat tercinta Okta, Novaria, Maria Cristina, Hasmila, Edo, Edi,
Meyta,Muh
Naufal Aqil, Muh Nur, Berlin, Delson Daniel Adak, Fitri, saver, kita
semua sudah seperti keluarga, banyak cerita yang sudah kita jalani bersama,
yangselalu menemani saya dalam keadaan suka maupun duka selama menempuh
pendidikan Diploma III Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Borneo Tarakan.
17.Teman-teman Departement Medikal Bedah dan mahasiswa Jurusan Keperawatan
Universitas Borneo Tarakan yang telah bersama-sama berjuang dan saling
memberikan motivasi dari ujian akhir program hinggah penulisan akhir program.
18.Teman-teman lokal C1 dan C2 yang saling membantu dan mendukung dalam
pembuatan Laporan Tugas Akhir hingga saat ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih belum sempurna
danmasih banyak membutuhkan perbaikan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan
kritik dan saran. Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi masyarakat pada
umumnya dan khususnya bagi perawat dalam usaha meningkatkan pelayanan kesehatan
sesuai dengan standar profesi keperawatan.

Tarakan, 17 Juni 2021

Nur Patasari

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.A DENGAN DIAGNOSIS MEDIS


HIPERTENSI DI RUANG DAHLIA B RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TARAKAN
ABSTRAK
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan peningkatan
tekanan darah sistolik diatas batas normal yaitu lebih dari 140 mmhg dengan tekanan darah

vii
diastolik lebih dari 90 mmhg. Tujuan penulisan untuk mendapatkan gambaran dan
pengalaman nyata tentang penerapan asuhan keperawatan pada Tn.A. Dalam penyusunan
tugas akhir ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan tipe studi kasus,
pengumpulan data, meliputi observasi, wawawancara, pemeriksaan head to
toe,dokumentasi, kepustakaan subjek adalah klien. Dalam penyusunan tugas akhir ini
penulis mendapatkan hasil pengkajian klien terdapat 5 diagnosis keperawatan yaitu: nyeri
akut berhubungan dengan pencederaan fisiologis (iskemia), bersihan jalan nafas tidak
efekif berhubungan dengan penumpukan secret, gangguan pola tidur berhub- ungan kurang
control tidur, defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpa- parnya infomasi
mengenai penyakit (Hipertensi) dan penulis melakukan intervensi yang semuanya dapat
teratasi. Kesimpulan: penulis menemukan kesenjangan diagnosiskeperawatan pada Tn.A
yang ada pada teori namun tidak ada pada kasus yaitu: penurunan curah jantung, intoleransi
aktivitas, defisit nutrisi, ketidakmampuan kopingkluarga dan diagnosis yang tidak ada
diteori namun ada pada kasus yaitu: nyeri (akut), berihan jalan nafas tidakefektif, gangguan
pola tidur, defisit pengetahuan (Hipertensi).

Kata Kunci : Hipertensi, Asuhan keperawatan

viii
NURSING CARE IN MR.A WITH MEDICAL DIAGNOS IS OF
HYPERTENSION IN DAHLIA ROOM B TARAKAN REGION A L GENERAL
HOSPITAL

Abstract
Hypertension or commonly called high blood pressure is an increase in systolic
blood pressure above the normal limit of more than 140 mmHg with a diastolic
blood pressure of more than 90 mmHg. The purpose of writing is to get an
overview and real experience about the application of nursing care to Mr. A. In
conducting this final project, the author used a descriptive case study method, data
collections, observations, interviews, head-to-toe examinations, documentation,
library research, and the subject is the client. The author obtained 5 nursing
diagnoses as the results of the client assessment, namely: acute pain related to
physiological injury (ischemia), ineffective airway clearance related to the
accumulation of secretions, sleep pattern disturbance related to lack of sleep
control, deficit of knowledge related to lack of exposure on information about the
disease (Hypertension). The author conducted interventions that were all
manageable. Conclusion: the author finds gaps in nursing diagnoses for Mr. A that
exist in theory but not in the cases, namely: decreased cardiac output, actin ity
intolerance, nutritional deficits, inability to cope with families, and diagnoses that
are not theoretical but exist in cases, namely: pain (acute), clear inetTective
airway, disturbed sleep patterns, deficit of knowledge about hypcrtcnsion.

Keywords: Hypertension, working care

Hend Lesmana S.Ke


Supervisor
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i


PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ x
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN ................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ....................................................................................... 3
1.2.1 Tujuan Umum ........................................................................................... 3
1.2.2 Tujuan Khusus .......................................................................................... 3
1.3 Metode Penulisan ...................................................................................... 3
1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................... 4 BAB
II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................
2.1 Konsep Dasar Medis ................................................................................. 5
2.1.1 Pengertian ................................................................................................. 5
2.1.2 Klasifikasi ................................................................................................. 6
2.1.3 Etiologi dan Faktor Resiko ....................................................................... 7
2.1.4 Patofisiologi .............................................................................................. 10
2.1.5 Manifestasi Klinik ..................................................................................... 11
2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik ........................................................................... 12
2.1.7 Penatalaksanaan ........................................................................................ 12
2.1.8 Komplikasi ................................................................................................ 14

x
2.1.9 Phatway Hipertensi ................................................................................... 15
2.2 Konsep Dasar Keperawatan...................................................................... 17
2.2.1 Pengkajian................................................................................................. 16
2.2.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................................. 17
2.2.3 Intervensi Keperawatan ............................................................................ 18
2.2.4 Implementasi Keperawatan....................................................................... 27
2.2.5 Evaluasi..................................................................................................... 28 BAB
III LAPORAN KASUS ......................................................................
3.1 Pengkajian ................................................................................................. 29
3.2 Klasifikasi Data ......................................................................................... 39
3.3 Analisa Data .............................................................................................. 40
3.4 Diagnosa Keperawatan ............................................................................. 42
3.5 Intervensi Keperawatan ............................................................................ 43
3.6 Implementasi ............................................................................................. 45
3.7 Evaluasi ..................................................................................................... 53 BAB
IV PEMBAHASAN............................................................................
4.1 Pengkajian ................................................................................................. 55
4.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................................. 58
4.3 Perencanaan .............................................................................................. 61
4.4 Implementasi ............................................................................................. 62
4.5 Evaluasi ..................................................................................................... 62
BAB V PENUTUP ......................................................................................
2.1 Kesimpulan ............................................................................................... 63
2.2 Saran ......................................................................................................... 64
xi

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kategori Tekanan Darah
Tabel 2.2 Kategori Tekanan Darah
Table 3.1 Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap
1

DAFTAR BAGAN
2.3 Pathway Hipertensi
2.4 Genogram
1

DAFTAR LAMPIRAN
SAP Hipertensi
Riwayat Hidup
Lembar Bimbingan Laporan Tugas Akhir
2
DAFTAR SINGKATAN
: Angiotensin Converting Enzyme
ACE : Buang Air Besar
BAB : Buang Air Kecil
BAK : Berat Badan
BB : Blood Urea Nitrogen
BUN : Diabetes Melitus
DM : Data Objektif
DO : Data Subjektif
DS : Elektrokardiogram
EKG : European Society of Cardiology
ESC : European Society of Hipertension
ESH : Glasgow Coma Scale
GCS : Hemoglobin
HB : Indeks Massa Tubuh
IMT : Kementrian Kesehatan
Kemenkes : Mean Arterial Pressure
MAP : Milimeter Merkuri Hydragyrum
MmHg : Nadi
N : Natrium
Na : Nyonya
Ny : Oksigen
O2 : Program Indonesia Sehat
PIS : Pendekatan Keluarga
PK : Pernapasan
P : Renin Angiotensin Aldoster
RAA : Riset Kesehatan Dasar
Riskesda : suhu
S : Tinggi Badan
TB : Tekanan Darah
TD : Tekanan Darah Sistolik
TDS : Tekanan Darah Diastolik
TDD
i
WHO : World Helath Organization
ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan peningkatan
tekanan darah sistolik ditas batas normal yaitu lebih dari 140 mmhg dengan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmhg (WHO, 2013; Ferri, 2017). Peningkatan tekanan darah
dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko antara lain meliputi umur, jenis kelamin, riwayat
keluarga, obesitas, kadar garam tinggi, kebiasaan hidup seperti merokok dan minuman
beralkohol. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontroldan jumlahnya
terus meningkat. Partisipasi semua pihak baik dokter dari berbagai bidang peminatan
hipertensi, pemerintah, swasta maupun masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat
dikendalikan (Kemenkes, 2014).
Data (WHO, 2015) menunjukkan sekitar 1.13 miliar orang di dunia menderita
hipertensi. Artinya, 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis menderia hipertensi, hanya 36.8%
diantaranya yang minum obat. Jumlah penderita hipertensi di dunia terus meningkat setiap
tahunnya, diperkirakan pada 2025 akan ada 1.5 miliar orang yang terkena hipertensi.
Diperkirakan juga setiap tahun ada 9.4 juta orang meninggal akibathipertensi dan
komplikasi (Kemenkes RI, 2018). Di Indonesia, hasil survei indikator kesehatan nasional
tahun 2016 menunjukkan prevalensi hipertensi berdasarkan pengukuran pada penduduk
usia 18 tahun sebesar 34,1% tertinggi, di Kalimantan Selatan (44,1%), sedangkan terendah
di Papua sebesar (22,2%). Hipertensi terjadi padakelompok umur 31-44 tahun (31,6%),
umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%) menurut (Kemenkes RI, 2018).
Sedangkan data Hipertensi di Kalimantan Utara yaitu (30,4%) (Kemenkes, 2016).
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga meliputi pengujian, peru-
musan diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan evaluasi keperawatan yang
bertujuan agar pelayanan kesehatan yang dilaksanakan menjadi efektif dan kompre- hensif.
(Irianto, 2014). Meskipun bukan penyakit menular namun penyakit ini cukup berbahaya
jika tidak ditangani segera. Dari studi lapangan di ruang Dahlia RSUD

1
Tarakan Provinsi Kalimantan Utara penulis mendapatkan kasus pada Tn.A dengan di-
agnosis medis Hipertensi. Klien dan keluarga belum mengetahui mengenai penyakit
hipertensi secara lebih mendalam mengenai penyebab, aktivitas, maupun diet pada pasien
hipertensi. Penulis tertarik dengan kasus hipertensi pada Tn.A dikarenakan kliendan
tetangga belum mengetahui riwayat keturunan hipertensi yang di berikan dari ayahklien
dan ketidak patuhan klien dalam mengontrol kesehatan sehingga penulis mem- buat
laporan tugas akhir sebagai bahan studi Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universtitas Borneo Tarakan dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn.A dengan
diagnosis medis Hipertensi”.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Penulis dapat memahami konsep dan teori yang berkaitan dengan hipertensi serta
memperoleh gambaran yang nyata terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn.A
dengan diagnosis medis Hipertensi di Ruang Dahlia RSUD Tarakan melalui proses
pendekatan asuhan keperawatan secara holistik dan komperhensif.

1.2.2 Tujuan Khusus


1) Melaksanakan proses keperawatan pada Tn.A dengan diagnosis Hipertensi
2) Membandingkan antara teori dan kasus asuhan keperawatan pada Tn.A

3) Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam melaksanakan proses


keperawatan pada Tn.A dengan diagnosis Hipertensi

4) Melaksanakan pemecahan masalah pada Tn.A dengan diagnosis medis Hipertensi

1.3 Metode Penulisan


Penyusunan laporan tugas akhir ini menggunakan metode deskriptif dengan tipestudi
kasus, yang menggambarkan keadaan yang sedang terjadi dan hanya berfokus pada satu
kasus secara infentif, di mulai dari pengumpulan data, klasifikasi data, analisa data,
merumuskan diagnosa keperawatan, intervensi atau rencana keperawatan, dan
implementasi atau tindakan yang sudah di laksanakan. Data – data yang terdapat
dalamlaporan tugas akhir ini diperoleh dengan cara sebagai berikut :

2
1.3.1 Pengamatan atau Observasi
Mengamati keadaan klien untuk memperoleh data objektif mengenai masalah
kesehatan dan keperawatan klien
1.3.2 Wawancara
Data yang didapatkan dari klien, keluarga, maupun tim kesehatan lainnya melalui
percakapan. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara wawancara
langsung dengan klien maupun keluarga klien mengenai keadaan klien, sehingga
penulis dapat memperoleh data yang aktual.
1.3.3 Pemeriksaan Fisik
Pengumpilan data didapatkan dari pemeriksaan fisik secara keseluruhan (head totoe)
melalui empat tahapan yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
1.3.4 Studi Dokumentasi
Data diperoleh dari dokumentasi yang terdapat pada catatan perawat dan catatantim
kesehatan lainnya yang berhubungan dengan khasus klien.
1.3.5 Studi Kepustakaan
Data yang digunakan di ambil dari buku, artikel, jurnal, penelitian, dan sumber lain
yang berhubungan dengan judul serta permasalahan dalam laporan tugas akhir.
1.4 Sistematika Penulisan
Secara sistematika laporan tugas akhir ini dibagi dalam 5 bab yaitu: Bab satu yang
berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.
Bab dua terbagi menjadi dua pembahasan yang pertama membahas mengenai konsep
dasar penyakit yang terdri dari definisi, anatomi fisiologi, patofisiologi, eti- ologi,
manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan dan kompliasi. Yang kedua
yaitu konsep dasar asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian, penyimpangan KDM,
diagnosis medis, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Bab tiga berisi tinjauan kasus, yang terdiri dari pengkajian, klasifikasi data, ana-lisa
data, perumusan diagnosa keperawatan, intervensi atau perencanaan, implementasi atau
tindakan yang telah di lakukan, dan evaluasi. Bab empat berisi pembahasan yang berisi
perbandingan atau perbedaan antara konsep proses keperawatan secara teoritis

3
dengan khasus nyata yang ditemukan di lapangan dengan kesenjangan tersebut nant- inya
akan dibahas berdasarkan hasil pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,
implementasi dan evaluasi. Kemudian pada bab lima berisi kesimpulan dari seluruh
penulisan laporan tugas akhir dan sasaran yang ditunjukan untuk perbaikan selanjut- nya.

4
BAB 2
TIJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Hipertensi


2.1.1 Pengertian
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada
nilai 140/90 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat menjadi berbahaya, karena jan-tung
dipaksa memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh, hingga bisa
mengakibatkantimbulnya barbagai penyakit, seperti gagal ginjal, stroke, dan gagal jantung
(Willy 2018). Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan tekanan
darah diatas normal sehingga mengakibatkan peningkatan angka morbiditas maupun
mortalitas, tekanan darah fase sistolik 140 mmHg menunjukkan fase darah yang
sedangdipompa oleh jantung dan fase diastolik 90 mmHg menunjukan fase darah yang
kem-bali ke jantung (Karlina, Herman Djewarut, 2018). Hipertensi merupakan gangguan
pada system peredaran darah yang sering terjadi pada lansia, dengan kenaikan
tekanandarah sistolik lebih dari 150 mmHg dengan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg, tekanan sistolik 150-155 mmHg dianggap masih normal pada lansia
(Sudarta,2013).
Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan kardiovaskuler. Apabila
tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan gagal ginjal, stroke, dimen- sia, gagal
jantung, infark miokard, gangguan penglihatan (Patican, 2016). Brdasarkanpengertian dari
beberapa sumber, dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah pening- katan tekanan darah
dengan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari
90 mmHg, hipertensi juga merupakan resiko penyakit kardi- ovaskuler aterosklorosis, gagal
jantung, stroke dan gagal ginjal.

2.1.2 Klasifikasi
Hipertensi dapat didiagnosis sebagai penyakit yang berdiri sendiri tetapi sering
dijumpai dengan penyakit lain, misalnya arteriokolosis, obesitas, dan diabetes militus.

5
Berdasarkan penyebanya, hipertensi dapat di kelomokkan menjadi dua golongan yaitu
Menurut (WHO, 2014):

2.1.2.1 Hipertensi Esensial atau Hipertensi Primer


Sebanyak 90% kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui dengan pasti apa
penyebabnya. Beberapa factor yang diduga berkitan dengan berkembangnya hipertensi
enesial adalah genetic, jenis kelamin dan usia, diit konsumsi tinggi garam atau kandungan
lemak, obesitas, gaya hidup merokok dan mengkonsumsi alcohol. (Ar-diansyah M.,2012).
Hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan tekanan darah (Setiati, 2015)
Tabel 2.1 Kategori tekanan darah
Klasifikasi Sistolik Diastolik
Normal <20 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Ht Derajat 1 140-159 90-99
Ht Derajat 2 ≥ 160 ≥100

Berikut karegori menurut JNC VII


Tabel 2.1 Kategori Tekanan Darah

Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik


(mmHg) (mmHg)
Normal 120-129 80-89
Normal tinggi 130 -139 89
Hipertensi derajat 1 140 -159 90-99
Hipertensi derajat 2 ≥160 ≥100
Hipertensi derajat 3 >180 >110
Mean Arterial Pressure (MAP) adalah hasil rata-rata tekanan darah arteri yang
dibutuhkan untuk sirkulasi darah sampai ke otak. Agar pembuluh darah elastis dan tidak
pecah, serta otak tidak mengalami kekurangan oksigen. MAP yang dibutuhkan yaitu 70-
100 mmHg. Apabila kurang dari 70 atau lebih dari 100 maka tekanan darah rerata arteri itu
harus diseimbangkan yaitu dengan meningkatkan atau menurunkan tekanan darah pasien
tersebut (Wahyuningsih, 2016).

6
2.1.3 Etiologi dan Faktor resiko
Penyebab hipertensi sesuai dengan tipe masing-masing hipertensi, yaitu:
2.1.3.1 Etiologi
1) Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial belum dapat diketahui, sementara
penyebab sekunder dari hipertensi esensial juga belum dapat ditemukan. Pada
hipertensi esensial tidak ditemukan penyakit renivaskuler, gagal ginjal maupun
penya- kit lainnya, genetik serta ras menjadi bagian dari penyebab timbulnya
hipertensi esen- sial termasuk stress, intake alcohol moderat, merokok, lingkungan
dan gaya hidup (Tri- yanto, 2014)
2) Hipertensi skunder
Hipertensi skunder penyebabnya dapat diketahui seperti kelainan pembuluh
darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), hiperaldosteronisme, penyakit
parenkimal (Buss & Labus, 2013).
2.1.3.2 Faktor resiko
1) Faktor resiko yang bisa dirubah
a) Diabetes
Hipertensi telah terbukti menjadi lebih dari dua kali lipat pada klien diabetes
menurut beberapa studi penelitian terkini. Diabetes mempercepat aterosklerosis
dan menyebabkan hipertensi karena kerusakan pada pembuluh darah besar. Oleh
karena itu hipertensi akan menjadi diagnosis yang lazim pada diabetes, meskipun
diabetesnya terkontrol dengan baik. Ketika seorang klien diabetes didiagnosis
dengan hipertensi, keputusan pengobatan dan perawatan tindak lanjut harus
benar- benar individual dan agresif.

b) Stres
Stres meningkatkan resistensi vaskular perifer dan curah jantung serta menstimu-
lasi aktivitas sistem saraf simpatis. Dari waktu ke waktu hipertensi dapat berkem-
bang. Stresor bisa banyak hal, mulai dari suara, infeksi, peradangan, nyeri, berku-
rangnya suplai oksigen, panas, dingin, trauma, pengerahan tenaga
berkepanjangan, respons pada peristiwa kehidupan, obesitas, usia tua, obat-

7
obatan, penyakit, pem- bedahan dan pengobatan medis dapat memicu respons
stres. Rangsangan berba- haya ini dianggap oleh seseorang sebagai ancaman atau
dapat menyebabkan ba- haya; kemudian, sebuah respons psikopatologis
“melawan-atau-lari” (fight or flight) diprkarsai di dalam tubuh. Jika respons stres
menjadi berlebihan atau berkepanjangan, disfungsi organ sasaran atau penyakit
akan dihasilkan. Sebuah laporan dari Lembaga Stres Amerika (American
Institute of Stress) mem- perkirakan 60% sampai 90% dari seluruh kunjungan
perawatan primer meliputi keluhan yang berhubungan dengan stres adalah
permasalahan persepsi, interpretasi orang terhadap kejadian yang menciptakan
banyak stresor dan respon stres.
c) Obesitas
Obesitas, terutama pada tubuh bagian atas (tubuh berbentuk “apel”), dengan
dengan meningkatnya jumblah lemak sekitar diafragma, pinggang, dan perut, di-
hubungkan dengan pengembangan hipertensi. Orang dengan kelebihan berat ba-
dan tetapi mempunyai kelebihan berat badan paling banyak dibokong, pinggul,
dan paha (tubuh berbentuk “pear”) berada pada resiko jauh lebih sedikit untuk
pengembangan hipertensi skunder dari pada peningkatan berat badan saja. Kom-
binasi obesitas dengan faktor-faktor lain dapat ditandai dengan sindom metabolis,
yang juga meningkatkan risiko hipertensi. d) Nutrisi
Konsumsi natrium bisa menjadi faktor penting dalam pengembangan hipertensi
esensial. Paling tidak 40% dari klien yang akhirnya terkena hipertensi akan
sensitif terhadap garam dan kelebihan garam mungkin menjadi penyebab
pencetus hipertensi pada individu ini diet tinggi garam mungkin menyebabkan
pelpasan hormon natriuretik yang berlebihan, yang mungkin secara tidak
langsung mening- katkan tekanan darah. Muatan natrium juga menstimulasi
mekanisme vasopressor di dalam sistem saraf pusat (SSP). Penelitian juga
menunjukkan bahwa asupan diet rendah kalsium, kalium, dan magnesium dapat
berkontribusi dalam pengem- bangan hipertensi.
e) Penalahgunaan obat
Merokok sigaret, mengonsumsi banyak alkohol, dan beberapa penggunaan obat
terlarang merupakan faktor-faktor risiko hipertensi. Pada dosis tertentu nikotin

8
da- lam rokok sigret serta obat seperti kokan dapat menyebabkan naiknya
tekanan darah secara langsung namun bagaimanapun juga, kebiasaan memakai
zat ini telah turut meningkatkan kejadian hipertensi dari waktu ke waktu.
Kejadian hipertensi juga tinggi diantara orang yang minum 3 ons etnol per hari.
Pengaruh dari kafein adalah kontroversial. Kafein meningkatkan tekanan darah
akut tetapi tidak menghasilkn efek berkelanjutan.
2) Faktor yang tidak dapat dirubah
a) Riwayat Keluarga
Hipertensi dianggap poligenik dan multifactorial yaitu, pada seseorang dengan ri-
wayat hipertensi keluarga, beberapa gen mungkin berinteraksi dengan lainnya
dan juga lingungan yang dapat menyebabkan tekanan darah naik dari waktu ke
waktu. Kecendrungan genetis yang membuat keluarga tertentu lebih rentan
terhadap hipertensi mungkin berhubungan dengan peningkatan kadar natrium
intraseluler dan penurunan rasio kalsium-natrium, yang lebih sering ditemukan
pada orang berkulit hitam. Klien dengan orang tua yang memlki hipertensi
berada pada risiko hipertensi yang lebih tinggi pada usia muda.

b) Usia
Hipertensi primer biasanya muncul antara usia 30- 50 tahun. Peristiwa hipertensi
meningkat dngan usia 50- 60% klien yang berumur lebih dari 60 tahun memiliki
tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Penelitian epidemologi, bagaimanapun
juga, telah menunjukan prognosis yang lebih buruk pada klien yang
hipertensinya mulai pada usia muda. Hipertensi sistolik terisolasi umumnya
terjadi pada orang yang berusia lebih dari 50 tahun, dengan hamper 24% dari
semua orang terkena pada usia 80 tahun. Diantara orang dewasa, pembacaan
TDS lebih baik daripada TDD karena merupakan pediktor yang lebih baik untuk
kemungkinan kejadian di- masa depan seperti penyakit jantung koroner, stroke,
gagal jantung, dan penyakit ginjal.
c) Jenis kelamin
Pada keseluruhan insiden, hipertensi lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan
dengan wanita sampai kira-kira usia 55 tahun. Risiko pada pria dan wanita

9
hamper sama antara usia 55 sampai 74 tahun, kemudian setelah usia 74 tahun
wanita berisiko lebih besar.
2.1.4 Patofisiologi
Tekanan darah arteri sistemik merupakan hasil perkalian total tesistensi atau tahapan
perifer dengan curah jantung (cardiac output). Hasil cardiac output didapatkan melalui
perkalian antara stroke volume (volume darah yang dipompa dari ventrikel jantung) dengan
hearth rate (denyut jantung). System otonom dan sirkulasi hormonal berfungsi untuk
mempertahankan pengaturan tahanan perifer. Hipertensi merupakan suatu abnormalitas
dari kedua faktor tersebut yang ditandai dengan adanya peningkatancurah jantung dan
resistensi perifer yang juga meningkat (Kowalak, 2011)
Tekanan darah yang meningkat secara terus-menerus pada pasien hipertensi dapat
menyebabkan beban kerja jantung yang akan meningkat. Hal ini terjadi karena peningkatan
resistensi terhadap ejeksi ventrikel kiri. Agar kekuatan kontraksi jantung meningkat,
ventrikel kiri mengalami hipertrofi sehingga kebutuhan oksigen dan bebankerja jantung
juga meningkat. Dilatasi dan kegagalan jantung bisa terjadi, jika hiper- trofi tidak dapat
mempertahankan curah jantung yang memadai. Karena hipertensi memicu aterosklerosis
arteri koronia, maka jantung bisa mengalami gangguan lebih lanjut akibat aliran darah yang
menurun menuju ke miokardium, sehingga timbul an- gina pectoris atau infark miokard.
Hipertensi juga mengakibatkan kerusakan pada pem-buluh darah yang semakin
mempercepat proses aterosklerosis dan kerusakan organ- organ vital seperti stroke, gagal
ginjal, aneurisme, dan cidera retina (Kowalak, 2011).
2.1.5 Manifestasi Klinik
Hipertensi sulit dideteksi oleh seseorang sebab hipertensi tidak memiliki tanda atau
gejala kusus. Gejala-gejala yang mudah untuk diamati seperti terjadi pada gejala ringan
yaitu pusing atau sakit kepala, cemas, wajah tampak kemerahan, tengkuk terasapegal, cepat
marah, telinga berdengung, sulit tidur, sesak napas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah,
mata berkunang-kunang (Fauzi, 2014; Ignatavicus, Workman, & Reber, 2017).

Menurut Pudiastuti (2011), gejala dari penyait hipertensi adalaah pengelihatan kabur
karena kerusakan retina, nyeri pada kepala, mual muntah akibat meningkatnya tekanan
intra kranial, edema dependent, adanya pembengkakan akibat adanya pening-katan kapiler.

10
Manifestasi klinik menurut Ardiansyah (2012) muncul setelah penderita men- galami
hipertensi selama bertahun-tahun, gejalanya antara lain:
1. Terjadi kerusakan susunan saraf pusat yang menyebabkan ayunan langkah tidak
menetap
2. Nyeri kepala oksipital yang terjadi saat bangun dipagi hari karena peningkatan
tekanan intrakranial yang disertai mual dan muntah
3. Epitaksis karena kelainan vaskuler akibat hipertensi yang diderita
4. Sakit kepala, pusing dan keletihan disebabkan oleh penurunan perfusi darah
aki- bat vasokonstriksi pembuluh darah
5. Penglihatan kabur akibat kerusakan pada retina sebagai dampak hipertensi
6. Nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) akibat dari peningkatan aliran
darah ke ginjal dan peningkatan filtrasi oleh glomerulus.
2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik
2.1.6.1 Pemeriksaan laboratorium
1. Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti hipokoagulabilitas,
anemia
2. BUN/ kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi atau fungsi ginjl
3. Glucosa: hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
pengeluaran
4. arah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
5. CT Scanz: mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
6. EKG: dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
7. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti batu ginjal
8. Photo dada: menunjukkan destruksi klasifikasi pada area katub, pembesaran
jan- tung. (Huda Nurarif Amin, 2015).

2.1.7 Penatalaksanaan
2.1.7.1 Penatalaksanaan non farmalogi

11
Pengobatan non farmakologi lebih berfous pada perubahan gaya hidup, yang dapat
dilakukan seperti; pengurangan berat badan, berhenti merokok, menghindari al- cohol,
mengurangi asupan garam, dan melakukan aktivitas fisik.
2.1.7.2 Penatalaksanaan farmakologi
Penatalaksanaan farmakologi menurut Saferi & Mariza (2013) merupakan pe-
nanganan menggunakan obat-obatan, antara lain:
1. Diuretic (Hidroklorotiazid)
Diuretic bekerja dengan cara mengeluarkan cairan berlebih dalam tubuh se-
hingga daya pompa jantung menjadi lebih ringan.
2. Penghambat simpatetik (Metildopa, Klonidin dan Reserpin)
Obat-obatan jenis penghambat simpatetik berfungsi untuk menghambat
aktivitas saraf simpatis.
3. Betablokar (Metoprolol, Propanolol dan Atenolol)
Fungsi dari obat jenis betabloker adalah untuk menurunkan daya pompa
jantung, dengan kontraindikasi pada pederita yang mengalami gangguan
pernafasan sep- erti asma bronkial.
4. Vasodilator (Prasosin,Hidralasin)
Vasodilator bekerja secara langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot
polos pembuluh darah.
5. Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor (Captopril)
Fungsi utama adalah untuk menghambat pembentukan zat angiotensin II
dengan efek samping penderita hipertensi akan mengalai batuk kering, pusing,
sakit kepala dan lemas.
6. Penghambat Reseptor Angiotensin II (Valsartan)
Daya pompa jantung akan lebih ringan ketika obat-obatan jenis penghambat
reseptor angiotensin II diberikan karena akan menghalangi penempelan zat
angi- otensin II pada reseptor.
7. Antagonis Kalsium (Diltiasem dan Verapamil) Kontraksi jantung
(kontraktilitas) akan terhambat.

12
2.1.8 Komplikasi
Komplikasi hipertensi berdasarkan target organ, antara lain sebagai berikut (Ir- wan,
2016):
2.1.8.1 Serebrovaskuler: stroke, transient ischemic attacks, dmensia vaskuler, ense-
falopati.
2.1.8.2 Mata: retinopati hipertensif.
2.1.8.3 Kardiovaskuler: penyakit jantung hipertensif, disfungsi atau hipertrofi ventrikel
kiri, penyakit coroner, disfungsi baik sistolik maupun diastolic dan berakhir
pada gagal jantung (heart failure).
2.1.8.4 Ginjal: nefropati hipertensif, albuminuria, penyakit ginjal kronis.
2.1.8.5 Arteri perifer; klaudikasio intermiten.

13
2.3 Phatway Hipertensi
14
Skema : Pathway Hipertensi Sumber : Amin Huda (2016)

15
2.2 Konsep Dasar Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
Fokus pengkajian menurut (Wijayaningsih, 2013)Asuhan Keperawatan padaklien
hipertensi dilaksanakan melalui proses keperawatan yang terdiri dari:
2.2.1.1 Aktivitas atau istirahat
Gejala: Kelemahan, letih, nafas pendek
Tanda: frekuensi jantung meningkat dan perubahan irama jantung.
2.2.1.2 Sirkulasi
Gejala: Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit selebravaskular
Tanda: kenaikan tekanan darah, takkikardi, distritmia, kulit pucat, sianosis, dia-
phoresis.
2.2.1.3 Integritas ego
Gejala: perubahan kepribadian, ansietas, depresi atau marah kronik Tanda:gelisah, otot
muka tegang, pernafasan maligna, peningkatan pola bicara
2.2.1.4 Eliminasi
Gejala: Gangguan ginjal saat ini atau masa lalu seperti infeksi, obstruksi atau riwayat
penyakit ginjal
2.2.1.5 Makanan atau cairan:
Gejala: makanan yang disukai tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolestrol, mualdan
muntah, perubahan berat badan, adanya edema
2.2.1.6 Neurosensori
Gejala: pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, perubahan keterjagaan, ori- entasi
pola atau isi bicara efek proses pikir atau memori (ingatan), perubahan retina optic.
2.2.1.7 Nyeri atau kenyamanan
Gejala: angina, nyeri hilang atau timbul pada tungkai klaudikasi, sakit kepala, nyeri
abdomen.
2.2.1.8 Pernapasan
Gejala: dispnea, takipnea
Tanda: distress respirasi atau penggunaan otot aksesori pernapasan.

17
2.2.2 Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan keputusan klinis tentang respons seserang,
keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses
kehidupanyang aktual dan potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk
mengidentifikasi respon klien individu, keluarga, dan komunitas terhadap situasi yang
berkaitan dengankesehatan.
Tujuan pencatatan diagnosis keperawatan yaitu sebagai alat komunikasi tentang
masalah pasien yang sedang dialami pasien saat ini dan merupakan tanggung jawab
seseorang perawat terhadap masalah yang di identifikasi berdasarkan data serta men-
gidentifikasi pengembangan rencana intervensi keperawatan (PPNI, 2017). Berdasar- kan
(PPNI 2018) diagnosis keperawatan yang muncul pada klien dengan hipertensi adalah:
2.2.2.1 Penurunan curah jantung berhubungan dengan tekanan arah meningkat dibuk-tikan
dengan perubahan afterload
2.2.2.2 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen dibuktikan dengan dyspnea saat/setelah aktivitas, merasa tidak
nyaman setelah beraktivitas
2.2.2.3 Nyeri (akut) berhubungan cedera fisiologis (iskemia) dihubungkan dengan mengeluh
nyeri kepala bagian belakang, meringis
2.2.2.4 Defisit nutrisi berhubungan dengan asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme dihubungkan dengan berat badan menurun
2.2.2.5 Ketidakmampuan koping keluarga berhubungan dengan pola koping yang ber-beda
diantara klien dan orang terdekat dihubungkan dengan tidak memenuhi kebutuhan
anggota keluarga
2.2.2.6 Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi dihub- ungkan
dengan menanyakan masalah yang dihadapi, bingung

2.2.3 Intervensi Keperawatan


Intervensi keperawatan merupakan bagian dari fase pengorganisasian dalam proses
keperawatan dalam usaha membantu, meringankan, dan memecahkan masalahyang tertulis
(Bulchek, 2017). Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain un- tuk mencegah,

18
menurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang telah diidentifikasi pada diagnosis
keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi (Nursalam,2011).
Intervensi keperawatan merupakan bagian dari fase pengorganisasian dalam proses
keperawatan dalam usaha membantu, meringankan, dan memecahkan masalahyang tertulis
(Buchek, 2017).
Dari diagnosis keperawatan yang disusun diatas, berikut rencana keperawatan yang
dilakukan pada pasien dengan hipertensi berdasarkan diagnosis yang telah diten-tukan
adalah sebagai berikut:
2.2.3.1 Curah jantung, penurunan, resiko tinggi dapat dihubungkan dengan pening- katan

afterload, vasokontriksi, iskemia miokardia, hipertrofi/rigiditas (kekuatan)ventricular.


Kemungkinan dibuktikkan oleh: tidak dapat diterapkan; adanya tanda-tanda dangejala
yang menetapkan diagnosis aktual). Rencana Tindakan
1. Monitor tekanan darah.
2. Pertahankan tirah baring
3. Jelaskan tindakan yang dijalani pasien
4. Kaloborasi pemberian morfin
2.2.3.2 Intoleran aktivitas dapat dihubungkan dengan kelemahan umum, ketidakseim-
bangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Kemungkinan dibuktikan oleh:
1. Laporan verbal tentang keletihan atau kelemahan
2. Frekuensi jantung atau respons tekanan darah terhadap aktivitas abnormal
3. Rasa tidak nyaman saat bergerak atau dispnea
4. Perubahan-perubahan Elektrokardiogram (EKG) mencerminkan iskemia, dis-
ritmia.
Rencana Tindakan:
1. Identifikasi defisit tingkat aktivitas
2. Berikan penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas
3. Anjurkan melakukan aktivitas fisik, sosial,spiritual, dan kognitif dalam men-
jaga fungsi dan kesehatan
4. Kalaborasi dengan terapis okupasi dalam merencanakan dan memonitori pro-
gram aktivitas, jika perlu
19
2.2.3.3 Nyeri (akut), sakit kepala dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan vas-cular
serebral.
Kemungkinan dibuktikan oleh:
1. Melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak pada region suboksipital,
ter- jadi pada saat bangun, dan hilang secara spontan beberpa waktu berdiri.
2. Segan untuk menggerakkan kepala, menggaruk kepala, menghindari sinar ter-
ang dan keributan, mengerutkan kening, menggenggam tangan.
3. Melaporkan kekakuan leher pusing, penglihatan kabur, mual dan muntah.
Rencana Tindakan:
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyaman
3. Jelaskan strategi meredahkan nyeri
4. kalaborasi pemberian analgetik
2.2.3.4 Nutrisi, perubahan, lebih dari kebutuhan tubuh dapat dihubungkan dengan ma-sukan
berlebihan sehubungan dengan kebutuhan metabolik, pola hidup monoton,keyakinan
budaya

Kemunginn dibuktikan oleh:

1. Berat badan 10%-20% lebih ideal dari tinggi dan bentuk tubuh.
2. Lipatan kulit trisep lebih besar 15 mm pada pria dan 25mm pada wanita
(maksi- mum untuk usia dan jenis kelamin).

3. Dilaporkan atau terobsevasi disfungsi pola makan. Rencana Tindakan


1. Identifikasi status nutri
2. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. piramida makanan).
3. Ajarkan diet yang diprogramkan
4. Kalaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrein
yang dibutuhkan.
2.2.3.5 Koping, individu, infektif dapat dihubungkan dengan krisissituasional/maturasional,
perubahan hidur beragam, relaksasi tidak adekuat, sys-tem pendukung tidak adekuat,
sedikit atau tidak pernah olahraga, nutrisi buuk, harapan yang tak terpenuhi, kerja
berlebihan, persepsi tidak realistic, metode koping tidak efektif.

20
Kemungkinan dibuktikan oleh:
1. Menyatakan ketidak mampuan untuk mengatasi atau meminta bantuan.
2. Ketidak mampuan untuk memenuhi harapan peran/kebutuhan dasar atau
pemecahan masalah.
3. Prilaku merusak terhadap diri sendiri, makanan berlebihan, hilang napsu
makan, merokok/ minum berlebihan, cenderung melakukan penyalah gunaan al-
cohol.
4. Kelemahan/insomnia kronik, ketegangan otot, sering sakit kepala/leher, kekua-
tiran, gelisah, cemas, tegang, emosi kronik, depresi.
Rencana Tindakan:
1. Identifikasi kemampuan yang dimiliki
2. Diskusikan perubahan peran yang dialami
3. Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan sama
2.2.3.6 Defisit pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai kondisi rencana
pengobatandapat dihubungkan dengan kurang pengetahuan/daya ingat, misinprestasi
infor- masi, keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosis.

Kemungkinan dibuktikan oleh:


1. Menyatakan masalah.
2. Meminta informasi.
3. Menyatakan miskonsepsi.
4. Mengikuti instruksi tidak adekuat, inadekuat kinerja prosedur.
5. Prilaku tidak tepat atau aksagregas, mis bermusuhan, agitasi, apatis.
Rencana Tindakan:
1. Edukasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
3. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
2.2.4 Implementasi Keperawatan
Menurut Koizer (2010) implementasi keperawatan adalah sebuah fase dimana
perawat melaksanakan intervensi keperawatan yang sudah direncanakan sebelumnya.
Berdasarkan terminology NIC implementasi terdiri dari melakukan dan mendokumen-

21
tasikan yang merupakan tindakan keperawata khusus yang digunakan untuk
melakukanintervensi.
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan keberhasilan dari diagnosa keperawatan, rencana intervensi, dan imple-
mentasinya (Nursalam, 2011).

BAB 3
LAPORAN KASUS

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang hasil dari pelaksanaan asuhan
keperawatan pada Tn.A dengan Hipertensi yang dirawat diruangan Perawatan Dahlia
Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan selama 3 hari dimulai tanggal 28 November 2019
sampai tanggal 30 November 2019. Pelakasanaan asuhan keperawatan ini dilakukan tahap
demi tahap yang diawali dengan pengkajian, klasifikasi data, Analisa data, diag- nosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
3.1 Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada tanggal 28 November 2019 pada klien Tn.A dengan
hipertensi yang dirawat diruangan perawatan Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan,
di peroleh data-data sebagai berikut:
3.1.1 Identitas Klien
Klien bernama Tn A, masuk Rumah Sakit pada tanggal 21 November 2019 padapukul
13:00 Wita, klien berumur 52 tahun, status belum menikah, jenis kelamin laki- laki, agama
islam, pendidikan SD, pekerjaan mencari besi/tembaga, alamat Karang An-yar RT 27. Klien
di rawat di Ruang Perawatan Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan sejak 21
November 2019 dengan diagnosis medis Hipertensi.
3.1.2 Riwayat Kesehatan
3.1.3.1 Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri pada kepala bagian belakang.

22
3.1.3.2 Riwayat Keluhan Utama
Klien mengtakan pusing, klien mengatakan semakin pusing saat berdiri atau bejalan dan
berkurang saat berbaring dan menutup mata,klien mengatakan merasa nyeri dibagian
belakang kepalanya, klien mengatakan skala nyerinya 5, klien mengatakan pusingnya
hilang timbul kurang lebih 5 menit, klien mengatakan nyeri jikakepalanya digerakkan terasa
sakit, klien terlihat memegang kepalanya dibagian belakang, klien terlihat meringis, klien
mengatakan nyerinya seerti berdenyut-denyut, klien mengatakan tidak mengetahui tentang
penyakitnya, klien mengatakan kurang mengetahui informasi mengenai penyakit yang di
deritanya.

3.1.3.3 Riwayat Penyakit Sekarang


Klien masuk Dahlia pada tanggal 21 November 2019, klien mengatakan terasa nyeri
dibagian dada dan klien batuk berdahak disertai dengan nyeri dibagian belakangkepala.
3.1.3.4 Riwayat Penyakit Masa Lalu
Klien mengatakan mengetahui penyakitnya kurang lebih 1 tahun yang lalu tetapiklien
tidak pernah rutin berobat atau mengecek kesehatannya, klien mengatakan baru pertama
kali di rawat di rumah sakit, klien mengatakan tidak pernah di oprasi dan klientidak pernah
mengalami kecelakaan, klien mengatakn peroko aktif.
3.1.3.5 Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien memiliki riwayat penyakit keturunan Hipertensi dari ayah klien

23
24
? ?

52 ? ?

KETERANGAN
: Laki -laki Garis Keturunan :
: Perempuan Umur Tidak Diketahui : ?
: Meninggal Keluarga Mempunyai Riwayat Hipertensi:
: Pasien
3.1 Genogram pada Tn.A

3.1.3.6 Riwayat Psikososial


Klien mengatakan ingin lekas sembuh, klien tinggal bersama tetangganya karenaklien
tinggal hanya sebatang kara, hubungan klien dengan tetangga baik saja, klien mengatakan
yang mengambil keputusan terkait kesehatan klien adalah tetangganya.
3.1.3.7 Riwayat Spiritual
Klien mengatakan yakin dengan kepercayaan yang dianutnya yaitu agama islam.
3.1.3.8 Aktivitas Sehari-
hari 1. Nutrisi
Sebelum sakit
Klien mengatakan sebelum sakit seminggu yang lalu nafsu makannya baik,
makan 3 kali sehari dengan porsi makan yang kurang lebih 3 sendok nasi dan di
habiskan. Klien mengatakan jenis makanan sehari-hari nasi putih dan lauk
seperti sayur, ikan atau tahu tempe. Klien mengatakan tidak membatasi porsi

25
makannya, klien mengatakan tidak memiliki alergi makanan, klien makan
mengggunakan tangan kanan, sebelum makan klien berdoa.
Saat sakit
Klien mengatakan makan 3 kali sehari dengan selera makan baik. Klien menga-
takan selalu menghabiskan makanan yang di sediakan dirumah sakit, klien
mendapat diet rendah garam, klien mengatakan seelum sakit klien selalu
berdoa.
2. Cairan
Sebelum sakit
Klien mengatakan minum 7-8 gelas 1.500cc sehari dengan jenis minuman air
putih, pemenuhan melalui oral.
Saat sakit
Klien mengatakan minum air putih kurang lebih 1.500 ml. klien terpasang infus
dengan NACL 0.9% dengan jumlah 20 tts/menit.
Input-Output
(1500+500 = 20000) – (1.500) = 500 cc
Balance cairan klien 500 cc/hari
3. Istirahat Tidur
Sebelum sakit
Klien mengatakan sebelum sakit klien selalu teratur dengan 8 jam perhari dan
tidak pernah terbangun saat malam hari.
Saat sakit
Klien mengatakan saat masuk rumah sakit tidur klien tidak nyenyak karena
suhu ruangan yang teralu dingin dan klien sering terbangun pada malam hari, klien
juga mengatakan tidur hanya 5 jam perhari. Klien tampak menggunakan selimut yang
tebal. 4. Olahraga Sebelum sakit
Klien mengatakan tidak ada program olahraga khusus karena klien selalu bekerja
untuk mencari besi/tembaga sehingga tidak ada waktu luang untuk berolahraga.

Saat sakit
Klien mengatakan saat sakit klien hanya duduk dan berbaring saja ditempat
tidur.

26
5. Aktivitas/mobilitas Fisik
Sebelum sakit
Klien mengatakan kegiatan sehari-hari sebelum sakit suka mencari besi dan
tembaga, tidak menggunakan alat bantu aktivitas, tidak ada kesulitan
pergerakan tubuh. Saat sakit
Klien mengatakan saat sakit klien tidak ada kesulitan pada pergerakkan tubuh,
klien duduk dan berbaring diatas tempat tidur tanpa ada aktivitas yang lain.
6. Rekreasi
Sebelum sakit
Klien mengatakan tidak pernah ada kegiatan libur
Saat sakit
Klien mengatakan saat sakit hanya ditemani oleh tetangganya
7. Pola Eliminasi (BAB dan BAK)
1) Eliminasi BAK
Sebelum sakit
Klien mengatakan tidak ada kesulitan dalam buang air besar, klien mengatakan
buang air kecil 4x dalam sehari, warna pekat

Saat sakit
Klien mengatakan saat sakit juga tidak ada kesulitan dalam buang air kecil,
buang air kecil sekitar 1.500 cc dalam sehari, warna pekat
2) Eliminasi BAB
Sebelum sakit
Klien mengatakan tidak ada kesulitan dalam buang air besar, klien mengatakan
buang air besar 2x dalam sehari
Saat sakit
Klien mengatakan selama masuk Rs baru 3x buang air besar, klien mengatakan
tidak ada kesulitan dalam buang air besar
8. Istirahat Tidur
Sebelum sakit
Klien mengatakan sebelum sakit jarang tidur siang karena suka mencari
besi/tembaga, klien mengatakan jika malam klien tidur jam 20:00
27
Saat sakit
Klien mengatakan saat masuk Rs tidur klien tidak nyenyak ketika tidur jam
21:00 dan terbangun jam 03:00 malam, klien terbangun karena seperti merasa
nyeri dibagian dada, jika sudah terbangun untuk tidur lagi.

9. Olahraga
Sebelum sakit
Klien mengatakan sebelum sakit klien suka jalan-jalan untuk mencari besi dan
tembaga, tidak ada program olahraga
Saat sakit
Klien mengatakan saat sakit klien hanya duduk dan berbaring saja ditempat tidur
10. Aktivitas/mobilitas Fisik
Sebelum sakit
Klien mengatakan kegiatan sehari-hari sebelum sakit suka mencari besi dan
tembaga, tidak menggunakan alat bantu aktivitas, tidak ada kesulitan
pergerakan tubuh
Saat sakit
Klien mengatakan saat sakit klien tidak ada kesulitan pada pergerakkan tubuh,
duduk dan berbaring diatas tempat tidur.
11. Rekreasi Sebelum
sakit
Klien mengatakan tidak pernah ada kegiatan libur
Saat sakit
Klien mengatakan saat sakit hanya ditemani oleh tetangganya
12. Pola Kongnitif dan pereptual
Sebelum Sakit
Mengatakan tidak ada gangguan penglihatan, pengecapan dan perasa, klien
terlihat ada gangguan dlam pendengaran, klien mengatakan mampu untuk
berbicara.
Saat Sakit
Klien mengatakan penglihatan normal, pengecapan dan perasa norml, klien ada
gangguan dalam penglihatan, klien mampu berbicara.
28
13. Pola Konsep Diri
Sebelum sakit
Klien mengatakan sebelum sakit sering brjalan untuk mencari besi dan tembaga
Saat Sakit
Klien mengatakan setelah masuk Rs hanya duduk dan berbaring ditempat tidur
14. Pola Koping Sebelum
sakit
Klien mengatakan tidak merasa kehilangan dan tidak ada kekerasan terjadi pada
dirinya, klien mengatakan pandangan terhadap masa depannya ingin yang ter-
baik. Saat sakit
Klien mengatakan tidak merasa kehilangan dan tidak ada kekerasan yang
terjadi pada dirinya, aktivitasklien sehari-hari dan kecemasa klien diserahkan
kepada allah SWT, klien mengatkan saat masuk Rs tetangga klien yang
mengurus semuadministrasinya.

15. Pola Seksual-Reproduksi


Sebelum sakit
Klien mengatakan tidak ada kesukaran
Saat sakit
Klien mengatakan tidak ada kesukaran
3.1.3.9 Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Composmentis
Tanda-tanda Vital
TD : 161/66 Mmhg
Mean Arteri Preasure: 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑜𝑙+(2𝑥 𝑑𝑖𝑎𝑠𝑡𝑜𝑙)
3

161 + (2 𝑥 66)

3
: 97,67 Mmhg

29
2. Antropometri
BB : 60 kg
TB : 150 cm

IMT : 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑘𝑔)


Nadi :80x/m (Reguler)
Suhu : 36°c
60
= =20
RR : 20x/m
(1.5)²
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚2)

Keaimpulan : Dapat di simpulkan Tn.A ideal dengan batas normal 18,50-25,99


(WHO,2011).
3. Sistem pernapasan
Inspeksi
Bentuk Hidung
Simetris, terdapat secret, tidak ada polip,klien tidak mengalami epitaksis,
Bentuk dada normochest, gerakan dada simetris kanan dan kiri, tidak ada alat
bantu pernapasan,
Palpasi
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid ataupun tumor dileher
Perkusi
Suara nafas sonor
Auskultasi
Bunyi nafas vesikuler, dan terdapat bunyi nafas tambahan ronkhi.
Tidak terdapat clubbing finger pada klien
4. Sistem Cardrovaskular
Inspeksi
Konjungtiva tanpak pucat,
Palpasi
Ictus cordis teraba 2 cm dibawah aerola mamae, tidak ada peningkatan vena
jugularis, teraba detak jantung pada inter costa 5 mid clavikula sinistra.

Perkusi

30
Batas jantung atas Inter Costa 4-5 mid clavikula sinistra, batas bawah Inter
Costa mid clavikula sinistra, batas kanan sternalis sinistra, batas kiri axila
anterior sinistra.
Auskultasi
Auskultasi bunyi jantung 1 (Lup) pada inter costa 4-5 mid clvikula sinstra,
bunyi jantung II (dup) aorta dan pulmonal pada inter costa 2-3 dextra dan ICS
2-3 steral sinistra. Tidak terdengar bunyi jantung tambahan.
5. Sistem Pencernaan
Inspeksi
Sclera ikterik, tidak ada palaktoskizis pada mulut,
Auskultasi
Bising usus 10x/m
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pda abdomen
Perkusi
Terdengar timpani pada kuadran kiri dan kanan bawag dan pekak pada kuadran
kiri kanan atas
6. Sistem Penginderaan
1) Mata
Ukuran pupil isokor, simetris kiri dan kanan, konjungtiva tampak pucat, klien
tidak menggunakan kaca mata atau lensa kontak.
2) Hidung
Terdapat secret, tidak terdapat polip, penyebaran silia merata, fungsi penciuman
baik.
3) Telinga
Klien mengalami gangguan pendengaran, daun telinga simetris kiri dan kanan,
tidak terdapat serumen.

7. Fungsi Persyarafan
Fungsi cerebral
Klien dapat berinteraksi dengan baik, klien dapat menggunakan bahasa
Indonesia Fungsi Kranial
31
(1) Nervus 1 (faktorius)
Dapat membedakan aroma minyak kayu putih dan aroma parfum
(2) Nervus II (optikus)
Klien dapat membaca koran pada jarak 30 cm tetapi dengan keadaan tidakjelas
atau kabur.
(3) Nervus III (okulomotorius)
Bola mata klien dapat mengikuti arah gerak jari pemeriksa
(4) Nervus 1V (troclearis)
Bola mata klien dapa mengikuti rah gerak jari pemeriksa
(5) Nervus V (trigeminus)
Tidak terdapat kelainan pada otot wajah klien juga dapat merasakan hembusan
angina yang di berikan daerah wajah klien
(6) Nervus VI (abdusen)
Bola mata klien dapat mengikuti arah gerak jari pemeriksa
(7) Nervus VII (fasialis)
Klien dapat tersenyum dan tampak simetris, klien dapat mengangkat aliss
(8) Nervus VIII (auditoris)
Klien dapat mendengar dengan baik
(9) Nervus IX ( glosofaringeus)
Klien dapat membedakan rasa asin dan pedas
(10) Nervus X (vagus)
Klien mengatakan tidak mengalami kesulitan menelan
(11) Nervus XI (aksesoris)
Klien dapat melawan tahanan bahu dan leher
(12) Nervus XII (hipoglosus) Klien dapat menjulurkan lidahnya

8. Sistem Muskuloskaletal
Klien terpasang infus di tangan kanan dengan cairan NaCL 0,9% dengan
pemberian 20 tetes permenit, tidak terdapat edema, kekuatan otot
5 5

5 5

32
9. Sistem Intugumen
Rambut
Rambut berwarna hitam, tidak rontok, rambut berwarna hitam dan putih, tidak
rontok
Kulit
Kulit berwarna sawo matang, tampak kering, teraba hangat
Kuku
Kuku berwarna merah muda CRT kurang dari 2 detik

10. Sistem Endokrin


Tidak terdapat peningkatan vena jugularis, tidak terdapat pembesaran kelenjar
tyroid, tidak terdapat massa, tidak ada kesulitan saat BAK dan tidak ada keringat
yang berlebihan
11. Sistem Perkemihan
Tidak ada kesulitan saat berkemih
12. Sistem Reproduksi
Tidak dilakukan pemeriksaan
13. Sistem Imun
Klien mengatakan tidak ada alergi baik terhadap cuaca, debu maupun bulu
binatang

3.1.3.10 PEMERIKSAAN PENUNJANG


3.1 Tabel Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai runjukan


Hematologi lengkap

Hemoglobin 7,7 g/dl 14.0 – 18.0

Eritrosit 3,19 10٨6/ul 4.50 – 6.00

Leukosit 4,30 10٨3/ul 4.00 – 12.00

Hematocrit 23,9 % 40.0 – 48.0

33
Trombosit 247 10٨3/ul 150 – 450

Neutrophil 48,5 Pg 27.0 – 31.0

Limfosit 37,1 g/c 32.0 – 37.0

3.1.3.11 Terapi
1. Injeksi ceftazidime 3x1 g iv
2. N Acetylcyteine 200 mg melalui oral
3. Cek sputum
4. Codein 3x15 g
3.1 Klasifikasi Data
3.1.1 Data Subjektif
1. Klien mengatakan nyeri kepala bagian belakang
2. Klien mengatakan merasa tegang dibagian belakang leher
3. Klien mengatakan nyeri hilang timbul dengan skala 5 (sedang) dengan waktu
5menit
4. Klien mengatakan jika klien menggerakkan kepala terasa sakit dan nyeri
bertambah terasa seperti berdenyut 5. Klien merasa nyeri dibagian dada
6. Klien mengatakan sulit tidur
7. Klien mengatakan tidur jam 21:00 dan bangun jam 03:00 malam
8. Klien mengatakan jika sudah terabangun sulit untuk tidur lagi
9. Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya
10. Klien mengatakan kurang terpapar informasi mengenai penyakit yang
dideritanya
3.1.2 Data Objektif
1. Klien tampak meringis kesakitan
2. Klien tampak tegang
3. Klien terlihat memegang kepala dibagian belakang
4. Klien batuk
5. Klien tampak memegang dadanya

34
6. Klien pucat
7. Konjungtiva pucat
8. Klien terlihat binggung dengan penyakit yang diderita
9. Klien terlihat bertanya-tanya tentang penyakitnya
10. Tekanan darah 161/66
TD: 161/66
RR: 27x/m
HB : 7,7 dL
Hematokrit: 23,9 %
Eritrosit: 3,19 10⁶/dL
3.2 Analisa Data
3.2.1 Pengelompokan Data 1
3.2.1.1 Data SubjektiF
1. Klien mengatakan nyeri kepala dibagian belakang
2. Klien mengatakan merasa tegang dibagian belakang leher
3. Klien mengatakan nyeri hilang timbul dengan skala 5 (sedang) dengan waktu
5-20 menit
4. Klien mengatakan jika menggerakan kepala terasa sakit, nyeri bertambah
seperti berdenyut
TD: 161/66
RR: 24x/m
HB : 7,7 dL
Hematokrit: 23,9 %
Eritrosit: 3,19 10⁶/dL
3.2.2.1 Data Objektif
1. Klien tampak meringis kesakitan
2. Klien tampak memegang kepala dibagian belakang
Etiologi :Agen Pencendera Fisiologis (Iskemia)
Masalah :Nyeri Akut

35
3.2.2 Pengelompokkan Data II
3.2.2.1 Data Subjektif
1. Klien mengatakan jika batuk terasa sakit dibagian dada
2. RR: 27x/m
3.2.2.1 Data Objektif
1.Klien batuk
2.Terdapat bunyi nafas tambahan ronkhi
3.Terdapat secret dijalan nafasEtiologi :Penumpukan sekret Masalah :Bersihan
jalan nafas tidak efektif
3.2.3 Pengelompokkan Data III
3.2.3.1 Data Subjektif
1. Klien mengatakan sulit tidur
2. Klien mengatakan tidur jam 21:00 bangun jam 03:00 subuh
3. Klien mengatakan jika sudah bangun sulit untuk tidur lagi
3.2.3.2 Data Objektif
4. klien pucat
5. klien tampak lemas
Etiologi :Kurang control tidur
Masalah :Gangguan pola tidur
3.2.4 Pengelompokkan Data IV
3.2.2.1 Data Subjektif
1. Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya
2. Klien mengatakan kurang informasi mengenai penyakit yang diderita
3.2.2.2 Data Objektif
1. Klien terlihat binggung dengan penyakit yang diderita 2.
Klien tampak bertanya-tanya tentang penyakitnya
Etiologi :Kurang terpaparnya informasi mengenai penyakit
Masalah :Defisit pengetahuan
3.3 Diagnosis Keperawatan Berdasarkan Prioritas
3.4.1 Nyeri akut b/d agen cedera pencederan fisiologis (iskemia) dibuktikan merasa
tegang dibagian belakang, meringis

36
3.4.2 Bersihan jalan nafas tidakefektif b/d penumpukan sekret dibuktikan dengan ba-
tuk tidak efektif, dyspnea, terdapat bunyi nafas tambahan
3.4.3 Gangguan pola tidur b/d kurang control tidur dibuktikan dengan sulit untuk
tidur, pucat, lemas
3.4.4 Defeisit pengetahuan b/d kurang terpaparnya informasi mengenai penyakit
dibuktikan dengan klien tidak mengetahui tentang penyakitnya ,bingung
3.4 Intervensi
3.5.1 Nyeri akut b/d cedera fisiologis (iskemia)
Tujuan
Setelah dilakukan pengkajian intervensi 2x24 jam maka tingkat nyeri menurun
dengan kriteria hasil:
1. Keluhan nyeri menurun 5
2. Meringis menurun 5
Intervensi
1. Identifikasi skala nyeri
2. Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
3. Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
4. Kaloborasi dengan tim dokter dengan pemberian analgetik
3.5.2 Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d penumpukan sekret
Tujuan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam maka bersihan jalan
nafas meningkat dengan kriteria hasil:
1.Produk sputum menurun 5
2.Frekuensi nafas membaik 5
3.Batuk efektif Intervensi:
1. Monitor pola nafas
2. Berikan oksigen
3. Anjurkan teknik batuk efektif
4. Kaloborasi pemberian obat N Acetylcyteine 200
3.5.3 Gangguan pola tidur b/d kurang control tidur
Tujuan
37
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam maka pola tidur
dapat membaik dengan kriteria hasil : 1. Keluhan sulit tidur menurun 5
2. Keluhan sering terjaga menurun 5
Intervensi
1. Modifikasi lingkungan (mis, pencahayaan, kebisingan, suhu, matras, dan
tempat tidur)
2. Batasi waktu tidur siang
3. Jelaskan pentingnya tidur yang cukup selama sakit
3.5.4 Defisit pengetahuan b/d kurang terpaparnya infomasi mengenai penyakit
Tujuan
Setelah dilakukan intervensi keperwatan selama 1x20 menit maka tingkat penge-
tahuan meningkat teratasi dengan kriteria hasil :
1. Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik (Hipertensi)
meningkat 5
Intervensi
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima infromasi
2. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
3. Ajaran perilaku hidup bersih dan sehat
3.5 Implementasi Keperawatan
Kamis 28 November 2019
3.6.1 Diagnosis Keperawatan 1Jam
09:00
3.6.1.1 Identifikasi skala nyeri
Subjektif :Klien mengatakan sakit/nyeri pada kepala bagian belakang, skala nyeri5
(sedang)
Objektif :Klien terlihat meringis kesakitan
Jam 09:05
3.6.1.2 Berikan teknik nonfarmakolog untuk mengurangi rasa nyeri (RND)
Subjektif :Klien mengatakan mampu melakukan teknik RND
Objektif :Klien tampak melakukan RND dengan benar

38
Jam 09:15
3.6.1.3 Anjuran teknik nonfarmakologi (RND)
Subjektif : klien mengatakan mengerti teknik yang dianjurkan
Objektif :klien tampak melakukan RND dengan benar
Jam 09:20
3.6.1.4 Mengakalborasi dengan tim dokter dengan pemberian obat analgetik Subjektif
:Klien mengatakan akan minum obat yang diberikan perawat
Objektif :Klien tampak diberikan obat ceftazidime,
3.6.2 Diagnosis Keperawatan II

Jam 09:30
3.6.2.1 Monitor pola nafas
Subjektif: klien mengatakan sesak,RR 27x/m
Objektif : Spo2 93%
Jam 09:35
3.6.2.2 Berikan oksigen
Subjektif : klien mengatakan nyaman setelah diberikan oksigen NK (NasalKanul)
6 Lpm
Objektif : sesak klien tampak berkurang, RR 20x/m,Spo2 96%
Jam 09:50
3.6.2.3 Anjurkan teknik batuk efektif
Subjektif :Klien mengatakan nyaman setelah diajarkan cara batuk efektif
Objektif : pada saat batuk klien dapat melakukan batuk efektif sesuai denganyang
diajarkan perawat Jam 12:00
3.6.2.4 Kaloborasi pemberian obat
Subjektif: klien mengatakan akan minum obat yang diberikan oleh perawatObjektif
:klien telah diberikan obat N Acetylcyteine 200 mg melalui oral
3.6.3 Diagnosis Keparawatan III Jam
12:05
3.6.3.1 Modifikasi lingkungan (mis, pencahayaan, kebisingan, suhu, matras dantempat
tidur
Subjektif :Klien mengatakan belum bisa tidur
39
Objektif :- Klien masih sering terbangun
Jam 10:05
3.6.3.2 Batasi waktu tidur siang
Subjektif : Klien mengatakan tidur siang tidak lebih dari 1 jamObjektif :
Anjurkan klien untuk tidur di siang hari sekitar1 jam
Kamis 29 November 2019 Jam 09:00
3.6.4.1 Identifikasi skala nyeri
Subjektif :Klien mengatakan masih terasa nyeri pada bagian belakang denganskala
nyeri 4 (sedang )
Objektif :Klien masih meringis
Jam 09:10 Kamis 30 November 2019
3.6.4 Diagnosis Keperawatan I

Jam 09:05
3.6.5.1 Identifikasi skala nyeri
Subjektif :Klien mengatakan nyeri sudah berkurang pada bagian belakangdengan skala
nyeri 3 (ringan)
Objektif :Klien terlihat tidak meringis lagi/rilek
3.6.5 Diagnosis Keperawatan III

Jam 10:00
3.6.6.1 Modifikasi lingkungan
Subjektif : -
Objektif : Atur pencahayaan atau suhu ruangan
Jam 10:05
3.6.6.2 Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
Subjektif : -
Objektif :Terlihat lingkungan yang tenang
3.6.6 Diagnosis Keperawatan IV

Jam 10:10
3.6.8.1 Menjelaskan tentang penyakit yang dialami

40
Subjektif :Klien mengatakan sudah mengerti tentang penyakit yang dialaminya
Objektif :Klien terlihat dapat mengulangi tanda dan gejala dari pengertian
penyakitnya
Jam 11:00
3.6.8.2 Menyediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
Subjektif :Klien mengatakan sudah mndapat informasi secara jelas dari perawat
tentang penyakit yang dialami
Objektif :Klien tampak mengerti yang dijelaskan oleh perawat
3.6 Evaluasi
Sabtu 30 November 2019
3.7.1 Diagnosis Keperawatan 1
Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis
Subjektif : Klien mengatakan keluhan nyerinya menurun dan meringisnya
menurun
Objektif : Klien tidak meringis lagi , skala nyeri berkurang 3 dan klien telihat
rileks
Assesment : Nyeri teratasi
Planning : Intervensi dihentikan
3.7.2 Diagnosis Keperawatan II
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d penumpukan sekret
Subjektif : Klien mengatakan produksi sputum menurun, frekuensi nafas mem-
baik dan batuk efektif
Objektif : Klien sudah tidak terlihat sesak
Assesment : Masalah teratasi
Planning : Intrvensi dihentikan
3.7.3 Diagnosis Keperawatan III
Gangguan pola tidur b/d kurang control tidur
Subjektif : Klien mengatakan keluhan sulit tidur menurun dan keluhan sering
terjaga menurun
Objektif : Klien tidak pucat lagi dan tidak lemas
Assesment : Masalah Teratasi

41
Planning : Intervensi dihentikan
3.7.4 Diagnosis Keperawatan IV
Defisit kurang pengetahuan b/d kurang terpaparnya informasi mengenai penyakit
Subjektif: Klien mengatakan mampu menjelaskan pengetahuan topik
(Hipertensi) meningkat
Objektif : Klien tampak menerima informasi yang diberikan dengan baik
Assesment: Masalah Teratasi
Planning: Intervensi dihentikan

42
BAB 4
PEMBAHASAN

Setelah mempelajari landasan teori dan melaksanakan asuhan keperawatan padaTn.A


dengan diagnosis Hipertensi, di ruangan perawatan Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah
Tarakan Utara mulai tanggal 28-30 November 2019, maka pada bab ini penulis
mengemukakan kesenjangan antara teori dengan pelaksanaan asuhan keperawatan pada
Tn.A dengan diagnosis Hipertensi. Adapun kesenjangan tersebut akan diuraikansesuai
dengan langkah-langkah proses keperawatan sebagai berikut.
4.1 Pengkajian
Pada tahap pengkajian, penulis tidak menemukan hambatan selama proses wa-
wancara dengan klien ataupun tetangganya. Klien dan tetangganya bersifat terbuka
dankooperatif dalam menjawab pertanyaan dan mengungkapkan masalah yang di rasa-
kannya, selain itu penulis juga menjalin kerja sama dengan perawat ruangan untuk
memperoleh informasi mengenai perkembangan kesehatan pada Tn.A.
Pada proses pengakajian Tn.A dengan diagnosis Hipertensi di Ruang
PerawatanDahlia pada tanggal 28-30 November 2019 didapatkan kesenjangan antara teori
dan kasus yang diperoleh dari lahan praktik di Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan
adalahsebagai berikut :
4.1.1 Eliminasi
Gejala: Gangguan ginjal saat ini atau masa lalu seperti infeksi, obstruksi atau riwayat
penyakit ginjal. (Wijayaningsih 2013)
Penyakit tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah pada ginjal
mengerut sehingga aliran zat-zat makanan menuju ginjal terganggu dan mengakibatkan
kerusakan sel-sel ginjal. Jika hal ini terjadi secara terus-menerus maka sel-sel ginjal tidak
akan berfungsi lagi. (Asriani, Bahar, B., 2013)
Menurut Wijayaningsih (2013) Asuhan Keperawatan pada klien hipertensi pada
pengkajian eliminasi terjadi gangguan ginjal saat ini atau masa lalu seperti infeksi, ob-
struksi atau riwayat penyakit ginjal. Dari data minor dan data mayor pada SDKI hala-man 96
pada kasus Tn.A tidak ditemukan data tersebut, karena pada saat pengkajn tidakditemukan
tanda dan gejala,(sehingga penulis tidak mengangkat diagnosis tersebut.

43
4.1.2 Makanan
Gejala: makanan yang disukai tinggi garam, tinggi lemak. mual dan muntah,
perubahan berat badan, adanya edema (Wijayaningsih 2013)
Asupan natrium merupakan satu-satunya elemen yang bisa dikonsumsi dalam bentuk
garam dapur (Jauhari Ahmad, 2013). Bila asupan natrium meningkat maka gin- jal akan
merespons agar ekskresi garam keluar bersama urine ini juga akan meningkat.Tetapi bila
upaya mengekskresi natrium melebihi ambang kempuan ginjal, maka ginjalakan meretensi
oksigen sehingga volume intra vaskular meningkat (Yogiantoro Mo- hammad, 2014).
Pengkajian menurut Wijayaningsih (2013) Asuhan Keperawatan pada hipertensipada
pengkajian nutrisi salah satu gejala dari penyakit hipertensi yaitu mual muntah, perubahan
berat badan, adanya edema. Dari data mayor dan minor pada SDKI halaman 56 tidak
ditemukan data berat badan menurun sehingga pada kasus Tn.A tidak ditemukan data
tersebut karena pada saat pengkajian klien mengatakan tidak ada rasa ingin muntah ataupun
penurunan selera makan, juga tidak terdapat penurunan berat badan, berat badan klien 60
dan IMT 20 berada dalam batas normal, saat di rumah sakitklien tampak menghabiskan
porsi makanannya. 4.1.3 Neurosensori
Gejala: pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, perubahan keterjagaan, orientasi
pola atau isi bicara efek proses pikir atau memori (ingatan), perubahan retina optic.
(Wijayaningsih 2013).
Menurut Pudiastuti (2011), gejala dari penyait hipertensi adalaah pengelihatan kabur
karena kerusakan retina, nyeri pada kepala, mual muntah akibat meningkatnya tekanan intra
kranial, edema dependent, adanya pembengkakan akibat adanya pening-katan kapiler. Pada
kasus yang ada pada Tn.A didapatkan data tersebut yaitu klien tidakdapat melihat dengan
jelas dan juga tidak adanya pembengkakan pada bagian tubuh klien.

4.1.4 Pernapasan
Gejala: dispnea, takipnea
Tanda: distress respirasi atau penggunaan otot aksesori pernapasan.
Salah satu penyebab gangguan pernapasan yaitu perokok. Pada kandungan rokok
terdapat nikotin dan karbondioksida yang akan merusak lapisan endotel pembuluh darah
arteri, elastisitas pembulu darah berkurang sehingga pembuluh darah menjadi kaku dan
44
mengganggu aliran darah sehingga menyebabkan tekanan darah meningkat (Anggara
2013).
Pengkajian menurut Wijayaningsih (2013) Asuhan Keperawatan pada hipertensipada
pengkajian pernapasan terdapat dyspnea, takipnea, dyspnea nocturnal paroksimal, riwayat
merokok, batuk dengan atau tanpa sputum, dan juga distress respirasi atau penggunaan otot
aksesori pernapasan. Dari data mayor dan minor pada SDKI halaman18 didapatkan tanda
dan gejala yang terdapat pada kasus Tn.A pada saat pengkajian klien mengatakan merasa
sesak atau kesulitan bernapas, pada saat pengkajian perna- pasan klien 27x/ m, klien juga
mengatakan ada riwayat merokok.
Kandungan rokok yaitu nikotin dapat menstimulus pelepasan katekolamin. Kate-
kolamin yang mengalami peningkatan dapat menyebabkan peningkatan jenut jantung,
iritabilitas miokardial serta terjadi vasokontriksi yang dapat meningkatkan tekanan darah
(Ardiansyah, 2012).
4.2 Diagnosis Keperawatan
Proses pengkajian dilakukan untuk memperoleh data-data yang diperlukan untuk
menegakkan suatu diagnosis keperawatan yang sesuai dengan keadaan data yang ditemukan
pada Tn.A dengan hipertensi. Antara diagnosis keperawatan pada hipertensi yang penulis
peroleh dari dasar teoritis dengan yang penulis temukan di lapangan mem- iliki beberapa
perbedaan.
Berdasarkan hasil pengkajian pada Tn.A dengan hipertensi terdapat diagnosis
keperawatan yang ada pada teori tetapi terdapat pada kasus dan terdapat dikasus
namuntidak tedapat diteori menurut SDKI yaitu:

4.2.1 Penurunan curah jantung merupakan suatu keadaan dimana ketidakadekuatan jantung
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh (Dinarti, Aryani, R.
2013).
Pasien dengan gagal jantung biasanya terjadi tanda dan gejala sesak nafas yang
spesifik pada istirahat atau saat beraktivitas dan tau rasa lemah, tidak bertenaga,
retensiair seperti kongestif paru, edema tungkai, terjadi obnormalitas dari struktur dan
fungsijantung (Setiani, 2014). Dari data mayor dan minor pada SDKI halaman 34
tidak ditemukan tanda dan gejala yang didapatkan penulis saat melakukan pengkajian
pada Tn.A.

45
4.2.2 Intoleransi aktivitas ketidakcukupan energy untuk melakukan aktivitas sehari-hari
( SDKI, 2017). Dari data mayor dan minor pada SDKI halaman 128 tidak ditemukan
tanda dan gejala yang ada pada Tn.A sehingga penulis tidak mengangkat diagnosis
ini..
4.2.3 Defisit nutrisi merupakan asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme (PPNI, 2017). Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
merupakan asupan nutrient yang melebihi kebutuhan tubuh, (Herdman dan
Kamitsuru, 2016). Nutrisi, perubahan, lebih dari kebutuhan tubuh Menurut (Doenges,
2012) batasan karakteristik untuk nutrisi, perubahan adalah berat badan 10%-20%
lebih ideal dari tinggi dan bentuk tubuh. Lipatan kulit trisep lebih besar 15mm pada
pria dan 25 mm pada wanita (maksimum untuk usia dan jenis kelamin. Dari data
mayor dan minor pada SDKI halaman 56 tidak ditemukan tanda dan gejala yang ada
pada Tn.A sehingga penulis tidak menengangkat diagnosis ini.
4.2.4 Ketidakmampuan koping keluarga adalah perilaku orang terdekat (anggota keluarga
atau orang berati) yang membatasi kemampuan dirinya dan klien untuk be- radaptasi
dengan masalah kesehatan yang dihadapi klien (SDKI, 2017). Dari data mayor dan
minor pada SDKI halaman 204 penulis menemukan tanda mayor yaitu
tidakmemehuni kebutuhan keluarga, karena pada saat pengkajian Tn.A mengatakan
hanya tinggal sendiri dan jauh dari keluarga.
4.2.5 Bersihan jalan nafas adalah ketidakmampuan membersihkan secret atau ob- struksi
jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten (SDKI, 2017).
Penulis mengangkat diagnosis ini karena pada saat pengkajian ditemukan data yang
menunjang masalah Bersihan jalan nafas yaitu pada system pernapasan terdapat
secret dan terdengar bunyi nafas tambahan ronki.
4.2.6 Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas waktu tidur akibat factor ekster- nal
(SDKI, 2017). Dari data mayor dan minor pada SDKI halaman 126 terdapat tandadan
gejala mengeluh sulit tidur, sering terbangun sehingga penulis mengangkat diag-
nosis ini.
4.2.7 Defesit Pengetahuan tentang( Hipertensi) adalah ketiadaan atau kurangnya in-formasi
kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu (SDKI, 2017). Dari data mayor dan
minor pada SDKI halaman 246 pada saat melakukan pengkajian ditemukan data

46
bahwa Tn.A menanyakan masalah yang dihadapinya saat ini, sehingga penulis
mengangkat diagnosis ini.
1.3. Perencanaan
Intervensi keperawatan merupakan segala bentuk terapi yang dikerjakan oleh perawat
yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai pen- ingkatan,
pencegahan dan pemulihan kesehatan klien individu, keluarga, dan komuni-tas (PPNI,
2018). Pada tahapan perencanaan ini penulis menemukan banyak perbedaanantara teori dan
juga kasus yang di ambil pada Tn.A. Semua tindakan disesuaikan dengan perencanaan yang
telah ditentukan sebelumya dan disesuaikan dengan kondisiklien. Adapun beberapa
tindakan yang tidak dimasukkan dalam perncanaan yaitu (Doenges, 2012):
4.3.1 Nyeri akut berhubungan dengan pencederaan fisiologis (iskemia)
4.3.1.1 Mempertahankan tirah baring
Intervensi ini tidak dilakukan karena pada saat pemgkajian klien mengatakanklien
hanya duduk dan berbaring diatas tempat tidur tanpa ada aktivitas yang lain
4.3.2 Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
4.3.2.1 Kaji respon pasien terhadap aktivitas
Intervensi ini tidak dilakukan karena pada saat pengkajian klien mengatakantidak ada
melakukan aktivitas yang lain.

4.3.3 Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi


4.3.2.1 Bahas pentingnya menghentikan rokok dan dibantu pasien dalam membuat rencana
untuk berhenti merokok.
Intrvensi ini tidak dilakukan karena pasien tidak merokok. Intervensi ini dapat
diberikan pada pasien yang merokok agar mengetahui dampak efek rokok pada kesehatan
khususnya pada diagnosis hipertensi, karena rokok mengandung ni- kotin yang dapat
meningkatkan pelepasan katekolamin, mengakibatkan pening- katan frekuensi jantung,
tekanan darah, dan vasokontriksi, mengurangi oksi- genasi jaringan, dan meningkatkan
beban kerja miokardium. 3.4. Implementasi
Pada tahap pelaksanaan penulisan akan melakukan perencanaan yang telahdisusun
pada tahap pengumpulan data, pelaksanaan asuhan keperawatan yang dil- akukan penulis
disesuaikan dengan rencana tindakan yang telah dibuat. Namun dari beberapa intervensi
47
yang dibuat ada beberapa intervensi yang tidak maksimal dikare- nakan pengetahuan dan
keterampilan penulis saat melakukan intervensi tersebut.
Adapun kesulitan yang penulis temui pada saat pelaksanaan asuhan
keperawatanadalah terbatasnya kemampuan penulis untuk melaksanakan keperawaan.
Intervensi keperawatan yang tidak dilakukan pada teori dan ada diteori tetapi tidak ada
dikasusTn.A yaitu :
4.4.1 Pada diagnosis penurunan curah jantung terdapat empat intervensi
keperawatanmenurut teori yaitu :
1. Monitor tekanan darah
2. Posisi pasien semi-Fowler atau Fowler dengan kaki kebawah atau posisi nya-
man
3. Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
4. Kaloborasi pemberian antiaritmia
Penulis tidak mencantumkan intervensi ini karena hasil pengkajian Tn.A tidak
ditemukan data yang dapat berkaitan dengan penurunan curah jantung.
4.4.2 Pada diagnosis intoleransi aktivitas terdapat empat intervensi keperawatanmenurut
teori yaitu :

1. Identiikasi defisit tingkat aktivitas


2. Berikan penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas
3. Anjurkan melakukan aktivitas fisik, sosial, spiritual, dan kognitif dalam men-
jaga fungsi dan kesehatan
4. Kaloborasi dengan terapis okupasi dalam merencanakan dan memonitori pro-
gram aktivitas, jika perlu
Penulis tidak mencantumkan intervensi ini karena hasil pengkajian Tn.A tidak
ditemukan data yang dapat berkaitan dengan dengan diagnosis intoleransi
aktivi- tas
4.4.3 Pada diagnosis defisit nutrisi terdapat empat intervensi keperawatan menurut teori
yaitu
:
1. Identifikasi status nutrisi
2. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. piramida makanan).

48
3. Ajarkan diet yang diprogramkan
4. Kalaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrein
yang dibutuhkan.
Penulis tidak mencantumkan intervensi ini karena hasil pengkajian Tn.A tidak
ditemukan data yang dapat berkaitan dengan dengan diagnosis defisit nutrisi.
4.4.4 Pada diagnosis ketidakmampuan koping keluarga terdapat tiga intervensikeperwatan
menurut teori yaitu :
1. Identifikasi kemampuan yang dimiliki
2. Diskusikan perubahan peran yang dialami
3. Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan sama
Penulis tidak mencantumkan intervensi ini karena hasil pengkajian Tn.A tidak
ditemukan data yang dapat berkaitan dengan dengan diagnosis
ketidakmampuan koping keluarga
4.4.5 Pada diagnosis bersihan jalan nafas tidak efektif terdapat lima intervensi yang terdapat
dikasus tetapi tidak ada diteori yaitu :
1) Kaji bersihan jalan nafas
2) Anjurkan minuman air hangat
3) Keluarkan secret dengan batuk atau suction
4) Anjuran klien istirahat cukup
5) Kaloborasi dalam pemberian therapy
Penulis mengangkat diagnosis ini karena pada saat pengkajian ditemukan data
yang menunjang masalah Bersihan jalan nafas yaitu pada system pernapasan
ter- dapat secret dan terdengar bunyi nafas tambahan ronki.
4.4.6 Pada diagnosis gangguan pola tidur terdapat tiga intervensi yang terdapat dikasus tetapi
tidak ada diteori yaitu :
1. Ciptakan lingkungan yang tenang
2. Jelaskan tentang penyakit yang dialami
3. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi dengan cara yang tepat
Penulis menangkat diagnosis ini karena pada saat pengkajian ditemukan data
yang menunjang masalah Gangguan pola tidur yaitu klien tidur jam 21:00 dan
terbangun pada pukul 03:00 subuh dan sulit untuk tidur kembali.

49
4.4.7 Pada diagnosis defisit pengetahuan terdapat tiga intervensi yang terdapatdikasus tetapi
tidak ada diteori yaitu :
1. Ciptakan lingkungan yang tenang
2. Jelaskan tentang penyakit yang dialami
3. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
Penulis mengangkat diagnosis ini karena pada saat pengkajian ditemukan data
yang menunjang yaitu kalien tidak mengetahui tentang penyakit yang di-
deritanya.
3.5. Evaluasi
Evaluasi merupakan fase akhir dari proses keperawatan untuk menilai asuhan
keperawatan yang telah diberikan pada Tn.A dengan hipertensi selama 3 hari mulai tanggal
28-30 November 2019. Evaluasi yang dilakukan pada asuhan keperawatan da-lam kasus ini
adalah evaluasi sumatif. Dari diagnosis-diagnosis yang ditemukan oleh penulis, semua
diagnosis tersebut memberikan hasil yaitu :
4.5.1 Nyeri akut berhubungan dengan pencedera fisiologis (iskemia)
Masalah teratasi dibuktikan dengan skala nyeri berkurang, klien mengerti tentangcara
melakukan RND dengan benar klien dapat mengatakan rasa nyaman setelah nyeri
berkurang.
4.5.2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan spasme jalan nafas
Masalah teratasi dibuktikan dengan klien mengatakan dapat mengeluarkan
secret(dahak), sakit dibagian dada juga sudah berkurang, klien mengatakan dapat
bernafas dengan mudah, klien mengatakan sudah tidak tidak batuk lagi.
4.5.3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang control tidur
Masalah teratasi dibuktikan dengan klien mengatakan sudah bisa tidur lebih nyenyak
dan kurang lebih 7 jam perhari, muka klien tidak pucat dan badan klien tidaklemas
lagi.
4.5.4 Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi mengenai
penyakit (Hipertensi)
Masalah teratasi dibuktikan dengan klien mengatakan sudah mengerti tentang
penyakit yang dialaminya dan klien mengatakan sudah mendapatkan informasi yang
diberikan oleh perawat tentang penyakit nya.

50
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Tn.A dengan Hipertensi selama tiga hari
mulai tanggal 27 November 2019 sampai 30 November 2019 di Ruang DahliaRumah Sakit
Umum Daerah Tarakan Provinsi Kalimantan Utara, didapatkan kes- impulan sebagai
berikut
:
Pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn.A yang meliputi pengkajian dan
menganalisa data, menentukan diagnosis keperawatan, membuat intervensi keperawa-tan,
dan melakukan implementasi, yang terakhir mengevaluasi hasil implementasi keperawatan.
Pada proses pengkajian penulis menemukan kesenjangan antara teori dan kasus pada
Tn.A adalah sebagai berikut: Adapun diagnosis keperawatan yang terdapat dite- ori namun
tidak ditemukan pada khasus, yaitu: Penurunan curah jantung ditandai dengan perubahan
afterload, intoleransi aktivitas ditandai dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen, ketidakmampuan koping keluarga ditandai dengan kerja
yang berlebihan. Adapun diagnosis yang tidak terdapat diteori yaitu: Bersihan jalan nafas
tidakefektif ditandai dengan batuk tidak efektif, mengi, terdapat secret dijalan nafas dan
dyspnea, gangguan pola tidur ditandai dengansulit untuk tidur,defisit pengetahuan ditandai
dengan kurangnya pengetahuan klien ten-tang penyakitnya.
Faktor pendukung yang penulis dapatkan adalah sikap kooperatif dari klien dan
tetangganya yang bersedia dan ikut berperan serta dalam pemberian asuhan keperawa-tan
dan pelaksanaan implementasi keperawatan pada Tn.A. adapun factor pengham- batnya
adalah pada saat pengkajian sulit mendapatkan data riwayat kesehatan masa laluklien
karena klien hanya ditemani oleh tetangganya.
Pemecahan masalah pada Tn.A dengan Hipertensi dilakukan dengan melakukan
implementasi sesuai dengan intervensi yang dibuat berdasarkan diagnosis yang dite- gakkan,
serta untuk mencapai tujuan dari intervensi tersebut. Intervensi terdiri dariob-servasi,
teraupetik, edukasi, dan kalaboratif dengan tim kesehatan lainnya. Im- plemnentasi

51
dilakukan dengan bantuan tetangga klien yang bersedia berperan aktif danjuga tim medis
lain yang membantu melakukan implementasi
5.2 Saran
Bagi institusi
Dapat meningkatkan sarana dan prasarana, hendaknya menambah literature dan
kepustakaan untuk meningkatkan motivasi dan mendukung aktifitas belajar
mahasiswa dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir.
Bagi rumah sakit
Instalasi pelayanan kesehatan diharapkan mampu meningkatkan asuhan keperawatan
serta komunikasi yang terapeutik.
Bagi klien dan keluarga
Diharapkan keluarga mampu bekerja sama dengan perawat dalam memberikan
dukungan kepada klien, keluarga berkunjung untuk menjenguk serta melakukan
komu- nikasi terapeutik dengan klien untuk mendukung proses peyembuhan klien
lebih cepat.
Bagi mahasiswa
Diharapkan kepada mahasiswa yang mengambil departemen keperawatan medi-cal bedah,
keperawatan anak, dan keperawatan jiwa agar lebih mempersiapkan diri serta menguasai
teori dan praktik sehingga lebih memudahkan mahasiswa pada saat melakukan komunikasi
terapeutik dengan klien dan juga mempermudah mahasiswa dalam menyusun laporan
tingkat akhir. untuk tidur,defisit pengetahuan ditandai dengan kurangnya pengetahuan klien
tentang penyakitnya.

Faktor pendukung yang penulis dapatkan adalah sikap kooperatif dari klien dan
tetangganya yang bersedia dan ikut berperan serta dalam pemberian asuhan keperawa-tan
dan pelaksanaan implementasi keperawatan pada Tn.A. Apun factor pengham- batnya
adalah pada saat pengkajian sulit mendapatkan data riwayat kesehatan masa laluklien
karena klien hanya ditemani oleh tetangganya.
Pemecahan masalah pada Tn.A dengan Hipertensi dilakukan dengan melakukan
implementasi sesuai dengan intervensi yang dibuat berdasarkan diagnosis yang dite-
gakkan, serta untuk mencapai tujuan dari intervensi tersebut. Intervensi terdiri dari ob-
servasi, teraupetik, edukasi, dan kalaboratif dengan tim kesehatan lainnya. Im- plemnentasi

52
dilakukan dengan bantuan tetangga klien yang bersedia berperan aktif danjuga tim medis
lain yang membantu melakukan implementasi
5.3 Saran
Bagi institusi
Dapat meningkatkan sarana dan prasarana, hendaknya menambah literature dan
kepustakaan untuk meningkatkan motivasi dan mendukung aktifitas belajar
mahasiswa dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir.
Bagi rumah sakit
Instalasi pelayanan kesehatan diharapkan mampu meningkatkan asuhan keperawatan
serta komunikasi yang terapeutik.
Bagi klien dan keluarga
Diharapkan keluarga mampu bekerja sama dengan perawat dalam memberikan
dukungan kepada klien, keluarga berkunjung untuk menjenguk serta melakukan
komu- nikasi terapeutik dengan klien untuk mendukung proses peyembuhan klien
lebih cepat.
Bagi mahasiswa
Diharapkan kepada mahasiswa yang mengambil departemen keperawatan medi-cal
bedah, keperawatan anak, dan keperawatan jiwa agar lebih mempersiapkan diri serta
menguasai teori dan praktik sehingga lebih memudahkan mahasiswa pada saat
melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan juga mempermudah
mahasiswadalam menyusun laporan tingkat akhir.

53
54
DAFTAR PUSTAKA

doengos, M. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian Perawatan Pasien (Nursing Care Plans: Guidelines)
(Jakarta: EGC (ed.); 3rd ed.).
Huda Nurarif Amin. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & Nanda (Penerbit Mediaction Jogja (ed.); 2nd ed.).
Irianto. (2014). PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIET
HIPERTENSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP.
Karlina, Herman Djewarut, M. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengtan
Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di WIliyah Kerja Puskesmas Kajuara
Kecamatan Kajuara Kabupaten Bone. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis.
Kemenkes. (2014). Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI (Pusdatin)
Hipertensi. In Infodatin.
Kemenkes RI. (2018a). Hipertensi membunuh Diam-Diam. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Kemenkes RI. (2018b). PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIET
HIPERTENSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP. 93.
Kowalak, J. . (2011). Kowalak, J. P. 2011. Patofisiologi. Jakarta: EGC. Jakarta: EGC.
Nursalam. (2011). Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik.
Patican, A. (2016). E-journal keperawatan volume 4 nomor 1.
PPNI, T. P. S. D. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (T. P. S. D. PPNI
(ed.); 1st ed.).
PPNI, T. P. S. D. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (DPP PPNI (ed.);
1st ed.). Jakarta.

Setiati. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II Ed. VI. Jakarta: Interna
Publishing.
Sudarta. (2013). PENINGKATAN PENGETAHUAN KONSUMSI GARAM HARIAN
DAN DETEKSI DINI HIPERTENSI PADA LANSIA DI CINERE.

55
Wahyuningsih. (2016). Efektifitas hipnoterapi dan terapi murottal terhadap tekanan
darah pasien hipertensi di desa Jetak Kidul Kecamatan Wonopringgo Kabupaten
Pekalongan.
WHO. (2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Diet Hipertensi Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap. 93.
Wijayaningsih. (2013). Standar Asuhan Keperawatan. cetakan pe(Jakarta : Trans Info
Media.).
Ferri, F. F. 2017. Ferri's Clinical Advisor 2017: 5 Books in 1. Philadelphia: Elsevier, Inc.
Kementrian Kesehatan RI. (2018). No Title.
http://promkes.kemkes.go.id/content/?=8807
WHO. 2013. World Health Day 2013: Measure Your Blood Pressure, Reduce
YourRisk. diambil dari: http://www.who.int. diakses 12 Mei 2015
Willy, Tjin. (2018). Penyebeb Hipertensi. Diambil dari: https://www.alodok-
ter.com/hipertensi/penyebab. (3 November 2018)
World Health Organization. (2014). Global Status Report on Noncommunicable Dis-
eases 2014. Switzerland: World Health Organization.
Triyanto, T. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara
Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wijaya, A.S dan Putri Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 1. Yogyakarta: Nuha
Buss, J, S.,& Labus. D. (2013). Buku saku patofisiologi menjadi sangat mudah edisi 2.
Diterjemahkan oleh Huriawati Hartanto. Jakarta: EGC.

LAMPIRAN 1

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)

Pokok Bahasan : HIPERTENSI


Sasaran : Paien dan Keluarga Tempat : Ruang Dahlia B
Tanggal Pelaksanaan : 29 November 2019
Waktu : 10.10 – Selesai

56
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Hipertensi di selama 40 me-
nit, diharapkan keluarga mengetahui tentang Hipertensi.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Hipertensi selama 40 menit,
diharapkan kelurga dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Gejala Hipertensi
4. Pencegahan
5. Pengobatan C. MATERI
Terlampir
D. MEDIA
1. Materi SAP
2. Leaflet
E. METODE
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 5 menit Pembukaan :
Memberi salam Menjawab salam
Mendengarkan dan
Menjelaskan tujuan penyuluhan memperhatikan

Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan

57
2. 20 menit Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan se- Menyimak dan

cara berurutan dan teratur. memperhatikan

Materi :
Pengertian Hipertensi
Penyebab Hipertensi
Gejala Hipertensi
Dampak & Komplikasi yang ter-
jadi
Pencegahan dan Penanganan

3. 10 menit Evaluasi :
Menyimpulkan inti penyuluhan Menyimak dan

Menyampaikan secara singkat mendengarkan


materi penyuluhan
Memberi kesempatan kepada
klien dan keluarga untuk bertanya
Memberi kesempatan kepada
klien dan kluarga untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan

4. 5 menit Penutup :

Menyimpulkan materi pen- Menjawab salam


yuluhan yang telah disampaikan
Menyampaikan terima kasih
atas perhatian dan waktu yang
telah di berikan kepada peserta
Mengucapkan salam

G. LAMPIRAN MATERI
58
1. Pengertian
Hipertensi adalah terjadinya kenaikan tekanan darah sistolik (atas) 140 mmHg atau
lebih dan tekanan diastolik (bawah) 90 mmHg atau lebih.
Disebut hipertensi apabila seseorang yang terkena :
a. Telah berumur 18 tahun atau lebih.
b. Bila 2x kunjungan berbeda tekanan diastolik 90 atau lebih
c. Beberapa kali pengukuran tekanan sistolik menetap 140 mmHg atau lebih.
2. Penyebab Hipertensi
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian karena
orang yang terserang cukup banyak dan akibat jangka panjang yang ditimbulkan,
serta mempunyai konsekuensi tertentu.
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi dalam 2 golongan yaitu :
a. Hipertensi primer/esensial tidak diketahui penyebabnya, biasanya
dihubungkan dengan faktor keturunan, kebiasaan hidup, konsumsi garam dan
lemak tinggi,strees, merokok.
b. Hipertensi sekunder à penyebab pada umumnya dapat diketahui secara pasti,
seperti : gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal.
3. Tanda dan Gejala
a. Sakit kepala dan pusing (bagian belakang) terutama bila bangun tidur.
b. Nggliyer (Bhs. Jawa), terasa melayang.
c. Rasa berat ditengkuk atau leher.
d. Kadang mimisan.
e. Emosi yang tidak stabil, mudah tersinggung.
f. Mata berkunang-kunang.
g. Rasa mual atau muntah.
4. Klasifikasi atau Derajat Hipertensi
The Join National Committee on Detection, Evaluation, and Treatment of High
Pressure. (komite deteksi, evaluasi, dan pengobatan hipertensi). Mengklasifikasikan
hipertensi dalam tabel di bawah ini : Tabel Stadium Hipertensi

Kategori Sistolik (Atas) Diastolik (Bawah)

59
Normal tinggi (perbatasan ) 130-190 85-89
Stadium I Ringan 140-159 90-99
Stadium 2 Sedang 160-179 100-109
Stadium 3 Berat 180-209 110-119
Stadium 4 Sangat Berat ³ 210 £ 120

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi Kelompok risiko yang


rawan terhadap hipertensi : a. Obesitas
b. Perokok
c. Peminum alkohol
d. Penyakit DM dan jantung
e. Wanita yang tidak menstruasi
f. Stress
g. Kurang olah raga
h. Diet yang tidak seimbang, makanan berlemak
6. Komplikasi
Efek pada organ : a.
Otak
1) Pemekaran pembuluh darah
2) Perdarahan
3) Kematian sel otak : stroke
b. Ginjal
1) Malam banyak kencing
2) Kerusakan sel ginjal
3) Gagal ginjal
c. Jantung
1) Membesar
2) Sesak nafas (dyspnoe)
3) Cepat lelah
4) Gagal jantung
7. Cara pencegahan dan perawatan hipertensi
60
a. Usahakan untuk dapat mempertahankan berat badan yang
ideal (cegah kegemukan).
b. Batasi pemakaian garam.
c. Mulai kurangi pemakaian garam sejak dini apabila diketahui ada faktor
keturunan hipertensi dalam keluarga.
d. Tidak merokok
e. Perhatikan keseimbangan gizi, perbanyak buah dan sayuran.
f. Hindari minum kopi yang berlebihan
g. Batasi makanan.
h. Mempertahankan gizi (diet yang sehat seimbang).
i. Periksa tekanan darah secara teratur, terutama jika usia sudah mencapai 40
tahun.
j. Jangan menghentikan, mengubah, dan menambah dosis dan jenis obat tanpa
petunjuk dokter.
k. Konsultasikan dengan petugas kesehatan jika menggunakan obat untuk
penyakit lain karena ada obat yang dapat meningkatkan memperburuk
hipertensi

RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS DIRI
1. Nama : Nur Patasari
2. NPM 1740702037
3. Tempat/tanggal Lahir : Tanah Merah, 16 November
1997
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Suku/Kebangsaan : Tidung/Indonesia
7. Alamat : Sambungan Selatan RT 002, Kec Tana Lia
8. Pendidikan :
1) Tamat SD 001 TANA LIA
2) Tamat SMPN 1 TANA LIA

61
3) Tamat SMA NEGERI 1 TANA LIA
4) Universitas Borneo Tarakan tahun 2017-Sekarang
B. IDENTITAS ORANG TUA

1. Nama Ayah/Ibu : Syahril/Jamlai


2. Pekerjaan : Nelayan/Ibu Rumah Tangga
9. Alamat : Sambungan Selatan RT 002, Kec Tana Lia LEMBAR
BIMBINGAN LAPORAN TUGAS AKHIR

Nama Mahasiswa : NUR PATASARI


NPM 1740702037
Judul Karya Tulis Ilmiah :Asuhan Keperawatan Pada Tn.A Dengan Diagnosis
Medis Hipertensi Di Ruang Dahlia B Rumah Sakit
Umum Daerah Tarakan
Pembimbing 1 : Hendy Lesmana, S.Kep.Ns., M.Kep
Kegiatan Bimbingan LTA
TGL CATATAN PEMBIMB-
No MATERI PARAF
BIMBINGAN ING
Melakukan konsultasi lang-
sung dengan dosen pem-
1. BAB 3 bimbing
8 MARET 1. Melakukan
2021 perbaikan pada
pengkajian

Melakukan konsultasi lang-


sung dengan dosen pem-
bimbing
1. Masih perbaikan
12 Maret BAB 1,2 dan beberapa pengakjian
2
2021 3 2. Perbaikan latar
belakang
3. Perbaikan konsep
dasar keperawatan

62
Melakukan konsultasi lang-
sung dengan dosen pem-
3 5 Juni 2021 BAB 1 bimbing
1. Latar belakang

Melakukan konsultasi lang-


sung dengan dosen pem-
BAB 2 bimbing
1. Tinjauan Pustaka
(Konsep dasar
medis, konsep

dasar
keperawatan)
Melakukan konsultasi lang-
sung dengan dosen pem-
bimbing
1. Perbaikan
BAB 3 pengajian
2. Perbaiki Konsep
dasar keperawatan
dibagian
pengkajian yang
disesuaikan dengan
SDKI, SLKI dan
SIKI
3. Menambahkan
pathway kasus
Melakukan konsultasi lang-
sung dengan dosen pem-
bimbing
1. Perbaiki Konsep
5 13 Juni 2021 BAB 4 dan 5 dasar keperawatan
dibagian pengkajian
yang disesuaikan
dengan SDKI,
SLKI dan SIKI
2. Perbaikan
kesimpulan dan
saran
Melakukan konsultasi me-
4 14 Juni 2021 BAB 3 lalui Via whatsap
1. Peletakkan pathway
pada kasus

63
LEMBAR BIMBINGAN LAPORAN TUGAS AKHIR
Nama Mahasiswa : NUR PATASARI
NPM 1740702037
Judul Karya Tulis Ilmiah :Asuhan Keperawatan Pada Tn.A Dengan Diagnosis
Medis Hipertensi Di Ruang Dahlia B Rumah Sakit
Umum Daerah Tarakan
Pembimbing 2 : Dewi Wijayanti, S.Kep.Ns., M..Kep
Kegiatan Bimbingan LTA
TGL CATATAN PEMBIMB-
No MATERI PARAF
BIMBINGAN ING
Melakukan konsultasi me-
lalui via Whatsap/email
1. Perbaikan
23 Maret BAB 1, 2 dan 3 pengkajian sesuai
1.
2021 dengan SDKI,SLKI
dan SIKI
2. Referensi pathway
dipembahasan
Melakukan konsultasi me-
lalui via Whatsap/email
2 1. Referensi patway
BAB 1, 2 dan 3 dipembahasan
8 Juni 2021
belum dicantumkan
2. Belum membuat
patway kasus
3. Lanjut bab 4 dan 5
Melakukan konsultasi me-
lalui via Whatsap/email
BAB 2, 3 Dan 1. Perbaikan
3 12 Juni 2021 diagnosis
4
keperawatan dari
SDKI maka
intervensi nya juga
harus di SIKI

64
65

Anda mungkin juga menyukai