STEP 2
STEP 3
Ada kerusakan pada sel hati b1 dan b2 meningkat urobilinogen banyak warna
urin seperti teh
2. Mengapa didapatkan sklera ikterik, nyeri tekan di kuadran kanan atas, teraba hepar 2 jari
dibawah arcus costa?
Sklera ikterik adanya peningkatan bilirubin di darah peningkatan tekanan hidrostatik
bilirubin akan berpindah ke jaringan yang banyak serat elastin. Pada bagian sklera banyak
serat elastin yang mengikat bilirubin
Ada respon inflamasi pada hepar capsula glisson meregang akibat adanya penumpukan
sel2 peradangan hepatomegali
Bilirubin tidak bisa masuk ke hepar berlebihan pada darah ikterik
Hepatomegali menyebabkan peregangan pada capsula glisson
Hepatomegali disebabkan karena respon inflamasi, di skenario juga terdapat demam
Respon inflamasi sel sel peradangan menumpuk ke hepar
Kalau bilirubin bisa berdifusi ke darah, sehingga tidak menumpuk di hepar dan tidak
menyebabkan hepatomegali
3. Apa hubungan penyakit yang diderita pasien dengan riwayat penyakit pada suami?
Ada hubungan dengan infeksi virus
Hepatitis a,b,c,d,e
Hepatitis a : transmisi lewat makanan
B : transmisi melalui darah, cairan tubuh, hubungan seksual
C : transmisi melalui darah, cairan tubuh, hubungan seksual
D : infeksi di dahului oleh hepatitis b
E : transmisi lewat makanan
hepatitis b hepadnaviridae
hepatitis C akut
- Etiologi ikterik
- Membedakan penyakit hati akut dan kronik
- DD untuk penyakit hati akut dan kronik
- Patogenesis dan patfis
- Perbedaan mual karena hepatitis dan gastritis
- Dermatom yang berperan dalam nyeri
Penyakit hati kronik adalah suatu penyakit nekroinflamasi hati yang berlanjut dan tanpa
perbaikan paling sedikit selama 6 bulan. Penyakit ini dapat asimtomatik atau disertai gejala -
gejala seperti mudah lelah, malaise dan nafsu makan berkurang. Serum aminotransferase
dapat meningkat secara sementara atau menetap. Ikterus sering tidak ditemukan, kecuali pada
kasus - kasus stadium lanjut. Keadaan ini dapat disertai splenomegali, limfadenopati,
penurunan berat badan, dan demam (Akbar, 2007)
Penyakit hati akut disebabkan karena virus, obat-obatan, alkohol dan keadaan iskemik. Sedangkan
yang penyakit hati kronis yaitu hepatitis kronis, sirosis hati, dan hepatoma.
Gambaran makroskopik pada penyakit hati kronik ringan masih dalam batas normal
dan pada keadaan lanjut tampak parut fokal serta pada akhirnya memperlihatkan
gambaran sirosis, di mana jaringan hati memperlihatkan gambaran nodular merata
meliputi seluruh organ dan masing-masing nodul dikelilingi oleh parut jaringan ikat.
1. Hepatitis
Hepatitis B
Regio precore/core nucleocapsid. Protein "core" berperan sebagai hepatitis B
core antigen (HBcAg), pre core protein berperan sebagai hepatitis Be antigen
(HBeAg). HBcAg akan tertinggal di dalam sel hati sementara HBeAg akan
dikeluarkan di dalam sirkulasi darah dan berperan penting pada terjadinya
infeksi yang menetap.
• DNA polymerase yaitu enzim polimerase yang rawan terhadap terjadinya kesalahan
pada aktivitas reverse transcriptase sehingga dapat menyebabkan tingginya
kemungkinan mutasi genom virus yang berada dalam fase replikasi.
• Obat (contoh minocyclin dan nitrofurantoin) atau toksin yang lain dapat
menginduksi hepatitis autoimun dengan seluruh gambaran klinis dan histologis
yang khas. Untuk penyakit itu, ditemukan pula autoantibodi, kenaikan IgG dan
infiltrat sel radang yang kaya dengan sel plasma. Beberapa kasus
memperlihatkan respons terhadap pemberian imunosupresan namun kadang-
kadang tidak menunjukkan respons yang baik. Sirosis masih dapat saja terjadi
walaupun obat yang sebagai agen penyebabnya sudah dihentikan dan tidak
diberikan lagi.
AFLD
Konsumsi dalam jangka pendek paling banyak 80 g etanol per hari (5-6 beers atau 8-9
ons dari 80 minuman keras) pada umumnya dapat menyebabkan perubahan hati
ringan dan reversibel bisa berupa perlemakan hati ringan. Konsumsi etanol menahun
40-80 g per hari dianggap sebagai ambang batas dari faktor risiko untuk terjadinya
kerusakan hati berat.
• Penyakit hati alkoholik memiliki tiga manifestasi histologis utama: perlemakan hati,
hepatitis alkoholik dan sirosis, yang bisa berdiri sendiri atau ada secara
bersama-sama.
NAFLD
• Penyakit perlemakan hati bukan karena alkohol (PPHBA) / non alcaholic fatty Iiver
disease (NAFLD) sebelumnya didahului oleh adanya penyakit sindrom metabolit,
obesitas, diabetes tipe 2, dislipidemia dan hipertensi.
• Meningkatnya PPHBA pada anak-anak yang diakui sebagai suatu epidemik obesitas
pada usia anak-anak, namun demikian gambaran hitologis berbeda dengan PPHBA
pada dewasa.