Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN SISTEM
PENCERNAAN (HEPATITIS)

Di Susun Oleh:
Kelompok 2
 
Suherliana
Ahmad Ahyar
Robiatun Aulia Hardika
M. Irwan Wahyudi
Mimi Arianti
DEFINISI:
Hepatitis adalah peradangan pada hati (liver) yang disebabkan oleh virus, ini mengakibatkan infeksi
sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel – sel hati yang menghasilkan kumpulan
perubahan klinis, biokimia serta seluler yang khas.

Faktor penyebab terjadinya hepatitis berdasarkan jenisnya (Soerjono, 2011):

1. Hepatitis A : disebabkan oleh virus hepatitis A yg merupakan RNA dr family enterovirus, menyebar melalui
tinja, terjadi akibat buruknya kebersihan.
2. Hepatitis B : disebabkan oleh virus hepatitis B yg merupakan DNA berkulit ganda, ditularkan melalui
darah/produk darah. Penularannya tidak semudah hepatitis A. dpt ditularkan : menggunakan jarum suntik
bersamaan, heteroseksual/homoseksual, ibu hamil ke bayinya (saat proses kelahiran), bisa ditularkan juga
oleh org sehat yg membawa virus hepatitis B.
3. Hepatitis C : disebabkan oleh virus hepatitis C yg merupakan virus Rna kecil terbungkus lemak. Sering
ditularkan pemakai obat dg jaruma suntik yg bersamaan.
4. Hepatitis D : disebabkan oleh virus hepatitis D yg merupakan virus RNA detektif yg membutuhkan
kehdiran hepatitis B.
5. Hepatitis E : disebabkan virus heptitis E kadang menyebabkan wabah yg menyerupai hepatitis A, hanya
terjadi di negara-negara terbelakang.
MANIFESTASI KLINIS

Tanda & gejala pd pasien hepatitis (Nurarif, 2015):

 Malaise, anoreksia, mual dan muntah.


 Gejala flu, faringitis, batuk, coryza, sakit kepala
dan myalgia.
 Demam ditemukan pada infeksi HAV.
 Icterus didahului dengan kemunculan urine
berwarna gelap.
 Pruritus (biasanya ringan dan sementara).
 Nyeri tekan pada hati.
 Splenomegaly ringan.
 Limfadenofatik.
PATOFISIOLOGI

Kerusakan hati yang terjadi biasanya meliputi serupa pada semua tipe
hepatitis virus. Cedera dan nekrosis sel hati ditemukan dengan berbagai
derajat. Ketika memasuki tubuh, virus hepatitis menyebabkan cedera
dan kematian hepatosit yang biasa dengan cara membunuh langsung sel
hati atau dengan cara mengaktifkan reaksi imun serta inflamasi ini
selanjutnya akan mencederai atau menghancurkan hepatosit dengan
menimbulkan lisis pada sel-sel yang terinfeksi atau yang berada
disekitarnya. Kemudian, serangan antibody langsung pada antigen virus
menyebabkan destruksi lebih lanjut sel-sel hati yang terinfeksi. Edema
dan pembengkakan interestisium menimbulkan kolaps serta penurunan
aliran darah, hipoksia jaringan dan pembentukan parut, serta fibrosis
(Kowalak, 2016).
Pengaruh alkohol, virus
hepatitis.toksik
Inflamasi pd hepar
PATHWAY

Gangg suplai darah pd


Peregangan kapsula hati
sel-sel hepar
Hipertermi

Hepatomegali
Kerusakan sel peremkim, sel
hati & ductuli empedu
Perasaaan tdk nyaman di
kwardan kanan atas Anoreksia
Gangg metabolisme karbohidrat,
protein & lemak

Glukosa dlm darah Nyeri akut Ketidakseimbangan nutrisi


berkurang kurang dr kebutuhan

Bilirubin direk
Resiko ketidakstabilan gula Kerusakan konjugasi
meningkat
darah

Ikterus
Cepat lelah

Resiko gangg. Fungsi


Intoleransi aktivitas hati
KOMPLIKASI
 Hepatitis persisten kronis yang memperpanjang masa
pemulihan sampai 8 bulan.
 Hepatitis aktif yang kronis.
 Sirosis hepatis.
 Gagal hati dan kematian
 Karsinoma hepatoseluler primer
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium:
● Enzim-enzim serum AST (SGOT), ALT(SGPT), LDH Pemeriksaan radiologi:
● Bilirubin Derek.
● Bilirubin indirek  Rontgen abdomen
 Kolestogram dan kalangiogram
● Bilirubin serum total.
 Arteriograf pembuluh darah seliaka
● Protein serum total.  Pemeriksaan tambahan
● Masa protombin.  Laparaskopi
● Kolesterol serum.  Biopsy hati
PENATALAKSANAAN
Keperawatan :
 Tirah baring dan selanjutnya aktivitas pasien
Medis: dibatasi sampai gejala pembesaran hati kenaikan
bilirubin kembali normal.
 Hepatitis B . penderita hepatitis sampai enam bulan  Nutrisi yang adekuat.
sebaiknya tidak menjadi pendonor darah karena dapat
menular melalui darah dan produk darah.
 Pertimbangan psikososial akibat pengisolasian dan
 Pemberian imunoglubin dosis 0,02ml/kgBB, pemisahan dari keluarga sehingga diperlukan
intramuscular. perencanaan khusus untuk meminimalkan
 Obat-obatan terpilih: Kortikosteroid, Antibiotic, Lactose, perubahan dalam persepsi sensori.
Vitamin K dengan kasus kecendrungan perdarahan 10  Pengendalian dan pencegahan.
mg/hr intravena. Roboransia Glukonal kalsikus 10% 10
cc, intravena (jika ada hipokalsemia). Sulfas magnesikus
15 gr dalam 400 ml air. Infus glukosa 10% 2lt/hr.
 Bila penderita dalam keadaan prekoma atau koma,
berikan obat-obatan yang mengubah susunan feora usus,
misalnya neomisin atau kanamycin sampai dosis total 4-6
mg/hr.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
Keluhan utama:
Penderita datang untuk berobat dengan keluhan tiba – tiba tidak nafsu makan, malaise, demam (lebih sering pada
HVA). Rasa pegal linu dan sakit kepala pada HVB dan hilang daya rasa local untuk perokok (Brunner & Suddarth,
2015).

Dasar data pengkajian pasien:


- Data tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan atau gangguan hati.
Aktivitas/istirahat
Gejala: kelemahan, kelelahan, malaise umum.
- Sirkulasi
Tanda: bradikardia
Gejala: icterus pada sclera, kulit dan membrane mukosa.
- Eliminasi
Gejala: urine gelap, diare/konstipasi, feses berwarna hitam, adanya/berulangnya hemodialysis.
● Makanan dan cairan
Gejala: hilang nafsu makan (anoreksia), penurunan berat badan atau
meningkat odem, mual muntah.
● Neurosensory
Tanda: peka rangsang, cenderung tidur, alergi dan asteriksis.
● Nyeri/kenyamanan
Gejala: kram abdomen, nyeri tekan pada bagian kuadran kanan atas,
myalgia, atralgia dan sakit kepala.
● Pernafasan
Gejala: tidak minat/ enggan merokok.
● Keamanan
Tanda: demam, urtikuria, lesi makutopapular, eritema tak beraturan,
eksabersasi jerawat, angioma jarring-jaring.
Gejala: adanya transfuse darah/produk darah.
● Seksualitas
Gejala: pola hidup/ perilkau meningkat resiko terpajan (contoh:
homoseksual aktif/ biseksual pada wanita).
● Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala: riwayat diketahui atau mungkin terpajan pada virus bakteri atau
toksin. Makanan terkontaminasi, air, jarum, alat bedah dengan anastesi halotan:
terpajan pada kimia toksik (contoh: karbon tetraklorida, vinil klorida), obat resep
(contoh: surfanomit, fenotizid).
DIAGNOSA KEPERAWATAN:

Untuk perumusan masalah keperawatan berpedoman pada buku aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NOC dan NIC (Nurarif, 2015). Diagnosa keperawatan
yang dapat terjadi pada pasien dengan hepatitis yaitu:

1. Hipertermi b/d invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d perasaan tidak nyaman di kuadran
kanan atas, gangguan absorbs dan metabolism pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk
memenuhi kebutuhan metabolic karena 3. anoreksia, mual, muntah.
3. Nyeri akut b/d pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
4. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen.
5. Resiko gangguan fungsi hati b/d penurunan fungsi hati dan terinfeksi virus hepatitis.
6. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b/d gangguan metabolism karbohidrat, lemak dan
protein, kurang penerimaan terhadap diagnostic dan asupan diet tepat (Nurarif, 2015).
INTERVENSI KEPERAWATAN :

Intervensi keperawatan berpedoman pada Aplikasi Asuhan


Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NOC
dan NIC (Nurarif, 2015). Intervensi keperawatan yang dapat
disusun pada pasien dengan hepatitis yaitu:
Diagnosa Kep. NOC NIC
Kode Hasil Kode Intervensi
0800 1. Termoglasi 3740 1. Perawatan demam
0801 2. Termoglasi: bayi baru lahir 3840  2. Mencegah hipertermi maligan
Hipertermi 3900 3. Pengaturan suhu

1020 1. Status nutrisi bayi 1030 1. Manajemen gangguan makan


Ketidakseimbangan
1004 2. Status nutrisi  1100 2. Manajemen nutrisi
nutrisi kurang dari 1009 3. Status nutrisi: asupan nutrisi 1240 3. Bantuan peningkatan berat badan
kebutuhan tubuh  1008 4. Status nutrisi: asupan makan dan minum
1606 1. Control nyeri 2210 1. Pemberian analgetik
2102 2. Tingkat nyeri 1400 2. Manajemen nyeri
2400 3. Bantuan pasien untuk mengontrol
Nyeri akut    pemebrian analgesic
2260 4. Manajemen sedasi

0005 1. Toleransi terhadap aktivitas 4310 1. Terapi aktivitas


 0001 2. Daya tahan 4046 2. Perawatan jantung: rehabilitasi
Intoleransi aktivitas 0006 3. Energy psikomotor  0180 3. Manajemen energy

0803 1. Fungsi liver 2380 1. Manajemen pengobatan


Resiko gangguan fungsi 0409 2. Koagulasi darah  4510 2. Perawatan penggunaan zat terlarang
hati
1007 1. Status energy baik 2130 1. Manajemen hiperglikemi
2300 2. Kadar gula darah normal  1100 2. Management nutrisi
Resiko ketidakstabilan 5246 3. Konseling nutrisi
5614 4. Pendidikan anjuran diet
glukosa darah
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN:
Implementasi keperawatan adalah EVALUASI KEPERAWATAN:
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
Evaluasi keperawatan dilakukan berdasarkan kriteria
perawat untuk membantu klien dari masalah
status kesehatan yang dihadapi kestatus
yang telah ditetapkan sebelumnya dalam
kesehatan yang lebih baik yang perencanaan, membandingkan hasil tindakan
menggambarkan kriteria hasil yang keperawatan yang telah dilaksanakan dengan tujuan
diharapkan (Teli, 2018). yang telah ditetapkan sebelumnya dan m3nilai
efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap
pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan (Teli,
2018).
●  
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai