Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN HEPATITIS
OLEH KELOMPOK 4 :
Khatlyn Theopani Dongoran (032019025)
Salvia Elvaretta Harefa (032019027)
Devi Sihotang (032019042)
Vanny Christiani Gulo (032019060)
Epy Karniat Gustin Laiya (032019970)
Mawati Manalu (032019077)
DEFENISI
Hepatitis adalah peradangan pada hati (liver) yang disebabkan oleh infeksi virus. Ini
mengakibatkan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang
menghasilkan kumpulan perubahan klinis, bikomia serta seluler yang khas. Sampai saat ini sudah
teridentifikasi lima tipe hepatitis virus yang pasti yaitu: hepatitis A, B, C, D dan E.

Semua jenis hepatitis virus yang menyerang manusia merupakan virus RNA kecuali virus
hepatitis B, yang merupakan virus DNA. Walaupun virus-virus tersebut berbeda dalam sifat
molecular dan antigen, akan tetapi semua jenis virus tersebut memperlihatkan kesamaan dalam
gejala klinis dan perjalanan penyakitnya. Gambaran klinis hepatitis virus sangat bervariasi mulai
dari asimtomatik sampai yang sangat berat yaitu hepatitis fulminan yang dapat menimbulkan
kematian. Selain itu, gejala juga bisa bervariasi dari infeksi persisten subklinis sampai penyakit
hati kronik progresif cepat dengan sirosis hepatis dan karsinoma hepatoseluler yang umum
ditemukan pada tipe virus yang ditransmisi melalui darah (HBV, HCV, dan HDV).
ETIOLOGI
1. Hepatitis A
Virus hepatitis A merupakan partikel dengan ukuran diameter 27 nanometer dengan bentuk kubus
simetrik tergolong virus hepatitis terkecil, termasuk golongan pikornavirus. masa inkubasi hepatitis A
akut bervariasi antara 14 hari sampai 49 hari, dengan rata-rata 30 hari. Hepatitis A disebabkan oleh virus
hepatitis A yang merupakan virus RNA dari family enterovirus.

2. Hepatitis B
Virus hepatitis B adalah virus DNA berselubung ganda berukuran 42 nm memiliki lapisan permukaan
dan bagian inti dengan masa inkubasi sekitar 60 sampai 90 hari. Hepatitis B disebabkan oleh virus
hepatitis B yang merupakan virus DNA yang berkulit ganda. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah
atau produk darah. Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Penularan biasa terjadi diantara para
pemakai obat yang menggunakan jarum suntik secara bersamaan, atau diantara mitra seksual (baik
heteroseksual maupun pria homoseksual)
3. Hepatitis C
HCV adalah virus hepatitis yang mengandung RNA rantai tunggal berselubung glikoprotein dengan
partikel sferis, inti nukleokapsid 33 nm, yang dapat diproduksi secara langsung untuk memproduksi
protein-protein virus (hal ini dikarenakan HCV merupakan virus dengan RNA rantai positif). Masa
inkubasi hepatitis C umumnya sekitar 6-8 minggu (berkisar antara 226 minggu). Hepatitis C
disebabkan oleh virus hepatitis C yang merupakan virus RNA kecil terbungkus lemak. Virus hepatitis
C ini sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi
melalui hubungan seksual.

4. Hepatitis D
Hepatitis D hanya terjadi pada individu dengan resiko infeksi HBV (koinfeksi atau superinfeksi).
Tranmisi virus ini mirip dengan HBV yaitu melalui darah, permukosal, perkutan parenteral, seksual
dan perinatal walaupun jarang. Virus ini termasuk virus RNA yang sangat kecil kira-kira 36 nm dan
masa inkubasinya 3-7 minggu. Hepatitis D disebabkan oleh virus hepatitis D yang merupakan virus
RNA detektif yang membutuhkan kehadiran hepatitis B.
5. Hepatitis E
Hepatitis E merupakan virus RNA dengan diameter 32-36 nm dan masa inkubasinya sekiar 15-65 hari.
Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi di
negara-negara terbelakang. Penyebaran virus ini diduga disebarkan juga oleh unggas, babi, binatang
buas dan binatang peliharaan yang mengidap virus ini. Kekebalan sepanjang hidup terjadi setelah fase
pemulihan.
PATOFISIOLOGI
Kerusakan hati yang terjadi biasanya meliputi serupa pada semua tipe hepatitis virus. Cedera dan
nekrosis sel hati ditemukan dengan berbagai derajat. Ketika memasuki tubuh, verus hepatitis
menyebabkan cedera dan kematian hepatosit yang biasa dengan cara membunuh langsung sel hati atau
dengan cara mengaktifkan reaksi imun serta inflamasi ini selanjutnya akan mencederai atau
menghancurkan hepatosit dengan menimbulkan lisis pada sel-sel yang terinfeksi atau yang berada
disekitarnya. Kemudian, serangan antibody langsung pada antigen virus menyebabkan destruksi lebih
lanjut sel-sel hati yang terinfeksi. Edema dan pembengkakan intertisium menimbulkan kolaps kapiler
serta penurunan aliran darah, hipoksia jaringan, dan pembentukan parut, serta fibrosis (Kowalak,
2016).
PATOFISIOLOGI
TANDA DAN GEJALA KLINIS
Menifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara
umum sama. Manifestasi klinik dapat dibedakan berdasarkan
stadium. Adapun manifestasi dari masing dari masing-
masing stadium adalah sebagai berikut.  

1. Stadium praicterik berlangsung selama 4-7 hari.

2. Stadium icterik berlangsung selama 3-6 minggu.

3. Stadium pascaikterik (rekonvalesensi)


PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. ASR (SGOT) / ALT (SGPT) 10. HbsAG
2. Darah Lengkap (DL) 11. Masa Protrombin
3. Leukopenia 12. Bilirubin serum
4. Diferensia Darah Lengkap
13. Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein)
5. Alkali phosfatase
14. Biopsi Hati
6. Feses
15. Scan Hati
7. Albumin Serum
16. Urinalisa
8. Gula Darah
17. Peningkatan kadar bilirubin
9. Anti HAVIGM
KOMPLIKASI

Komplikasi hepatitis adalah timbulnya hepatitis kronik yang terjadi apabila individu
terus memperlihatkan gejala dan antigen virus menetap lebih dari 6 bulan. Komplikasi
dapat meliputi (Kowalak, 2016):

1. Hepatitis persisten kronis yang memperpanjang masa pemulihan sampai 8 bulan


2. Hepatitis aktif yang kronis
3. Sirosis hepatis
4. Gagal hati dan kematian
5. Karsinoma hepatoseluler primer
PENATALAKSANAAN MEDIS

Perawatan Suportif

a. Pada periode akut dan dalam keadaan lemah diharuskan cukup istirahat. Aktivitas
fisik yang berlebihan dan berkepanjangan harus dihindari.

b. Manajemen khusus untuk hati dapat dapat diberikan sistem dukungan untuk
mempertahankan fungsi fisiologi seperti hemodialisis, transfusi tukar,
extracorporeal liver perfusion, dan charcoal hemoperfusion.

c. Rawat jalan pasien, kecuali pasien dengan mual atau anoreksia berat yang akan
menyebabkan dehidrasi sebaiknya diinfus.
Perawatan yang dapat dilakukan di rumah, yaitu :
1. Tetap tenang, kurangi aktivitas dan banyak istirahat di rumah
2. Minum banyak air putih untuk menghindari dehidrasi
3. Hindari minum obat yang dapat melukai hati seperti asetaminofen dan obat yang
mengandung asetaminofen
4. Hindari minum minuman beralkohol
5. Hindari olahraga yang berat sampai gejala-gejala membaik

2. Dietetik
a. Makanan tinggi protein dan karbohidrat, rendah lemak untuk pasien yang dengan
anoreksia dan nausea.
b. Selama fase akut diberikan asupan kalori dan cairan yang adekuat. Bila diperlukan
dilakukan pemberian cairan dan elektrolit intravena.
c. Menghindari obat-obatan yang di metabolisme di hati, konsumsi alkohol, makan-
makanan yang dapat menimbulkan gangguan pencernaan, seperti makanan yang
berlemak
3. Medikamentosa
Tidak ada pengobatan spesifik untuk penyakit hepatitis, Obat-obatan diberikan hanya
untuk mengurangi gejala-gejala yang ditimbulkan, yaitu bila diperlukan diberikan
obat-obatan yang bersifat melindungi hati, antiemetik golongan fenotiazin pada mual
dan muntah yang berat, serta vitamin K pada kasus yang kecenderungan untuk
perdarahan. Pemberian obat-obatan terutama untuk mengurangi keluhan misalnya
tablet antipiretik parasetamol untuk demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi.
PROSES KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Keluhan utama
Penderita datang untuk berobat dengan keluhan tiba-tiba tidak nafsu makan, malaise,
demam (lebih sering pada HVA). Rasa pegal linu dan sakit kepala pada HVB, dan
hilang daya rasa lokal untuk perokok (Brunner & Suddarth, 2015).

b. Dasar data pengkajian pasien


Data tergantung pada penyabab dan beratnya kerusakan atau gangguan hati.
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise umum
2. Sirkulasi
Tanda : Bradikardia
Gejala : Ikterus pada sklera, kulit dan dan membran mukosa.
3. Eliminasi
Gejala : Urine gelap, diare / konstipasi, feses berwarna hitam,
adanya / berulangnya hemodialisis.
4. Makanan dan cairan
Gejala : Hilang napsu makan (anoreksia), penurunan berat badan
atau meningkat odem, mual/muntah.
Tanda : asites
5. Neurosensori
Tanda : Peka rangsang, cenderung tidur, alergi, dan asteriksis.
6. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Kram abdomen, nyeri tekan pada bagian kuadran kanan
atas,mialgia, atralgia, dan sakit kepala.
Tanda : otot tegang, gelisah.
7. Pernapasan
Gejala : Tidak minat / enggan merokok .
8. Keamanan
Gejala : Adanya tranfusi darah/produk darah
Tanda : demam, urtikuria, lesi makutopapular, eritema tak
beraturan, eksaserbasi jerawat, angioma jaring-jaring.
9. Seksualitas
Gejala : Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan (contoh :
homoseksual aktif / biseksual pada wanita).
10.Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala: Riwayat diketahui atau mungkin terpajan pada virus bakteri
atau toksin. Makanan terkontaminasi, air, jarum, alat bedah
dengan anastesi halotan: terpajan pada kimia toksik (contoh:
karbon tetraklorida, vinil klorida): obat resep (contoh: surfanomit,
fenotizid).
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipertermia b.d invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi
hepar.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d perasaan tidak
nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbs dan metabolism pencernaan
makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena
anoreksia, mual, muntah.
3. Nyeri akut b.d pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan
bendungan vena porta.
4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan NOC NIC
(Hasil) (Intervensi)
Hipertermia 1. Termogulasi 1. Perawatan demam
2. Mencegah hipertrermia malignan
3. Pengaturan suhu
Ketidakseimbangan 1. Manajemen gangguan makan
nutrisi 1. Status nutrisi 2. Manajemen nutrisi
kurang dari kebutuhan 2. Status nutrisi: Asupan nutrisi 3. Bantuan peningkatan berat badan
tubuh 3. Status nutrisi: Asupan makan
dan cairan
Nyeri akut 1. Kontrol nyeri 1. Pemberian analgetik
2. Tingkat nyeri 2. Manajemen nyeri
3. Bantuan pasien untuk mengontrol
pemberian analgesic
4. Manajemen sedasi
Intoleransi aktivitas 1. Toleransi terhadap aktivitas 1. Terapi aktivitas
2. Daya Tahan 2. Perawatan jantung: rehabilitasi
3. Energi psikomotor 3. Manajemen energi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik
yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Teli, 2018).
Implementasi merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders
untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan
yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
kesehatan klien. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan, penyakit, pemulihan
kesehatan dan memfasilitasi koping (Teli, 2018).
EVALUASI KEPERAWATAN
 
Evaluasi keperawatan dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya dalam perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan yang
telah dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai
efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan
pelaksanaan (Teli, 2018).
KESIMPULAN
Hepatitis adalah peradangan pada hati (liver) yang disebabkan oleh infeksi virus. Ini mengakibatkan
infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan
perubahan klinis, bikomia serta seluler yang khas. Sampai saat ini sudah teridentifikasi lima tipe hepatitis
virus yang pasti yaitu: hepatitis A, B, C, D dan E.
Kerusakan hati yang terjadi biasanya meliputiserupa pada semua tipe hepatitis virus. Cedera dan nekrosis
sel hati ditemukan dengan berbagai derajat. Ketika memasuki tubuh, verus hepatitis menyebabkan cedera
dan kematian hepatosit yang biasa dengan cara membunuh langsung sel hati atau dengan cara
mengaktifkan reaksi imun serta inflamasi ini selanjutnya akan mencederai atau menghancurkan hepatosit
dengan menimbulkan lisis pada sel-sel yang terinfeksi atau yang berada disekitarnya. Kemudian, serangan
antibody langsung pada antigen virus menyebabkan destruksi lebih lanjut sel-sel hati yang terinfeksi.
Edema dan pembengkakan intertisium menimbulkan kolaps kapiler serta penurunan aliran darah, hipoksia
jaringan, dan pembentukan parut, serta fibrosis (Kowalak, 2016).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai