Anda di halaman 1dari 21

Hepatitis Non-Virus

dan Hepatitis Virus

DI SUSUN OLEH :
Hepatitis non- virus

Hepatitis non virus adalah inflamasi hati, diklasifikasikan


sebagai penyakit yng disebabkan oleh obat atau tonsik
( idiosinkratik ).
 
Patofisiologi
Hepatitis non virus akan menjadi patofisiologi yaitu:
1. Hepatoseluler mengalami kerusakan dan nekrosis yang
biasanya di sebabkan oleh toksin dan juga bergantung pada
dosisnya.
2. Hepatitis non – virus terutama terjadi berhubungan dengan
overdosis asetaminofen
Penyebab hepatitis non virus
 Overdosis asetaminofen
 Penggunaan alcohol yang berlebihan
 Aspirin dan obat anti-inflamsi nonsteroid
 Hepatotoksisitas langsung
 Kurangnya ekskresi empedu
 Kemungkinan hepatotoksisitas langsung akibat kontrasepsi
hormonal atau steroid anabolic
 Hipersensitivitas terhadap turunan, fenotiazin, seperti
klorpromazin
 Obat statin
 Anestetik yang dihirup, seperti halotan
 Obat anti fungal, seperti ketokonazol dan amfoterizin B
Insidens
 Dapat menyerang pria dan wanita ( aotuimun paling sering menyerang wanita )
 Dapat terjadi pada setiap usia
 

Karakteristik umum
 Gambaran klinis hepatitis yang disebabkan oleh tonsik dan obat bervariasi
sesuai dengan beratnya kerusakan hati dan agens penyebab
 Gejala menyerupai gejala hepatitis virus
 

Kewaspadaan
Keracunan karbon tetraklorida juga menyebabkan sakit kepala, pusing,
mengantuk, dan kolaps c=vasator, hepatitis terkait halotan menyebabkan
demam, leukositosis sedang, dan eosinofilia ; klorpomazin menyebabkan ruam,
demam mendadak, artralgia, limfa denopati, dan nyeri epigastrik atau nyeri
pada kuadan kanan atas.
Komplikasi
 Gagal hati fulminan
 Gagal ginjal
 Febrosis hati
 Sirosis
Pengkajian
Riwayat
 Pemajanan terhadap agens penyebab
 Anoreksia
 Mual
 Muntah
 Kemungkinan nyeri abdomen
 Pruritus
Temuan pemeriksaan fisik
 Ikterus
 Urine berwarna gelap
 Hepatomegali
 Feses berwarna tanah liat
Hasil pemeriksaan

Laboraturium
Kadar amenotrasferase aspartat serum dan amenotransferase alanin meningkat
Kadar bilirubin total dan direks ( disertai dengan kolestasis ) meningkat
Kadar alkalifosfat meningkat
Hitung leokosit meningkat
Hitung eusinofil meningkat ( kemungkinan pada jenis hepatitis non virus yang disebabkan oleh obat )

Prosedur dianotik
Biopsy hati dapat membantu dalam mengidentifikasi patologi yang mendasarinya.
 
Teraphi

Umum
Penghilangan agens penyebab denga cara lafase, katarsis, atau heperfentilasi bergantung pada rute
pemajanan.
Diet bergizi dan asupan cairan adekuat.
Aktivitas sesuai toleransi aktivitas.

pengobatan
Asetilsistein ( keracuanan asetaminofen )
Kartikorteroid ( hepatitis akibat obat )
Pertimbangan keperawatan
Kritesia Hasil
 Pasien akan :
 Menunjukan pemahaman mengenai penyakit dan regimen terapi
 Tetap bebas dari komplikasi
 Mengungkapkan perasaaan mengenai peningkatan rasa nyaman
Intervensi keperawatan
 Berikan obat yang diprogramkan
 Berikan dukungan emosi
Pemantauan
 Respon terhadap terapi
 Hasil laboraturium
 Tanda – tanda vital
 Komplikasi
Pendidikan kesehatan pasien
 Pastikan mencakup :
 Penyakit, diagnosis dan terapi
 Pemberian obat dosis, kemungkinan efek samping
 Penanganan agens pembersih dan pelarut yang tepat
 Perencanaan pulang
 Anjurkan untuk melakukan perawatan lanjutan
Hepatitis Virus
Deskripsi Hepatitis Virus
 Infeksi dan inflamasi hati yang disebabkan oleh virus
 Terdapat 6 tipe yang dikenali ( A,B,C,D,E dan G ) , dan
dicurigai ada tipe yang ketujuh.
 Ditandai dengan kerusakan sel hati, nekosis, dan autolysis,
menyebabkan anoreksia, ikterus dan hepatomegali.
 Pada sebagian besar pasien, sel hepatic pada akhirnya
brgenerasi dengan sedikit atau tidak adanya kerusakan
yang tetap, untuk memungkinkan pemulihan.
 Komplikasi lebih sering terjadi pada usia lanjut dan
penyebab berat yang mendasarinya.
 Prognosis buruk jika terjadi edema dan ensefalopati
hepatic.
Patofisiologi
Inflamasi hati akibat virus yang menyebabkan cedera difus dan nekrosis hepatosit
Hipertrofit dan hyperplasia sel Kupffer dan sel lapisan sinosoit terjadi.
Obstruksi empedu dapat terjadi
 
Penyebab
Infaksi dengan virus penyebab 6 tipe virus hepatitis utama.
Tipe A
Ditularkan melalui rute fekal-oral atau parenteral
Mengonsumsi makanan, susu atau air yang terkontaminasi
Tipe B
Ditularkan melalui kontak dengan darah, sekresi, dan feses manusia yang terkontaminasi
Tipe C
Ditularkan terutama melalui pengunaan jarum suntik bersama oleh pengguna obat IV , melalui tranfusi darah,
atau jarum untuk membuata tato.
Tipe D
Ditemukan hanya pada pasien yang mengalami episode hepatitis B akut / kronis
Tipe E
Ditularkan melalui rute parenteral, dan biasanya dibawa oleh air.
Tipe G
Diperkirakan dibawa oleh darah, penularannya sama dengan penularan yang dibawa oleh hepatitis B dan C
Insidens
Hepatitis A
 Terjadi sekitar 4 kasus baru per 100.000rb orang per tahun.
 Dapat terjadi sebagai wabah epidemic
Hepatitis B
 Diperkirakan 1,25 juta orang Amerika mengalami infeksi kronis
 Angka penyakit tertinggi terjadi pada individu yang berusia 20-49th
Hepatitis C
 Diperkirakan sekitar 3,9 juta orang Amerika mengalami infeksi kronis.
 
Karakteristik umum
 Malaise, keletihan
 Urine berwarna gelap, feses berwarna tanah liat
 Nyeri tekan abdomen
 Demam
 Ikterus
 Mual; kehilangan selera makan
Komplikasi
 Hepatitis fulminan yang mengancam jiwa
 Hepatitis aktif kronis ( hepatitis B )
 Sindrom menyerupai penyakit serum, ditandai dengan artralgia / arthritis,
ruam, dan angioedema ; dapat menyebabkan diagnosis hepatitis B yang
salah seperti arthritis rheumatoid atau lupus eritematosus
 Terutama kanker hati ( pada hepatitis B/C )
 Pada hepatitis D, tipe hepatitis B yang ringan atau asimtopatik yang
berkembang menjadi hepatitis dan sirosis berat yang kronis aktif progesif
Pengkajian
Riwayat
o 50-60% individu dengan hepatitis B tidak mempunyai tanda atau gejala
o 80% individu dengan hepatitis C tidak mempunyai tanda dan gejala
o Terdapat sumber penularan
 
Tahap prodormal
o Pasien mudah lelah, dengan malaise umum
o Anoreksia, kehilangan berat badan ringan
o Depresi
o Sakit kepala, fotofobia
o Kelemahan
o Artralgia, mialgia (hepatitis B)
o Mual dan muntah
o Perubahan indera perasa dan penghidu
Tahap ikterus klinik
o Pruritus
o Nyeri atau nyeri tekan pada abdomen
o Indegesti
o Anoreksia
o Kemungkinan ikterus pada sclera, membrane mukosa dan kulit
Tahap pascaikterik
 Sebagian besar gejala berkurang atau hilang
 
Temuan pemeriksaan fisik
Tahap prodormal
 Demam (37,8 hingga 38,9)
 Urine berwarna gelap
 Feses berwarna tnah liat
Tahap ikterus klinis
 Ruam, bercak eritema, atau gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak
 Nyeri tekan abdomen pada kuadran kanan atas
 Pembesaran dan nyeri tekan pada hati
 Splenomegali
 Adenopati serviks
 
Tahap pascaikterik
 Berkurangnya pembesaran hati
Hasil pemeriksaan
Laboratorium
1. Pada dugaan hepatitis virus, profil hepatitisdilakukan secara rutin; hasilnya
akan mengidentifikasi antibody yang spesifik terhadap virus penyebab dan
menentukan tipe hepatitis:
 Tipe A – deteksi antibody terhadap hepatitis A menegaskan diagnosis
 Tipe B – adanya antigen permukaan hepatitis B dan antibody hepatitis B
menegaskan diagnosis
 Tipe C – diagnosis bergantun pada pemeriksaan serologis untuk antibody
spesifik dalam 1 bulan atau lebih setelah awitan penyakit akut; sampai
sekarang, diagnosis sebagian besar ditentukan dengan mendapatkan uji klinis
yang negative terhadap hepatitis A,B,dan D.
 Tipe D – deteksi antigen delta intra hepatic atau antigen antidelta
immunoglobulin ( Ig ) M pada penyakit akut ( atau penyakit kronis Ig M dan
IgG ) menegakkan diagnosis
 Tipe E – deteksi antigen hepatitis E mendukung diagnosis ; akan tetapi,
diagnosis tersebut juga dapat menolak diagnosis hepatitis C
 Tipe G – deteksi asam ribonukleat hepatitis G mendukung diagnosis
2. Hasil tambahan dari hasil uji fungsi hati mendukung diagnosis :
 Kadar amino tranverase aspartat serum dan amino transverase alanin serum
meningkt pada tahap prodormal hepatitis virus akut.
 Kadar alkali pospartase serum sedikit meningkat
 Kadar blirubin serum meningkat ; kadarnya mungkin tetap meningkat di
akhir penyakit, terutama pada penyakit berat
 Masa protombin ( protrhombin time, PT ) memanjang.( PT yang 3 detik
lebih lama dibandingkan normal , mengindikasikan kerusakan hati yang
berat ).
 Hitung leukosit untungnya menunjukkan neutropenia transien dan
limponpenia yang diikuti dengan limfositosis.
Prosedur diagnotik
 Biopsy hati menunjukan hepatitis kronis
Teraphi
Umum
Untuk hepatitis A
 Perawatan supportive
Untuk hepatitis B
 Perawatan supportive
Untuk hepatitis C
 Bertujuan membersihkan hepatitis C dari tubuh, menghentikan atau
memperlambat kerusakan hati, dan meredakan gejala
 Simtomatik
 Makanan tinggi protein, tinggi kalori, dan dalam porsi kecil ( kurangi asupan
protein jika terdapat tanda prakoma – letargi , konfusi , perubahan mental )
 Pemberian makan parenteral , jika perlu
 Penghentian konsumsi alcohol
 Periode istirahat yang sering sesuai kebutuhan
 Upaya menghindari olahraga yang memerlukan interaksi dan aktifitas yang berat
Pengobatan
 Immunoglobulin standar
 Vaksin ( hepatitis A dan B )
 Interveron alfa – 2B ( hepatitis B,C, dan D )
 Antiemetic , seperti proklor perazin
 Kolestiramin
 Lamifudin ( hepatitis B )
 Ribafirin ( hepatitin C )
 
Pembedahan
 Kemungkinan transplantasi hati ( hepatitis C )
Pertimbangan keperawatan
Kriteria hasil
Pasien akan :
 Tidak mengalami komplikasi
 Mempertahankan tanda – tanda vital yang stabil
 Melakukan aktifitas harian dalam batasan yang dibatasi oleh proses penyakit
 Mengungkapkan pemahaman mengenai penyakit dan regimen terapi
Intervensi keperawatan
 Observasi tindakan kewaspadaan yang standar untuk mencegah penularan penyakit
 Berikan periode istirahat sepanjang hari
 Berikan obat yang di programkan
 Tingkatkan asupan cairan oral
Pemantauan
 Status hidrasi dan nutrisi
 Berat badan harian
 Asupan dan haluaran
 Feses untuk memeriksa warna, konsistensi, jumlah dan frekuensi
 Tanda komplikasi
Pendidikan kesehatan pasien
Pastikan mencakup :
 Penyakit diagnosis dan terapi
 Tindakan untuk mencegah penyebaran penyakit
 Pentingnya istirahat dan diet yang tepat
 Perlunya untuk menghindarkan diri dari alcohol
 Pemberian obat, dosis, dan kemungkinan efek samping
 Perlunya menghindari obat yang dijual bebas kecuali diizinkan oleh dokter
 Perlunya perawatan lanjutan
Perencanaan ulang
 Rujuk pasien ke kelompok alkoholik, anonymouse, jika diindikasikan
 Rujuk pasien ke pelayanan social sesuai kebutuhan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai