Anda di halaman 1dari 4

Resume Hepatitis dan DHF

HEPATITIS :
A. Pengertian Hepatitis
Hepatitis adalah istilah umum penyakit yang merujuk pada peradangan yang terjadi di hati.
Hepatitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus, meskipun juga dapat disebabkan oleh kondisi
lain. Beberapa penyebab hepatitis selain infeksi virus adalah kebiasaan minum alkohol, penyakit
autoimun, serta zat racun atau obat-obatan tertentu.

B. Etiologi
Penyebab utama dari hepatitis itu adalah dari virus hepatitis itu sendiri serta ada juga dari
konsumsi alkohol, zat toksik dan kekurangan nutrisi.

C. Patofisiologi
 Patofisiologi hepatitis A : VHA memiliki masa inkubasi ± 4 minggu. Replikasi virus
dominasi terjadi pada hepatosit, meski VHA juga ditemukan pada empedu, feses, dan
darah. Antigen VHA dapat ditemukan pada feses pada 1-2 minggu sebelum dan 1 minggu
setelah awitan penyakit (Arif A., 2014).
 Patofisiologi hepatitis B : Penelitian menunjukkan bahwa VHB bukan merupakan virus
sitopatik. Kelainan sel hati yang diakibatkan oleh infeksi VHB disebabkan oleh reaksi
imun tubuh terhadap hepatosit yang terinfeksi VHB dengan tujuan akhir mengeliminasi
VHB tersebut. Seperti yang sudah disebutkan dalam pendahuluan, hepatitis B dapat
berkembang secara akut dan kronis. Apabila eliminasi VHB dapat berlangsung secara
efisien, maka infeksi VHB dapat diakhiri, namun apabila proses tersebut kurang efisien,
makan akan terjadi infeksi VHB yng menetap. Proses eliminasi yang tidak efisien
dipengaruhi oleh faktor virus maupun pejamu.
 Patofisiologi hepatitis C : Patofisiologi hepatitis C diawali dengan masuknya virus
hepatitis C (HCV) ke dalam hepatosit secara endositosis. Virus hepatitis C menyebabkan
nekrosis sel melalui beberapa mekanisme, termasuk sitolisis yang dimediasi imun,
steatosis hati, stres oksidatif dan resistensi insulin. Virus hepatitis C (HCV) masuk ke
dalam hepatosit secara endositosis. Bersamaan dengan internalisasi dalam sitoplasma,
RNA untai positif akan uncoated dan ditranslasikan ke dalam 10 peptida matur, kemudian
terjadi pembelahan oleh protease host dan protease yang mengkode virus (NS3/4A serine
proteases).

D. Manifestasi Klinis
 Stadium praikterik berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah,
anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri pada otot, dan nyeri di perut kanan atas. Urin
menjadi lebih cokelat.
 Stadium ikterik yang berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada
sclera,kemudian pada kulit seluruh tubuh.
 Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi
normal lagi.
 Gejala- gejala lain yang dapat dilihat diantaranya sebagai berikut: Gejala yang
ditimbulkan oleh virus A, B, C, D, E, dan virus lain-lain meliputi letih, lesu, lemas dan
mata menjadi kuning, urin seperti teh, rasa tidak enak di perut dan punggung, hati
bengkak, bangun tidur tetap letih, lesu, dan lain-lain. Bila sakitnya berkepanjangan dapat
berubah menjadi kronis dan berkelanjutan menjadi kanker.
 Virus B dan C cenderung menjadi kronis (menahun atau gejala menjadi tetap ada sampai
6 bulan), bila dibiarkan hati menjadi keriput (sirosis) kemudian menjadi kanker.

E. Faktor Risiko
1. Hepatitis A : Kebiasaan membeli makanan di sembarang tempat, makan makanan
mentah atau setengah matang. Personal hygiene yang rendah antara lain : penerapan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat masih kurang diantaranya cuci tangan dengan air bersih dan sabun,
mengkonsumsi makanan dan minuman sehat, serta cara mengolah makanan yang tidak
memenuhi persyaratan kesehatan (Kemenkes RI, 2012). Tinggal di daerah dengan kondisi
lingkungan yang buruk (penyediaan air minum dan air bersih, pembuangan air limbah,
pengelolaan sampah, pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat).
2. Hepatitis B : riwayat menusuk hidung, riwayat infeksi menular seksual, riwayat keluarga
yang mempunyai penyakit hepar, riwayat keluarga yang terinfeksi virus hepatitis,
penggunaan jarum suntik, riwayat operasi, perawatan gigi, jenis kelamin laki-laki yang
tinggal di daerah industri, tenaga medis (mayoritas petugas di ruang bedah), penggunaan
sikat gigi bersama, penggunaan alat cukur bersama dan penggunaan tato
3. Hepatitis C : Memiliki pasangan seksual yang menderita hepatitis, Melakukan tato atau
tindik dengan peralatan yang tidak steril, Terlahir dari ibu yang menderita hepatitis,
Menyalahgunakan NAPZA suntik, Berbagi jarum suntik.

F. Pemeriksaan Penunjang
Pada hepatitis A, diagnosis dari hepatitis dapat dibuat berdasarkan pemeriksaan biokimia
dari fungsi liver (pemeriksaan laboratorium dari: bilirubin urin dan urobilinogen, total dan direct
bilirubin serum, alanine transaminase (ALT) dan aspartate transaminase (AST), alkaline
phosphatase (ALP), prothrombin time (PT), total protein, serum albumin, IgG, IgA, IgM, dan
hitung sel darah lengkap). Apabila tes lab tidak memungkinkan, epidemiologic evidence dapat
membantu untuk menegakan diagnosis.
Pemeriksaan penunjang untuk diagnosis hepatitis B terdiri dari pemeriksaan laboratorium, USG
abdomen dan Biopsi hepar (Mustofa & Kurniawaty, 2013). Pemeriksaan laboratorium pada VHB
terdiri dari pemeriksaan biokimia. Serologis dan molekuler (Hardjoeno, 2007). Pemeriksaan USG
abdomen tampak gambaran hepatitis kronis, selanjutnya pada biopsy hepar dapat menunjukkan
gambaran peradangan dan fibrosis hati (Mustofa & Kurniawaty, 2013).

G. Asuhan Keperawatan
1. Dx : Nyeri akut, luaran : Tingkat nyeri, intervensi : Manajemen nyeri
2. Dx : Intoleransi aktivitas, luaran : toleransi aktivitas, intervensi : Manajemen energi
3. Dx : Perilaku kesehatan cenderung berisiko, luaran : perilaku kesehatan, intervensi :
promosi upaya perilaku kesehatan
DHF (DENGUE HAEMORAGIC FEVER) :
A. Pengertian DHF
Dengue Hemoragic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit
yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus, dan
family Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes
aegypti atau Aedes albopictus (Vikri, 2019).
Demam berdarah dengue paling sering menyerang anak yang berusia kurang dari 15 tahun,
walaupun juga menyerang orang dewasa. DHF ditandai dengan munculnya awitan akut demam
yang disertai dengan tanda dan gejala yang tidak spesifik

B. Etiologi
Penyakit DHF disebabkan oleh virus dengue termasuk genus Flavivirus dan family
Flaviviridae serta memiliki RNA berantai tunggal. Virus dengue terdiri atas 4 serotipe yaitu virus
dengue 1 (DEN-1), virus dengue 2 (DEN- 2), virus dengue 3 (DEN-3), dan virus dengue 4 (DEN -4)
(Marali, 2018). Virus tersebut termasuk dalam grup B Arthropod borne viruses (arboviruses).
Masing-masing dapat menyebabkan demam berdarah, baik ringan maupun fatal.

C. Patofisiologi
Virus dengue masuk ke dalam tubuh yang akan menimbulkan keluhan dan gejala karena
viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, hyperemia di
tenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pada sistem retikuloendotelial
seperti pembesaran kelenjar - kelenjar getah bening, hati dan limpa. Reaksi yang berbeda nampak
bila seseorang mendapatkan infeksi berulang dengan tipe virus yang berlainan. Berdasarkan hal
tersebut akan timbul the secondary heterologous infection atau the sequential infection of
hypothesis. Re-infeksi akan menyebabkan suatu reaksi anamnestik antibody sehingga
menimbulkan konsentrasi kompleks antigen antibody (kompleks virus antibody) yang tinggi.
Terdapatnya kompleks virus antibody dalam sirkulasi darah mengakibatkan Kompleks virus
antibody akan mengaktivasi sistem komplemen yang diakibatkan lepasnya anafilatoksin C3a dan
C3a. C3a menyebabkan meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangnya 11
plasma melalui endotel dinding tersebut, suatu keadaan yang sangat berperan terjadinya renjatan.

D. Manifestasi Klinis
 Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari tanpa sebab jelas.
 Manifestasi perdarahan, paling tidak terdapat uji torniquet positif dan adanya salah satu
bentuk perdarahan yang lain misalnya petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,
melena atau hematemesis.
 Trombositopenia, ditemukan trombosit 100.000/mm3 atau kurang
 Pembesaran hati (sudah dapat diraba sejak permulaan sakit).
 Syok yang ditandai nadi lemah, disertai tekanan nadi yang menurun (menjadi 20 mmHg
atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau
kurang) disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari
dan kaki, pasien menjadi gelisah, timbul sianosis disekitar mulut.
E. Faktor Risiko
 tidak menggunakan kelambu
 kebiasaan menggantung pakaian
 faktor lingkungan
 penampungan air

F. Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu:
 Darah
 Air seni
 Sumsum tulang
 Serologi : Uji serologi memakai serum ganda, yaitu serum yang diambil pada masa akut
dan konvalesen, Uji serologi memakai serum tunggal, yaitu uji dengue blood yang
mengukur antibodi

G. Asuhan Keperawatan
1. Dx : Hipertermi, luaran : Termoregulasi, intervensi : Manajemen Hipertermi
2. Dx : Hipovolemia, luaran : status cairan, intervensi : manajemen hipovolemia
3. Dx : Defisit nutrisi, luaran : status nutris, intervensi : manajemen nutrisi

Anda mungkin juga menyukai